Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/71

e-Leadership edisi 71 (20-5-2010)

Pelajaran Kepemimpinan Dari Yohanes Pembaptis (II)

==========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI MEI 2010============

          PELAJARAN KEPEMIMPINAN DARI YOHANES PEMBAPTIS (II)

                     e-Leadership 71 -- 20/05/2010

  DAFTAR ISI
  EDITORIAL
  ARTIKEL: Profil Kepemimpinan Yohanes Pembaptis (Bagian II)
  KUTIPAN
  JELAJAH BUKU: Menjadi Andal
  PERISTIWA

==================================**==================================
EDITORIAL

  Artikel e-Leadership edisi kali ini merupakan kelanjutan artikel
  sebelumnya. Jika pada edisi yang lalu kita membahas peranan dan
  fungsi Yohanes sebagai penerima misi Allah mengungkapkan misinya
  sebagai seorang yang mempersiapkan jalan bagi Yesus Kristus, maka
  pada edisi kali ini kita akan membahas lebih lanjut lagi mengenai
  isi, pendengar, dan efek kesaksian tersebut.

  Integritas merupakan faktor terpenting yang menjembatani dan
  menghubungkan suatu pesan dengan pribadi orang yang menyampaikannya.
  Yang paling menarik untuk disimak dari profil Yohanes ialah sikapnya
  yang tidak menonjolkan diri sendiri. Ia mengutamakan Kristus sebagai
  terang dunia. Oleh sebab itu, kita akan belajar kembali aspek-aspek
  penting yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam memilih langkah
  selanjutnya melalui pembelajaran melalui profil kepemimpinan Yohanes
  Pembaptis.

  Pimpinan Redaksi e-Leadership,
  Desi Rianto
  http://lead.sabda.org
  http://fb.sabda.org/lead

==================================**==================================
Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan,
dan Ia akan meninggikan kamu. (Yakobus 4:10)
< http://alkitab.sabda.org/?Yakobus+4:10 >

==================================**==================================
ARTIKEL

               PROFIL KEPEMIMPINAN YOHANES PEMBAPTIS
                            (BAGIAN II)

  Selain memakai Yohanes sebagai pembuka jalan bagi Kristus (baca
  e-Leadership 70 -- http://sabda.org/publikasi/e-leadership/070),
  Allah juga memakai Yohanes sebagai mediator pembawa berita sekaligus
  saksi awal dari pelayanan Yesus.

  Apakah Isi Kesaksian Yohanes Pembaptis?

  Bagian prolog [Yohanes 1:1-18] menegaskan bahwa Yohanes Pembaptis
  harus bersaksi tentang terang (1:7). Terang di dalam Injil Yohanes
  tidak mengacu pada suatu iluminasi di dalam, atau penyataan kepada
  diri manusia. Simbol terang di dalam Injil Yohanes menunjuk secara
  konsisten kepada Yesus (12:46). Istilah terang dalam 1:7-8 digunakan
  sebanyak 3 kali seolah ingin menegaskan bahwa tidak ada berita lain
  yang dipersaksikan Yohanes Pembaptis kecuali mengenai Yesus sang
  Terang Dunia. Keharusan memberitakan Kristus kepada semua orang
  ditegaskan dengan istilah "kekragen" (1:15). Kata kerja "kekragen"
  yang dapat diterjemahkan "berseru", atau "berteriak", tidak hanya
  menegaskan kembali otoritas dan kewenangannya sebagai saksi yang
  diutus Allah melainkan juga urgensi beritanya. Berita itu begitu
  mendesak dan penting untuk didengar sehingga ia harus berteriak.
  Sejak awal, narator telah menegaskan Kristus merupakan pusat
  pemberitaan itu. Semua kehidupan, perkataan, dan perbuatan berpusat
  dan menunjuk kepada Kristus. Ketika delegasi dari Yerusalem
  mempertanyakan otoritasnya, Yohanes mengatakan dengan tegas bahwa
  dirinya bukanlah Mesias, bukan Elia, dan juga bukan nabi yang akan
  datang itu [1]. Sebaliknya, ia menegaskan fungsinya sebagai saksi
  yang bersuara dengan berseru-seru.

  Kemudian dari Yohanes 1:19-36 tercetus empat pokok kesaksiannya.
  Pertama, Yesus membaptis dengan Roh Kudus. Baptisan dengan Roh Kudus
  jelas menunjukkan kedatangan sang Mesias seperti yang dijanjikan
  dalam Perjanjian Lama (PL) (Yesaya 11:2, 61:1). Kedua, Yesus dan Roh
  Kudus tidak terpisahkan. Ketika Yohanes Pembaptis melihat Roh Kudus
  tinggal di atas Yesus, ia tidak ragu-ragu lagi bahwa Yesus adalah
  Mesias yang dinantikan itu. Oleh sebab itu, ia tidak ragu-ragu
  memaklumatkan bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah yang menghapus
  dosa dunia. Ketiga, Yohanes Pembaptis menyatakan ciri-ciri Yesus
  sebagai Anak Domba dengan tugas universal, yakni menghapus dosa
  dunia. Akhirnya, sebagai klimaks, ia mempersaksikan bahwa Yesus
  adalah Anak Allah. Kesaksiannya ini sejalan dengan tujuan penulisan
  Injil Yohanes yang dirumuskan dalam 20:31.

  Pemikiran dan pelayanan Yohanes Pembaptis yang menempatkan Yesus
  sebagai pokok utamanya dapat kita temukan pula dalam 3:27-36, namun
  dengan bentuk yang lebih diperluas dan diperdalam. Ia meluaskan
  uraiannya tentang objek iman orang percaya, dan Yesus sebagai objek
  imannya. Ia melukiskan kekekalan Yesus. Kasih sebagai ciri-ciri
  relasi di antara Yesus dan Allah Bapa juga diungkapkan dengan jelas.
  Yesus datang dari surga, diutus oleh Allah ke dalam dunia untuk
  menyampaikan firman-Nya dengan kuasa Roh Kudus (3:34). Tujuannya
  ialah agar manusia percaya kepada-Nya (3:33, 36), meskipun tidak
  sedikit pula yang menolak untuk percaya kepada-Nya (3:32, 36).
  Kesaksian Yohanes Pembaptis sedemikian kuatnya, namun tidak terlihat
  respons murid-muridnya apakah mereka percaya atau tetap bertahan
  mengikutinya.

  Isi kesaksiannya adalah kebenaran (5:33) namun tidak berarti bahwa
  segala sesuatu yang ia katakan selalu benar. Di sini terasa nuansa
  kebenaran yang agak pribadi. Ia bersaksi bahwa Yesus adalah
  kebenaran dan orang banyak membenarkan bahwa yang dikatakannya
  tentang Yesus adalah benar (10:41).

  Kesaksian Yohanes Pembaptis Ditujukan kepada Siapa?

  Prolog tidak mengungkapkan secara jelas kesaksian Yohanes Pembaptis
  ditujukan kepada siapa. Narator mengungkapkannya hanya secara
  samar-samar dengan memakai istilah "pantes" (1:7). Istilah ini
  dipakai dalam bentuk jamak maskulin dan dapat diterjemahkan sebagai
  "semua orang." Namun, tidak berarti bahwa ia bersaksi secara
  eksklusif kepada pria atau suatu golongan masyarakat saja.
  Terminologi "pantes" bersifat inklusif. Ini berangsur-angsur akan
  semakin tampak jelas dalam Injil Yohanes. Agar lebih jelas, kita
  akan menguraikannya satu per satu.

  Pertama, Yohanes Pembaptis bersaksi tentang Mesias kepada
  pemimpin-pemimpin agama Yahudi (1:19-28). Para pakar Injil Yohanes
  umumnya berpendapat bahwa yang mengutus delegasi kepada Yohanes
  Pembaptis adalah pemimpin-pemimpin agama Yahudi [2]. Beberapa imam,
  orang-orang Lewi dan Farisi diutus oleh mahkamah agama Yahudi di
  Yerusalem untuk menginterogasi Yohanes Pembaptis. Ketika berhadapan
  dengan pemimpin agama ia mengutip PL yang secara tidak langsung
  menegaskan fungsinya sebagai saksi dan juga tema sentral PL tentang
  kedatangan Mesias.

  Kedua, Yohanes Pembaptis bersaksi kepada masyarakat Yahudi [3].
  Mengapa ia membaptis orang banyak? Tujuan baptisan itu bukan untuk
  membentuk suatu kelompok pengikut yang militan dan setia kepadanya.
  Ia mengatakan dengan tegas bahwa tujuan baptisan yang dilakukannya
  kepada orang banyak itu adalah untuk mempersiapkan jalan bagi
  Mesias, sehingga dengan demikian mempersaksikan Kristus telah datang
  ke dunia.

  Ketiga, Yohanes Pembaptis bersaksi kepada murid-muridnya. Ia
  mengetahui bahwa tujuannya bukanlah untuk membentuk suatu komunitas
  yang setia kepadanya selamanya. Meskipun ia memiliki murid-murid
  namun tanpa ragu-ragu ia mengarahkan mereka untuk mengikuti Yesus.
  Ia berulang kali memberikan kesaksian tentang Yesus kepada mereka,
  dan sebagai hasilnya, beberapa di antara murid-muridnya kemudian
  mengikuti Yesus.

  Kepada murid-murid yang masih bertahan mengikuti dirinya, Yohanes
  kembali mendorong agar mereka mengikuti Yesus (3:27-36). Ia
  menggambarkan orang percaya sebagai orang yang menerima kesaksian
  Yesus (3:33) dan percaya kepada sang Anak (3:36). Dengan menerima
  kesaksian Yesus, orang itu meneguhkan kebenaran Allah dan ia
  memperoleh kehidupan kekal. Sebaliknya, orang yang tidak percaya
  tidak taat kepada Anak (3:36). Ketidaktaatan meneguhkan murka Allah
  tetap ada di dalam dirinya. Yohanes Pembaptis membedakan secara
  tegas orang yang sudah percaya dan orang yang menolak Yesus. Kontras
  ini dibuat agar murid-murid-Nya mengerti arti dan konsekuensi
  mengikuti Yesus, sehingga mereka akan terdorong untuk percaya kepada
  Yesus.

  Keempat, Yohanes Pembaptis bersaksi kepada orang Samaria, tetapi
  tidak begitu jelas apakah daerah "Ainon dekat Salim" (3:23) berada
  di wilayah Samaria [4]. Jika ya [5], berarti ia bersaksi juga kepada
  orang Samaria. Mengingat perseteruan antara orang Yahudi dan Samaria
  cukup mendalam saat itu, kesaksiannya kepada orang Samaria tentu
  hanya bisa dijelaskan sebagai perluasan dan penjelasan istilah
  "semua orang" dalam prolog (1:7). Kesaksiannya menembus batas-batas
  rasial dan wilayah. Ia mengerti bahwa pemberitaan bahwa Yesus adalah
  Mesias tidak boleh sebatas di satu wilayah etnis tertentu karena
  Yesus datang untuk menghapus dosa dunia. Pemahaman inilah yang
  mungkin membawanya hingga ke Samaria. Kesaksiannya kepada orang
  Samaria bisa dikatakan merupakan perwujudan nyata dari kesadarannya
  akan universalitas Injil.

  Apakah Efek Kesaksian Yohanes Pembaptis?

  Prolog menegaskan bahwa Yohanes Pembaptis bersaksi agar semua orang
  menjadi percaya kepada Yesus melalui pelayanan kesaksiannya (1:7).
  Di dalam 1:19-28 dicatat bahwa pemimpin-pemimpin agama Yahudi merasa
  perlu "memeriksa" otoritas dan wewenang kesaksiannya. Ini memberikan
  kesan bahwa kesaksiannya berdampak begitu luas di tengah masyarakat
  Yahudi. Bila usulan Rainer Riesner bahwa frasa "Betania yang di
  seberang sungai Yordan" menunjuk kepada wilayah Batanaea [6], maka
  dapat dibayangkan bahwa perjalanan yang harus ditempuh oleh delegasi
  dari Yerusalem relatif cukup jauh. Ini menunjukkan bahwa dampak
  kesaksian Yohanes Pembaptis bukan hanya luas namun dalam pandangan
  para pemimpin agama, kesaksian itu juga dianggap sudah membahayakan.
  Namun, tidak jelas bagaimana reaksi dan respons delegasi ini
  terhadap kesaksian Yohanes Pembaptis.

  Kesaksian Yohanes Pembaptis yang terus-menerus kepada murid-muridnya
  akhirnya membuahkan hasil. Kontinuitas kesaksiannya terekam di dalam
  frasa "Inilah Dia yang kumaksudkan ketika aku berkata...." (1:15, 30),
  juga ketika ia mengulangi kesaksiannya (1:29, 35, 3:28). Beberapa di
  antara mereka meninggalkannya dan mengikuti Yesus. Jika murid-murid
  yang seharusnya setia kepada sang guru sampai bersedia
  meninggalkannya, tidak heran bahwa orang banyak pun percaya kepada
  Yesus karena kesaksian itu (10:41).

  Akibat lain dari kesaksiannya ialah ia bersukacita. Para muridnya
  merasa gusar melihat popularitas Yesus semakin meningkat. Semakin
  kuatnya popularitas Yesus dirasakan juga oleh orang-orang Farisi
  (4:1). Bagi Yohanes Pembaptis, peningkatan popularitas Yesus
  merupakan tanda bahwa tugasnya sebagai saksi telah berhasil.
  Keberhasilan mengemban tugas inilah yang menyebabkan dia
  bersukacita. Suasana sukacita dalam suatu pesta perkawinan
  dipinjamnya untuk mengungkapkan perasaan tersebut. Allah sudah
  menetapkan bahwa popularitas dan jumlah pengikut Yohanes akan
  semakin berkurang, seiring dengan peningkatan popularitas dan jumlah
  pengikut Yesus. Inilah sukacitanya: ia semakin kecil sementara Yesus
  semakin besar.

  Namun, selain ia bersukacita, ia juga dipenjarakan (3:24). Injil
  Yohanes tidak memberikan laporan alasan pemenjaraan dirinya dan di
  manakah ia ditangkap [7]. Ini tidak sepenting kesaksiannya kepada
  murid-muridnya (3:27-36).

  Dampak luas kesaksian Yohanes Pembaptis cukup mendalam dan
  mengesankan masyarakat banyak (10:41). Namun, sekali lagi, terdapat
  kesan bahwa Kristus sebagai pusat utamanya dirasakan cukup mendalam
  oleh mereka yang pernah mendengarnya. Mereka membenarkan bahwa semua
  perkataannya menunjuk kepada Yesus, dan sebagai akibatnya, mereka
  percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah (1:34, 20:31).

  Kesimpulan

  Beberapa hal dapat disimpulkan dari pembahasan ringkas artikel ini
  [e-Leadership 70 dan 71]. Pertama, sejak Adolf von Harnack (1892),
  sebagian pakar Injil Yohanes tidak melihat adanya hubungan erat
  antara prolog dan bagian lain kitab ini. Michael Theobald dalam Die
  Fleischwerdung des Logos (1988) menegaskan kembali pendapat ini.
  Mereka melihat prolog sebagai unit terpisah dari Injil Yohanes.
  Namun, pembahasan tentang ciri-ciri Yohanes Pembaptis di atas
  mengungkapkan keterkaitan antara prolog dan Injil Yohanes; Injil
  Yohanes merupakan perluasan rumusan padat prolog, dan prolog itu
  adalah miniatur Injil Yohanes. Terungkap adanya relasi simbiosis
  antara prolog dan Injil Yohanes.

  Kedua, Yohanes Pembaptis adalah saksi Kristus. Ia menjadi saksi
  karena diutus Allah. Semua perilaku, pemikiran, perkataan, dan
  perbuatannya mewujudnyatakan tugas kesaksian yang diberikan Allah
  kepadanya. Ia menjadi saksi bagi Kristus agar orang lain percaya
  kepada Yesus dan memperoleh hidup kekal. Dengan perkataan lain,
  Kristus menjadi pusat seluruh hidupnya. Ciri-ciri Yohanes Pembaptis
  sebagai saksi terlukis konsisten di dalam Injil Yohanes secara
  berangsur-angsur.

  Ketiga, Yohanes Pembaptis mendemonstrasikan bahwa tugas pemimpin
  adalah membawa orang-orang yang dipimpinnya kepada Kristus. Ia
  melakukan hal ini bukan hanya melalui berita yang dipersaksikan
  melainkan juga melalui seluruh kehidupannya. Pemimpin yang hidup
  berpusatkan pada Kristus merupakan demonstrasi nyata dari hidup di
  dalam Kristus dan juga sekaligus, hidup untuk membawa orang lain
  kepada-Nya. Kepemimpinan bagi Yohanes Pembaptis berarti menjadi
  semakin kecil dalam popularitas, pengaruh, dan jumlah pengikut.

  Bagaimana ini mungkin terjadi? Jawabannya: Proses itu dimungkinkan
  jika seorang pemimpin menyadari hakikat dirinya sebagai saksi
  Kristus. Rumusannya tidak boleh dibalik. Seseorang tidak harus
  menjadi pemimpin terlebih dulu sebelum ia dapat menjadi saksi. Jika
  seseorang bersaksi bagi Kristus di dalam dan melalui kehidupannya --
  dengan perkataan dan perbuatan -- ia adalah seorang pemimpin.

  Catatan kaki:

  [1] Untuk diskusi lihat R.E. Brown, The Gospel According to
      John i-xii (New York: Doubleday, 1966) 46-50.
  [2] Misalnya, Brown, 42-43.
  [3] Injil Sinoptis dan Yosefus, Jewish Antiquities 18.118,
      melaporkan bahwa masyarakat dalam jumlah besar
      berbondong-bondong mendatangi Yohanes Pembaptis.
  [4] Brown, 151.
  [5] Murphy-O`Connor mempertahankan dengan bukti-bukti bahwa Yohanes
      Pembaptis berada di wilayah Samaria ("John the Baptist and
      Jesus: History and Hypotheses," New Testament Studies 36 [1990]
      362-366).
  [6] R. Riesner, "Bethany Beyond the Jordan (John 1:28): Topography,
      Theology and History in the Fourth Gospel," Tyndale Bulletin 38
      (1987) 29-64.
  [7] Injil Sinoptis dan Yosefus, Jewish Antiquities 18.116-119,
      memberikan alasan penangkapan Yohanes Pembaptis.

  Diambil dan disunting dari:
  Judul buku: VERITAS, volume 3, nomor 1 (April 2002)
  Penulis: Armand Barus
  Penerbit: SAAT, Malang 2002
  Halaman: 77 -- 81

==================================**==================================
KUTIPAN

      Kebesaran sejati, kepemimpinan sejati, tidak dicapai dengan
        menghambakan orang lain tetapi dengan menyerahkan diri
            melayani mereka dengan tulus. (Oswald Sanders)

=================================**===================================
JELAJAH BUKU

  Judul buku: Menjadi Andal
  Penulis: Yohanes Heryjanto
  Penerbit: Andi Offset, Yogyakarta, 2005
  Ukuran: 12 x 19 cm
  Tebal: 146 halaman

  Di balik setiap tokoh sukses sering terdapat seorang pendamping yang
  mungkin kurang dikenal -- sang pendamping itu berperan mengantarkan
  sang tokoh hingga menjadi orang terkenal. Padahal, sebagian orang
  berciri-ciri kepribadian tertentu secara bawaan selalu ingin tampil,
  diperhatikan, dan diidolakan umum. Peribahasa Tiongkok mengatakan,
  "Di balik setiap orang andal selalu terdapat orang-orang yang
  andal".

  Buku karya Yohanes Heryjanto "Menjadi Andal" merupakan kumpulan
  tokoh-tokoh Alkitab yang tidak memiliki nama besar. Mereka umumnya
  termasuk "orang-orang kecil" yang tidak cukup diperhatikan para
  pembaca Alkitab. Namun yang menarik, tokoh-tokoh yang disebutkan
  dalam buku ini ternyata berperan cukup besar untuk mendukung sang
  tokoh utama. Sebut saja tokoh Akwila dan Priskila, yang meskipun
  tidak bernama besar, telah berperan penting dalam pelayanan Paulus.
  Keduanya memulai perannya sebagai penunjang pelayanan Rasul Paulus.
  Sukses pelayanan Paulus di Korintus dan Efesus melibatkan Akwila dan
  Priskila sebagai pendukung dari garis belakang. Alkitab mencatat
  beberapa tokoh pendamping lainnya, di antaranya Barnabas, Lidya,
  Benaya, dsb.. Mereka tidak pernah menjadi pusat pembicaraan, tetapi
  telah berperan besar di balik seorang tokoh besar.

  Buku ini dikemas dengan gaya bahasa cukup lugas, sehingga mudah
  untuk dibaca dan dimengerti pembaca. Penulis memberikan
  pertanyaan-pertanyaan untuk penerapan praktis. Buku ini menarik
  karena menolong pembaca untuk bercermin dari setiap tokoh pendamping
  tersebut. Anda sebaiknya membaca buku ini, untuk memastikan bahwa
  Anda termasuk orang-orang andal yang dipilih oleh Allah.

  Soli Deo Gloria.

  Diulas oleh: Desi Rianto

======================================================================
PERISTIWA

  26 Mei...

  1. 1538 - Pemerintah kota Jenewa mengusir Yohanes Calvin dan
     pengikutnya. Calvin hidup dalam pengasingan di Strasbourg selama
     tiga tahun berikutnya.

  2. 1966 - British Guiana mendeklarasikan kemerdekaannya, berganti
     nama menjadi Guyana.

  3. 2006 - Gempa bumi Yogyakarta menyebabkan lebih dari 5.700 orang
     meninggal dan 200.000 orang kehilangan tempat tinggal.

     Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/May_26

======================================================================
Berlangganan: < subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-leadership(at)hub.xc.org >
Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org
Facebook e-Leadership: http://fb.sabda.org/lead
Twitter e-Leadership: http://twitter.com/sabdaleadership
______________________________________________________________________
Redaksi e-Leadership: Desi Rianto dan Sri Setyawati
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-Leadership 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org