Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/54

e-Leadership edisi 54 (9-9-2009)

Antusiasme (I)

 

==========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI SEPTEMBER 2009===========

                             ANTUSIASME (I)

                     e-Leadership 54 -- 09/09/2009

  DAFTAR ISI
  EDITORIAL
  ARTIKEL: Antusias untuk Tuhan
  KUTIPAN
  INSPIRASI: Tetap Antusias Saat Gagal
  JELAJAH SITUS: Excellent Leader
  STOP PRESS: Ralat Kesalahan Isi pada Edisi e-Leadership 53

==================================**==================================
EDITORIAL

  Shalom,

  Setiap pemimpin pasti berupaya mencapai sasaran dari visi yang 
  dimilikinya, sekalipun banyak tantangan dari luar maupun dari diri 
  sendiri yang sering kali menjadi penghambat untuk berkembang. 
  Tantangan terbesar bagi seorang pemimpin adalah menjaga integritas 
  dan menjadi teladan serta tetap bertahan dalam keadaan apa pun 
  dengan penuh antusias. Situasi dan kondisi yang seperti inilah yang 
  biasanya membuat seorang pemimpin kehilangan arah dan tujuan dalam 
  upaya mewujudkan visi tersebut.

  Artikel yang kami sediakan di bawah ini memaparkan beberapa hal 
  tentang antusiasme yang harus dimiliki seorang pemimpin Kristen yang 
  sedang mengalami titik jenuh dan ingin kembali menemukan sebuah 
  harapan untuk tetap bertahan serta bersumber dan mendedikasikan diri 
  sepenuhnya kepada Tuhan dan tujuan-tujuan-Nya. Bagaimanapun juga, 
  sebagai pemimpin Kristen, kita perlu tahu bahwa tanpa sadar kita 
  sering kali terjebak dalam antusiasme yang salah yang tidak berdasar 
  kepada kebenaran firman Tuhan.

  Selamat menyimak, semoga artikel ini, beserta dengan bahan
  inspiratif yang ada di kolom Inspirasi dan ulasan situs kepemimpinan
  Kristen yang sudah kami siapkan, dapat menjadi berkat bagi Anda.

  Sampai jumpa di lain kesempatan, Tuhan memberkati.

  Redaksi Tamu e-Leadership,
  Desi Riyanto
  http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
  http://lead.sabda.org/

  "Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada
  yang tiada berdaya."
  (Yesaya 40:29)
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yesaya+40:29 >

==================================**==================================
ARTIKEL

                        ANTUSIAS UNTUK TUHAN

  Di mana kita mendapatkan energi yang diperlukan untuk menjadi 
  pemimpin dalam dunia kita yang rumit ini? Sumber apa yang bisa kita 
  dapatkan untuk menolong kita mempertahankan integritas yang 
  diperlukan untuk bertahan dalam tantangan kita untuk menjadi 
  teladan? Dan sumber apa yang akan menolong kita untuk bertahan (dan 
  tidak kehabisan tenaga pada usia muda)?

  Sumber pertama yang tersedia bagi pemimpin muda adalah antusiasme.
  Kata antusiasme yang dalam bahasa Inggris adalah "enthusiasm"
  diambil dari kata "en", yang berarti "dalam", dan "theos" yang
  berarti "Tuhan". Kata ini berarti "penuh akan Tuhan".

  Walaupun kata antusiasme tidak pernah muncul dalam Alkitab, gagasan 
  "penuh akan Tuhan" ada di seluruh Alkitab. Mereka yang memberikan 
  seluruh energi mereka dalam melayani Tuhan diteguhkan, sementara 
  yang suam-suam kuku ditolak. "Menyala-nyala" bagi Tuhan lebih baik 
  daripada "suam-suam kuku" (Wahyu 3:15-16).

  Paulus menulis kepada Timotius dan mendesaknya beberapa kali untuk
  menjadi penuh akan kuasa Tuhan dalam pelayanannya sebagai pemimpin
  gereja.

  - 2 Tim. 1:7 -- Tuhan telah memberikan roh kuasa, kasih, dan
    disiplin diri untuk menguatkan Timotius dalam menghadapi
    tantangannya.
  - 1 Tim. 1:18 -- Paulus mendesak Timotius untuk tetap kuat dalam
    memperjuangkan perjuangan yang baik.
  - 1 Tim. 4:15-16 -- Lebih banyak perintah kepada Timotius agar dia
    rajin, tekun, dan memberikan diri seutuhnya pada masalah-masalah
    kepemimpinan.
  - 2 Tim. 2:15 - Rajin mempelajari firman Tuhan.

  Di hadapan penganiayaan (2 Tim. 3:12), Paulus menulis untuk
  mendorong rekannya yang lebih muda untuk mempertahankan kerajinan,
  bertekun, dan memikirkan Tuhan saja. Timotius tidak memiliki
  kemampuan untuk melakukannya sendiri, Dia harus bersandar pada
  kekuatan Tuhan dalam dirinya. Dia tidak bisa hanya setengah hati,
  Dia harus berada di dalam Roh Kudus.

  ANTUSIASME YANG DIBUTUHKAN

  Konsep alkitabiah tentang dipenuhi oleh Tuhan (atau dipenuhi oleh 
  Roh Allah, Roh Kudus [Efesus 5:18]) tidak boleh dipandang rendah 
  sebagai sekadar kehebohan singkat, seperti antusiasme saat menonton 
  pertandingan bola di SMA. Antusiasme yang harus kita dapatkan 
  bersumber dari mendedikasikan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan 
  tujuan-tujuan-Nya.

  Pericles dan Demosthenes hidup pada era yang sama di Yunani.
  Keduanya adalah pembicara ulung, namun yang satu adalah orator,
  sementara yang lainnya motivator. Saat sang orator berbicara, orang
  akan mengagumi kemampuannya merangkai suatu kalimat atau
  memperdebatkan suatu pokok penting. Saat sang motivator berbicara,
  orang-orang bangkit mengikutinya. Antusiasme memampukan kita menjadi
  motivator.

  Antusiasme untuk Mengenal Tuhan

  Saya bertemu Gary di kampus Universitas Massachusetts. Dia baru saja 
  menyerahkan hidupnya kepada Kristus, dan seorang teman meminta saya 
  menemuinya untuk melihat bagaimana saya bisa mendorong 
  pertumbuhannya.

  Gary tidak memiliki latar belakang Kristen. Dia belum pernah ke
  gereja. Saat pertama kali bertemu dengannya, saya bisa melihat
  ketertarikannya dengan iman yang baru saja ia temukan, sekaligus
  kurangnya informasi spiritual dalam dirinya. Saya tahu dia harus
  mulai membaca Alkitab, jadi saya memberikannya Kitab Perjanjian Baru
  dan menyuruhnya membaca Injil Yohanes. Dua hari kemudian, dia
  menelepon saya (kami seharusnya tidak bertemu sampai 5 hari
  kemudian), "Apa yang bisa saya baca sekarang?" tanyanya. Saya
  menunjukkan Surat Roma.

  Beberapa hari kemudian, dia selesai membaca Roma. Pada minggu 
  pertama, dia sudah membaca semua injil yang lain. Pada minggu kedua, 
  dia sudah menyelesaikan seluruh Perjanjian Baru. Saya merasakan diri 
  saya tertarik pada Gary karena dia begitu kelaparan dalam 
  keiginannya untuk mengenal Tuhan. Kelaparannya pada Tuhan 
  menginspirasi saya. Gary telah menemukan relasi dengan Tuhan. Dan 
  dia mengejarnya dengan seluruh kemampuannya. Dia begitu berambisi 
  untuk mengenal dan menyenangkan Tuhan, seperti Paulus saat dia 
  menulis: "Supaya kami berkenan kepada-Nya" (2 Kor. 5:9). Gary tidak 
  ingin yang lain kecuali mengenal Tuhan, dan keinginan ini menguasai 
  hatinya, energinya, dan waktunya. Dia berjuang, bahkan sebagai 
  seorang Kristen muda, untuk menjadi seseorang yang fokus pada satu 
  tujuan.

  Saat kita berjalan dengan Tuhan, semangat kita kadang pudar dan 
  gairah kita menguap. Mari kita berdoa seperti pemazmur agar kita 
  bisa menjadi orang yang fokus pada satu tujuan: "Tunjukkanlah 
  jalan-Mu, ya Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; 
  bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu." (Mzm. 86: 11)

  Antusiasme Menghubungkan Firman Tuhan dengan Dunia 

  Tema dasar buku John Scott tentang khotbah, "Between Two Worlds",
  adalah bahwa khotbah yang baik itu membicarakan dunia Alkitab dan
  dunia modern. Pengkhotbah yang efektif berusaha dengan penuh
  semangat untuk mengaplikasikan kebenaran Injil pada budaya
  kontemporer.

  Paulus memberikan contoh semangat ini dalam 1 Korintus 9:16-17 saat
  dia menggambarkan dorongannya untuk memberitakan Injil. Dia hidup
  dengan perasaan bahwa dia adalah seorang duta besar Kristus (2 Kor.
  5:20) yang sungguh-sungguh ingin semua pendengarnya dibawa kepada
  Tuhan melalui Injil Yesus Kristus. Dia begitu bersemangat bahwa
  dunia akan mengerti Sang Firman.

  Antusiasme untuk mengaplikasikan firman Tuhan pada dunia akan
  menular. Saat kita bersemangat menerapkan firman Tuhan pada zaman
  kita, orang Kristen lain akan mengikutinya. John White mengingatkan
  kita dalam "Excellence in Leadership" bahwa "orang tidak mengikuti
  program, tapi pemimpin yang menginspirasi mereka. Mereka bertindak
  saat sebuah visi menggerakkan mereka pada harapan akan sesuatu yang
  lebih besar daripada diri mereka sendiri, harapan mencapai sesuatu
  yang sebelumnya bahkan tidak berani mereka pikirkan".

  Kepemimpinan berarti bersemangat mengaplikasikan firman Tuhan di
  dunia. Saat kita tumbuh dalam semangat yang terfokus pada Tuhan,
  kita akan menarik orang lain untuk mengikuti kita.

  Antusiasme untuk Melihat Perubahan-Perubahan yang Tuhan Lakukan

  Saat kita berdoa "datanglah kerajaan-Mu", kita meminta Tuhan untuk
  membawa perubahan dalam dunia. Saat kita hidup oleh kuasa Tuhan
  dan sungguh ingin melihat perubahan itu, kita mulai mengalami
  antusiasme yang alkitabiah.

  Antusiasme "jadilah kehendak-Mu" bukanlah suatu cara pikir positif 
  yang dengan lugu mengatakan "kalau kita pikir kita bisa, kita pasti 
  bisa", seperti suatu mesin kecil yang menanjaki bukit hanya dengan 
  menyenandungkan, "Saya bisa, saya bisa."

  Antusiasme "jadilah kehendak-Mu" berarti bahwa kita tidak bisa 
  melakukannya dengan kekuatan sendiri. Kita harus bersandar pada 
  kekuatan Tuhan yang supernatural dan mengubahkan. Tapi bukan berarti 
  kita melankolis dan tidak memiliki harapan. Tidak ada pemimpin besar 
  yang pesimis. Dengan antusiasme "jadilah kehendak-Mu", kita dapat 
  memandang dengan optimis secara benar setiap kesulitan, karena 
  menyadari bahwa Tuhan dapat menggunakannya untuk kebaikan.

  John Scott menyebut pemimpin dengan tipe antusias seperti ini dalam 
  "Involvement": "Tidak banyak yang dapat terjadi tanpa mimpi. Dan 
  agar sesuatu yang besar dapat terjadi, harus ada mimpi-mimpi yang 
  besar. Di balik setiap pencapaian, ada seorang pemimpi dengan 
  mimpi-mimpi yang besar."

  Saat kita mencari Kerajaan Allah, kita dapat bersemangat untuk
  memimpikan mimpi-mimpi perubahan yang akan Dia lakukan melalui
  kepatuhan kita.

  Antusias untuk Memercayai Tuhan bagi Karya-Nya dalam Orang Lain

  Kami menganggap komitmen Bob kepada Kristus sebagai salah satu
  kejadian paling menarik dalam 3 tahun terakhir. Christie telah
  bersaksi kepada Bob, saudaranya, selama lebih dari 10 tahun. Tapi
  kami jarang melihat Bob kelaparan secara rohani. Dia tampak bahagia
  dengan hidupnya, dan dia menganggap komitmen kepada agama yang
  dangkal saja sudah cukup.

  Kemudian Tuhan mulai menjawab doanya (Christie). Bob mengungkapkan 
  keinginannya untuk pergi ke gereja, membaca Alkitab, dan 
  bertanya-tanya tentang iman. Christie menghabiskan waktu berjam-jam 
  bicara di telepon dengannya, menolongnya memahami komitmen pribadi 
  kepada Yesus Kristus.

  Akhirnya, setelah suatu diskusi maraton, Christie bertanya pada Bob, 
  "Apakah semua ini masuk akal bagimu?" "Ya," jawabnya. "Apakah kau 
  mau menerima Kristus sekarang?" tanya Christie. "Ya, mau," jawab 
  Bob. Dan Christie membimbingnya berdoa menyerahkan hidup kepada 
  Kristus. Doanya selama bertahun-tahun dijawab! Tuhan telah melakukan 
  pekerjaan terbesar dalam hidup Bob. Kami sulit memercayainya, tapi 
  Tuhan telah melakukannya.

  Rasul Paulus menjalani hidup yang penuh antusiasme akan apa yang 
  dapat Tuhan lakukan dalam hidup orang lain. Dia berkata pada jemaat 
  di Kolose bahwa dia ingin melihat mereka utuh dalam Kristus (Kol. 
  1:28), dan dia menguatkan orang-orang Filipi bahwa Tuhan akan 
  menyelesaikan pekerjaan baik yang telah Dia mulai dalam mereka (Fil. 
  1:6). Murid Paulus, Timotius, menerima banyak semangat darinya, yang 
  dengan antusias melihat bagaimana Timotius bisa menjadi utusan Tuhan 
  (lihat 1 Tim. 6:11-21). Paulus menunjukkan semangat yang besar akan 
  apa yang dapat Tuhan lakukan dalam hidup orang-orang.

  APA YANG BUKAN ANTUSIASME

  Antusiasme, menurut definisi "penuh akan Tuhan", tidak hanya untuk
  pemimpin muda saja, tapi energi muda memampukan kita mendapatkan
  antusiasme yang paling puncak.

  Bagaimanapun juga, kita harus menyadari beberapa penggunaan semangat 
  yang salah dalam kepemimpinan.

  Antusiasme Bukan Obsesi

  Orang-orang Amerika yang gila kerja dapat menggunakan antusiasme
  sebagai alasan untuk tidak pernah beristirahat. Dalam kebudayaan
  kita yang berorientasi pada pencapaian, dorongan yang
  obsesif-kompulsif dapat benar-benar menjauhkan kita dari Tuhan.

  Dalam bukunya, "The Tyrrany of Time", Robert Banks menelusuri
  beberapa obsesi budaya sehubungan dengan produktivitas sampai ke
  akar budaya Anglo-Saxon. Sebagai contoh, dia mengutarakan bahwa
  gerakan jam dalam bahasa Spanyol berarti "berjalan", sementara dalam
  bahasa Inggris berarti "berlari". Dia menunjukkan bagaimana
  perbedaan sederhana ini telah memengaruhi seluruh kebudayaan
  sehingga menjadi terobsesi pada iblis kesibukan. Banks menulis
  tentang aktivitas obsesif dalam budaya kita:

    "Kegiatan itu sendiri, gerakan untuk kepentingan sendiri, telah
    mengambil alih pertanyaan yang lebih mendasar tentang siapa mereka
    dan tujuan mereka. Mereka yang terjebak dalam kesibukan hidup
    tidak memiliki waktu dan keheningan untuk memahami diri mereka
    sendiri maupun tujuan-tujuan mereka."

  Pemimpin Kristen yang memiliki terlalu banyak tanggung jawab atau
  komitmen, tidak sedang menunjukkan antusiasme pada Tuhan dan
  kerajaan-Nya. Mereka hanya menunjukkan bahwa mereka terperangkap
  dalam arus hidup modern yang kompulsif, yang berujung pada apa yang
  oleh Paul Tournier disebut "kelelahan universal".

  Antusiasme Bukan Kendali

  Beberapa pemimpin mengklaim punya semangat besar untuk Tuhan dan
  menunjukkannya dengan mencoba mengendalikan hidup orang lain. Dalam
  kerinduannya yang salah untuk memimpin, para pemimpin ini memintal
  semangat dengan kecenderungan memanipulasi orang lain.

  Suatu saat dalam perjalanan hidupnya, semangat Pendeta Frank
  terhadap Tuhan tercemari. Perjalanannya dengan Tuhan sebenarnya
  memberinya semangat dan kepercayaan diri yang menarik banyak orang.
  Pelayanannya berkembang, dan banyak orang datang padanya untuk
  mencari jawaban atas masalah mereka. Sayangnya, semangat Pendeta
  Frank pelan-pelan berubah menjadi keinginan untuk mengendalikan
  hidup orang-orang yang datang kepadanya. Dia marah kalau ada yang
  mempertanyakan perkataannya. Dia mengucilkan orang-orang yang tidak
  menerimanya sebagai utusan Tuhan. Semangatnya menjadi salah arah.
  Dia sekarang menjadi pendeta di suatu gereja kecil yang dia dirikan
  sendiri. Dan dia mencoba mengendalikan hidup 35 orang yang bersumpah
  setia kepadanya.

  ANTUSIASME DAN KOMITMEN

  Soren Kierkegaard menulis bahwa "kemurnian hati adalah untuk
  menginginkan satu hal saja". Dari situlah antusiasme berakar --
  untuk menghendaki satu hal saja, untuk menjadi seorang yang
  menunjukkan komitmen untuk mengenal Tuhan melebihi apa pun.

  Antusiasme tidak dapat dipisahkan dari disiplin-disiplin lain,
  seperti belajar, doa, atau kepatuhan. Kita harus punya baik
  "panasnya" semangat dan "cahaya" Injil.

  D. Martyn Lloyd-Jones mengisahkan sebuah kisah lucu tentang
  kombinasi komitmen tersebut dalam "Preaching and Preachers":

    Ada seorang pengkhotbah tua yang saya kenal baik di Wales. Dia
    adalah orang yang pandai dan seorang teolog yang baik. Tapi
    sayangnya, dia cenderung sinis. Namun, dia adalah kritikus yang
    andal. Suatu ketika, dia menghadiri sinode pada sesi terakhir saat
    ada 2 orang sedang berkhotbah. Keduanya adalah profesor teologi.
    Setelah profesor pertama berkhotbah, penghotbah tua yang suka
    mengkritik itu menoleh ke orang di sebelahnya dan berkata, "Cahaya
    tanpa panas." Kemudian profesor kedua berkhotbah -- dia adalah
    seorang profesor yang sedikit lebih tua dan emosional. Ketika dia
    selesai, si pengkhotbah tua berkata lagi kepada orang di
    sebelahnya, "Panas tanpa cahaya." Dua kalimatnya benar.

  Menemukan keseimbangan antara antusiasme dan komitmen kepada
  "cahaya" menunjukkan pentingnya berkomitmen untuk meluangkan waktu
  guna berpikir. Kita tidak boleh terlalu terbawa oleh antusiasme
  sehingga kita berjalan maju membabi buta dan tanpa pemikiran.
  "Semakin kurang kesempatan untuk berpikir," tulis Banks dalam
  bukunya, "The Tyrrany of Time", "semakin tidak mungkin kita membuat
  penilaian yang baik. Semakin kita tidak menilai dengan baik, semakin
  tidak baik keputusan kita."

  Antusiasme untuk Tuhan juga berarti bahwa kita bersedia "mati setiap
  hari" untuk alasan Kerajaan Surga -- baik itu dalam pelayanan kepada
  orang miskin atau menemukan Yesus dalam hal-hal sederhana dalam
  hidup ini. Antusiasme bukan hanya emosi: ini adalah daya tahan yang
  keras kepala yang diperlukan untuk bertahan menghadapi rintangan,
  untuk bangkit saat jatuh, untuk bekerja keras mencapai tujuan-tujuan
  yang lebih tinggi.

  Kesimpulan

  Energi masa muda kita harus dipersembahkan kepada Yesus Kristus
  sehingga kita dipenuhi oleh kuasa-Nya. Energi kita bisa lenyap, tapi
  Dia dapat terus menguatkan kita. Sumber utama kita sebagai pemimpin
  muda adalah antusiasme yang kita dapatkan dengan dipenuhi oleh Roh
  Kudus. Jendral Dwight D. Eisenhower mengilustrasikan kepemimpinan
  yang antusias dengan meletakkan tali sepanjang 30 cm di atas meja di
  depannya. "Jika saya mendorong tali ini," katanya, "arahnya tidak
  jelas, karena ia bengkok sana bengkok sini. Tapi jika saya
  menariknya, tali ini pasti mengikuti saya ke mana pun saya pergi."
  Dia kemudian menyimpulkan pelajaran ini dengan menantang
  rekan-rekannya untuk menjadi pemimpin yang bersemangat yang akan
  menarik orang lain untuk mengikuti mereka.

  Antusiasme -- gunakan dengan bijaksana, dan praktikkanlah. Banyak
  orang menunggu untuk mengikuti pria dan wanita muda yang antusias
  untuk Tuhan dan tujuan-tujuan-Nya. (t/Yenny)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Judul buku: Leading The Way
  Judul asli artikel: Enthusiasm for God
  Penulis: Paul Borthwick
  Penerbit: Navpress, 1990
  Halaman: 127 -- 136

==================================**==================================
KUTIPAN

     Sukses adalah kemampuan untuk bergerak dari satu kegagalan ke
             kegagalan lainnya tanpa kehilangan antusiasme.

==================================**==================================
INSPIRASI

                    TETAP ANTUSIAS SAAT GAGAL

  Dalam berbagai seminar dan "training", saya sering mendapat 
  pertanyaan, dapatkan seseorang sukses tanpa mengalami kegagalan? 
  Terhadap pertanyaan semacam itu, saya biasanya hanya menjawab, "Cara 
  terbaik Anda untuk menghindari kegagalan ialah dengan tidak 
  melakukan apa-apa. Sayangnya, itu pula cara terbaik untuk 
  menghindari kesuksesan." Perjalanan hidup saya mengatakan bahwa 
  kesuksesan dan kegagalan merupakan satu paket. Tidak dapat 
  dipisah-pisahkan! Orang yang hanya memikirkan kesuksesan tanpa 
  memiliki keberanian untuk menghadapi kegagalan ibarat orang yang 
  hanya dapat bermimpi. Tanyakan kepada para pemimpin besar yang Anda 
  kenal, berapa kali mereka mengalami kegagalan sebelum meraih impian. 
  Kegagalan bukanlah sesuatu yang memalukan sepanjang kita mau belajar 
  darinya dan tidak mengulanginya di kemudian hari. Sebuah penelitian 
  ilmiah pernah menyimpulkan bahwa bayi harus jatuh sekitar 240 kali 
  sebelum dapat berjalan. Sayang, ketika tumbuh dewasa, kita tidak 
  lagi memiliki semangat seperti saat masih bayi. Kita cenderung mudah 
  putus asa. Sungguh ironis! Bagaimana dengan Anda?

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: The Leadership Wisdom
  Penulis: Paulus Winarto
  Penerbit: PT. Elex Media Komputindo, Jakarta 2006
  Halaman: 183

==================================**==================================
JELAJAH SITUS

                          EXCELLENT LEADER

  Situs ini merupakan situs profil dari Excellent Leader Training
  (ELT), yang bergerak dalam latihan kepemimpinan sejak tahun 2002.
  Awal berdirinya ELT dimulai dari kerinduan untuk membangkitkan
  pemimpin yang unggul dan berdampak bagi bangsa dan negara melalui
  nilai-nilai kebenaran.

  Melalui Excellent Leader, kita dibawa untuk melihat program-program
  latihan kepemimpinan apa saja yang dibuat oleh ELT, "indoor" maupun
  "outdoor", dalam bentuk informasi, testimonial, maupun dokumentasi
  foto. Semua itu dapat kita lihat dalam menu Training, Events, dan
  Gallery. Tidak hanya informasi mengenai kegiatan ELT, beberapa
  artikel seputar kepemimpinan Kristen pun ada dalam situs ini. Situs
  yang dibangun dengan CMS Joomla ini pun diharapkan tidak menjadi
  situs satu arah saja. Oleh karena itu, disediakan pula fasilitas
  Forum. Sayangnya, belum ada aktivitas apa pun dalam forum tersebut.

  Langsung saja kunjungi situs Excellent Leader untuk mendapatkan
  inspirasi latihan-latihan kepemimpinan Kristen di gereja maupun
  organisasi Anda. (DWD)

  ==> http://www.excellentleader.org/Home.html

  Diambil dari:
  Nama publikasi: ICW (Indonesian Christian Webwatch)
  Penulis: Davida Welni Dana
  Alamat URL: http://www.sabda.org/publikasi/icw/1122/

==================================**==================================
STOP PRESS

            RALAT KESALAHAN ISI PADA EDISI E-LEADERSHIP 53

  Pada kolom Artikel edisi e-Leadership 53, salah satu subjudulnya
  tertulis:

  "Kasih Bersukacita dengan Ketidakadilan"

  Subjudul di atas tidak tepat. Yang benar adalah:

  "Kasih Tidak Bersukacita dengan Ketidakadilan"

  Dengan ini kesalahan telah diperbaiki dan kami mohon maaf yang
  sebesar-besarnya atas kekeliruan tersebut. Terima kasih atas
  pengertian Anda.

==================================**==================================
Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org/
Network Kepemimpinan: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_kepemimpinan
______________________________________________________________________
Redaksi e-Leadership: Dian Pradana dan Sri Setyawati
Kontributor: Desi Riyanto
e-Leadership merupakan kerja sama antara Indo Lead, YLSA, dll.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Bahan ini dapat dibaca secara on-line di:
http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
Copyright(c) 2009 oleh YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org