Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/50

e-Leadership edisi 50 (16-7-2009)

Melihat Masa Depan (I)

 
==============MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI JULI 2009============

                        MELIHAT MASA DEPAN (I)

                     e-Leadership 50 -- 16/07/2009

  DAFTAR ISI
  EDITORIAL
  ARTIKEL: Indra Keenam Seorang Pemimpin
  KUTIPAN
  INSPIRASI: Teladan Garuda Sugardo
  JELAJAH SITUS: Transforming Christian Leaders
  STOP PRESS: Bergabunglah dalam Group e-Leadership di Facebook!

==================================**==================================
EDITORIAL

  Shalom,

  Banyak pemimpin yang mampu mengambil keputusan yang bijaksana,
  pintar, dan bukan "gambling".

    "Sepertinya mereka memiliki kemampuan khusus untuk merasakan
    implikasi dari keputusan-keputusan pada masa sekarang terhadap
    kenyataan di masa depan; melihat kesempatan emas yang terkubur di
    tengah-tengah masalah dan melihat apa yang tidak dapat dilihat
    orang lain; serta melihat potensi kepemimpinan di dalam diri
    orang-orang di mana kebanyakan dari kita akan mengabaikannya."

  Semua itu membuat mereka seolah-olah mampu melihat apa yang terjadi
  pada masa depan. Apakah mereka memiliki indra keenam?

  Anda salah jika Anda mengira bahwa para pemimpin itu dapat mengambil
  sebuah keputusan yang tepat karena mereka memiliki "indra keenam".
  Sebenarnya, mereka memiliki sumber-sumber yang membantu mereka dalam
  mengambil keputusan yang tepat, yang membuatnya seolah-olah memiliki
  indra keenam. Apa saja sumber-sumber yang dimaksud? Anda bisa
  menemukan jawabannya dalam artikel yang disajikan pada edisi ini.
  Kiranya dapat membuat Anda semakin peka dengan situasi yang sedang
  terjadi dan akhirnya dapat menentukan keputusan yang tepat. Redaksi
  berharap, artikel serta kisah inspiratif yang kami sajikan dapat
  menggugah Anda untuk terus berinovasi dan berkarya. Informasi
  tentang situs sederhana nan informatif yang bisa memberi kontribusi
  positif untuk mengembangkan kepemimpinan Anda, bisa memperluas
  wawasan kepemimpinan Kristen Anda.

  Selamat menyimak. Tuhan memberkati.

  Staf Redaksi e-Leadership,
  Dian Pradana
  http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
  http://lead.sabda.org/

  "Dan inipun datangnya dari TUHAN semesta alam; Ia ajaib dalam
  keputusan dan agung dalam kebijaksanaan."
  (Yesaya 28:29)
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yesaya+28:29 >

==================================**==================================
ARTIKEL

                     INDRA KEENAM SEORANG PEMIMPIN
                      Diringkas oleh: Dian Pradana

  Saya mengenal para pemimpin yang tampaknya mampu melihat masa depan.
  Sepertinya mereka memiliki kemampuan khusus untuk merasakan
  implikasi dari keputusan-keputusan pada masa sekarang terhadap
  kenyataan di masa depan; melihat kesempatan emas yang terkubur di
  tengah-tengah masalah dan melihat apa yang tidak dapat dilihat orang
  lain; serta melihat potensi kepemimpinan di dalam diri orang-orang
  di mana kebanyakan dari kita akan mengabaikannya, seolah-olah
  bertaruh pada seorang pecundang, namun pada akhirnya mereka terbukti
  benar.

  Bagaimana kita dapat menjelaskan kemampuan gaib itu? Apakah
  kemampuan itu datang dengan sendirinya bersama karunia spiritual
  kepemimpinan atau muncul begitu saja entah dari mana? Apakah
  sebagian atau semua pemimpin sungguh-sungguh memiliki intuisi yang
  lebih dari orang lain? Dapatkah kemampuan itu dikembangkan?

  Mempelajari Proses Pengambilan Keputusan Saya Sendiri

  Pemimpin yang nampaknya memiliki indera keenam sebenarnya memiliki
  sumber-sumber data yang membantunya mengambil keputusan sehingga
  segala keputusannya tepat.

  SUMBER DATA PERTAMA: KEYAKINAN

  Saya memiliki tiga keyakinan yang mendasari setiap keputusan yang
  saya ambil.

  1. Jika Saya Menghormati Allah dalam Segala Hal, Ia Akan Menghormati
     Saya

     Saya percaya bahwa jika saya melakukan yang terbaik untuk
     menghormati Allah dalam segala hal, Ia akan menghormati
     kepemimpinan dan pelayanan yang telah Ia percayakan kepada saya.
     Saya percaya bahwa Allah akan mencurahkan berkat ilahi-Nya dan
     membebaskan setiap pemimpin yang dengan konsisten berusaha
     menghormati Tuhan dalam segala hal.

     Selama bertahun-tahun, saya belajar bahwa saya sungguh-sungguh
     memerlukan pertolongan dari surga untuk mengerjakan apa yang saya
     lakukan. Tanpa campur tangan ilahi, saya bukan pemimpin yang
     cukup baik untuk memimpin apa yang telah dipercayakan kepada
     saya. Saya sangat membutuhkan berkat Allah. Jadi, setiap kali
     harus membuat keputusan, saya akan memilih bahwa saya sangat
     menghormati Allah.

  2. Umat Manusia Itu Berharga

     Kitab Suci mengajarkan bahwa jika kita menunjukkan kepekaan dan
     rasa hormat terhadap apa yang paling Allah hargai di dunia ini --
     umat manusia -- maka pada gilirannya Ia akan menunjukkan belas
     kasihan dan rasa hormat kepada kita (1 Samuel 2:30b; Matius
     22:37-39). Saya sungguh-sungguh percaya bahwa jika saya
     menghormati orang-orang dan memperlakukan mereka dengan penuh
     hormat, Allah akan menunjukkan kebaikan kepada saya dan mereka
     yang saya pimpin.

     Jadi, di mana ada komponen manusia di dalam keputusan yang harus
     saya ambil, antena saya mulai bekerja. Saat saya tahu bahwa
     kesejahteraan seseorang sedang berada dalam bahaya, saya bekerja
     keras untuk membuat keputusan yang benar.

  3. Gereja Adalah Harapan Dunia

     Landasan keyakinan ketiga adalah landasan favorit saya. Saya
     sungguh-sungguh percaya bahwa gereja setempat adalah harapan
     dunia.

     Saya sangat menganggap serius setiap keputusan yang menimbulkan
     dampak besar bagi kesehatan, kesatuan, atau keefektifan gereja
     yang saya pimpin di masa depan. Seperti ekspresi favorit seorang
     anggota kru di kapal saya, "Saya seperti tikus di atas keju!"
     Saya akan melakukan apapun untuk memastikan bahwa gereja
     dipimpin dengan baik dan bahwa keputusan-keputusan yang dibuat
     baginya dibuat dengan hati-hati dan bijaksana.

  Apa Keyakinan Mendasar Anda?

  Tahukah Anda keyakinan mendasar yang memengaruhi pengambilan
  keputusan Anda?

  Saat Anda berusaha menemukannya, seperti saya merenungkan keyakinan
  saya tersebut, berhati-hatilah dengan sistem kepercayaan yang rancu.
  Pastikan bahwa keyakinan Anda itu alkitabiah. Jika tidak,
  keyakinan-keyakinan itu mungkin membahayakan proses pengambilan
  keputusan yang sehat.

  Jika selama ini Anda selalu membuat keputusan yang salah,
  menimbulkan kekacauan di dalam gereja, tempat kerja, dan keluarga,
  luangkanlah waktu dan evaluasilah keyakinan yang memengaruhi
  keputusan-keputusan tersebut? Mungkin sudah saatnya bagi Anda
  membangun kembali keyakinan mendasar dalam kehidupan Anda.

  SUMBER DATA KEDUA: YANG SETAHU SAYA AKAN DILAKUKAN PEMIMPIN-PEMIMPIN
  LAIN

  Saya melihat bahwa sering kali keputusan saya dipengaruhi oleh apa
  yang setahu saya akan dilakukan oleh pemimpin-pemimpin lain yang
  saya hormati (orang-orang yang saya anggap lebih bijaksana, lebih
  berbakat, atau lebih berpengalaman) seandainya mereka menghadapi
  keputusan semacam itu.

  1. Berkonsultasi dengan Mentor Penilai Risiko

     Ada dua tipe ekstrim pengambil risiko -- orang yang mengambil
     risiko gila-gilaan dan orang yang menghindari risiko.

     Ayah saya, yang saya anggap sebagai mentor penilai risiko paling
     hebat, bukan seperti kedua tipe ekstrim itu. Ia memberikan
     pandangan yang mantap, konsisten mengenai bisnis-bisnis intinya,
     tetapi ia tidak menolak untuk mengambil risiko sesekali. Ia biasa
     mengatakan kepada saya, "Billy, jika engkau tidak mengambil
     risiko sesekali, engkau tidak akan pernah belajar apapun yang
     baru, dan hidup akan menjadi sangat membosankan."

     Inilah intinya. Sebagian pemimpin adalah pengambil keputusan yang
     gila-gilaan dan menghancurkan gereja mereka. Mereka terlalu
     banyak mengambil risiko. Masalahnya mungkin ada pengambil
     keputusan gila lain yang memengaruhi pengambilan keputusan
     mereka, meyakinkan mereka bahwa semakin tinggi risiko akan
     semakin bagus jadinya. Sebaliknya, para pemimpin lain hampir
     selalu menghindari risiko, Mereka belum pernah mengambil risiko
     apapun seumur hidup mereka, Mungkin ada orang-orang di belakang
     layar yang memengaruhi mereka, "Risiko itu tidak baik. Jika
     engkau gagal, habislah sudah."

     Siapa yang memengaruhi penilaian risiko Anda? Mungkin sudah
     saatnya bagi Anda untuk mencari penasihat baru yang dapat
     menaikkan atau menurunkan tingkat risiko sesuai dengan kebutuhan
     Anda.

  2. Berkonsultasi dengan Para Mentor Mengenai Evaluasi Prestasi

     Saya tidak pernah mengganggap enteng keputusan yang menyangkut
     evaluasi prestasi, karena tentu saja hal ini berhubungan dengan
     orang. Dan dalam mengambil keputusan semacam ini, saya biasanya
     teringat akan teladan Yesus dan Peter Drucker.

     Saya ingat akan pernyataan Yesus, "Seorang pekerja patut mendapat
     upahnya" (Lukas 10:7). Implikasinya adalah seorang majikan yang
     telah menerima pelayanan yang efektif, berharga, dan konsisten
     dari seorang bawahan, harus memberikan upah dan penghargaan pada
     bawahan tersebut. Namun demikian, ajaran yang sama menekankan
     bahwa jika seorang majikan tidak menerima pelayanan yang efektif,
     berharga, dan konsisten dari seorang pekerja, maka pekerja itu
     tidak layak dipekerjakan. Upahnya harus dihentikan, atau paling
     tidak dikurangi.

     Peter Drucker pernah mengatakan kepada saya, "Billy, jika
     menyangkut masalah membayar staf, bahkan staf gereja sekalipun,
     prestasi yang buruk tidak dapat diterima." Saya tidak pernah
     melupakan hal itu. Jadi jika saya tahu bahwa kami memiliki staf
     yang prestasinya buruk, kami segera bertindak. Kami menyebutnya:
     tidak dapat diterima.

     Tetapi kami lalu segera berusaha mencari penyebab prestasi yang
     buruk itu. Apakah karena faktor internal (kepribadian) dari
     pekerja itu sendiri atau faktor eksternalnya (kurang pelatihan
     dari tempat kerja, masalah kepemimpinan pemimpinnya, dsb.), lalu
     mencari solusinya.

  3. Berkonsultasi dengan Para Mentor Mengenai Keunggulan

     Kitab suci banyak mengatakan tentang nilai keunggulan, jadi kami
     menyatakannya sebagai salah satu dari sepuluh besar nilai-nilai
     gereja kami. Kami mengatakannya demikian, "Keunggulan memuliakan
     Tuhan dan menginspirasi orang-orang."

     Jika saya harus membuat keputusan yang dikaitkan dengan nilai
     keunggulan, saya teringat pada dua usahawan dari Michigan. Yang
     satu adalah Ed Prince. Sebelum meninggal, ia adalah kekuatan
     pendorong di balik Prince Corporation, produsen utama komponen
     otomotif. Yang satunya lagi adalah Rich DeVos, salah satu pendiri
     Amway Corporation.

     Tingkat keunggulan yang mereka canangkan dalam bisnis dan
     kehidupan pribadi mereka selalu menginspirasi saya. Sering kali,
     saat saya harus membuat keputusan menyangkut tingkat keunggulan,
     saya mengingat kembali pilihan-pilihan mereka buat dalam situasi
     yang serupa selama bertahun-tahun. Tindakan yang mereka ambil
     pada masa lalu membantu memengaruhi keputusan saya saat ini.
     Siapa yang melakukan itu bagi Anda? Apakah Anda memiliki guru
     dalam hal keunggulan?

  4. Berkonsultasi dengan Informan Saya dalam Masalah Moril

     Masalah moril adalah masalah besar. Menurut pendapat saya, ribuan
     jemaat di seluruh dunia sedang menderita "malnutrisi motivasi"
     Terkadang, pada konferensi-konferensi pelatihan, saya bertanya
     kepada para relawan gereja kapankah terakhir kalinya mereka
     menerima dorongan semangat dari pendeta atau staf penyelia
     mereka. Semua jawabannya hampir sama: "Tidak pernah."

     Masalah moril adalah masalah penting. Kala semangat menurun,
     adalah tugas seorang pemimpin untuk melacak dan memompanya. Siapa
     yang terlintas dalam pikiran Anda sebagai teladan untuk hal ini?
     Siapa orang yang Anda kenal yang membangkitkan semangat dan
     menghibur hati staf dan relawan? Biarkan mereka memengaruhi
     keputusan-keputusan Anda sehubungan dengan masalah-masalah yang
     berkaitan dengan semangat. Staf Anda, dibayar maupun tidak, akan
     senang jika Anda melakukannya.

     Saya bisa berbicara tentang banyak pemimpin lain yang
     memengaruhi keputusan saya. Untuk keputusan-keputusan
     teologikal, ada Dr. Bilezekian. Saya memiliki beberapa penasihat
     lain yang membantu saya dalam bidang keuangan, psikologi, dan
     relasi. Saya akan kewalahan tanpa kebijaksanaan orang-orang ini.

     Bagaimana jika Anda tidak memiliki mentor-mentor dalam
     bidang-bidang ini? Rekomendasi saya adalah sesering mungkin
     membaca dan berusaha meluangkan waktu dengan para pemimpin lain
     sesering mungkin. Ini akan membuat Anda lebih terbuka pada
     orang-orang dan prinsip-prinsip yang secara berangsur-angsur
     memengaruhi keputusan Anda sehari-hari. Setelah beberapa waktu,
     Tuhan akan membantu Anda mengidentifikasi konsultan-konsultan
     yang dapat membantu Anda membuat keputusan yang memuliakan Allah.

  SUMBER DATA KETIGA: PENDERITAAN

  Penderitaan adalah guru yang baik dan informan yang fantastis bagi
  proses pengambilan keputusan kita.

  Ke mana pun saya pergi, saya selalu membawa sebuah arsip tidak
  tertulis mengenai penderitaan. Jika karena beberapa alasan saya
  tergoda untuk mengulangi kesalahan yang sama, saya bertanya pada
  diri sendiri apakah saya benar-benar ingin mendapat pukulan lagi.
  Apakah saya benar-benar ingin membuat hidup saya lebih menderita?

  Pernahkah Anda meluangkan waktu untuk mengembangkan "Daftar Sepuluh
  Besar Penderitaan?" Kadang-kadang dalam sesi-sesi mentoring bersama
  pada pendeta, kami duduk-duduk setelah makan malam, dan saling
  berbagi cerita tentang pelajaran yang kami dapat dengan cara yang
  menyakitkan. Dalam detail-detail yang kadang lucu, kami
  menggambarkan hal-hal yang tidak akan pernah kami lakukan lagi. Saya
  sudah pernah mendengar beberapa cerita.

  Seorang pendeta berkata, "Saya tidak akan pernah mengangkat ibu
  mertua saya sebagai kepala penatua lagi." Pendeta lain berkata,
  "Saya tidak akan pernah mengizinkan pembicara tamu mengajar tentang
  tanda-tanda dan mukjizat saat saya sedang pergi berlibur." Seorang
  pendeta yang cuek berkata, "Saya tidak akan pernah lagi mengatakan
  pada para penari, `Kenakan saja pakaian yang kalian inginkan saat
  kalian menari di kebaktian pagi.` Salah besar!"

  Semua ini adalah kisah nyata. Kisah-kisah yang penuh penderitaan.
  Tetapi merupakan sumber data yang sangat berharga.

  Kita para pemimpin harus menyimpan arsip kisah-kisah semacam ini dan
  membaca-baca ulang sehingga kita tidak menimbulkan penderitaan yang
  sama pada diri kita sendiri atau gereja kita dengan mengulangi
  kesalahan pada masa lalu. Penderitaan dapat menjadi guru yang
  berharga, tetapi hanya jika kita memerhatikan dan belajar darinya.

  Satu kata terakhir mengenai penderitaan. Amsal 13:20 mengatakan,
  "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak." Dengan kata lain,
  jika kita bijaksana, kita akan belajar dari pengalaman orang lain,
  termasuk penderitaan mereka. Inilah alasan lain mengapa sangat
  penting untuk berkumpul dengan para pemimpin lain dan bertanya, "Apa
  yang berjalan baik? Apa yang tidak? Di mana kalian mendapat pukulan?
  Seberapa parah?" Alasan mengapa saya tidak pernah mencoba
  menyembunyikan kesalahan-kesalahan saya semasa melayani adalah saya
  berharap bahwa para pemimpin lain akan belajar dari kesalahan saya
  dan meluputkan umat mereka dari penderitaan pernah saya alami.

  SATU SUMBER DATA TERAKHIR: ROH KUDUS

  Roh kudus adalah sumber data paling berharga yang kita miliki.
  Pelatihan dan mentoring kepemimpinan memang baik. Mengasah
  keterampilan kita patut dipuji. Mencari nasihat yang bijaksana
  memang bermanfaat. Mengembangkan pemikiran kita sangatlah penting.
  Tetapi akhirnya kita berjalan dengan iman, bukan dengan penglihatan.
  Ada dimensi supranatural dalam kepemimpinan yang hanya dapat kita
  miliki jika kita mendengarkan dengan cermat perkataan Roh Kudus.

  Memang kita harus menggunakan kebijaksanaan dan penilaian yang baik
  saat kita memimpin. Tetapi kita harus selalu mendengarkan suara
  Tuhan. Kita harus mendengarkan saat Roh Kudus, sumber data
  supranatural kita, menyampaikan kebijaksanaan yang sangat kita
  perlukan di dalam proses pengambilan keputusan.

  Saya biasa mengasumsikan bahwa semua pemimpin Kristen berpaling pada
  Roh Kudus sebagai sumber data yang mengungguli yang lain. Tetapi
  selama bertahun-tahun, saya sadar bahwa ternyata tidak begitu. Jadi,
  izinkan saya mengajukan beberapa pertanyaan yang mungkin membantu
  kita untuk memfokuskan perhatian pada sumber data utama kita.

  Adakah ketenangan yang cukup dalam kehidupan Anda untuk mendengar
  bisikan Roh Kudus? Apakah Anda memiliki keberanian untuk menjalankan
  dorongan, sekalipun Anda mungkin tidak sepenuhnya memahaminya, dan
  sekalipun tim Anda mungkin mempertanyakan kebijaksanaan Anda? Apakah
  Anda bersedia berjalan dengan iman? Maukah Anda mengabdikan diri
  Anda dan mengizinkan Roh untuk sepenuhnya memengaruhi pengambilan
  keputusan Anda?

  Saat seorang pemimpin mengombinasikan dorongan Roh Kudus dengan
  sumber-sumber data lain -- keyakinan mendasar, mentor-mentor yang
  memengaruhi, dan pengalaman dari penderitaan -- pemimpin tersebut
  akan semakin cakap dalam mengambil keputusan.

  Jika Anda tidak tahu lebih mendalam, Anda mungkin berpikir pemimpin
  itu memiliki indera keenam!

  Diringkas dari:
  Judul buku: Courageous Leadership (Kepemimpinan yang Berani)
  Judul asli buku: Courageous Leadership
  Judul bab: Indera Keenam Seorang Pemimpin
  Penulis: Bill Hybels
  Penerjemah: Anne Natanael, S.E.
  Penerbit: Gospel Press, Batam Centre
  Halaman: 195 -- 220

==================================**==================================
KUTIPAN

   Seorang pemimpin adalah seorang yang melihat lebih banyak daripada
     yang dilihat orang lain, yang melihat lebih jauh daripada yang
     dilihat orang lain, dan melihat sebelum yang lain melihatnya.

==================================**==================================
INSPIRASI

                         TELADAN GARUDA SUGARDO

  Bisakah Anda menyebutkan salah satu pemimpin paling visioner di
  negeri ini? Menurut saya, sudah layak dan sepantasnyalah nama Garuda
  Sugardo masuk dalam daftar tersebut.

  Ia kerap disebut "Bapak Seluler Indonesia". Ia sangat berjasa bagi
  lahir dan berkembangnya TELKOMSEL dan TELKOMFlexi. Pada KOMPAS edisi
  2 Desember 1996, Garuda menyatakan, bisnis nasional adalah nasional
  sehingga jaringan pelayanannya tidak bisa dipecah satu area untuk
  area itu saja, misal membangun jaringan seluler Purwakarta untuk
  orang Purwakarta saja, sebab yang banyak menggunakan fasilitas
  telepon seluler justru orang luar Purwakarta, seperti orang Bandung
  dan Jakarta. Lebih lanjut KOMPAS menulis: membangun jaringan
  nasional, membangun masyarakat pengguna telepon seluler secara
  nasional, juga menjadi obsesi Garuda yang berikut, yang saat ini
  sudah mendekati kenyataan. "Akhir tahun ini (1996 atau sekitar
  setahun setelah TELKOMSEL beroperasi), semua ibukota provinsi sudah
  dilayani TELKOMSEL sehingga orang bisa berkomunikasi di mana saja
  dan dari mana saja memakai HALO," kata Garuda. Itu sebabnya, ia
  menggunakan yel Sumpah Pemuda sebagai pembangkit semangat. "Satu
  Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, satu cakupan Indonesia: TELKOMSEL".
  Sangat sulit menemukan orang seperti Garuda.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: The Leadership Wisdom
  Penulis: Paulus Winarto
  Penerbit: PT. Elex Media Komputindo, Jakarta 2006
  Halaman: 135

==================================**==================================
JELAJAH SITUS

                     TRANSFORMING CHRISTIAN LEADERS

  Halaman depan situs ini simpel. Saat Anda membukanya, Anda dapat
  langsung melihat empat menu utama bahan kepemimpinan yang
  ditawarkannya.

  Menu yang pertama adalah Almond Springs: A Learning Playground for
  Growing Leaders. Dalam menu ini, Anda dapat menyimak kisah
  kronologis berdirinya gereja pertama di Almond Springs dan mengambil
  pelajaran kepemimpinan darinya.

  Lalu, menu yang kedua adalah Articles. Dari namanya sudah jelas, di
  dalam menu ini, Anda dapat menemukan berbagai artikel yang sudah
  dikategorikan dalam cukup banyak topik besar.

  Sedang menu yang ketiga adalah Technology & Theological Education.
  Menu ini, saat Anda klik, akan membawa Anda kepada halaman yang
  berisi bahan-bahan yang akan membantu Anda belajar teologi dengan
  menggunakan teknologi.

  Dan yang terakhir adalah menu Journal of Religious Leadership. Menu
  ini lebih seperti tautan ke situs lain. Saat Anda klik menu ini,
  Anda akan menuju sebuah situs akademi kepemimpinan religius --
  sebuah kelompok yang belajar bersama-sama tentang kepemimpinan -- di
  mana Anda dapat ikut bergabung di dalamnya.

  Selamat berkunjung!

  ==> http://www.christianleaders.org/

  Oleh: Redaksi

==================================**==================================
STOP PRESS

         BERGABUNGLAH DALAM GROUP E-LEADERSHIP DI FACEBOOK!

  e-Leadership kini memiliki sebuah "group" di Facebook. Segeralah
  bergabung dalam group tersebut. Ayo, ramaikan komunitas e-Leadership
  di Facebook! Undang pula teman-teman Anda untuk bergabung di
  dalamnya.

  ==> http://www.facebook.com/group.php?gid=126723071001

==================================**==================================
Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org/
Network Kepemimpinan: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_kepemimpinan
______________________________________________________________________
Redaksi e-Leadership: Dian Pradana dan Sri Setyawati
Kontributor: Sri Libe Suryopusoro
e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Bahan ini dapat dibaca secara on-line di:
http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
Copyright(c) 2009 oleh YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org