Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/43

e-Leadership edisi 43 (25-3-2009)

Mengenal dan Memotivasi Orang-Orang yang Kita Pimpin (II)

 


============MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI MARET 2009=============

        MENGENAL DAN MEMOTIVASI ORANG-ORANG YANG KITA PIMPIN (II)

                     e-Leadership 43 -- 25/03/2009

  DAFTAR ISI
  EDITORIAL
  ARTIKEL: Seni Memotivasi Orang Lain
  ARTIKEL TERKAIT: Artikel Seputar Motivasi dan Pengenalan Diri
  KUTIPAN
  JELAJAH BUKU: My Father`s Business (Pedoman untuk Meraih Sukses
  		dalam Pelayanan dan Bisnis)
  PERISTIWA

==================================**==================================
EDITORIAL

  Shalom!

  Seperti yang telah kami janjikan pada edisi lalu, melalui edisi
  e-Leadership bagian kedua bulan Maret ini, kita akan sama-sama
  belajar mengenai seni memotivasi orang lain.

  Penting bagi seorang pemimpin -- setelah terlebih dahulu mengenal
  orang-orang yang dipimpinnya -- untuk dapat memotivasi para
  pengikutnya mencapai tujuan bersama. Nah, kiranya sajian yang telah
  kami siapkan ini dapat membantu Anda mengerti lebih dalam mengenai
  aspek-aspek yang terkandung dalam motivasi, khususnya dalam
  membangkitkan motivasi orang-orang yang kita pimpin berdasarkan
  prinsip-prinsip Alkitab.

  Kiranya artikel tersebut -- ditambah dengan sebuah resensi buku dan
  beberapa peristiwa penting tanggal 25 Maret pada masa lalu, dapat
  menjadi berkat bagi Anda.

  Sampai jumpa di edisi e-Leadership mendatang dengan tema menarik
  lainnya. Selamat menyimak, Tuhan memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-Leadership,
  Dian Pradana
  http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip/
  http://lead.sabda.org/

==================================**==================================
ARTIKEL

                     SENI MEMOTIVASI ORANG LAIN

  Anak saya, Ron, menjadi pemain hoki saat dia duduk di bangku SMA dan
  universitas. Saya tidak akan pernah melupakan salah satu
  pertandingan yang dimainkannya. Dalam dua babak pertama, dia dan
  timnya bermain sangat buruk. Mereka tampak lambat meluncur di atas
  es; tidak agresif baik dalam bertahan maupun menyerang, dan tidak
  mampu mencetak skor.

  Namun, sekembalinya mereka dari ruang ganti pada akhir babak kedua,
  mereka menjadi tim yang sangat berbeda. Mereka bermain cepat dan
  agresif. Mereka mencetak empat gol dan akhirnya memenangkan
  pertandingan dengan keunggulan satu angka.

  Saat saya berjalan ke ruang ganti untuk memberi selamat kepada tim
  dan anak saya -- yang mencetak dua gol -- saya memikirkan perbedaan
  besar antara dua babak pertama dan babak akhir pertandingan. Mereka
  adalah pemain yang sama, yang kemampuannya juga sama, serta
  menghadapi lawan yang sama. Namun, cara mereka bermain di kedua
  babak pertama dan babak akhir pertandingan itu berbeda.

  Saya bertanya pada anak saya apa yang membuat perbedaan itu. Ia
  berkata, "Kami berdiskusi sedikit. Karena beberapa hal, kami belum
  panas di awal pertandingan, namun kami benar-benar termotivasi pada
  saat babak ketiga dimulai dan akhirnya dapat memenangkan
  pertandingan."

  Seorang pemimpin tidak akan berhasil jika para pengikutnya tidak
  termotivasi untuk berhasil. Seperti yang ditunjukkan tim hoki itu,
  tidak penting seberapa besar kemampuan para pengikut Anda; jika
  mereka tidak termotivasi, mereka tidak akan melakukan segala sesuatu
  dengan baik dan mencapai tujuan. Pemimpin harus menyadari bahwa
  salah satu fungsi utamanya adalah memotivasi para pengikutnya.

  MENDEFINISIKAN MOTIVASI

  Beberapa pemimpin paling efektif terkadang bingung tentang bagaimana
  memotivasi seseorang atau kelompok. Setelah pertandingan hoki itu,
  saya berkesempatan menemui pelatih tim dan bertanya apa rahasianya
  sehingga dapat memotivasi timnya dengan sangat baik, "Myron, andai
  saja saya tahu. Jika saya tahu caranya, kami pasti sudah menjadi
  kaya!"

  Saat Ron mandi dan mengemasi alat hokinya, saya berdiskusi dengan
  pelatihnya tentang pentingnya motivasi dalam membantu timnya
  melakukan yang terbaik. Dia berkata, "Yang menakjubkan dari motivasi
  adalah apa yang berhasil diterapkan pada suatu waktu kepada
  seseorang atau kelompok, biasanya tidak akan berhasil diterapkan
  pada waktu yang lain." Ia telah melatih siswa SMA selama lebih dari
  10 tahun. Ia menjelaskan bahwa persiapan mental adalah sama
  pentingnya dengan peningkatan keterampilan dan persiapan fisik dalam
  olahraga.

  Perkataan pelatih itu benar, dan berlaku juga dalam segala aspek
  kehidupan. Motivasi berhubungan dengan persiapan mental seseorang
  atau kelompok. Kebanyakan pemimpin mengerti pentingnya mengajar para
  pengikut mereka dasar-dasar tugas mereka, namun kebanyakan dari
  mereka berhenti sampai di situ saja dan gagal membantu para
  pengikutnya siap secara mental.

  Motivasi adalah dorongan dalam diri yang membuat kita bertindak.
  Semakin besar motivasinya, semakin besar dorongannya.

  PRINSIP-PRINSIP MOTIVASI

  Motivasi harus memiliki target. Motivasi selalu diarahkan pada
  tindakan yang spesifik. Semakin besar motivasinya, semakin besar
  dorongannya untuk bertindak atau mencapai tujuan. Setelah
  pertandingan, Ron berkata, "Karena beberapa hal, kami belum panas di
  awal pertandingan." Ia tidak bermaksud mengatakan bahwa mereka tidak
  mau memenangkan pertandingan. Jika Anda bertanya pada mereka apakah
  mereka mau memenangkan pertandingan, mereka akan menjawab, "Tentu
  saja!" Mereka akan menganggap pertanyaan itu pertanyaan bodoh.
  Namun, motivasi selalu berhubungan dengan emosi kita.

  Ingatlah bahwa tujuan tidak akan pernah tercapai tanpa tingkat
  motivasi yang benar. Tidak cukup hanya menetapkan tujuan; banyak
  orang menetapkan tujuan, namun tidak pernah mendekati tujuan itu.
  Setiap pengikut harus sangat termotivasi untuk mencapai tujuan. Agar
  mereka dapat termotivasi, mereka harus fokus pada satu tindakan atau
  tujuan yang spesifik.

  Mustahil bagi Anda untuk memotivasi orang lain. Anda tidak bisa
  memotivasi orang lain. Anda dapat menjelaskan perlunya motivasi dan
  membantu menciptakan lingkungan yang memotivasi, namun motivasi
  berasal dari dalam diri setiap pengikut.

  SASARAN DAN MOTIVASI

  Tujuan adalah apa yang memotivasi Anda untuk bertindak, begitu juga
  dengan sasaran. Tujuan berbicara tentang mengapa saya melakukan apa
  yang saya lakukan, dan sasaran berbicara tentang apa yang akan saya
  lakukan, seberapa banyak yang harus saya lakukan, dan kapan apa yang
  saya lakukan itu selesai. Seperti tujuan, sasaran harus memainkan
  peran penting dalam memotivasi kita untuk bertindak.

  Agar sasaran-sasaran menjadi sesuatu yang motivasional, para
  pengikut harus ikut serta dalam proses penetapan tujuan. Namun,
  seperti itu saja tidak akan menjamin sasaran yang ditetapkan akan
  membuat mereka termotivasi.

  Agar menjadi sesuatu yang motivasional, sasaran-sasaran itu harus:

  1. Memenuhi Kebutuhan atau Keinginan

  Para pemimpin harus memastikan bahwa sasaran yang ditetapkan akan
  membantu memenuhi keinginan atau kebutuhan orang-orang yang berjuang
  mencapai sasaran itu. Jika seseorang diharuskan mencapai sasaran
  yang tidak memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka, mereka akan
  cenderung berkecil hati.

  2. Secara Efektif Menggunakan Keterampilan

  Kita harus selalu mengingat bahwa gereja kita ada bukan untuk
  kepentingan para pemimpin kita; para pemimpin itu ada untuk
  kepentingan gereja kita. Pemimpin Kristen yang menggunakan gereja
  sebagai platform untuk mempromosikan sasaran pribadi tak ubahnya
  seperti orang-orang Yahudi yang Yesus sebutkan di Matius 20:25, yang
  memerintah para pengikutnya dengan tangan besi. Banyak pemimpin di
  gereja yang mengunakan jemaatnya untuk mencapai sasaran pribadi
  mereka sendiri, bukannya melayani jemaat dengan membantu mereka
  mengenali sasaran yang memungkinkan mereka untuk menggunakan talenta
  mereka. Gereja kita dipenuhi dengan orang-orang dengan talenta yang
  berlimpah yang tidak digunakan karena tidak ada yang menyingkapkan
  talenta mereka dan membantu mereka menetapkan sasaran untuk
  menggunakan talenta itu dalam usaha memenuhi tujuan gereja. Setiap
  orang harus merasa dibutuhkan dan berkontribusi.

  3. Masuk Akal

  Saat pemimpin membantu menetapkan sasaran, ia harus memastikan bahwa
  sasaran itu masuk akal. Jika standar dan syaratnya terlalu tinggi,
  maka hasilnya para pengikut akan merasa kecil hati. Sasaran-sasaran
  yang tidak masuk akal mungkin dapat membuat para pengikut menyerah.

  ALAT MOTIVASI PALING PENTING

  Pemimpin sekuler dibatasi kepalsuan manusia saat ia berurusan dengan
  hal memotivasi orang lain. Namun, pemimpin Kristen memiliki alat
  motivasi yang paling penting dan efektif, yakni Alkitab. Ada
  beberapa prinsip alkitabiah yang harus diterapkan oleh seorang
  pemimpin dalam membantu para pengikutnya agar termotivasi.

  Bantu mereka mengembangkan sudut pandang yang benar akan Allah dan
  kuasa-Nya. Memahami kuasa Allah adalah kunci penting motivasi
  pribadi. Yeremia menulis tentang kuasa Allah, "Ah, Tuhan ALLAH!
  Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan
  kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada
  suatu apapun yang mustahil untuk-Mu!" (Yeremia 32:17). Tidak ada
  yang terlalu sulit bagi Allah! Menyadari hal itu adalah sumber
  motivasi yang sangat baik.

  Efesus 3:20 menjelaskan kuasa Allah yang diberikan pada kita: "Bagi
  Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita
  doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja
  di dalam kita." Kebenaran alkitabiah yang luar biasa ini membantu
  saya tetap termotivasi dalam menjalani masa-masa sulit dalam hidup.

  Bantu mereka memahami posisi mereka dengan Allah. Banyak orang
  Kristen yang tidak memahami hubungan mereka dengan Allah saat mereka
  telah mengundang Yesus Kristus masuk dalam kehidupan mereka dan
  menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Orang Kristen tidak
  hanya diampuni dosanya dan memperoleh kehidupan kekal, namun kita
  juga adalah anak-anak Allah -- keluarga-Nya. "Roh itu bersaksi
  bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan
  jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya
  orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan
  menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita
  bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama
  dengan Dia." (Roma 8:16-17)

  Kita bukan hanya anak-anak Allah; namun kita juga memiliki hak
  istimewa atas segala milik-Nya. Kesadaran saya akan posisi saya
  sebagai anak Allah sangat membantu saya untuk menjadi termotivasi.

  Jika Anda merasa kecil hati dan patah semangat, saya menantang Anda
  untuk meluangkan waktu sehari merenungkan Efesus 3:20 dan
  Roma 8:16-17. Anda akan kagum bagaimana kebenaran-kebenaran itu akan
  memotivasi Anda untuk lebih beriman kepada Allah dan bertindak
  positif dalam segala permasalahan hidup.

  SUASANA PEMICU MOTIVASI

  Pemimpin memainkan peran penting dalam memotivasi orang lain karena
  mereka bertanggung jawab menciptakan suasana yang membangkitkan
  motivasi. Berikut beberapa kuncinya.

  Tekankan pentingnya latar belakang. Latar belakang kelompok adalah
  motivator yang sangat penting. Itulah yang akan membuat para
  pengikut mengikuti pemimpinnya. Itulah yang memercikkan antusiasme
  mereka. Dan itulah yang akan membuat mereka bertahan dalam masa suka
  dan duka. Saat para pengikut kehilangan latar belakang atau tujuan
  dan tidak lagi tahu mengapa mereka melakukan apa yang mereka
  lakukan, mereka tidak akan peduli lagi. Jika kita tidak lagi tahu
  mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan, kita tidak akan
  termotivasi lagi.

  Itulah mengapa Yesus terus menekankan latar belakang-Nya dalam
  melayani. Saat Dia memulai pelayanan-Nya, Ia menantang para
  pengikut-Nya dengan mengatakan, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan
  Kujadikan penjala manusia" (Matius 4:19). Saat Ia mengakhiri
  pelayanan-Nya, Ia berkata, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua
  bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan
  Roh Kudus" (Matius 28:19). Dari awal sampai akhir pelayanan-Nya,
  Yesus tidak pernah berhenti menekankan tujuan-Nya. Para murid-Nya
  mewartakan Injil ke seluuruh dunia hanya dalam beberapa tahun karena
  mereka masih termotivasi dengan latar belakangnya. Tekankan latar
  belakang tujuan dan arti pentingnya.

  Biarkan para pengikut tahu bahwa mereka penting dan diperlukan.
  Yesus adalah ahlinya dalam hal ini. Ia mengatakan, "Kamu adalah
  garam dunia" dan "Kamu adalah terang dunia" (Matius 5:13-14).

  Apresiasi Yesus terhadap para murid-Nya adalah salah satu faktor
  yang membuat-Nya menjadi Pemimpin besar. Ia tidak pernah meninggikan
  diri. Ia selalu mendorong para murid-Nya. Pernah Ia berkata,
  "Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga
  pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan
  yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;"
  (Yohanes 14:12).

  Sungguh suatu penyataan yang motivasional! Saat saya baca ayat itu,
  saya selalu teringat akan pelatih basket saya yang mengatakan, "Jika
  kamu terus berlatih, suatu hari nanti kamu akan lebih hebat daripada
  saya." Saya tidak pernah melupakan dampak dari perkataannya. Saya
  pikir, "Wow, jika saya dapat lebih hebat daripada dia hanya dengan
  terus berlatih, maka saya akan terus berlatih."

  Jika Anda ingin para pengikut Anda termotivasi, biarkan mereka tahu
  betapa mereka sangat penting.

  Fokus pada kekuatan mereka, bukan kelemahan mereka. Orang akan
  menjadi tidak hanya termotivasi, namun juga produktif, saat mereka
  melakukan sesuatu dalam bidang kekuatan mereka.

  Saya kenal seseorang bernama Dr. Samuel Bradberry. Ia bekerja sangat
  baik sebagai konselor lintas budaya suatu organisasi misi. Karena
  performa kerjanya yang sangat bagus, ia ditawari dan kemudian
  menerima tugas administratif di organisasi itu. Namun, pekerjaan
  barunya malah membuatnya frustrasi dan kecil hati. Untungnya,
  atasannya mengetahui hal itu dan segera mengembalikannya ke posisi
  pekerjaannya semula. Atasannya adalah seorang pemimpin yang
  bijaksana. Ia tahu bahwa seseorang akan lebih termotivasi dan
  produktif saat diizinkan fokus pada apa yang menjadi kekuatannya dan
  membantunya mendapatkan pekerjaan di mana ia dapat memberi banyak
  kontribusi.

  Selalu serang masalahnya, jangan orangnya. Jika seseorang melakukan
  sesuatu dengan tidak baik, seranglah masalah orang tersebut, bukan
  orangnya. Fokus pada aspek objektif lemahnya performa pengikut Anda;
  jangan serang karakter pribadinya. Serangan karakter (misalnya,
  menuduh orang itu malas) hanya akan membuatnya bersikap defensif.
  Mengurus masalahnya akan berujung pada hasil yang positif; menyerang
  karakter seseorang hanya akan berujung pada konflik dan menurunnya
  motivasi.

  Berikan respons yang tepat. Respons yang tepat meliputi pujian untuk
  pekerjaan yang dilakukan dengan baik dan kritik yang membangun.
  Perumpamaan tentang talenta di Matius 25 memberikan gambaran
  prinsip-prinsip yang sangat baik dalam memberikan respons yang
  tepat. Dalam perumpamaan ini, sang tuan pergi dan memercayakan
  hartanya kepada hamba-hambanya. Saat sang tuan pulang untuk memuji,
  mempromosikan, dan memberi bonus kepada dua hamba yang selama
  ditinggal pergi telah produktif, ia memberikan kritikan membangun
  pada salah seorang hambanya yang tidak produktif dan kemudian
  memecatnya.

  Yesus Kristus memuji dan memberikan kritik membangun jika memang
  diperlukan. Dalam Lukas 10:38-42, kita melihat Yesus memberikan
  kritikan yang membangun pada Martha karena terlalu sibuk, dan memuji
  Maria, saudarinya, karena mengutamakan hal yang benar.

  Berikut adalah beberapa panduan dalam memberikan kritikan yang
  membangun.
  - Jangan hanya mengkritik; berikan dorongan agar di kemudian hari
    menjadi lebih baik.
  - Jangan meminta seseorang menyelesaikan masalah sampai Anda
    memberikannya kesempatan untuk mengusulkan sebuah solusi.
  - Saat solusi sudah ada, biarkan orang itu mencobanya lagi untuk
    memperbaiki kesalahannya.
  - Saat kesalahan sudah diperbaiki, pastikan Anda memujinya. (t/Dian)

  Diterjemahkan dan diringkas dari:
  Judul buku: The New Leader
  Judul asli bab: The Art of Motivating Others
  Penulis: Myron Rush
  Penerbit: SP Publications, Inc., Wheaton 1987
  Halaman: 107 --117

==================================**==================================
ARTIKEL TERKAIT

           Artikel Seputar Motivasi dan Pengenalan Diri

  Berikut adalah beberapa artikel terkait seputar motivasi dan
  pengenalan terhadap diri sendiri. Selamat menyimak dan kiranya
  memberkati Anda.

  1. Motivasi
     ==> http://lead.sabda.org/motivasi

  2. Motivasi dan Kepemimpinan
     ==> http://lead.sabda.org/motivasi_dan_kepemimpinan

  3. Mengenal Diri Sendiri dalam Menerapkan Kepemimpinan Situasional
     ==> http://lead.sabda.org/mengenal_diri_sendiri_dalam_menerapkan_kepemimpinan_situasional

  4. Mengenal Diri, Luar Dan Dalam
     ==> http://lead.sabda.org/10/jul/2008/kepemimpinan_mengenal_diri_luar_dan_dalam

==================================**==================================
KUTIPAN

     Seorang pemimpin tidak akan berhasil jika orang-orang yang
        dipimpinnya tidak termotivasi untuk menjadi berhasil.

==================================**==================================
JELAJAH BUKU

                         MY FATHER`S BUSINESS
       (PEDOMAN UNTUK MERAIH SUKSES DALAM PELAYANAN DAN BISNIS)

  Judul asli buku: My Father`s Business (Guidelines for Ministry in
  		   the Marketplace)
  Penulis: Peter Tsukahira
  Penerjemah: Yan Iskandar
  Penerbit: Metanoia, Jakarta 2003
  Ukuran: 13,8 x 20,5 cm
  Tebal: 167 halaman

  Sepertinya ada banyak orang yang memahami bahwa iblis itu aktif dan
  piawai dalam dunia bisnis. Dan pada akhir zaman, pribadi yang
  mewakili iblis, anti-Kristus, akan memegang otoritas atas sistem
  keuangan dunia, dan tak seorang pun dapat menjalankan bisnis tanpa
  persetujuannya. Lantas, apakah benar bahwa anak-anak Allah tidak
  dapat bertahan dan maju dalam dunia bisnis?

  Buku yang bertajuk "My Father`s Business" ini berisi empat bagian
  besar yang kaya akan pelajaran berbisnis yang sesuai dengan firman
  Tuhan. Sesuai yang tertulis dalam Sabda-Nya, sebagai anak-anak
  Tuhan, kita akan mampu bertahan dalam keadaan apa pun asalkan kita
  tetap berpegang pada firman-Nya. Dijelaskan secara gamblang dan
  terstruktur sehingga Pembaca bisa memahaminya dengan mudah.

  Satu pesan yang pokok dalam buku ini adalah bahwa kita bisa
  dipanggil oleh Allah untuk berbisnis dan sekaligus melayani di rumah
  atau di ladang misi. Buku ini akan membantu Pembaca untuk
  mendapatkan suatu cara guna menolong para pebisnis menemukan
  panggilan rohaninya dan untuk melatih pembaca secara kreatif
  melakukan tugas yang ditegaskan dalam Amanat Agung Yesus (Matius
  28:18-20). Memang, bisnis dan pelayanan memerlukan keterampilan yang
  sangat berbeda, namun tetap ada cara untuk menggabungkan keduanya,
  yaitu melalui pelatihan dan pemuridan yang tepat. Buku ini bisa
  menjadi referensi yang baik bagi pebisnis dan pelayan Kristen karena
  selain memuat banyak pengalaman nyata dari penulis, buku ini juga
  menggunakan banyak landasan Alkitab. Untuk mengetahui lebih banyak
  tentang buku ini, silakan membacanya hingga tuntas. Selamat membaca!

  Ditulis oleh: Sri Setyawati

==================================**==================================
PERISTIWA

  25 Maret ...
  1. 804 - Prasasti Sukabumi dari Pare, Kediri, Jawa Timur ditulis
     bertarikhkan tahun 732 Saka atau jika dikonversi menjadi tanggal
     25 Maret 804 tahun Masehi. Prasasti ini adalah permulaan sejarah
     bahasa dan sastra Jawa.
  2. 1655 - Christiaan Huygens menemukan Titan, satelit alami terbesar
     planet Saturnus.
  3. 1957 - Jerman Barat, Belanda, Luxemburg, Italia, Perancis, dan
     Belgia menandatangani Persetujuan Roma, yang mendirikan Komunitas
     Ekonomi Eropa.

Sumber: http://id.wikipedia.org/


==================================**==================================
Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip/
Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org/
Network Kepemimpinan: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_kepemimpinan/
______________________________________________________________________
Redaksi e-Leadership: Dian Pradana dan Sri Setyawati
e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Bahan ini dapat dibaca secara on-line di:
http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
Copyright(c) 2009 oleh YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org