Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/42

e-Leadership edisi 42 (11-3-2009)

Mengenal dan Memotivasi Orang-Orang yang Kita Pimpin (I)

 


============MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI MARET 2009=============

        MENGENAL DAN MEMOTIVASI ORANG-ORANG YANG KITA PIMPIN (I)

                    e-Leadership 42 -- 11/03/2009

  DAFTAR ISI
  EDITORIAL
  ARTIKEL: Mengerti Siapa Berarti Mengerti Bagaimana
  KUTIPAN
  INSPIRASI: Cara Berbeda untuk Orang Berbeda
  JELAJAH SITUS: Christian Leadership Alliance
  STOP PRESS: Baru! Publikasi e-Doa

==================================**==================================
EDITORIAL

  Agar dapat menghadapi seseorang dengan baik, tentu saja kita harus 
  mengenal orang tersebut terlebih dahulu; bagaimana karakternya dan 
  bagaimana sebaiknya ia disikapi. Hal ini merupakan salah satu hal 
  yang terpenting dalam dunia kepemimpinan. Seorang pemimpin sudah 
  seharusnya mengenal orang-orang yang dipimpinnya sehingga pada 
  akhirnya ia mampu menghadapi mereka dengan cara yang tepat.

  Artikel yang telah kami sediakan di bawah ini memaparkan beberapa 
  jenis karakter besar manusia yang ditemui Yesus dalam tiga setengah 
  tahun masa pelayanan-Nya, serta bagaimana Yesus menghadapi 
  masing-masing jenis karakter manusia tersebut. Diharapkan, melalui 
  artikel ini, kita semua dapat lebih mengenal karakter-karakter 
  manusia dengan lebih baik dan pada akhirnya mampu menghadapi mereka 
  dengan tepat serta membantu mereka menjadi termotivasi dan 
  bertumbuh.

  Selamat menyimak, semoga artikel ini, beserta dengan bahan
  inspiratif yang ada di kolom Inspirasi dan ulasan situs kepemimpinan
  Kristen yang sudah kami siapkan, dapat menjadi berkat bagi Anda.

  Sampai jumpa di bagian kedua topik ini yang akan memaparkan seni
  memotivasi orang lain.

  Pimpinan Redaksi e-Leadership,
  Dian Pradana
  http://lead.sabda.org
  http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership

  "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong
  dalam kasih dan dalam pekerjaan baik." (Ibrani 10:24)
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Ibrani+10:24 >

==================================**==================================
ARTIKEL

               MENGERTI SIAPA BERARTI MENGERTI BAGAIMANA

  Rata-rata pukulan kena pemain kasti meningkat seiring dengan 
  kemampuannya memperkirakan jenis lemparan bola yang ditujukan 
  kepadanya. Ketika dia telah memperkirakan lemparannya akan seperti 
  apa, dia tahu bagaimana harus meresponsnya dan memampukannya untuk 
  lebih sering memukul bola dengan tepat. Demikian juga dengan 
  kepemimpinan; kepemimpinan melibatkan dua hal: perkiraan dan 
  respons. Jika Anda mengetahui tipe orang yang Anda pimpin, Anda akan 
  mengetahui bagaimana harus menghadapi mereka. Artikel ini bukanlah 
  tentang strategi komprehensif kepemimpinan, namun sebuah cetak biru 
  kepemimpinan. Dengan kerangka ini, Anda akan lebih cermat mengamati 
  relasi Anda, baik dengan keluarga, teman, gereja, rekan sekerja, dan 
  lain-lain.

  Tidak mudah menggolongkan manusia. Namun, ada tiga kategori besar 
  manusia yang selalu muncul dalam masa pelayanan Yesus, yang sering 
  kali juga kita temui dalam kehidupan kita. Yesus tidak hanya menemui 
  tiga jenis karakter manusia, tapi Ia biasanya juga memiliki standar 
  untuk merespons masing-masing karakter tersebut.

  TIGA JENIS MANUSIA

  1. Orang yang terbeban adalah mereka yang mengalami masalah dalam 
     kehidupannya -- penyakit keras, perceraian, dan kematian dalam 
     keluarga, ketidakberuntungan dalam keuangan, serta beberapa 
     malapetaka lainnya yang telah merampas sikap dan energi normal 
     mereka. Dalam hal kedewasaan rohani, mereka sedang mengalami satu 
     masa dalam kehidupan yang menuntut perhatian yang sifatnya 
     mendesak. Mereka tidak bergerak untuk sementara, dilumpuhkan oleh 
     beban masalah tersebut.

  2. Beda dengan orang-orang terbeban yang dibentuk oleh keadaan, 
     orang-orang yang tak bisa diajar, dibentuk oleh kepercayaan diri 
     yang terlalu berlebihan. Mereka tidak fleksibel, keras kepala, 
     dan berhati keras. Dimotori dengan kebanggaan dan kepercayaan 
     bahwa dirinya benar, hati mereka telah dilatih untuk menolak 
     petunjuk atau pun koreksi. Mereka terancam oleh orang yang mereka 
     anggap menggurui. Mereka menentang apa pun yang di luar 
     kebiasaan. Hati mereka menolak petunjuk dan nasihat alkitabiah.

  3. Orang yang stabil adalah individu yang dapat diajar, yang bebas 
     dari segala jenis masalah kehidupan. Sebagian besar orang Kristen 
     seperti ini, baik yang masih muda maupun yang telah dewasa secara 
     rohani. Dan lagi, mereka mudah didekati. Umumnya, hidup mereka 
     bebas dari masalah dan teratur meski mereka sibuk dan memiliki 
     sedikit masalah.

  MENGHIBUR YANG TERBEBAN

  Yesus memiliki sebuah respons strategis saat Dia bertemu dengan 
  orang-orang yang terbeban. Yesus memimpin mereka dengan menghibur 
  mereka. Ketika tangan anak Anda terluka karena mengabaikan 
  peringatan Anda untuk tidak bermain dengan pisau, jika Anda bijak, 
  Anda tentunya tidak akan memarahinya (setidaknya menundanya), namun 
  menghiburnya. Yesus bertemu dengan banyak orang yang terbeban, dan 
  Ia menghibur mereka. Ia sadar bahwa instruksi dan teguran tidak akan 
  berhasil pada situasi seperti itu.

  Alkitab menceritakan lusinan kisah Yesus menghibur mereka yang 
  terbeban. Sering kali, penghiburan itu berupa kesembuhan fisik. 
  Yesus mentahirkan penderita kusta yang memohon kesembuhan (Markus 
  1:40-42). Yesus memulihkan Ibu mertua Petrus yang sakit (Matius 
  8:14-15). Yesus memberikan penghiburan kepada Bartimeus dengan 
  mencelikan matanya (Markus 10:46-52). Yesus juga memberikan 
  penghiburan kepada orang yang terbeban karena stres dan kehilangan 
  orang yang dicintai. Yesus menyembuhkan seorang hamba orang Romawi 
  yang berteriak-teriak memanggil Dirinya, sehingga tuannya 
  disembuhkan (Matius 8:5-13). Yesus tidak berusaha mengajar seorang 
  janda yang anak tunggalnya baru saja mati. Menyadari bahwa janda 
  tersebut sedang bingung, Yesus memberikan penghiburan kepada janda 
  itu dengan membangkitkan anaknya (Lukas 7:11-15). Sewaktu   
  murid-murid mengetahui bahwa Yohanes Pembaptis dipenggal kepalanya, 
  Yesus memberikan penghiburan kepada mereka dengan memberikan waktu 
  untuk berduka (Markus 6:27-32). Bahkan di kayu salib, Yesus 
  menenangkan seorang kriminal yang disalib di sampingnya, "Aku 
  berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada 
  bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (Lukas 23:43). Yesus 
  menenangkan ibunya -- yang sangat terbeban karena penderitaan salib 
  dan kematian yang harus dialami-Nya -- saat meminta Yohanes untuk 
  menjaganya (Yohanes 19:26-27). Dia telah memberikan penghiburan 
  kepada banyak orang dengan mukjizat dan firman selama karya 
  pelayanannya, Yesus menyatakan diri setelah kebangkitannya dari maut 
  dengan berkata kepada murid-murid: "Jangan takut" (Matius 28:10) dan 
  "Damai sejahtera menyertai engkau" (Yohanes 20:19, 21, 26). Sewaktu 
  Yesus bertemu dengan orang yang "lumpuh" karena beban masalah, Yesus 
  memimpin mereka dengan menghibur mereka. Hal ini harus kita 
  teladani.

  Saat seorang teman merasa sangat terbeban karena harus menitipkan 
  orang tuanya ke panti jompo, dia membutuhkan penghiburan lebih 
  daripada yang lain, dan saya merupakan alat Tuhan yang paling 
  potensial untuk melakukannya. Bisa dengan mengunjunginya, mengirim 
  karangan bunga, mengirim surat-surat yang menyemangatinya, berdoa 
  bersama, atau sekadar menjadi pendengar yang baik (yang terbukti 
  efektif bagi teman saya). Selain itu, saya juga telah menghibur 
  banyak orang terbeban yang lain. Sikap berhati-hati di dalam 
  membangun relasi memampukan saya melihat kesempatan-kesempatan itu 
  dengan lebih jelas. Pikirkan seseorang yang sedang mengalami masalah 
  hidup. Bagaimana Anda dapat membantunya?
  
  TEGAS TERHADAP YANG BEBAL

  Jika orang yang terbeban melihat sisi lembut Yesus, orang yang bebal
  melihat sisi keras dari Yesus. Yesus tidak memberikan firman yang
  menenangkan atau mengampuni perilaku mereka. Namun, kepemimpinan-Nya
  keras. Dengan tegas dan lugas, Dia menegur orang yang keras hati,
  tak peduli status dan jabatannya.

  Dalam pelayanan-Nya, sebagian besar orang-orang yang keras hatinya 
  adalah para pemimpin agama. Yesus menentang ketidakfleksibelan 
  pandangan orang Farisi tentang Sabat dengan menyembuhkan orang yang 
  tangannya mati (Lukas 6:6-11; lihat juga teguran Yesus terhadap 
  pegawai sinagoga yang menentang kegiatan-Nya pada hari Sabat dalam 
  Lukas 13:10-17). Ketika orang Farisi yang bebal menguji Yesus 
  tentang perceraian, Yesus menegur mereka (Matius 19:8). Yesus 
  menolak dan menegur mereka saat orang-orang Farisi meminta sebuah 
  tanda (Matius 12:38-45; lihat juga Matius 16:1-4 ketika Yesus 
  menolak permintaan yang sama). Yesus menentang orang-orang Saduki 
  yang merasa diri benar, padahal mereka salah memahami Injil (Matius 
  22:29). Yesus menentang Simon orang Farisi dengan perumpamaan dan 
  pengajaran singkat mengenai kelemahlembutan setelah dia 
  mempertanyakan kepantasan seorang perempuan yang membasuh kaki-Nya 
  (Lukas 7:36-50).

  Yesus juga meluruskan kebodohan dengan teguran. Hal ini biasanya
  nampak saat Dia memimpin para murid-Nya, yang kadang susah diajar.
  Mereka ditegur karena tidak taat di Taman Getsemani (Matius 
  26:36-46) dan dalam perjalanan ke Emaus (Lukas 24:25-26). Yesus juga
  menentang kebodohan mereka (Markus 7:18) dan ketidakpercayaaan
  mereka (Matius 14:31, 17:20; Markus 4:40; Lukas 8:25; lihat juga di
  Yohanes 20:27-29), dan kadang Dia menyatakan secara gamblang
  kekerasan hati mereka (Markus 8:17; lihat juga Markus 6:52). Ketika
  para murid membicarakan siapa yang tebesar di antara mereka, Yesus
  menanggapi kesombongan diri mereka dengan sebuah pernyataan yang
  tegas: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia
  menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya"
  (Markus 9:35). Yesus secara konsisten menegur orang yang tidak bisa
  diajar.

  Sayangnya, kita semua mengetahui orang-orang dengan karakter seperti 
  ini. Bahkan, saya dulu pun juga termasuk orang yang tidak mau 
  diajar, sampai orang yang mengenalkanku pada Kristus menyodorkan 
  sebuah ayat dan akhirnya saya bertobat.

  Teguran dapat berupa sebuah pertanyaan, sebuah bagian di dalam
  Alkitab, atau pertentangan, yang semuanya harus dilakukan dengan
  kelemahlembutan. Kemampuan Yesus yang dengan keras menegur orang
  yang tidak bisa diajar, berakar dari kemampuan-Nya untuk memahami
  hati manusia secara tepat. Karena kita kurang mampu seperti Yesus,
  Paulus mengingatkan kita untuk "ramah terhadap semua orang ... dan
  dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan (2
  Timotius 2:24-25). Ketika harus menemui orang yang keras hati dan
  bebal, mintalah kepada Tuhan roh kelemahlembutan dan keberanian
  untuk menghadapi mereka.

  MENANTANG ORANG YANG STABIL

  Jutaan orang sehat berolahraga setiap hari supaya bertambah kuat 
  dan sehat. Menyadari bahwa hidup orang seperti ini juga harus 
  bertumbuh secara rohani, Yesus mencoba mendidik mereka dan membuat 
  mereka "merasa tidak nyaman" dengan perkataan atau tindakan yang 
  menantang.

  Para murid Yesus adalah orang-orang yang stabil saat Yesus menemui 
  mereka untuk pertama kalinya, jadi Dia menantang mereka untuk 
  meninggalkan cara hidup mereka dan mengikut-Nya (Matius 4:19; Lukas 
  5:27; Yohanes 1:43). Ia menantang Simon Petrus (seorang nelayan 
  musiman yang kurang beruntung) untuk memercayai-Nya dengan 
  menebarkan jala untuk kali terakhir (Lukas 5:4-6). Perempuan Samaria 
  di sumur juga Ia tantang dengan suatu tantangan yang kemudian 
  memperluas pemahamannya akan budaya, penyembahan, dan akhirnya 
  identitas Yesus sendiri. Yesus menyatakan diri bahwa Dia adalah 
  Mesias yang dijanjikan, dan memberikan keselamatan padanya dan 
  banyak orang di kotanya (Yohanes 4:7-42). Yesus menyingkapkan 
  kesulitan-kesulitan dalam pemuridan kepada kedua belas murid-Nya 
  yang stabil: "Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, 
  ia tidak layak bagi-Ku" (Matius 10:38-39). Saat memberi makan 5.000 
  orang, Yesus menyuruh murid-murid-Nya, "Kamu harus memberi mereka 
  makan!" (Markus 6:37); Yesus menantang mereka untuk mempertimbangkan 
  persediaan makanan yang mereka miliki. Yesus pernah menantang para 
  pengikut-Nya dengan "perkataan keras" yang membuat banyak orang 
  meninggalkan-Nya (Yohanes 6:53-60). Ketika Petrus bertanya kepada 
  Yesus tentang seberapa banyak ia harus mengampuni saudaranya, 
  jawaban Yesus memperluas pemahaman Petrus tentang pengampunan 
  (Matius 18:21- 22). Seorang pejabat muda yang kaya pergi dengan hati 
  yang sedih karena tidak mampu memenuhi tantangan Yesus untuk 
  merelakan segala hartanya (Matius 19:16-22). Setelah 
  kebangkitan-Nya, Yesus menantang Petrus untuk menggembalakan 
  domba-Nya (Yohanes 21:15-17). Bahkan, Amanat Agung Tuhan pun 
  menantang orang yang stabil dan menguji batas kemampuan mereka 
  (Matius 28:18-20).

  Yesus biasanya tidak menantang orang bebal karena Yesus tahu mereka
  akan menolaknya. Yesus juga tidak menantang orang-orang yang
  berbeban berat karena masalah hidup, karena Dia tahu mereka tidak
  dapat menanggapinya. Sebagai seorang pemimpin yang bijak, Yesus pun
  menjadi seorang murid, dan menyimpan tindakan dan kata-kata-Nya yang
  menantang untuk mereka yang stabil.

  Kebanyakan orang adalah orang yang stabil. Tuhan memakai mereka pada 
  saat mereka dapat bertahan untuk dididik dalam perjalanan spiritual 
  mereka. Saya pernah menantang seorang teman untuk menginjili, dan 
  kini ia pun aktif menginjili. Kadang, cara terbaik untuk belajar 
  menantang seseorang yang hidupnya stabil adalah dengan bertanya 
  kepada mereka: "Kira-kira langkah apa yang harus Anda ambil dalam 
  perjalanan Anda bersama Yesus Kristus?" Dengarkan dengan saksama 
  jawaban mereka, dan tawarkan bantuan dan tanggung jawab Anda.

  Bukan Sebuah Formula yang Kaku

  Kepemimpinan tidak kaku; Yesus tidak selalu merespons seseorang 
  dengan sesuai dengan jenis karakternya. Saat Lazarus sakit, Maria 
  dan Marta memberi kabar kepada Yesus supaya datang dan menyembuhkan 
  saudara mereka. Bukannya datang untuk menyembuhkan Lazarus, Yesus 
  menunda kedatangan-Nya hingga Lazarus mati. Yesus mendidik mereka 
  bahkan sewaktu mereka mengalami krisis hidup. Yesus akhirnya 
  memberikan kelegaan kepada Maria dan Marta dengan membangkitkan 
  Lazarus dari kematian (Yohanes 11). Sewaktu para murid membangunkan 
  Yesus di tengah badai, pertama-tama Yesus menenangkan mereka dengan 
  meredakan badai itu, dan kemudian Dia menegur hati mereka yang 
  bebal: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" 
  (Markus 4:40). Nikodemus, orang Farisi yang mendatangi Yesus waktu 
  malam, awalnya ditantang dengan pengajaran baru tentang "kelahiran 
  kembali", tapi Yesus juga menegurnya: "Engkau adalah pengajar 
  Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?" (Yohanes 3:10). Yang 
  terakhir, seorang perempuan Kanaan yang meminta Yesus untuk 
  menyembuhkan anak permpuannya yang kesurupan, imannya ditantang 
  sebelum ia mendapatkan kelegaan (Matius 15:22-26). Kita seharusnya 
  memerhatikan hal-hal ini dan juga pengecualian yang lain dalam 
  memimpin, sering-seringlah memodifikasi "resep" daripada 
  terus-menerus menggunakan resep yang sama.

  Tak Ada Orang yang Terlewat

  Mari kita hadapi: Memimpin adalah kerja keras. Keterlibatan mendalam
  pada kehidupan orang lain tidaklah mudah. Kita telah dipanggil untuk
  memimpin, dan setiap orang Kristen rindu akan pimpinan. Tidak ada
  salahnya memiliki sebuah pelayanan yang khusus melayani salah satu
  kategori di atas, tapi sebuah pelayanan yang menghindari dan
  mengabaikan semua kategori anak-anak Tuhan adalah tidak seimbang.
  Yesus memberi teladan sebuah pelayanan yang seimbang dengan
  merespons secara tepat setiap orang yang Dia temui. Kalau kita
  mengikuti teladan Yesus dalam pelayanan yang seimbang, kita tidak
  akan melewatkan kebutuhan banyak orang di dalam kehidupan kita.

  Orang di setiap kategori bisa dengan mudah terlewatkan jika kita 
  memunyai mentalitas yang sempit. Sayangnya, hal itu adalah sesuatu 
  yang umum. Orang yang terbeban kadang terabaikan karena mereka 
  terkesan berantakan. Padahal, mereka menangis meminta pertolongan. 
  Lihat saja orang-orang terbeban yang berkenalan dengan Yesus: 
  Yairus, yang anak perempuannya hampir mati (Markus 5:22-24, 35-42); 
  perempuan penderita pendarahan selama dua belas tahun yang mendekati 
  dan menjamah jubah Yesus (Markus 5:25-34); dua orang buta yang 
  memanggil-manggil Yesus sewaktu Ia melintas (Matius 20:30-34). Orang 
  yang terbeban meminta kelegaan, dan Yesus tak pernah melewatkan 
  seorang pun. Orang bebal sering kali terlewatkan karena teguran itu 
  sulit dan tidak enak untuk dilakukan. Namun, Yesus tidak pernah 
  melewatkan kesempatan untuk menegur orang bebal. Ia bahkan 
  menghampiri mereka untuk menegur mereka. Orang yang stabil sering 
  terlewatkan karena kestabilan tidak memerlukan respons yang 
  mendesak. Banyak pemimpin terlalu sibuk untuk mengurusi "suara" 
  orang yang terbeban sehingga tidak memerhatikan "kebisuan" orang 
  yang stabil.

  Kesimpulan

  Pukulan setiap pemain kasti profesional bertambah baik dari waktu ke 
  waktu; hal ini sama dengan kepemimpinan. Hanya Yesus yang memunyai 
  rekor pukulan sempurna, dan Dia memberikan kepada kita banyak 
  teladan untuk membantu kita meningkatkan pukulan kita. Kepemimpinan, 
  layaknya kasti, memerlukan perkiraan dan respons. Jika kita mengenal 
  tipe orang yang dengannya kita bekerja, kita akan mampu membantu 
  orang yang kita pimpin untuk bertumbuh. (t/Dian dan Adwin)

  Diterjemahkan dan diringkas dari:
  Nama situs: bible.org
  Judul asli artikel: Customize Your Leadership: Knowing Who Means
                      Knowing How
  Penulis: Jeff Miller, Th. M.
  Alamat URL: http://www.bible.org/page.php?page_id=5167

==================================**==================================
KUTIPAN

  Setiap orang tidak sama -- mereka membutuhkan motivasi yang berbeda.

==================================**==================================
INSPIRASI

                  CARA BERBEDA UNTUK ORANG BERBEDA

  Selama bertahun-tahun, orang mengira bahwa gaya kepemimpinan yang 
  terbaik adalah gaya "partisipasif" -- gaya kepemimpinan yang 
  menekankan pentingnya kemampuan untuk mendengarkan para pengikut 
  Anda serta melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan. 
  Kepemimpinan otokratis -- gaya kepemimpinan di mana sang pemimpin 
  memegang kendali dan menyuruh orang-orangnya bekerja -- dianggap 
  tidak tepat.

  Pada tahun 1960-an, saya dan seorang teman, Paul Hersey, 
  mempertanyakan asumsi-asumsi itu. Masalah yang kami temukan adalah 
  bahwa dengan meminta anggota-anggota yang kurang berpengalaman dalam 
  sebuah tim untuk berpastisipasi dalam suatu pengambilan keputusan 
  malah berujung pada "kumpulan sikap cuek". Ada orang yang 
  membutuhkan gaya kepemimpinan yang "memerintah" sehingga pengetahuan 
  dan keterampilannya menjadi matang. Respons kami adalah 
  mengembangkan konsep yang disebut "situational leadership", yang 
  dapat dirangkum dengan kalimat, "Cara yang berbeda untuk orang-orang 
  yang berbeda."

  Jadi, gaya kepemimpinan yang manakah yang paling baik? Tentu saja 
  yang cocok dengan perkembangan kebutuhan orang dengan siapa Anda 
  bekerja.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Hati Seorang Pemimpin
  Judul asli buku: The Heart of A Leader
  Penulis: Ken Blanchard
  Penerjemah: Drs. Arvin Saputra
  Penerbit: Interaksara, Batam Centre 2001
  Halaman: 71

==================================**==================================
JELAJAH SITUS

                     CHRISTIAN LEADERSHIP ALLIANCE
              http://www.christianleadershipalliance.com/

  Christian Leadership Alliance (CLA) adalah sebuah organisasi yang
  melayani lebih dari 8.000 anggota yang bekerja di lebih dari 4.500
  organisasi di seluruh dunia. Organisasi ini merupakan hasil gabungan
  Christian Management Association dan Christian Stewardship
  Association pada April 2008 dalam upaya membentuk sebuah organisasi
  yang meningkatkan keefektifan organisasi pelayanan gereja dan
  paragereja.

  Jika Anda menjadi anggota organisasi ini, ada beberapa keuntungan
  yang bisa Anda dapat, di antaranya adalah Anda bisa mengikuti kursus
  online yang diadakan dan dapat membaca secara lengkap semua artikel
  yang sudah tertata rapi menurut kategorinya. Cuma sayang,
  keanggotaan yang disediakan tidaklah gratis. Satu-satunya yang
  gratis hanyalah publikasi dua mingguan yang disediakannya, di mana
  untuk berlangganan, Anda hanya tinggal memasukkan alamat email Anda
  dalam boks yang sudah disediakan.

  Oleh: Redaksi

======================================================================
STOP PRESS

                         BARU! PUBLIKASI E-DOA

  Puji Tuhan! Satu lagi sebuah milis publikasi baru diterbitkan oleh 
  Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), yakni publikasi e-Doa. Publikasi e-Doa 
  lahir dari kerinduan YLSA untuk memberikan bahan-bahan yang dapat 
  memperdalam pengertian Anda akan hakikat doa orang percaya yang 
  sebenarnya. Diharapkan kualitas kehidupan doa Pembaca dapat semakin 
  bertumbuh dan berkenan kepada Bapa. Milis yang akan terbit setiap 
  bulan ini menawarkan berbagai bahan yang akan memberikan inspirasi, 
  pengetahuan, maupun siraman rohani, secara khusus dalam hal berdoa. 
  Adapun bahan-bahan yang akan disajikan berupa renungan, artikel, dan 
  kesaksian.

  Publikasi e-Doa merupakan sebuah milis yang sifatnya terbuka bagi 
  denominasi gereja mana pun, dan Anda bisa mendapatkannya secara 
  gratis. Tidak hanya itu, dengan menjadi pelanggan publikasi e-Doa, 
  maka secara otomatis Anda juga akan menjadi pelanggan Pokok Doa Open 
  Doors (berisi pokok-pokok doa harian yang terbit setiap awal bulan) 
  dan buletin 30 Hari Doa Mengasihi Bangsa-Bangsa (yang terbit setiap 
  bulan Ramadhan). Jangan tunda-tunda lagi! Segera daftarkan diri Anda 
  dan rekan-rekan Anda.

  Kirimkan e-mail Anda sekarang juga ke:
  ==> subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org

  Anda juga dapat mendaftarkan diri atau mendaftarkan rekan-rekan
  Anda dengan mengisi data di bawah ini.

  --------------- potong di sini ----------------------------------

  Nama:
  Alamat e-mail:

  Kirimkan kepada Redaksi e-Doa ke:
  ==> doa(at)sabda.org

  --------------- potong di sini ----------------------------------

  Segeralah bergabung bersama pendoa-pendoa syafaat yang lainnya dalam
  publikasi e-Doa.

==================================**==================================
Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org/
Network Kepemimpinan: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_kepemimpinan
______________________________________________________________________
Redaksi e-Leadership: Dian Pradana dan Sri Setyawati
e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Bahan ini dapat dibaca secara on-line di:
http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
Copyright(c) 2009 oleh YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org