Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/39

e-Leadership edisi 39 (28-1-2009)

Apa yang Diperlukan Untuk Memimpin Gereja (II)

 


===========MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI JANUARI 2009============

            APA YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMIMPIN GEREJA (II)

                   e-Leadership 39 -- 28/01/2009

  DAFTAR ISI
  EDITORIAL
  ARTIKEL: Stamina Fisik, Emosi, Moral, dan Pelatihan yang Pemimpin
           Perlukan
  KUTIPAN
  ARTIKEL KHUSUS: Ulang Tahun Ke-3 e-Leadership
  JELAJAH BUKU: Bahan Bakar Sang Pemimpin
  PERISTIWA

==================================**==================================
EDITORIAL

  Shalom Pembaca,

  Jika kita berbicara tentang stamina, kebanyakan dari kita pasti akan
  langsung berpikir tentang stamina fisik. Namun, ternyata stamina
  tidak hanya berbicara soal stamina fisik saja; ada juga stamina
  emosi dan moral. Dan faktanya, ketiga jenis stamina tersebut sangat
  penting untuk diperhatikan dalam kita memimpin sebuah gereja. Nah,
  bagaimana pemaparannya? Silakan simak bahasannya di kolom Artikel.

  Selain menu tersebut, ada juga kolom Jelajah Buku dan Peristiwa yang
  pasti akan menambah wawasan Anda dalam bidang kepemimpinan Kristen
  dan pengetahuan umum. Kiranya semua yang kami sajikan dalam edisi
  ini berguna bagi Anda.

  Nah, selain materi kepemimpinan tersebut, kami juga telah menyiapkan
  satu Artikel Khusus yang sengaja kami hadirkan untuk memperingati
  ulang tahun publikasi e-Leadership yang ke-3 pada bulan Januari,
  tepatnya pada tanggal 1 Januari yang lalu. Memang tidak ada perayaan
  khusus untuk ulang tahun ini, namun kami harap pengembangan
  publikasi e-Leadership, serta beberapa apresiasi dari pelanggan dan
  redaksi publikasi YLSA lain yang terpapar dalam Artikel Khusus ini,
  dapat menjadi sajian yang memberkati Anda.

  Selamat menyimak, sampai jumpa di topik publikasi e-Leadership
  selanjutnya.

  Selamat ulang tahun yang ke-3 e-Leadership!

  Pimpinan Redaksi e-Leadership,
  Dian Pradana

==================================**==================================
ARTIKEL

              STAMINA FISIK, EMOSI, MORAL, DAN PELATIHAN
                         YANG PEMIMPIN PERLUKAN

  APAKAH ANDA MEMILIKI STAMINA FISIK YANG DIPERLUKAN UNTUK MENJADI
  PEMIMPIN GEREJA?

  Jika Anda menginginkan sebuah kepemimpinan gereja yang efektif, Anda
  akan membayarnya dengan fisik Anda. Beberapa jam saja melakukan
  suatu pekerjaan akan memeras fisik Anda. Anda akan perlu belajar
  menilai kekuatan fisik Anda secara realistis dan batasan dasar
  jumlah serta intensitas tugas yang Anda ingin kerjakan.

  Hanya sedikit orang yang mampu memberdayakan fisik semaunya.
  Biasanya, kita cenderung terlalu berlebihan dalam memperkirakan
  jumlah tugas yang dapat kita kerjakan dengan sukses. Adalah seorang
  pemimpin bijak yang tahu kapan harus menolak suatu tugas. Melakukan
  apa yang melebihi kemampuan fisik adalah sebuah perbuatan yang
  merugikan tubuh dan pelayanan gereja. Tubuh akan berontak dan
  menemukan bahwa diri kita tidak mampu melakukan tugas apa pun dengan
  baik. Terlebih lagi, saat kita memaksakan diri, pelayanan tidak akan
  mendapatkan yang terbaik dari kita.

  Namun, harus diketahui pula bahwa kapasitas fisik kita dapat
  ditingkatkan. Beberapa orang mencoba melakukannya dengan bahan-bahan
  kimia. Saya memunyai seorang teman yang memiliki pemasak kopi di
  samping tempat tidurnya. Pemasak itu secara otomatis memasak kopi
  sesuai waktu yang ditentukan pada pagi hari. Ia mengaku bahwa ia
  bahkan tidak mampu bangun dari tempat tidur tanpa minum kopi
  terlebih dahulu.

  Kafein tidak bertahan lama, jadi ia minum kopi beberapa kali selama
  sehari. Hal itu membuatnya dapat bekerja, namun apakah ia tidak
  pernah memikirkan dampak dari kafein itu pada tubuhnya.

  Orang lain menggunakan gula atau makanan untuk membuat mereka tetap
  berenergi dalam bekerja.

  Bahan-bahan kimia menghasilkan energi buatan sementara yang tidak
  pernah mendekati energi alami yang tubuh hasilkan jika digunakan
  dengan tepat. Jika ingin menjadi seorang pemimpin gereja yang
  efektif, kita dapat mencapai tingkat energi yang paling tinggi
  dengan merawat tubuh dengan benar. Artinya, dengan mengasup nutrisi
  yang tepat dan mengurangi kafein, gula, makanan berminyak, dan
  makanan dengan bahan kimia.

  Itu berarti kita harus melakukan pola istirahat yang diperlukan oleh
  tubuh. Beberapa orang memerlukan lebih banyak istirahat daripada
  yang lainnya. Tidak semua orang memerlukan waktu 8 jam untuk tidur.
  Mungkin tubuh Anda butuh istirahat sesaat selama sehari untuk dapat
  bekerja dengan efektif. Dengan melakukan beberapa kali percobaan,
  Anda akan dapat mengindetifikasi pola istirahat bagaimana yang cocok
  dengan tubuh Anda.

  Selain itu, Anda juga bisa berolahraga untuk meningkatkan stamina.

  APAKAH ANDA MEMILIKI STAMINA EMOSIONAL YANG DIPERLUKAN UNTUK MENJADI
  PEMIMPIN GEREJA?

  Memimpin gereja bisa jadi sangat menguras emosi. Tingkat pengurasan
  emosi tergantung dari posisi pemimpin, orang-orang yang harus
  bekerja dengan sang pemimpin, atmosfer emosi gereja pada saat itu,
  dan apa yang sedang terjadi dalam hidupnya -- atau kombinasi dua
  atau lebih hal-hal tersebut.

  Sebelum menyetujui posisi kepemimpinan gereja, seorang yang bijak
  akan memikirkan faktor-faktor tersebut jauh-jauh hari dan memutuskan
  apakah ia sanggup melakukan tugasnya secara emosional. Dengan
  melakukannya, ia akan menyadari bahwa meski tugas yang akan
  diembannya adalah sesuatu yang mudah, ada saat-saat di mana ia harus
  menolak suatu tugas.

  Terkadang, ia mau melakukan suatu tugas, dan awalnya ia tidak
  menemui kendala. Namun, kondisi mungkin berubah, dan mungkin ia
  menemui dirinya sendiri berada dalam tekanan emosi yang tak sanggup
  ia hadapi. Itulah saatnya ia harus memandang pekerjaan dan dirinya
  secara realistis. Tekanan emosi dan fisik mungkin terjadi
  berbarengan, karena itu, ia mungkin dapat melakukan sesuatu untuk
  meningkatkan stamina fisiknya dan melanjutkan tugas sebagai
  pemimpin. Namun, ada saat-saat suatu tugas benar-benar menguras
  fisik. Maka ia harus memandang tugas itu dengan realistis dan
  membuat keputusan objektif untuk mengundurkan diri. Hal ini harus ia
  lakukan dengan penuh sukacita dan tanpa penyesalan. Ia tidak akan
  memberikan banyak manfaat pada gereja jika ia tertekan secara emosi.
  Kekuatan dan stabilitas emosi adalah hal mutlak bagi kepemimpinan
  yang efektif.

  APAKAH ANDA MEMILIKI STAMINA MORAL YANG DIPERLUKAN UNTUK MENJADI
  PEMIMPIN GEREJA?

  Hampir semua orang menyadari kelemahannya. Hanya Anda yang tahu
  apakah Anda cocok secara moral untuk memimpin gereja. Penting untuk
  Anda menghadapi masalah ini dengan realistis. Gereja Yesus Kristus
  sudah sangat dipermalukan oleh para pemimpin yang tidak melakukan
  penilaian ini. Jika Anda menyimpulkan bahwa diri Anda tidak memiliki
  stamina moral untuk menjadi pemimpin gereja, jauhkan diri Anda dari
  posisi itu.

  Ada penerapan lain yang lebih spesifik untuk prinsip ini. Anda tahu
  kelemahan Anda, dan Anda tahu kapan biasanya kelemahan itu muncul.
  Jangan menanggung posisi kepemimpinan gereja yang sepertinya akan
  memberi peluang bagi Anda untuk berbuat dosa. Paulus menjelaskan hal
  ini dalam 1 Timotius 6. Pada ayat 9 dan 10, ia mencatat beberapa
  godaan yang dapat membenamkan seorang pemimpin gereja dengan mudah.
  Pada ayat 11, ia berkata, "Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah
  semuanya itu ...." "Menjauhi semuanya itu" berarti menjauhkan diri
  dengan segala upaya yang mampu kita lakukan agar kita tidak tergoda.

  Bagaimana hal tersebut dapat dipraktikkan? Seseorang yang mudah
  tergoda oleh uang tidak boleh menempatkan diri pada posisi di mana
  ia mampu menyelundupkan keuangan gereja. Seseorang yang memiliki
  kelemahan dalam hal imoralitas seksual tidak boleh mengambil peran
  kepemimpinan yang mengharuskannya bekerja dengan lawan jenis.
  Seseorang yang mudah marah tidak boleh mengambil peran kepemimpinan
  yang akan membuatnya mudah marah. Seseorang yang mudah tergoda untuk
  bergosip tidak boleh menempatkan diri pada posisi yang membuatnya
  mengetahui informasi konfidensial banyak orang.

  Lihat situasinya dengan realistis. Jangan pikir Anda lebih kuat
  daripada orang lain dan karenanya Anda dapat mengatasi segala
  godaan. Jauhilah godaan. Jangan tempatkan diri pada posisi yang
  mungkin akan memberikan peluang untuk godaan menggoda Anda.

  APAKAH ANDA MEMILIKI PELATIHAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENJADI
  PEMIMPIN GEREJA?

  Tanpa pelatihan yang cukup, seseorang dapat gagal melaksanakan tugas
  kepemimpinan gereja. Berapa jumlah pelatihan yang benar untuk
  pemimpin gereja? Tergantung. Semakin tinggi derajat tanggung
  jawabnya, semakin banyak pelatihan yang diperlukan. Seorang pendeta
  memerlukan lebih banyak pelatihan daripada seorang pemimpin sebuah
  kelompok pemuda. Apakah ada jumlah minimum pelatihan yang diperlukan
  untuk semua pemimpin? Saya rasa ada. Berikut ini di antaranya.

  1. Pelatihan Alkitab

  Apakah masuk akal untuk seseorang harus memiliki wawasan menyeluruh
  tentang Alkitab sebelum ia melakukan tugas kepemimpinan gereja?
  Jelas masuk akal. Jangan salah artikan maksud saya. Saya bukanlah
  seorang profesor yang menuntut semua orang Kristen harus menguasai
  bahasa alkitabiah sebelum mereka mulai mengajar atau bahkan
  memimpin. Namun, maksud saya, setidaknya mereka harus tahu letak
  kitab-kitab dalam Alkitab dan memiliki gambaran umum tentang apa
  yang setiap kitab itu ajarkan.

  Saya juga mendorong para pemimpin potensial untuk memiliki
  pengetahuan akan sejarah Alkitab sehingga mereka tahu urutan
  kejadian alkitabiah. Saya juga mendorong untuk mereka dilatih
  "hermeneutics" (ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip interpretasi
  metodologikal). Mereka harus sudah menyerap serangkaian prinsip
  strategis/metodologi untuk menafsirkan Alkitab dengan benar.

  Mengapa saya sangat menekankan pelatihan alkitabiah seperti itu
  untuk para pemimpin gereja? Hal itu karena keputusan yang tepat
  adalah keputusan yang alkitabiah. Sebelum seorang pemimpin mengambil
  langkah penting, ia harus mampu menjawab pertanyaan: "Apakah ada
  dasar alkitabiah untuk keputusan ini?" Jika seorang pemimpin ingin
  menjawab pertanyaan tersebut, ia harus memiliki gambaran dasar
  tentang apa yang Alkitab katakan, di mana mencari jawaban yang
  spesifik, dan bagaimana menafsirkan ayat bacaan dengan tepat. Ketika
  ia membuat keputusan berdasarkan Alkitab, ia akan membuat keputusan
  yang tepat saat ia melaksanakan tanggung jawabnya.

  Beberapa pendeta pasti akan sangat tidak setuju dengan pendekatan
  saya ini. Mereka mengatakan kepada jemaat mereka, pemimpin gereja
  adalah orang yang berkata, "Biarkan aku menjadi guru Anda. Anda
  tidak mungkin dapat menafsirkan Injil dengan tepat, jadi jangan
  coba-coba menafsirkannya. Datanglah padaku untuk mendapatkan nasihat
  ahli dariku, dan aku akan memberitahumu apa yang Injil katakan."

  Pendekatan seperti itu sangat bertentangan sekali dengan pengajaran
  Injil. Seorang pendeta atau guru lain belum melakukan tugasnya
  dengan benar hingga ia mengajar setiap orang percaya bagaimana
  memberi makan dirinya sendiri dengan firman Tuhan, dan pemimpin
  gereja tidak akan benar-benar pantas menyandang posisi tersebut jika
  mereka belum mampu memberi makan diri mereka sendiri dengan firman
  Tuhan.

  2. Pelatihan Teologi

  Gereja di Amerika Utara mengalami iliterasi teologi dalam kurun
  waktu yang lama. Saya pernah mendengar seorang pengkhotbah berkata,
  "Saya bukan seorang teolog, tapi ...." dan kemudian menghabiskan 1
  jam berikutnya menjelaskan tentang hal tersebut. Sebagai akibat dari
  pengabaian doktrin, ia membuat bingung jemaatnya dengan segala jenis
  doktrin.

  Penting sekali untuk seorang pemimpin gereja mengerti doktrin
  sehingga mereka dapat mengambil keputusan doktrinal, mengajar
  sesuatu yang doktrinal, dan melaksanakan perannya dengan cara yang
  doktrinal. Apa yang orang percayai tentang tersesatnya manusia tanpa
  Kristus, contohnya, akan memiliki efek yang amat besar pada
  keputusan yang ia buat.

  Seorang pemimpin tidak hanya perlu memiliki pelatihan teologi akan
  doktrin gereja, namun ia juga harus mengetahui apa yang gerejanya
  ajarkan dan mengapa. Daripada memberikan jawaban mengambang dan
  tidak jelas kepada jemaat saat mereka bertanya, alangkah lebih baik
  jika seorang pemimpin dapat menjawab pertanyaan itu dengan
  mengatakan, "Inilah yang gereja ajarkan, dan inilah mengapa kita
  mengimaninya.", 3. Pelatihan Lain

  Pelatihan lain apa yang perlu dikembangkan? Ada beberapa
  pertimbangan praktis. Sudahkah Anda mendapatkan pelatihan yang
  diperlukan untuk menilai diri sendiri? Sudahkah Anda diajar
  bagaimana Anda dapat saling menghargai? Sudahkah Anda mempelajari
  keterampilan yang cukup untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif?
  Sudahkah Anda menerima pelatihan sehingga Anda benar-benar mengenali
  gereja dan latar belakang gereja Anda? Apakah Anda sanggup
  menganalisa mengapa Anda harus menerima suatu tugas atau menolaknya?
  Sudahkah Anda menerima pelatihan untuk melaksanakan tugas spesifik
  Anda dengan efektif? Jika Anda adalah seorang pengajar, sudahkah
  Anda menerima pelatihan pengajar yang disertai dengan pelatihan
  alkitabiah dan doktrinal? Jika Anda terlibat dalam pengambilan
  keputusan, sudahkah Anda dilatih untuk membuat keputusan secara
  rasional dan bijaksana? Jika Anda terlibat dalam pelayanan keuangan,
  sudahkah Anda menerima pelatihan yang cukup untuk menangani keuangan
  secara akurat dan bijaksana?

  Pekerjaan Tuhan adalah pekerjaan terpenting di dunia. Cara dasar
  melaksanakan pekerjaan-Nya adalah melalui gereja. Tidak ada
  pekerjaan yang berjalan dengan baik tanpa seorang pemimpin yang
  terlatih. Mengapa kita berpikir bahwa gereja tidak membutuhkan
  pemimpin yang terlatih? Jangan pernah, jangan pernah menanggung
  posisi kepemimpinan gereja tanpa menjalani pelatihan terlebih
  dahulu. Jika Anda tidak menjalani pelatihan terlebih dahulu sebelum
  menanggung posisi kepemimpinan, Anda berarti menomorduakan pekerjaan
  Tuhan. Hal itu adalah sebuah penghinaan kepada-Nya, kepada
  gereja-Nya, dan kepada misi yang telah Ia berikan untuk gereja
  lakukan di dunia ini.

  Setelah Anda mengenal Tuhan, Anda juga harus mengenal diri sendiri
  untuk dapat menanggung posisi kepemimpinan. Jika Anda belum mengenal
  diri sendiri, Anda mungkin belum siap menjadi pemimpin. Mungkin Anda
  sudah berperan sebagai pemimpin gereja selama beberapa waktu, namun
  belum benar-benar mengenal diri sendiri. Jika Anda merasa seperti
  itu, akan lebih baik bagi Anda untuk dengan sukacita melepaskan
  posisi kepemimpinan tersebut dan memakai seluruh energi Anda untuk
  terlebih dahulu mengenal diri sendiri. Saat Anda benar-benar
  mengenal diri Anda sendiri, Anda pasti akan menjadi seorang pemimpin
  yang jauh lebih efektif daripada apa yang Anda bayangkan. Kenalilah
  diri sendiri. Jika perlu, berkorbanlah untuk melakukannya. Kemuliaan
  Tuhan dipertaruhkan. (t/Dian)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Judul buku: Circles of Influence
  Judul asli artikel: Natural Requirements
  Penulis: Robert C. Anderson
  Penerbit: Moody Press, Chicago 1991
  Halaman: 61 -- 66

==================================**==================================
KUTIPAN

  Tidak menjalani pelatihan terlebih dahulu sebelum menanggung posisi
          kepemimpinan berarti menomorduakan pekerjaan Tuhan.

==================================**==================================
ARTIKEL KHUSUS

                  ULANG TAHUN KE-3 E-LEADERSHIP

  Tanggal 1 Januari 2009 yang lalu tepat menandai 3 tahun pelayanan 
  publikasi e-Leadership. Selama 3 tahun tersebut, tentunya ada banyak 
  hal -- dalam hubungannya dengan publikasi e-Leadership -- yang dapat 
  dibagi. Karena itu, izinkan kami membagikan segala pencapaian, 
  perkembangan, dan apresiasi bagi publikasi e-Leadership selama 3 
  tahun ini. Ya, sekadar sebagai sebuah apresiasi untuk pelayanan 
  e-Leadership selama ini.

  1. EDISI E-LEADERSHIP

  Mengucap syukur karena sepanjang 3 tahun pelayanannya, e-Leadership 
  tidak pernah absen masuk dalam kotak pesan Anda sekalian. Itu 
  berarti, sejak Januari tahun 2006 sampai Desember 2009, e-Leadership 
  telah mengetengahkan sekitar 36 tema kepemimpinan Kristen. Kami 
  harap, tema-tema tersebut dapat memperlengkapi Anda untuk dan dalam 
  menjadi pemimpin di mana pun Anda berada.

  Semua edisi dengan beragam tema tersebut dapat Anda lihat di:
  <http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip/>, 2. DATA PELANGGAN

  Mengucap syukur juga karena sepanjang tahun 2008 yang lalu, 
  publikasi e-Leadership mengalami peningkatan jumlah pelanggan yang 
  signifikan. Dari data yang ada, pelanggan publikasi e-Leadership per 
  Januari 2008 tercatat ada 448, namun pada Desember 2008, jumlah itu 
  menjadi 1055.

  Dari data di atas, dapat dilihat bahwa selama tahun 2008 saja, 
  jumlah pelanggan publikasi e-Leadership meningkat secara drastis --
  lebih dari 50%. Hal ini merupakan sesuatu yang patut disyukuri, 
  dengan peningkatan ini, berarti lebih banyak lagi orang yang 
  diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang 
  alkitabiah dalam keseharian mereka.

  3. PENGEMBANGAN

  Menandai tahun baru, dan sekaligus ulang tahun e-Leadership yang 
  ke-3, e-Leadership juga berusaha untuk mengembangkan diri, yakni 
  dengan mengubah jadwal terbit (menjadi dua kali dalam sebulan) serta 
  beberapa perubahan nama kolom dan penambahan kolom baru.

    a. Perubahan Nama Kolom dan Penambahan Kolom Baru

    Selain menambah beberapa kolom baru, ada juga beberapa kolom
    terdahulu dalam publikasi e-Leadership yang diubah namanya, di
    antaranya:

    1. Menu Saji, menjadi Daftar Isi
    2. Jelajah, menjadi Jelajah Situs.
    3. Jelajah Buku, kolom baru yang berisi resensi buku kepemimpinan
       Kristen.
    4. Peristiwa, kolom baru yang berisi peristiwa-peristiwa 
       inspiratif masa lalu.

    Dengan penambahan beberapa kolom itu, maka e-Leadership yang baru
    akan memiliki delapan kolom (Daftar Isi, Editorial, Artikel, Tips,
    Inspirasi, Jelajah Situs, Jelajah Buku, dan Stop Press). Selain
    kolom Tips dan Stop Press, kolom lainnya akan menjadi kolom tetap.
    Tapi masalahnya, ukuran file jadi membengkak karena akan ada lebih
    banyak bahan yang disajikan -- bisa mencapai 40-an kilobyte.
    Terlalu panjang untuk dibaca sekaligus.

    b. Perubahan Jumlah Terbitan Per Bulan

    Untuk mengantisipasi besarnya file tersebut, maka e-Leadersip
    dibagi menjadi dua, terbit dua kali sebulan (Rabu minggu ke-2 dan
    minggu ke-4), namun dengan tema yang sama. Dengan begitu,
    pelanggan tidak akan cepat lelah karena membaca edisi e-Leadership
    yang terlalu panjang.

    e-Leadersip minggu ke-2 akan berisi Editorial (plus ayat sesuai
    tema edisi), Artikel, Inspirasi, dan Jelajah Situs. Sedang yang
    minggu ke-4 akan berisi Editorial, Artikel, Tips (jika ada),
    Jelajah Buku, dan Peristiwa. Masing-masing bagian tetap akan
    disertai Daftar Isi.

    Selain itu, Kutipan -— kata mutiara yang biasanya ada di editorial
    -- akan dipindah ke bagian bawah setiap Artikel yang disajikan.

    Begitulah kira-kira perubahan dilakukan untuk e-Leadership di
    tahun 2009. Diharapkan, perubahan ini bisa memajukan pelayanan 
    e-Leadership, dan semakin menjadi berkat bagi para pelanggan.

    *) Simak versi lain dan selengkapnya dari pengembangan publikasi
       e-Leadership ini di:
       <http://blog.sabda.org/2009/01/12/pengembangan-publikasi-e-leadership/#more-9>, 4. APRESIASI

  Menerima ucapan, kesan, dan pesan selalu menjadi sesuatu yang 
  menyenangkan bagi publikasi e-Leadership. Karena ucapan-ucapan 
  semacam itu dapat membuat e-Leadership semakin terpacu dan 
  berkembang dalam memberikan yang semakin baik bagi para pelanggan.

  Berikut ini adalah beberapa ungkapan apresiasi dan ucapan selamat
  ulang tahun dari pelanggan dan staf redaksi publikasi YLSA yang
  lain. Kami sangat berterima kasih, Anda semua sudi meluangkan waktu
  mengemukakannya.

    a. Dari Pelanggan

    Dari: zen nurat <zen_7nurat(at)>
    >Artikel yang bagus, thx <http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/032/>
    >Tuhan memberkati...

    Dari: Stevanus Salasa <stevansal(at)>
    >Trima kasih e-Leadership. Tuhan memberkati.

    Dari: "Edy (F & A, Comm Farm, Medan)" <edy(at)>
    >Shalom
    >Menurut saya e-leadership sangat bagus, dimana kita dapat belajar
    >lebih banyak lagi. Terima kasih karena redaksi e-leadership
    >selalu mengirimkannya kepada saya. Semoga tahun 2009 redaksi
    >e-leadership lebih maju dan tambah sukses selalu.
    >Terima kasih.

    Dari: MKT - Sigit <sigit.kdi(at)>
    >Dear Redaksi e-Leadership,
    >Terima kasih atas ucapannya, semoga melalui Natal Tahun ini
    >e-Leadership semakin berkembang dan tetap semangat memberikan
    >yang terbaik untuk "Highest Leader" kita dan Tahun Baru semoga
    >makin menjadi berkat bagi bangs kita Indonesia.
    >Untuk isi materi e-Leadership, dari bulan January sampai December
    >,2008 saya rasa semua bagus, hanya saya paling senang dengan
    >format bulan December 2008. Untuk bulan ini saya rasa agak
    >berbeda karena ada bahasan tentang apa yang dilakukan Nehemia
    >yang ditulis dengan sangat lengkap dan terstruktur rapi. My
    >comment is, seandainya semua format artikel disisipkan sebuah
    >bahasan tentang apa yang pernah dilakukan seorang tokoh di
    >alkitab (salah satunya seperti Nehemia), itu akan lebih baik.
    >Once again, thank you for your ministry and hope the Lord`s
    >blessing is anointing on you always.
    >GBU

    b. Dari Redaksi Publikasi-Publikasi YLSA

    Dari: Yohanna Prita Amelia (Pimpinan Redaksi ICW dan e-Wanita)
    >Selamat ultah buat e-Leadership yang ke-3. Semoga panjang umur,
    >semakin banyak pelanggan, dan menjadi salah satu referensi
    >terpercaya dalam bidang kepemimpinan. Kiranya setiap bahan yang
    >diberikan akan terus memperkaya pelanggan sehingga e-Leadership
    >semakin dicintai.

    Dari: Christiana Ratri Yuliani (Pimpinan Redaksi e-Konsel)
    >Selamat ulang tahun e-leadership, semoga semakin menjadi
    >penyemangat dan memberi inspirasi bagi para pemimpin kristen
    >di mana pun. Kiranya di masa yang akan datang, e-Leadership 
    >semakin dapat menolong para pemimpin Kristen untuk tetap 
    >berpegang pada prinsip-prinsip Tuhan dalam memimpin.

    Dari: Novita Yuniarti (Pimpinan Redaksi e-JEMMi dan KISAH)
    >Selamat ultah untuk e-Leadership yang ke-3, kiranya e-Leadership
    >terus menjadi jurnal kepemimpinan yang membuka cakrawala orang
    >Kristen tentang bagaimana dan pentingnya menjadi seorang pemimpin
    >yang memiliki karakter yang baik serta takut akan Tuhan.

    Dari: Kristina Dwi Lestari (Pimpinan Redaksi Berita YLSA dan Bio-Kristi)
    >Setiap orang pasti memiliki kemampuan dalam memimpin, salah
    >satunya memimpin diri sendiri. Untuk memperlengkapi para
    >pembacanya, publikasi e-Leadership hadir dalam sajian yang
    >memberi pengetahuan tentang kepemimpinan Kristen melalui artikel, 
    >tips, dan sajian lainnya. Selamat ulang tahun ke-3. Terus 
    >berjuang dalam memberikan sajian yang terbaik bagi pembaca 
    >setianya.
    >Tuhan memberkati.

    Dari: Davida Welni Dana (Pimpinan Redaksi e-BinaAnak dan e-PENULIS)
    >Tidak ada pemimpin yang bisa memimpin sejak dia lahir. Menjadi
    >pemimpin merupakan tahapan proses. e-Leadership merupakan
    >pelengkap dalam proses mencetak pemimpin-pemimpin Kristen yang
    >berwawasan dan berpola pikir seperti Kristus. Selamat ulang tahun
    >e-Leadership, biarlah semakin memberkati para pemimpin Kristen,
    >dan nama Tuhan semakin dimuliakan.

    Dari: Sri Setyawati (Pimpinan Redaksi e-Buku)
    >e-Leadership, selamat ulang tahun, ya .... Makin maju dalam 
    >kepemimpinan melalui bahan-bahan yang disajikan. Harapanku, 
    >e-Leadership semakin menjadi berkat bagi pelanggan. God bless!

    Dari: Tatik Wahyuningsih (Staf Redaksi e-Humor, KISAH, e-Konsel,
          dan e-BinaAnak)
    >Selamat ulang tahun e-Leadership yang ke-3. Terima kasih atas
    >artikel dan tips-tips yang membangun dan memperlengkapi
    >saya, khususnya dalam bidang kepemimpinan. Kiranya dengan 
    >bertambahnya usia, e-Leadership bisa menjadi berkat bagi 
    >calon-calon pemimpin dunia.

  Akhir kata, Redaksi e-Leadership mengucapkan terima kasih atas 
  dukungan Anda sekalian selama ini. Doa dan dukungan Anda serta 
  anugerah Allahlah yang senantiasa membuat publikasi e-Leadership 
  dapat terus hadir menyapa Anda. Doa dan saran Anda bagi pengembangan 
  publikasi e-Leadership yang sudah kami paparkan di atas, sangat kami 
  butuhkan.

==================================**==================================
JELAJAH BUKU

                       BAHAN BAKAR SANG PEMIMPIN

  Penulis: Robby Chandra
  Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2004
  Ukuran buku: 11 x 18 cm
  Tebal: 111 halaman

  Buku yang berjudul "Bahan Bakar Sang Pemimpin" ini adalah karya 
  Robby Chandra, seorang rohaniwan berpendidikan tinggi yang pernah 
  menjadi pengajar luar biasa di beberapa universitas, termasuk 
  Universitas Indonesia dan University of Oregon. Sehari-hari, ia 
  melayani di Badan Bina Pengerja GKI SW, Jawa Barat. Bapak dari tiga 
  anak dan beberapa anak asuh ini juga pernah menulis buku lain, 
  seperti "Transformasi", "Ketika Aku Dipanggil untuk Melayani-Nya", 
  dan beberapa buku yang lain.

  Buku ini merupakan salah satu buku dari kumpulan buku seri
  kepemimpinan rohani yang ditulis oleh Robby Chandra. Buku ini sangat
  bagus bagi Anda yang sedang belajar mengembangkan jiwa kepemimpinan.
  Ditulis dengan bahasa yang sederhana, namun memiliki makna yang
  dalam, membuat buku ini menjadi sangat kaya akan nilai pengetahuan
  dan sangat bermanfaat bagi para pemimpin pilihan Tuhan. Selain itu,
  buku ini juga dilengkapi dengan ayat-ayat Alkitab dan referensi lain
  yang begitu banyak sehingga Anda bisa memperdalam wawasan Anda
  dengan mudah dan tetap ada di jalur Tuhan. Kelebihan lain dari buku
  ini adalah adanya artikel dan juga satu bab tentang buku kerja
  evaluasi dalam kepemimpinan. Jujur, buku ini nyaris sempurna karena
  kesalahan ketik sangat sedikit. Bagi Anda yang ingin lebih lagi
  menggali potensi Anda sebagai seorang pemimpin, saya
  merekomendasikan buku ini untuk Anda baca.

  Ditulis oleh: Sri Setyawati

==================================**==================================
PERISTIWA

  28 Januari ...
  1. 1855 - Lokomotif pertama mulai beroperasi dari Atlantik ke 
     Pasifik dalam Kereta Api Panama.
  2. 1887 -- Dalam sebuah badai salju di Fort Keogh, Montana, AS,
     kepingan salju terbesar di dunia dicatat; lebarnya 38 cm dan
     tebalnya 20 cm.
  3. 1986 - Pesawat ulang-alik Challenger meledak sesaat setelah lepas
     landas dan menewaskan tujuh orang di dalamnya.

  Sumber: http://id.wikipedia.org/

==================================**==================================
Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org/
Network Kepemimpinan: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_kepemimpinan
______________________________________________________________________
Redaksi e-Leadership: Dian Pradana dan Sri Setyawati
e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Bahan ini dapat dibaca secara on-line di:
http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
Copyright(c) 2009 oleh YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org