Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/30

e-Leadership edisi 30 (9-5-2008)

Harga Sebuah Kepemimpinan

 

=============MILIS PUBLIKASI E-LEADERSHIP EDISI MEI 2008==============

  TOPIK: HARGA SEBUAH KEPEMIMPINAN

  MENU SAJI
  EDITORIAL: Kepemimpinan Itu Tidak Gratis
  ARTIKEL 1: Harga Kepemimpinan
  ARTIKEL 2: Bayar Harga untuk Menjadi Pemimpin yang Efektif
  JELAJAH: PERFECTS
  STOP PRESS: Lowongan Tenaga Pendidik PESTA

==================================**==================================
EDITORIAL

                   KEPEMIMPINAN ITU TIDAK GRATIS

  "Tidak ada yang gratis di dunia ini, yang gratis hanyalah
  keselamatan yang telah diberikan Allah melalui pengorbanan Yesus di
  kayu salib; kita harus bayar harga untuk segala sesuatu, tak
  terkecuali kepemimpinan," begitulah yang disampaikan dalam artikel
  kedua sajian e-Leadership kali ini.

  Memang benar, ada harga yang harus dibayar untuk menjadi pemimpin.
  Harga itu sangat tinggi; membutuhkan pengorbanan, disiplin, dan
  usaha yang lebih daripada keras. Musa dan Elia, dua di antara
  pemimpin-pemimpin besar yang ada di Alkitab pun harus membayar
  harga. Apakah harga yang harus mereka bayar? Kolom Artikel 1 akan
  menjawabnya.

  Simak juga apa saja yang harus dibayar untuk menjadi pemimpin yang
  efektif dalam artikel Bayar Harga untuk Menjadi Pemimpin yang
  Efektif. Jangan lewatkan untuk menyimak kolom Jelajah yang cukup
  lama absen dari publikasi e-Leadership. Kiranya ulasan situs
  kepemimpinan yang disajikan kali ini dapat menambah referensi Anda
  seputar kepemimpinan.

  Selamat menyimak, semoga menjadi berkat!

  Pimpinan Redaksi e-Leadership,
  Dian Pradana

  "Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak;
  janganlah mengabaikannya."
  (Amsal 8:33)
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Amsal+8:33 >

==================================**==================================

    IF YOU AREN`T WILLING TO PAY THE PRICE TO BECOME AN EFFECTIVE
      LEADER, THEN DON`T COMPLAIN ABOUT THE SHORTAGE OF LEADERS.

==================================**==================================
ARTIKEL 1

                         HARGA KEPEMIMPINAN

  Persiapan untuk menjadi seorang pemimpin mencakup banyak waktu
  mencucurkan air mata dan ujian-ujian yang menyakitkan (lihat Ibrani
  5:7-8). Ini karena Anda dilatih untuk bertahan terhadap
  tekanan-tekanan yang dahsyat yang menimpa seorang pemimpin.
  Kepemimpinan Kristen bukanlah hal yang penuh kesenangan/glamor;
  tetapi adalah suatu peperangan.

  Anda berperang dengan setan dan dunia. Anggota-anggota keluarga Anda
  bisa salah mengerti terhadap anda, sahabat-sahabat dan
  saudara-saudara seiman juga bersikap demikian. Seiring dengan ini,
  Anda juga akan sering mengalami celaan dari orang-orang karena
  mereka iri hati dan takut.

  Kisah yang tercatat dalam Alkitab mengenai Musa di dalam Kitab
  Bilangan, merupakan gambaran tepat tentang apa yang tercakup di
  dalam kepemimpinan. Musa bertanggung jawab untuk jemaat yang terdiri
  dari dua setengah juta manusia. Mereka merupakan kelompok yang
  terdiri dari para pengeluh, penggerutu, dan para pemberontak yang
  suka mencemarkan nama orang. Mereka ingin menyaksikan mukjizat,
  tetapi tidak lama kemudian menuntut sesuatu yang lain lagi.

  Bahkan, saudara laki-laki dan saudara perempuan Musa sendiri pun
  mencela dia dan menentang kepemimpinannya (dan sebagai akibatnya
  mereka dihukum).

  Tak mengherankan bila Allah memersiapkan Musa selama empat puluh
  tahun sebelum ia berada di posisi kepemimpinan. Jika Musa tidak
  melewatkan waktu selama empat puluh tahun di padang gurun yang sunyi
  bersama domba-domba mertuanya, ia tidak akan pernah menjadi pemimpin
  besar seperti itu.

DUA PEMIMPIN YANG TERBESAR
  Musa dan Elia adalah dua orang yang nampak di Bukit Pemuliaan
  bersama Yesus. Dari hal ini (dan bagian firman Tuhan lain) kita
  mengambil kesimpulan bahwa mereka adalah dua pemimpin terbesar dan
  terpenting dalam Perjanjian Lama.

  Sejumlah tekanan yang diderita seorang hamba Allah dalam
  kepemimpinan dengan jelas dipaparkan melalui kehidupan Musa dan
  Elia.

MUSA
  Sekalipun Musa telah mengalami tahun-tahun persiapan yang lama,
  tekanan itu begitu dahsyatnya sampai Musa memohon agar Allah
  membunuhnya. Seseorang tidak mungkin berdoa demikian jika hidupnya
  tidak sangat sengsara.

  Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN, "Mengapa Kau perlakukan hamba-Mu
  ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di
  mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas
  seluruh bangsa ini? Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau
  akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku:
  Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu,
  berjalan ke tanah yang Kau janjikan dengan bersumpah kepada nenek
  moyangnya? Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada
  seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata:
  Berilah kami daging untuk dimakan. Aku seorang diri tidak dapat
  memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat
  bagiku. Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau
  membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu,
  supaya aku tidak harus melihat celakaku." (Bil. 11:11-15)

  Hanya mereka yang sudah sampai pada pengalaman itu, yang
  mengetahuinya. Kepemimpinan selalu dibarengi dengan beban-beban yang
  sangat berat. Musa menjadi begitu tawar hati dan putus asa
  menghadapi situasi itu sehingga ia ingin mati saja.

ELIA
  Elia juga mengalami kelemahan seperti ini dalam pelayanannya.
  Terjadinya setelah kemenangannya yang terbesar, yaitu ketika ia
  minta api turun dari surga dan api itu telah membunuh empat ratus
  nabi-nabi Baal. Sungguh tak beruntung, lembah kekecewaan sering
  mengikuti pengalaman puncak gunung dari suatu kemenangan besar.

  Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia
  dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang, maka Izebel
  menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya
  para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika
  besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama
  seperti nyawa salah seorang dari mereka itu." Maka takutlah ia, lalu
  bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke
  Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di
  sana. Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan
  jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin
  mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku,
  sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." (1 Raja-
  raja 19:1-4)

  Tuhan menjawab doa Elia dan membebaskan dia. Ia diangkat ke surga
  dalam sebuah kereta beberapa minggu setelah ia menyampaikan doa ini.
  Bagi saya, ini merupakan suatu pernyataan yang besar dari kasih dan
  pengertian Allah terhadap pemimpin-pemimpin-Nya, dan Ia menghormati
  Musa dan Elia dengan mengizinkan mereka berada pada saat
  kemuliaan-Nya (Matius 17).

  Ya, ada harga yang harus dibayar untuk menjadi seorang pemimpin.
  Jika persiapannya nampak sulit, ingatlah hal ini: tekanan-tekanan
  yang berlaku bagi para pemimpin utama lebih sulit dari pada latihan
  yang membawa Anda ke sana.

  Diambil dan disesuaikan dari:
  Judul buku: Pembentukan Seorang Pemimpin
  Judul bab: Kepemimpinan -- Harganya dan Jerat-Jeratnya
  Penulis: Ralph Mahoney
  Penerbit: World Missionary Assistance Plan, California
  Halaman: 92 -- 94

==================================**==================================
ARTIKEL 2

          BAYAR HARGA UNTUK MENJADI PEMIMPIN YANG EFEKTIF
                   Diringkas oleh: Dian Pradana

  Keselamatan adalah satu-satunya hal dalam hidup yang gratis. Yang
  lainnya memiliki harga yang harus dibayar, dan harga yang terlabel
  dalam kepemimpinan itu sangat tinggi. Itulah salah satu alasan
  mengapa hanya ada sedikit pemimpin.

  Banyak orang ingin menjadi pemimpin. Kebanyakan orang mengincar
  posisi kepemimpinan. Namun demikian, sangat sedikit orang yang
  bersedia membayar harga untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif.

  Butuh waktu untuk menjadi pemimpin yang efektif. Pemimpin yang baik
  tidak berkembang dalam sehari. Anda tidak belajar menjadi pemimpin
  yang efektif dengan duduk di sebuah ruang kelas. Menguasai beragam
  teori dan prinsip kepemimpinan tidak membuat Anda menjadi pemimpin
  yang baik. Berpakaian seperti pemimpin sama sekali tidak ada
  kaitannya dengan menjadi seorang pemimpin yang baik.

  Saat saya lulus SMU, saya mencari pekerjaan musim panas untuk
  membantu orang tua membayar biaya kuliah. Saya melihat sebuah iklan
  di koran yang membutuhkan orang-orang untuk bekerja di sebuah
  pembangunan rumah. Posisi yang tersedia beragam; dari kuli sampai
  mandor.

  Saya melamar sebagai tukang bingkai, tapi sang pemilik mengatakan
  bahwa saya harus memulai sebagai kuli yang menurunkan kayu dari truk
  karena saya tidak memiliki pengalaman sebagai tukang kayu. Dia
  berkata, "Sekalinya Anda belajar tentang ragam ukuran kayu,
  bagaimana memakai meteran, dan familiar dengan bagaimana kami
  membangun rumah, kami akan memberikan posisi sebagai tukang bingkai
  kepada Anda."

  Tapi aku ingin mulai kerja sebagai tukang bingkai. Saya ingin memaku
  dan membantu mendirikan rumah; saya tidak mau menurunkan muatan truk
  dan membawakan kayu untuk orang-orang yang melakukan pekerjaan yang
  sebenarnya. Karena saya tidak mengerti makna dari pekerjaan yang
  sebenarnya, saya tidak mengambil pekerjaan itu dan bekerja di sebuah
  toko grosir; menata bahan makanan di rak dan mengarungi bahan
  makanan.

  Saya tidak menyadarinya saat itu, tapi sebenarnya saya memiliki
  masalah serius -- sebuah masalah yang membutuhkan bertahun-tahun
  untuk saya dapat mengatasinya. Saya tidak mau membayar harga untuk
  menjadi pengikut sebelum saya menjadi seorang pemimpin. Saya ingin
  membangun rumah, tapi saya tidak mau meluangkan waktu belajar
  membedakan kayu berukuran empat kali delapan dan balok silang
  lantai. Butuh beberapa tahun sebelum saya belajar pentingnya
  menggunakan waktu dan tenaga seperlunya untuk menjadi seorang
  pengikut yang baik, sehingga pada saatnya nanti saya dapat menjadi
  seorang pemimpin yang efektif.

  Saat Yesus menunjuk dua belas murid, Dia berkata, "Mari, ikutlah
  Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia" (Mat. 4:19). Ia tidak
  berkata, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan secara otomatis menjadi
  penjala manusia." Murid-murid itu harus bersedia menginvestasikan
  waktu dan tenaga sebagai pengikut Yesus untuk menjadi penjala
  manusia.

  Hampir kedua belas murid tersebut adalah nelayan komersial sebelum
  menjadi pengikut Yesus Kristus. Mereka adalah nelayan profesional.
  Mereka menghidupi diri dan keluarga mereka dengan mencari ikan.
  Mereka mungkin menduduki posisi kepemimpinan dalam komunitas bisnis
  lokal.

  Namun demikian, untuk belajar bagaimana menjala manusia, mereka mau
  berada pada posisi bawah dan menjadi pengikut lagi sebelum mereka
  memenuhi syarat sebagai pemimpin dalam pekerjaan Tuhan. Hal itu
  adalah suatu prinsip yang penting dalam mengembangkan pemimpin
  spiritual.

  Kita harus selalu ingat bahwa apa pun prestasi seseorang sebagai
  pemimpin dalam dunia sekuler, ia akan harus merendahkan hati dan
  menginvestasikan waktu dan tenaganya untuk menjadi seorang pemimpin
  spiritual dalam pekerjaan Tuhan. Tidak ada jalan pintas dalam
  mengembangkan keterampilan memimpin.

  Selain waktu dan tenaga, ada harga-harga lain yang harus dibayar.

BERDIRI SENDIRI
  Banyak orang melihat pada gaya hidup glamor yang dimiliki oleh
  seorang pemimpin dan ingin menjadi pemimpin. Beberapa bahkan merasa
  bahwa mereka dipanggil untuk menjadi pemimpin. Mereka menginginkan
  kehormatan dan kuasa yang ada dalam posisi kepemimpinan. Namun
  demikian, tidak semua orang itu menyadari tanggung jawab besar yang
  diemban oleh seorang pemimpin.

  Pada pokok bahasan ini, saya harus mengatakan bahwa Alkitab dengan
  jelas mengatakan bahwa adalah hal yang bagus untuk bercita-cita
  menjadi seorang pemimpin. Perhatikan apa yang Paulus tulis pada
  Timotius: "Benarlah perkataan ini: `Orang yang menghendaki jabatan
  penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah.`" (1 Tim. 1:3)
  Tuhan jelas sangat senang saat seseorang bercita-cita menjadi
  pemimpin. Namun demikian, Ia juga ingin agar kita memerhitungkan
  harga yang harus dibayar. Tuhan berkata, "Sebab siapakah di antara
  kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu
  membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk
  menyelesaikan pekerjaan itu?" (Luk. 14:28)

  Salah satu harga yang harus Anda perhitungkan adalah kesediaan Anda
  untuk berdiri sendirian. Sebagai seorang pemimpin, ada saat-saat di
  mana Anda menjadi satu-satunya orang yang memerangi masalah. Bahkan
  saat tidak ada seorang pun yang bersedia menangani suatu masalah,
  seorang pemimpin harus selalu mau. Ini adalah salah satu harga besar
  yang harus dibayar oleh seorang pemimpin, dan itu jugalah salah satu
  hal yang membedakan seorang pemimpin.

  Saat orang-orang Israel berkumpul di Lembah Tarbantin untuk
  berperang melawan bangsa Filistin, tidak seorang pun di antara
  mereka, termasuk Raja Saul, bersedia maju melawan raksasa Filistin,
  Goliat. Saat Daud, seorang gembala muda, tiba di perkemahan
  orang-orang Israel dengan makanan dari rumah untuk
  saudara-saudaranya dan melihat situasi tersebut, ia menghampiri
  Raja Saul dan berkata, "Janganlah seseorang menjadi tawar hati
  karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu."
  (1 Sam. 17:32)

  Daud mau untuk maju melawan Goliat saat tidak ada seorang pun yang
  mau. Ada saat-saat di mana Anda, seperti Daud, akan mengajukan diri
  dan berkata, "Janganlah seorang menjadi tawar hati -- saya akan
  melakukannya"! Itulah harga yang terkadang akan Anda bayar untuk
  menjadi seorang pemimpin. Terkadang Anda diharuskan untuk berdiri
  sendirian menyelesaikan suatu masalah.

MELAWAN OPINI PUBLIK
  Seorang pemimpin tidak hanya harus berdiri sendirian dalam
  menghadapi suatu masalah, ia juga harus siap untuk berdiri melawan
  opini publik dalam rangka menekankan apa yang ia percaya. Ini adalah
  salah satu harga termahal yang seseorang harus bayar untuk menjadi
  seorang pemimpin.

  Tidaklah mudah untuk bertahan mengahadapi gelombang opini publik
  yang terus menerjang Anda, tapi ada banyak saat ketahanan itu
  diperlukan. Perhatikan pernyataan Yosua bagi orang-orang Israel
  dalam Yosua 24:15: "Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk
  beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu
  akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di
  seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu
  diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada
  TUHAN!"

  Yosua tidak serta-merta menjadi pemimpin hanya karena ia adalah
  pemimpin bangsa; ia menjadi pemimpin karena ia mau bayar harga. Ia
  mau melawan opini publik dalam rangka menyatakan dan menekankan apa
  yang ia percaya.

  Bagaimana dengan Anda -- apakah Anda mau berpegang teguh pada
  keyakinan Anda meski banyak pendapat menentangnya? Atau apakah Anda
  lebih tertarik disukai banyak orang karena Anda ikut-ikut saja
  dengan pendapat mereka?

  Jika Anda berpikir bahwa menjadi seorang pemimpin yang baik berarti
  menyenangkan hati orang banyak, Anda tidak akan pernah berhasil
  menjadi seorang pemimpin. Perumpamaan kuno yang mengatakan bahwa
  "Anda dapat menyenangkan beberapa orang kadang-kadang, namun Anda
  tidak akan dapat menyenangkan semua orang setiap waktu" benar-benar
  sesuai dalam kepemimpinan.

  Ada saat-saat di mana Anda tidak bisa menyukakan siapa pun juga,
  namun itu adalah tugas seorang penghibur untuk menyenangkan hati
  semua orang. Pekerjaan pemimpin adalah menetapkan teladan yang benar
  dan kemudian menantang orang untuk mengikutinya. Dan jika teladan
  yang benar itu tidak disukai banyak orang, seperti Yosua, maka Anda
  harus melawan opini publik.

MENGHADAPI KEGAGALAN
  Kegagalam memiliki konsekuensi yang berbeda bagi setiap orang.
  Misalnya, Anda berharap pengikut Anda terkadang gagal, namun
  pengikut Anda tidak pernah berharap bahwa Anda akan gagal. Pemimpin
  berada di bawah tekanan konstan untuk menjadi sukses. Mereka
  diharapkan untuk selalu berada di garis depan. Banyak orang berpikir
  bahwa mereka akan gagal saat berada dalam posisi kepemimpinan. (Dan
  jika mereka pernah gagal, mereka tidak tahu bagaimana cara
  menangani atau menghadapi kegagalan tersebut.) Namun, semua orang
  pernah gagal -- bahkan para pemimpin besar!

  Abraham gagal (Kej. 12:10-13, 16:1-6). Musa gagal (Kel. 2:11-12;
  Bil. 11:10-23). Daud gagal (2 Sam. 11:1-21). Petrus gagal (Mat.
  26:69-75). Dan Anda dan saya juga gagal.

  Tanda seorang pemimpin yang baik bukanlah karena ia tidak pernah
  gagal. Ujian kepemimpinan yang sebenarnya adalah bagaimana menangani
  kegagalan. Para pemimpin besar dalam Alkitab tersebut di atas
  semuanya pernah gagal. Namun mereka belajar dari kegagalan mereka,
  dan Tuhan terus menggunakan mereka sebagai pemimpin yang efektif.

  Selalu ada risiko dalam kepemimpinan. Pemimpin dihadapkan pada
  kemungkinan yang lebih besar untuk gagal daripada pengikutnya, dan
  hasilnya jauh lebih buruk saat seorang pemimpin gagal daripada
  pengikutnya yang gagal.

MENGUASAI EMOSI
  Pemimpin yang efektif menguasai emosi mereka. Apa pun yang mereka
  rasakan, pemimpin yang baik harus berjuang dengan panduan fakta dan
  prinsip.

  Saat kita mengizinkan emosi mengendalikan kita, kita menjadi lebih
  berisiko melakukan kesalahan dalam menilai sesuatu, bahkan akan
  menghadapi suatu kegagalan yang serius. "Orang yang sabar besar
  pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan."
  (Ams. 4:29) "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari
  situlah terpancar kehidupan." (Ams. 4:23)

  Jika Anda melihat apa yang menyebabkan Abraham, Musa, Daud, dan
  Petrus gagal, Anda akan menemui bahwa dalam suatu perkara, mereka
  mengizinkan emosi mereka mengendalikan keputusan dan mereka menyesal
  telah melakukan sesuatu yang mereka tahu bahwa itu adalah salah.
  Jika mereka tidak membiarkan emosi mengendalikan mereka, mereka
  tidak akan gagal.

  Saat kita mengizinkan emosi mengendalikan kita, kita tidak hanya
  lebih berisiko melakukan kesalahan, tetapi juga pasti akan melakukan
  sesuatu yang akan kita sesali nantinya. Pokok itu dengan jelas
  dinyatakan dalam Yakobus 3:2-5: "... Dan lihat saja kapal-kapal,
  walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat
  dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak juru mudi.
  Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun
  dapat memegahkan perkara-perkara yang besar ...."

  Saat kita mengendalikan emosi, kita dapat mengendalikan lidah kita.
  Dan semakin kita mengendalikan lidah kita, semakin jarang kita
  terlibat masalah.

  Setiap orang harus mengendalikan emosi. Terlebih lagi, pengendalian
  emosi sangat penting bagi seorang pemimpin karena tindakan dan
  reaksinya tidak hanya memengaruhi diri sendiri, tapi juga
  pengikutnya. Pengendalian emosi termasuk mengatakan tidak saat Anda
  benar-benar mengatakan ya.

MENGHINDARI CELAAN
  Seorang pemimpin juga harus menghindari celaan. "Karena itu penilik
  jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu istri,
  dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap
  mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah,
  pendamai, bukan hamba uang .... Hendaklah ia juga memunyai nama baik
  di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam
  jerat Iblis." (1 Tim 3:2-3,7)

  Memberikan teladan hidup yang baik adalah salah satu harga yang
  harus dibayar seorang pemimpin. Ada banyak hal yang bisa dilakukan
  oleh orang lain, namun pemimpin tidak. Pemimpin harus menghindari
  situasi yang mungkin memberikan kesempatan untuk orang lain
  "berbicara".

  Paulus dengan jelas menjelaskannya dalam Titus 2:7-8, "Dan
  jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik.
  Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,
  sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi
  malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan
  tentang kita."

  Paulus juga menerangkan bahwa "Segala sesuatu diperbolehkan". Benar,
  tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan".
  Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun. Jangan seorang pun
  yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang
  mencari keuntungan orang lain .... Janganlah kamu menimbulkan syak
  dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat
  Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang
  dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk
  kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat." (1 Kor.
  10:23-24, 32-33)

  Paulus dengan jelas menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus
  menghindari celaan.

MEMBUAT KEPUTUSAN YANG ORANG LAIN TIDAK MAU BUAT
  Pemimpin terkadang harus mengambil keputusan yang orang lain tak mau
  ambil. Seperti orang lain, Anda mungkin tidak ingin mengambil
  keputusan. Anda mungkin tidak mau bertanggung jawab akan hasilnya.
  Anda mungkin tidak tahu keputusan mana yang terbaik. Tapi, seseorang
  harus memutuskan -- dan orang itu adalah pemimpin.

  Salah satu hal terburuk yang dapat Anda lakukan adalah menangguhkan
  keputusan yang harus diambil. Penangguhan akan mengurangi
  kredibilitas Anda dalam memimpin.

  Jangan coba-coba menangguh-nangguhkan keputusan yang harus diambil.
  Harga yang harus dibayar sebagai pemimpin terkadang adalah seorang
  pemimpin harus mengambil keputusan dan menanggung risikonya -- tidak
  peduli kita suka atau tidak.

MENGORBANKAN KEPENTINGAN PRIBADI
  Kehidupan pemimpin bukanlah miliknya sendiri. Pemimpin memiliki
  tanggung jawab besar pada mereka yang dipimpin. Pemimpin sering kali
  harus mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan bersama.

  Karena pemimpin berurusan dengan orang banyak, kebutuhan mereka
  harus menjadi perhatian utama. Terkadang saya benci mendengar dering
  telepon yang saya tahu bahwa yang menelepon adalah orang yang butuh
  menemui saya. Tidak -- aku tidak selalu ingin menjawab telepon itu.
  Ya -- Terkadang saya marah karena ada orang yang mengganggu apa yang
  saya anggap adalah waktu pribadi saya.

  Namun untuk menjadi pemimpin yang efektif, salah satu harga yang
  harus dibayar adalah mengorbankan kepentingan pribadi bagi kebaikan
  bersama.

BERUSAHA MELAKUKAN YANG TERBAIK
  Pemimpin adalah orang yang memimpin, memandu, dan menunjukkan jalan
  bagi yang lain. Pemimpin ada di garis depan memberikan panduan dan
  menetapkan arah.

  Anda tidak bisa menjadi pemimpin jika Anda hanya puas dengan semua
  yang biasa-biasa saja. Anda harus selalu berjuang untuk yang terbaik
  -- baik bagi diri Anda sendiri dan pengikut Anda.

  Yesus Kristus memberikan teladan yang baik bagi pengikut-Nya.
  Perhatikan yang orang katakan tentang-Nya: "Ia menjadikan
  segala-galanya baik." (Mrk. 7:37) Ayat ini juga menyiratkan bahwa
  karena standar tindakan-Nya sangat baik, "Mereka takjub dan
  tercengang." Paulus juga mengatakan hal yang sama, "Apa pun juga
  yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk
  Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kol. 3:23)

  Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa kita, apalagi pemimpin, harus
  melakukan yang terbaik. Anda tidak bisa melakukan hal yang
  biasa-biasa saja dan mengharapkan bahwa pengikut Anda akan
  melakukan hal yang besar. Jika Anda ingin tahu bagaimana performa
  Anda, lihat seberapa keras pengikut Anda dalam melakukan sesuatu.

HARGAI ORANG LEBIH DARIPADA HARTA
  Telah disebut bahwa pemimpin berurusan dengan orang banyak --
  orang-orang tersebut harus lebih penting daripada harta Anda.

  Orang dan harta tidak dapat duduk bersama pada prioritas utama; Anda
  harus memilih salah satunya. "Karena di mana hartamu berada, di situ
  juga hatimu berada." (Mat. 6:21) Jika Anda menempatkan harta Anda
  pada prioritas utama, di sanalah komitmen Anda tertuju. Anda tidak
  bisa menjadi pemimpin yang efektif kecuali orang banyak adalah
  prioritas Anda.

  Pengikut meneladani pemimpin, jika Anda menetapkan harta sebagai
  prioritas utama dalam memimpin, suatu saat mereka juga akan
  bertindak demikian. Begitu juga sebaliknya, jika Anda menempatkan
  orang banyak sebagai prioritas utama, pengikut Anda juga akan
  bertindak demikian saat mereka memimpin. Sesungguhnya kunci utama
  dalam kepemimpinan untuk mencapai tujuan adalah melalui orang
  banyak, bukan perolehan materi.

JAGA KESEIMBANGAN HIDUP
  Fakta membuktikan bahwa salah satu masalah besar bagi pemimpin
  adalah menjaga keseimbangan hidupnya. Pemimpin harus bekerja lebih
  keras daripada orang lain untuk menjaga keseimbangan hidupnya.

  Anda harus mendisiplinkan diri untuk dapat fokus pada keseimbangan
  dalam hidup. Sangat mudah untuk menghabiskan semua waktu dan tenaga
  dalam memimpin dan tidak menyisakan waktu untuk diri sendiri dan
  keluarga. Itulah mengapa banyak pemimpin Kristen yang bercerai. Anda
  harus belajar untuk santai dan menikmati hidup di luar posisi Anda
  sebagai pemimpin.

  Ingat, sebagai pemimpin, Anda akan diteladani oleh banyak orang.
  Jika hidup Anda tidak seimbang, kehidupan orang yang Anda pimpin
  juga tidak akan seimbang. Orang lain meneladani tindakan Anda, bukan
  perkataan Anda. (t/Dian)

  Diterjemahkan dan diringkas dari:
  Judul buku: The New Leader
  Judul bab: Paying The Price to Become An Effective Leader
  Penulis: Myron Rush
  Penerbit: SP Publications, Inc., Amerika 1987
  Halaman: 37 -- 50

==================================**==================================
JELAJAH

                              PERFECTS
                 http://www.petrusfs.blogspot.com/

  Situs blog yang memfokuskan diri pada kepemimpinan Kristen memang
  jarang ada. Dari segelintir yang ada, situs blog ini adalah salah
  satunya.

  Situs blog milik Petrus F. Setiadarma yang diberi nama PERFECTS ini
  memang berfokus pada kepemimpinan Kristen. Hal itu jelas terlihat
  dari tujuan dibuatnya situs blog ini, yang dinyatakan lewat kalimat
  yang terpampang di situs blog tersebut. "Situs ini diluncurkan guna
  memerkaya dan meningkatkan iman dan kerohanian umat Kristiani,
  khususnya melalui ringkasan pendalaman Alkitab, artikel-artikel,
  khotbah, kesaksian, renungan, pujian, dan sebagainya tentang
  kepemimpinan rohani."

  Meski isi situs blog ini tidak terlalu banyak, namun yang disajikan
  berbobot dan bermanfaat. Jadi, jika ingin mencari bahan-bahan
  kepemimpinan Kristen, situs blog ini bisa menjadi alternatif.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Nama situs: In-Christ.net
  Penulis: Dianpra
  Alamat URL: http://www.in-christ.net/links/perfects

==================================**==================================
STOP PRESS

                    LOWONGAN TENAGA PENDIDIK PESTA

  Yayasan Lembaga SABDA mengajak para profesional muda untuk
  bersama-sama melayani Tuhan melalui dunia teknologi informasi.
  Melalui program pendidikan jarak jauh, yaitu Pendidikan Elektronik
  Studi Teologi Awam (PESTA), YLSA ingin mengembangkan pelayanannya
  lebih luas lagi. Untuk itu, dicari tenaga PENDIDIK yang berkualitas
  untuk bekerja di YLSA, dengan syarat-syarat sebagai berikut.

  1. Sudah lahir baru dalam Kristus dan sudah dibaptis.
  2. Pendidikan S1/S2 Jurusan PAK/Teologia.
  3. Memiliki kemampuan menulis dan membuat modul pelajaran.
  4. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik (verbal dan non verbal).
  5. Bisa bekerja dalam tim.
  6. Bisa mengoperasikan komputer dengan lancar.
  7. Terbiasa dengan internet.
  8. Bersedia ditempatkan di Solo, Jawa Tengah.
  9. Bersedia kerja penuh waktu (full time -- dalam kantor) dengan
     masa kerja minimal dua tahun.
  10. Pria/Wanita, diutamakan belum menikah.

  Jika Anda dipanggil Tuhan untuk terjun dalam pelayanan elektronik,
  silakan mengirim surat lamaran dan CV secepatnya ke:

  YLSA
  Kotak Pos 25 SLONS
  57135

  atau kirim e-mail ke:

  ==>  rekrutmen-ylsa(at)sabda.org

  Untuk mengetahui pelayanan PESTA lebih lanjut, silakan berkunjung
  ke:

  ==> http://www.pesta.org/

==================================**==================================
Berlangganan: subscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-leadership(at)hub.xc.org
Kontak e-Leadership: leadership(at)sabda.org
Arsip e-Leadership: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/arsip
Situs Indo Lead: http://lead.sabda.org/
Network Kepemimpinan: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_kepemimpinan
______________________________________________________________________
Redaksi e-Leadership: Dian Pradana dan Puji Arya Yanti
e-Leadership merupakan kerjasama antara Indo Lead, YLSA, dll.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Bahan ini dapat dibaca secara on-line di: http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
Copyright(c) 2008 oleh YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
==================================**==================================

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org