Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/346

e-Konsel edisi 346 (20-8-2013)

Bentuk-Bentuk Perbudakan

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

e-Konsel -- Bentuk-Bentuk Perbudakan
Edisi 346/Agustus 2013

Salam kasih,

Bulan Agustus adalah bulan bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Pasalnya, pada 
bulan ini, Bangsa Indonesia memperingati hari kemerdekaan dari penjajahan. 
Sebagai orang yang percaya dan memercayakan diri kepada Tuhan Yesus Kristus, 
kita adalah orang-orang yang dimerdekakan dari ikatan dosa. Namun, sayang sekali 
jika dalam kenyataannya kita masih rela hati `bersahabat` dengan dosa. Padahal, 
darah Yesus Kristus jelas-jelas telah dicurahkan untuk menebus kita dari dosa. 
Apakah Anda atau konseli Anda masih bergumul dengan perhambaan dosa? Silakan 
simak artikel yang kami siapkan ini untuk menolong diri sendiri dan konseli, 
untuk mendapatkan kemerdekaan yang sejati dalam Yesus Kristus. Selamat berjuang!

Pemimpin Redaksi e-Konsel,
S. Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >


CAKRAWALA: BUDAK DOSA
Diringkas oleh: S. Setyawati

Perbudakan yang terjadi pada masa lalu rupanya masih berlaku sampai saat ini. 
Menurut Wikipedia, diperkirakan ada 25 juta orang di seluruh dunia yang terlibat 
praktik perbudakan. Kebanyakan adalah orang-orang miskin di Asia yang menjadi 
budak agar dapat melunasi utang-utang keluarga mereka. Seluruh anggota keluarga 
dipaksa bekerja sebagai budak para rentenir dan tuan tanah. Bahkan, anak-anak 
pun dipaksa bekerja sebagai buruh atau penjaja seks komersial.

Selain perbudakan fisik, ada juga perbudakan yang bersifat abstrak, yang 
dilakukan oleh "musuh yang tidak terlihat" dan yang telah menjerat sebagian 
besar manusia -- perbudakan rohani dan moral. Manusia telah jatuh dalam dosa dan 
tidak ada seorang pun yang benar (Mazmur 14:3 dan Roma 3:10). Akibat dosa, 
manusia tercela di mata Allah (Kejadian 6:5-6) dan mengalami kebobrokan rohani 
dan moral (Roma 5:12).

Pada dasarnya, perbudakan merupakan kondisi yang dihasilkan oleh besarnya 
tingkat kontrol seseorang atau kebiasaan terhadap hidup orang lain. Perbudakan 
dapat membentuk karakter, kepribadian, dan tingkah laku seseorang. Perbudakan 
sering kali membuat kita tenggelam dalam rawa dosa dan ketidakbenaran.

Orang-orang `terhilang` menundukkan diri pada berbagai bentuk perbudakan dosa. 
Seperti yang dicontohkan Petrus dalam 2 Petrus 2:19, "Mereka menjanjikan 
kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba 
kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu."

Tuhan menjadikan manusia sebagai makhluk merdeka yang bertanggung jawab secara 
rohani dan moral hanya kepada Sang Pencipta. Untuk itu, manusia harus 
menggunakan kehendak bebasnya untuk mengejar kekudusan dan kreativitas yang 
tinggi. Segala bentuk kontrol lain yang berbeda dari perintah Allah, yang 
dibiarkan menguasai seseorang, akan merugikan dan meningkatkan perbudakan 
terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Dengan cara ini, banyak orang menjadi 
budak rohani dan moral bagi Iblis, yang adalah musuh dan penyesat besar bagi 
manusia.

Perbudakan Rohani

Jutaan orang menjadi budak agama-agama palsu. Itu semua adalah hasil tipu daya 
Iblis. Ketika seseorang memberikan persembahan kepada berhala, ia tidak 
menyadari bahwa sebenarnya ia telah menjadi budak Iblis (1 Korintus 10:19-20).

Perbudakan rohani dapat mendorong seseorang kepada hal-hal yang sangat ekstrem, 
misalnya bersedia mengorbankan hidup demi si berhala atau bahkan merusak diri 
sendiri. Selain itu, Iblis juga memunculkan agama palsu untuk membutakan mata 
rohani banyak orang dan mencegah mereka menerima Injil Yesus Kristus, sekalipun 
mereka memiliki akses ke sana (2 Korintus 4:3-4).

Tuhan Yesus sudah datang untuk membebaskan manusia dari bentuk perhambaan yang 
intimidatif ini. Sayangnya, perhambaan rohani tidak selalu berakhir bersamaan 
dengan keputusan untuk bertobat. Itulah sebabnya, banyak orang masih menjadi 
budak dari bentuk-bentuk agama Kristen yang palsu. Mereka menjadi penganut 
sejumlah besar sekte dan menghalalkan segala cara untuk mempertahankan doktrin 
mereka yang telah memutarbalikkan kebenaran Firman.

Ada juga orang-orang Kristen sesat yang tidak hidup di bawah kasih karunia dan 
kemerdekaan Kristus, tetapi di bawah Hukum Taurat. Mereka berusaha menyelidiki 
hukum-hukum Perjanjian Lama dan menundukkan diri pada sistem yang tidak memiliki 
nilai keselamatan. Mereka tidak menikmati kemerdekaan rohani karena mereka 
adalah budak Hukum Taurat. Dengan demikian, mereka berada di bawah kutuk, bukan 
kasih karunia Kristus (Galatia 2:21 dan Galatia 3:10-13).

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda masih menjadi budak agama legalitas? Jika ya, 
mari datang kepada Salib untuk mendapatkan pembebasan dan berdirilah teguh dalam 
kemerdekaan yang diberikan Yesus Kristus. Selanjutnya, jadilah anak-anak Tuhan 
yang taat dan tidak merugikan orang lain. Mintalah kepada Tuhan untuk 
membersihkan dan memenuhi kita dengan kasih Kristus (Roma 5:5).

Perbudakan Moral

Perbudakan rohani tentu saja memberi dampak pada perhambaan moral. Setelah 
manusia jatuh ke dalam dosa, manusia menjadi `rusak` dan cenderung memiliki 
pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan yang jahat, yang berpotensi mencemari dan 
menghancurkan seluruh kehidupan mereka (Baca Mazmur 51:5, Markus 7:21-23, dan 
Yakobus 1:14-15).

Iblis akan terus berusaha menarik manusia pada perusakan diri, dan mengirimkan 
pencobaan. Setelah itu, ia menggiring manusia untuk menerima pikiran-pikiran 
yang berdosa dan secara perlahan, pikiran-pikiran dosa itu akan memengaruhi 
kepribadian, nilai-nilai, dan perilakunya. Lalu, dosa menjadi benteng kejahatan 
dan menjatuhkan manusia sehingga manusia menjadi budak dosa yang tidak berdaya. 
Lama-kelamaan, dosa mengikatnya sehingga ia sulit untuk melawan godaan dosa yang 
menghampirinya.

Penyembahan Berhala

Ketika dosa memegang kendali atas seseorang, dosa menjadi bentuk penyembahan 
berhala bagi orang itu. Ia sujud menyembah berhala itu dan melayaninya siang dan 
malam (Kolose 3:5-7).

Sifat-sifat jahat dan tindakan-tindakan amoral merupakan ciri Setan (2 Korintus 
4:4). 
Jadi, ketika kita membiarkan dosa menguasai hati dan menentukan arah hidup 
kita, kita adalah penyembah berhala (Yakobus 3:14-16). Ketika kita diselamatkan, 
kita dibebaskan dari perbudakan dosa dan penyembahan berhala secara rohani dan 
moral.

Dosa Seksual

Tiga dosa pertama yang disebutkan Tuhan Yesus dalam Markus 7:21-23 adalah 
pikiran jahat, percabulan, dan perzinaan. Hati kebanyakan orang telah dipenuhi 
oleh pikiran-pikiran kotor, yang sering kali dirangsang oleh pornografi dan 
percakapan mesum. Pornografi di internet dan foto-foto porno memainkan peranan 
besar dalam meracuni pikiran. Hal ini meningkatkan hubungan seksual yang tidak 
tepat, yang selanjutnya menjadi gaya hidup, dan bentuk perbudakan moral terhadap 
dosa.

Dosa Ekonomi

Dosa moral lain yang menuntun pada perbudakan dan penyembahan berhala adalah 
cinta uang. Nama penyembahan berhala ini adalah mamon (Matius 6:24). Pengejaran 
uang yang tidak wajar mengakibatkan dampak yang merusak dalam kehidupan 
seseorang (1 Timotius 6:9). Karena cinta uang, banyak orang terperangkap dalam 
praktik judi. Akhirnya, kehidupan dan keuangan mereka hancur. Dosa-dosa lain 
yang terkait dengan uang adalah korupsi, pencurian, dan penyuapan. Dosa yang 
terus dilakukan, selanjutnya menjadi kebiasaan dan benar-benar mengontrol 
korbannya.

Kecanduan terhadap Minuman Keras dan Obat-Obatan

Awalnya, seseorang mungkin hanya ingin mencoba. Selanjutnya, ia ingin melakukan 
lagi dan lagi dan lagi. Obat-obatan yang dikonsumsi pun semakin variatif, mulai 
dari tembakau, ganja, dan berbagai jenis obat-obatan lainnya. Seiring 
berjalannya waktu, kecanduan ini akan menjadi semakin parah. Saat seseorang 
membiarkan dirinya dikontrol obat-obatan, ia telah diperbudak oleh obat-obatan 
itu (2 Petrus 2:19). Hal-hal tersebut harus dilawan (Efesus 5:11).

Menghujat, Menyumpahi, dan Ledakan Amarah

Natur dosa manusia yang lain adalah menyumpahi dan menghujat nama Allah. Mereka 
digolongkan sebagai antikristus (Wahyu 13:6). Ini merupakan kebiasaan yang 
mengikat sehingga bisa kecanduan. Kebiasaan ini harus diakui dan ditinggalkan, 
sama seperti dosa-dosa yang lain (Kolose 3:8). Seseorang menyumpahi orang lain 
biasanya karena emosi yang tidak terkontrol, ledakan amarah, dan balas dendam. 
Oleh karena itu, sifat yang memicu untuk menghujat dan mengutuk harus 
dihancurkan (Efesus 4:31).

Kekerasan

Karena Iblis adalah penindas dan pembunuh, ia membujuk para pengikutnya untuk 
menjadi sama seperti dirinya yang kejam. Perselisihan dan peperangan adalah 
senjata Iblis untuk memecah belah dan mengalahkan manusia (Yakobus 4:1-2). 
Orang-orang Kristen seharusnya tidak terlibat dalam perang, terlepas dari 
mempertahankan dan melindungi kepentingan, harta kekayaan, dan hidup mereka 
sendiri karena "tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal 
di dalam dirinya" (1 Yohanes 3:15).

Berbohong

Semua kebiasaan dosa, termasuk kebiasaan berbohong, mengikat manusia menjadi 
pengikut Iblis yang adalah bapa segala dusta (Yohanes 8:44). Begitulah agama-
agama palsu di dunia, semua berdasarkan kebohongan dan membujuk orang untuk 
menyembah berhala. Setan adalah sumber segala kebohongan, sedangkan Allah adalah 
sumber seluruh kebenaran. Firman-Nya adalah kebenaran dan Roh-Nya rindu memimpin 
kita kepada seluruh kebenaran (Yohanes 14:6, 16:13, 17:17). Kebohongan adalah 
bentuk dari kehidupan lama yang rusak. Jadi, jika kita masih berbohong, ini 
berarti kita memberi tempat bagi si Iblis (Kolose 3:9-10).

Kuasa Emosi Negatif yang Mengikat

Iblis juga bisa mengendalikan manusia, menyeretnya ke dalam keputusasaan, dan 
menghancurkan imannya melalui pikiran gelap dari emosi negatifnya. Salah satu 
emosi negatif itu adalah rasa takut -- takut kepada kematian, keadaan yang 
sulit, masa depan yang belum tentu, orang lain, kuasa jahat, dan penghakiman 
Allah yang akan datang. Padahal, rasa takut bertolak belakang dengan iman. Jadi, 
jika kita takut, berarti kita tidak beriman. Apakah Anda adalah budak ketakutan? 
Ingatlah, Tuhan Yesus telah mengalahkan Iblis yang berkuasa atas kematian. Kita 
telah dibebaskan dari rasa takut (Ibrani 2:14-15), kita tidak diberi roh 
ketakutan, tetapi Roh yang menjadikan kita anak Allah (Roma 8:15).

Rasa takut juga menyebabkan timbulnya kekhawatiran, kecemasan, dan depresi. 
Untuk itu, kita harus menjaga hati agar tidak dikuasai rasa takut (Lukas 21:34, 
MILT). Kekhawatiran dunia dan dosa-dosa lain seperti kemabukan, memberikan beban 
rohani di atas pundak Anda, yang akan menarik Anda ke dalam lubang keputusasaan 
jika Anda tidak mengatasinya (Ibrani 12:1-2).

Pembebasan dari Perbudakan

Yesus Kristus adalah Pembebas kita. Ia melepaskan kita dari segala bentuk dosa 
(Yohanes 8:36). Dia datang ke dunia sebagai Penebus untuk melepaskan ikatan 
perbudakan kita. Setelah dibebaskan, kita harus memastikan bahwa kita tidak lagi 
menerima kuk perbudakan (Galatia 5:1, bdk. Galatia 4:9-11, 5:2-4).

Tuhan Yesus sudah membebaskan kita dari ikatan dosa. Jika kita masih menjadi 
budak kebiasaan adiktif, hal itu bukan karena darah Kristus tidak dapat 
menyucikan kita (1 Yohanes 1:7), tetapi karena kita tidak mau mengakui dan 
meninggalkan dosa-dosa kita (Amsal 28:13).

Ketika kita mengikuti dan melayani Tuhan Yesus, kita harus memastikan bahwa Dia 
adalah Kasih yang terutama dan terbesar dalam hidup kita (Matius 10:37). Orang 
yang paling Anda kasihi, juga akan memengaruhi nilai-nilai dan watak dalam hidup 
Anda. Itulah sebabnya, kita harus tetap mengutamakan Allah. Hanya Yesus Kristus 
yang dapat menjadi Teladan sempurna dan dapat mengampuni dosa-dosa kita serta 
mengubah karakter kita menjadi serupa dengan-Nya (1 Korintus 7:23 dan Galatia 
4:19).

Pada zaman Alkitab ditulis, ada orang-orang yang menyerah pada tekanan orang tua 
dan tidak mau bertobat. Mereka secara turun-temurun menjadi budak agama palsu 
dan budak Iblis -- bapa segala dusta (Yohanes 8:44).

Puji Tuhan! Tuhan Yesus datang untuk membebaskan kita dan memutuskan ikatan 
perbudakan moral dan rohani yang mengekang kita. Dia datang ke dunia "untuk 
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang 
yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan 
kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara" (Yesaya 61:1).

Sebagai orang berdosa, kita harus datang kepada Allah. Kita perlu menguji diri, 
apakah kita benar-benar beriman dan memiliki kesaksian tentang pembebasan dari 
dosa (1 Korintus 6:9-11). Ingatlah bahwa orang yang berkompromi dengan dosa, 
tidak akan mewarisi Kerajaan Surga, sekalipun ia sudah menjadi anggota jemaat 
(Efesus 5:5-6).

Jika masih ada benteng dosa dalam hidup Anda, ambillah senjata Roh dan 
berperanglah melawan Iblis (2 Korintus 10:3-5). Waspadalah karena semua dosa 
dimulai dengan pikiran yang jahat dan diakhiri dengan dosa yang menguasai hidup 
kita. Awalnya, hanya memikirkan kemungkinan adanya dosa, lalu membenarkan 
perbuatan yang disengaja, membuat rencana untuk melakukannya, dan akhirnya 
menjadi budak dosa.

Pertama-tama, identifikasilah benteng dosa dalam hidup Anda. Apakah Anda budak 
minuman keras, obat-obatan, tabiat yang buruk, tindak kekerasan, uang, judi, 
perkataan kotor, kekerasan seksual, atau emosi buruk seperti ketidakpercayaan, 
keraguan, keputusasaan, atau korban agama palsu? Jika ya, ambillah senjata 
terang dan teruslah berjuang sampai menang. Pakailah senjata iman, darah Anak 
Domba, pedang Roh (janji-janji dalam firman Tuhan), doa, dan kesaksian kita.

Setelah menerima pembebasan iman, ceritakanlah hal itu dan muliakan Tuhan atas 
karya kasih karunia-Nya. Ini akan menguatkan iman dan memotivasi kita untuk 
berdiri teguh dalam kemerdekaan melalui Yesus Kristus (2 Korintus 5:17).

Setelah itu, jangkaulah orang-orang yang tidak percaya yang masih menjadi budak 
dosa. "Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang 
keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-
penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di 
dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang ...." (Wahyu 21:8) Melalui 
kesaksian kita, banyak dari mereka dapat dibebaskan dari perbudakan dosa 
sehingga mereka berpindah dari kerajaan kegelapan menuju terang Kerajaan Kristus 
yang ajaib (Kolose 1:13 dan 1 Petrus 2:9). (t/S. Setyawati)

Diterjemahkan dan diringkas dari:
Nama situs: bibleguidance
Alamat URL: http://www.bibleguidance.co.za/Engarticles/Slavery.htm
Judul asli artikel: Slaves of Sin
Penulis: Prof. Johan Malan
Tanggal akses: 23 Juli 2013


Kontak: konsel(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, Santi T., dan Adiana
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org