Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/299

e-Konsel edisi 299 (26-6-2012)

Bebas dari Utang

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

Edisi 299/Juni 2012

DAFTAR ISI
CAKRAWALA: KELUAR DARI UTANG DAN KEMISKINAN
KOMUNITAS KONSEL: MEMBERI PINJAMAN
INFO: 40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA

Shalom,

Utang adalah salah satu masalah keuangan yang menjadi momok bagi
sebagian orang. Secara psikis, utang sangat mengganggu pikiran. Utang
membuat orang merasa tidak tenang, takut, dan tidak bebas. Apakah
orang Kristen boleh berutang dan bagaimana menolong mereka yang sudah
terlanjur berutang agar bisa terbebas dari jerat utang? Untuk menjawab
pertanyaan ini, e-Konsel edisi terakhir bulan Juni menghadirkan
artikel yang menjabarkan tentang bagaimana keluar dari utang dan
beberapa pendapat Sahabat e-Konsel di Facebook tentang pinjaman. Ingin
tahu seperti apa pemaparannya? Simaklah sajian kami dan pastikan Anda
semakin diperlengkapi untuk semakin bijak mengelola keuangan Anda.

Pemimpin Redaksi e-Konsel,
Sri Setyawati
< setya(at)in-christ.net >
< http://c3i.sabda.org/ >

              CAKRAWALA: KELUAR DARI UTANG DAN KEMISKINAN

Kemiskinan adalah kekurangan uang atau kepemilikan material.
Kemiskinan biasanya disertai dengan adanya kewajiban untuk membayar
utang pada pihak lain. Utang, entah dihubungkan dengan kemiskinan atau
tidak, adalah suatu bentuk perbudakan. Namun dengan mengikuti prinsip
Tuhan, kita bisa menghancurkan ikatan kemiskinan dan utang.

Yang pertama dari semuanya, Anda harus memiliki komitmen pribadi
terhadap keuangan, keluarga, dan Tuhan. Setuju untuk hidup dengan
prinsip Tuhan dan mencari tahu apa yang Tuhan katakan untuk Anda dan
situasi Anda. Anda harus benar-benar jujur tentang kesalahan dan
kekurangan dalam hidup Anda, masa lalu ataupun saat ini yang mungkin
menyebabkan Anda terikat dengan masalah utang. Untuk membebaskan diri
dari kesukaran, Anda harus mengetahui apa yang membuat Anda berada di
tempat itu.

Langkah kedua, lakukan semua yang Anda dapat lakukan untuk mengerti
prinsip Tuhan. Firman Tuhan dalam Hosea 4:6 menyebutkan "Umat-Ku
binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak
pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena
engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan
anak-anakmu."

Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah (Sumber pengetahuan). Ada
banyak orang percaya yang tidak memunyai konsep tentang prinsip
kerajaan Tuhan. Mereka tidak memiliki pengertian hukum-hukum Tuhan
yang berhubungan dengan kemakmuran materi atau juga hak istimewa
mereka sebagai anak-anak Tuhan. Akibat kekurangan pengetahuan ini,
mereka menderita.

Orang yang berutang, atau dalam kemiskinan khususnya, amat membutuhkan
pemahaman atas peraturan dalam kerajaan Tuhan yang dikatakan sebagai
hukum Tabur Tuai. Ini adalah hukum sebab akibat, hukum aksi reaksi.
Dalam area keuangan, hukum ini amat sederhana. Seperti yang dituliskan
dalam Lukas 6:38, "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang
baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan
dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk
mengukur, akan diukurkan kepadamu."

Ketika seseorang mulai "memberi sesuatu" untuk pekerjaan Tuhan dan
untuk mereka yang miskin dan kurang beruntung, maka Tuhan juga mulai
memberi sesuatu bagi orang itu. Tanpa menghiraukan beban utang,
seseorang seharusnya memberikan nilai minimum 10 persen dari
pendapatannya pada Tuhan. Bahkan, jikalau Anda ada dalam level orang
berpendapatan kurang atau miskin, Anda masih memunyai sesuatu yang
bisa Anda berikan pada Tuhan. Mulailah dari mana Anda berada.
Jangkaulah orang-orang yang kurang beruntung dibanding Anda dengan
belas kasihan. Sebagai prioritas pertama, ambillah posisi untuk bisa
memberikan kasih, waktu, energi, dan uang Anda untuk orang lain meski
itu hanya sejumlah kecil saja.

Selanjutnya, tetapkan anggaran yang realistis. Kebanyakan orang tidak
memunyai anggaran, dan mereka membelanjakan tanpa rencana ataupun
kendali. Bagaimanapun level pendapatan Anda, Anda harusnya menetapkan
anggaran yang sudah termasuk satu jenis atau lebih pemberian khusus,
plus persembahan pada Tuhan yang bisa dalam bentuk bantuan bagi mereka
yang kurang beruntung (Maleakhi 3:10). Setelah menetapkan selain
persembahan, tetapkan rencana yang realistis untuk membayar utang
Anda. Pergilah ke kreditor Anda dan dapatkan persetujuan di mana
mereka akan menerima jadwal pembayaran utang Anda. Buat pengertian
bahwa Anda tidak dapat membayar lebih daripada jumlah yang telah
ditentukan, dan mereka biasanya akan menerima rencana Anda.

Sekali Anda dapat melakukan hal itu, Anda harus memutuskan dalam benak
Anda bahwa tidak akan ada lagi akumulasi utang dalam hidup Anda. Anda
tidak dapat kembali lagi pada kehidupan yang menurut pikiran Anda.
Buatlah janji pada Tuhan bahwa Anda tidak akan membeli apa pun dengan
cara kredit, dan gaya hidup Anda akan terbatas sesuai dengan
pendapatan Anda. Ini memerlukan kepastian mental dan komitmen
spiritual. Itu mungkin membutuhkan waktu 1; 2 atau 5 tahun, namun Anda
akan keluar dari lilitan utang.

Telah dianjurkan oleh pengusaha yang bijaksana bahwa ada bagian dari
pendapatan yang seharusnya dipakai untuk rekreasi. Seharusnya ada
waktu dalam satu bulan ketika keluarga dapat keluar dari tekanan
kehidupan. Mungkin itu berupa piknik di taman, perjalanan untuk
memancing, atau mungkin bermalam di hotel atau tempat penginapan.
Rekreasi dapat membantu Anda keluar dari tekanan yang konstan dan
membiarkan pikiran Anda mengalami penyegaran dalam Tuhan.

Selain rekreasi, Anda juga direkomendasikan untuk melakukan istirahat
Sabat. Anda tidak dapat bekerja tujuh hari seminggu. Harus ada satu
hari dalam minggu yang Anda dedikasikan untuk Tuhan, untuk memikirkan
tentang Dia, berdoa pada-Nya, mempelajari firman-Nya, dan
beristirahat. Semua ini diperlukan untuk menyiapkan pikiran Anda dan
juga roh Anda untuk memenangkan pertempuran hidup ini.

Setelah itu, dengan semua yang terjadi dengan hidup Anda, Anda perlu
memperbarui iman Anda kepada Tuhan. Tuhan adalah Sumber. Kala Anda
memberi sesuatu kepada Dia dan memercayai-Nya, Tuhan akan membawa Anda
dari perbudakan utang dan masuk dalam berkat Tuhan. Tuhan akan membuka
pintu untuk Anda dan memberikan Anda konsep dan gagasan untuk menolong
Anda memenangkan situasi Anda. Anda harus percaya ini dan berharap
untuk melihat jawaban-Nya lebih daripada melihat manusia sebagai
sumber Anda. Tuhan itu sumber Anda.

Setiap hari, ucapkan kata-kata itu dengan penuh keyakinan. Katakan
dengan keras bahwa Anda akan terbebas dari utang dan bahwa Tuhan
berencana meletakkan Anda dalam posisi yang berbeda. Ingatlah firman
Tuhan yang menuliskan kata-kata seperti ini: "Ia menegakkan orang yang
hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur,
untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, dan membuat
dia memiliki kursi kehormatan. Sebab TUHAN mempunyai alas bumi; dan di
atasnya Ia menaruh daratan." (1 Samuel 2:8)

Dengan kerangka berpikir demikian, Anda seharusnya ada dalam daerah
yang benar. Mungkin membutuhkan waktu tahunan untuk membayar utang
Anda. Dalam contoh yang saya ketahui, rata-rata dalam hitungan bulanan
saja utang Anda akan terbayar. Tapi mungkin membutuhkan waktu 3, 4,
atau bahkan 5 tahun. Anda akan menang dalam pertempuran jikalau Anda
menggunakan senjata yang Tuhan sudah buat yang sesuai dengan Anda!
Anda akan terbebas dari utang dan kemiskinan.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Mitra CBN
Alamat URL: http://jawaban.com/index.php/mitra/
            detail/id/11/news/071116173436/limit/0
Judul asli artikel: Keluar dari Hutang dan Kemiskinan
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 24 Mei 2012

                   KOMUNITAS KONSEL: MEMBERI PINJAMAN

Ketika kita melihat orang yang membutuhkan pertolongan, tentu kita
akan digerakkan untuk menolongnya. Pertolongan yang kita berikan pun
sangat beragam, bisa pertolongan secara materi maupun berupa jasa.
Bagi orang yang "kelebihan uang", beberapa orang mungkin tertarik
untuk memberikan pinjaman kepada orang lain dengan sistem kredit. Ada
sebagian kelompok yang setuju dengan pemikiran ini, dan ada juga
sebagian yang kurang setuju. Dalam diskusi di Facebook e-Konsel kami
mengajukan pertanyaan berikut.

e-Konsel: Menurut Anda, bagi orang Kristen memberi pinjaman (kredit)
itu boleh atau tidak?

Komentar: Virgo: Kalau landasan pemikirannya "alkitabiah", tidak
boleh.

e-Konsel: Bisa berikan penjelasan Anda, Pak Virgo?

Magda Rohana: Boleh saja, karena itu membantu juga, bukan?

Fransiskus Xaverius: Boleh saja asalkan tidak memakai bunga piutang,
artinya boleh memberi kredit dan cara pengembaliannya dengan
mengangsur semampunya sampai dengan kesepakatan mereka waktu meminjam
dengan landasan kasih lho ya.. Tapi jangan pakai bunga, itu yang tidak
tepat.

Enny Juwita: Boleh saja karena bagi yang ekonominya lemah, itu sangat
membantu, untuk mencukupi kebutuhan lainnya. Tentu dengan tidak
meminta bunga yang tinggi. Terima kasih, GBU all.

Belly: Ya, saya juga setuju dengan yang lain yakni memberi pinjaman
tanpa memberi bunga, tapi bagaimana menurut sahabat e-Konsel bila uang
yang dipinjam kepada Anda dan tidak dikembalikan? Adakah yang setuju
bila tidak menuntut apa pun bila uang Anda tidak dikembalikan oleh
peminjam? Atau apabila suatu saat, peminjam yang sama, membutuhkan hal
materi yang sama, apakah Anda masih bersedia membantunya meskipun Anda
sudah "patah hati" dibuatnya?

e-Konsel: Terima kasih untuk pendapat Magda, Fransiskus, Enny, dan
Belly. Pada intinya Anda sepakat bahwa memberi pinjaman kredit itu
sah-sah saja ya.. Dasar alkitabiah apa yang mendasari pendapat Anda
tersebut? Bagaimana dengan pertanyaan Sdr. Belly di atas?

Belly: Saya memperdalam pertanyaan dari e-Konsel. Tentang pinjaman
yang kita beri secara cuma-cuma, dan kita tidak sadar peminjam punya
niat tidak baik (tidak mengembalikan pinjamannya), kemudian suatu saat
atau sekitar 5 tahun kemudian, kita tahu bahwa peminjam
sebelumnya/orang yang sama, membutuhkan bantuan berupa materi uang dan
meminta kepada yang sebelumnya memberi pinjaman. Pertanyaannya,
apabila hal tersebut dialami oleh sobat Konsel, masih patutkah dia
ditolong?

e-Konsel: Tidak masalah, tapi kali ini kita jujur saja dengan dia.
Kalau meminjam, diusahakan untuk mengembalikan. Kalau tidak bisa
mengembalikan/niatnya tidak mau mengembalikan, bilang saja minta uang.
Dengan demikian, kita tidak perlu mengharapkan dia mengembalikannya.
Begitu Belly.

Belly: Terima kasih atas pencerahan e-Konsel.

e-Konsel: Kembali kasih Belly Itink, tunggu juga edisi e-Konsel bulan
Juni nanti ya... temanya tentang keuangan. :)

Anda ingin memberi pendapat tentang topik ini? Silakan berkomentar di
< http://www.facebook.com/sabdakonsel/posts/10150831505413755 >

                 INFO: 40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA

Apakah Anda terbeban untuk menanam lutut Anda bagi bangsa-bangsa yang
belum mengenal Kristus? Kami mengajak Anda meluangkan waktu sejenak
untuk berdoa bagi saudara-saudara kita, khususnya mereka yang akan
melaksanakan ibadah puasa.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun 2012 ini kita akan kembali
bersatu hati berdoa selama bulan puasa. Jika Anda rindu untuk turut
ambil bagian berdoa bagi bangsa, kami akan mengirimkan pokok-pokok doa
dalam versi e-mail untuk menjadi pokok doa kita bersama. Untuk
berlangganan, silakan kirimkan e-mail ke:
< subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

Bagi Anda yang ingin agar teman-teman Anda pun bisa ikut berdoa dengan
memakai bahan pokok doa ini, silakan kirimkan alamat e-mail mereka ke
alamat e-mail redaksi di: < doa(at)sabda.org >

Marilah kita bersama berpuasa dan berdoa untuk Indonesia, agar tangan
Tuhan yang penuh kuasa menolong dan menggugah hati nurani para
pemimpin bangsa ini untuk bertekad dan bersatu mengeluarkan bangsa ini
dari kemelut berbagai masalah yang berkepanjangan. Selamat menjadi
"penggerak doa" di mana pun Anda berada dan biarlah karya Tuhan
terjadi di antara umat-Nya, khususnya bangsa Indonesia. Selamat berdoa.

Kontak: < konsel(at)sabda.org >
Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih, dan Berlian Sri Marmadi
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/konsel >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org