Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/200

e-Konsel edisi 200 (15-1-2010)

Konseling Karier (2)

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

EDISI 200/15 Januari 2010

Daftar Isi:
  = Pengantar: Tugas Konselor Karier
  = Renungan: Pekerjaan Baru
  = Cakrawala: Konseling dan Pemilihan Pekerjaan
  = Artikel Terkait: Artikel Tentang Karier
  = TELAGA: Bila Pekerjaan Tidak Lagi Memuaskan

PENGANTAR ____________________________________________________________

  Salam sejahtera,

  Edisi e-Konsel kali ini masih melanjutkan pembahasan edisi yang lalu
  mengenai Konseling Karier. Kali ini, artikel-artikel yang disajikan
  diharapkan dapat menolong para konselor Kristen pada saat mereka
  membantu atau membimbing orang-orang yang sedang bergumul dengan
  masalah pekerjaan. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah dengan
  memberikan tips bagaimana mendapatkan pekerjaan dan informasi di
  mana mereka bisa mendapatkan pekerjaan. Tentu saja, tidak hanya
  berhenti sampai di situ, dalam proses konseling, konselor harus
  menolong konselinya dalam menghadapi perubahan-perubahan yang
  mungkin terjadi. Itulah beberapa bagian dari tugas konselor karier
  yang penjelasan selanjutnya dapat disimak dalam artikel-artikel
  edisi kali ini.

  Selain itu, redaksi juga menyisipkan beberapa artikel yang masih
  berkaitan dengan masalah karier dengan harapan dapat melengkapi
  artikel-artikel yang disajikan di edisi ke-200 e-Konsel ini. Kiranya
  menjadi berkat bagi Pembaca terkasih sekalian. Selamat membaca.

  Pimpinan Redaksi e-Konsel,
  Christiana Ratri Yuliani
  http://c3i.sabda.org/
  http://fb.sabda.org/konsel

RENUNGAN _____________________________________________________________

                           PEKERJAAN BARU

  Bacaan : Kolose 3:1-4,22-25

  Sebuah survei oleh Families and Work Institute (Institut untuk
  Keluarga dan Pekerjaan) mendapati bahwa 70% orang di Amerika Serikat
  memimpikan mata pencarian yang berbeda. Buku-buku,
  konsultan-konsultan, dan agen-agen tenaga kerja menawarkan bantuan
  untuk memperoleh pekerjaan yang diimpikan. Namun, apakah mendapatkan
  pekerjaan yang berbeda selalu menjadi jalan keluar ketidakpuasan
  dalam bekerja?

  Dalam Kolose 3, Paulus menggunakan frasa "apa pun juga yang kamu
  perbuat", sebanyak 2 kali. Frasa tersebut merupakan suatu panggilan
  untuk melayani Tuhan dengan sepenuh hati. Pertama, ia menulis:
  "segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan,
  lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap
  syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita" (ayat 17). Dan kedua,
  "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu
  seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia" (ayat 23).

  Bila kita bekerja untuk majikan yang suka mengkritik dan tidak mau
  berterima kasih, kita cenderung berupaya secara minimal. Namun, jika
  pekerjaan kita dilakukan untuk Kristus, kita akan terus berusaha
  melakukan yang terbaik. Memang, majikan kita yang akan
  menandatangani cek pembayaran kita, tetapi Juru Selamat kitalah yang
  akan memberi kita penghargaan (ayat 24).

  Tidak salah mencari pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan
  minat kita. Namun, berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain
  tanpa menentukan siapa yang kita layani adalah sia-sia.

  Pekerjaan lama kita akan menjadi suatu pekerjaan baru ketika kita
  memilih untuk melakukannya bagi Tuhan. -DCM

            PEKERJAAN SEHARI-HARI MEMILIKI NILAI KEABADIAN
                     KETIKA DILAKUKAN BAGI ALLAH

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama publikasi: e-Renungan Harian
  Edisi: 2 September 2002
  Penulis: DCM
  Alamat url: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2002/09/02/

CAKRAWALA ____________________________________________________________

                   KONSELING DAN PEMILIHAN PEKERJAAN
                Diringkas oleh: Christiana Ratri Yuliani

  Konseling karier merupakan bagian khusus dari beberapa teori
  pendekatan dan berbagai teknik bimbingan pekerjaan yang bertujuan
  untuk menolong orang lain menemukan karier yang dapat mereka
  kerjakan dengan baik. Konseling karier bisa menjadi bimbingan bagi
  para pencari kerja pemula, orang-orang yang ingin beralih pekerjaan,
  dan para pensiunan. Dalam konseling karier ini, konselor memberikan
  informasi tentang karier, mengajarkan evaluasi diri dan karier,
  serta memberi dukungan dan bimbingan khusus ketika perubahan karier
  terjadi. Konselor karier harus memiliki pengetahuan tentang dunia
  kerja, mengenal konseli (orang yang membutuhkan konseling, -red),
  dan memiliki kemampuan untuk membimbing mereka yang sedang membuat
  keputusan. Semuanya ini harus dalam batas mencari kehendak Tuhan.

  1. Mengetahui Dunia Kerja

  Konselor karier kadang-kadang mengurusi berbagai jenis tes yang
  hanya memberikan sedikit persiapan bagi seseorang untuk menghadapi
  dunia kerja yang nyata. Misalnya, seorang konseli yang memiliki
  talenta dan minat dalam bidang musik dan menunjukkan kemampuan yang
  bagus sebagai aktris/aktor mungkin tidak menyadari
  kesulitan-kesulitan dan persaingan dalam dunia kerja yang
  sesungguhnya. Ketika menghadapi konseli yang seperti ini, konselor
  harus benar-benar memahami kenyataan hidup, khususnya mengenai dunia
  kerja.

  Ada dua cara yang bisa digunakan oleh konselor kristen untuk
  menolong konseli. Konselor dapat membagikan informasi tempat-tempat
  yang dapat dimintai keterangan mengenai suatu pekerjaan. Konselor
  pun dapat memberikan saran-saran agar keterangan yang telah
  diperoleh dapat digunakan.

  Perpustakaan umum dan sekolah sering kali menyimpan data informasi
  pekerjaan dalam bentuk buku, brosur, katalog, dan koran-koran
  terbitan pemerintah. Koperasi, organisasi profesi, bisnis, dan
  perusahaan-perusahaan asuransi juga sering kali memberikan informasi
  pekerjaan secara gratis atau dengan biaya yang rendah.
  Kadang-kadang, sekolah menengah umum atau universitas setempat mau
  memberikan informasi pekerjaan kepada orang-orang yang bukan murid
  mereka. Selain itu, halaman kuning dalam buku telepon juga bisa
  memberi informasi tentang orang-orang yang memiliki pekerjaan
  tertentu, yang mungkin tahu di mana bisa mendapatkan informasi lebih
  lengkap atau malah mungkin mau memberikan informasi pekerjaan.
  Bahkan, mereka mungkin bersedia pula untuk menyusun rencana untuk
  bertemu dengan orang-orang yang serius mencari pekerjaan. Ketika
  seseorang menginginkan informasi tentang pekerjaan yang berhubungan
  dengan gereja atau tentang dunia konseling, sumber terbaik dari
  informasi yang relevan itu mungkin adalah Anda.

  Orang-orang yang lebih siap memberikan informasi bisa saja adalah
  ahli-ahli di perpustakaan, pegawai pemerintah, agen pekerja swasta,
  atau universitas-universitas setempat. Orang-orang ini sering kali,
  melalui komputer, dapat menunjukkan sumber-sumber informasi tentang
  pekerjaan yang akurat, terus-menerus diperbarui, dan tidak sulit
  untuk dicari atau digunakan.

  Ketika seseorang menunjukkan sumber informasi dan mencari satu atau
  lebih kemungkinan karier tertentu, beberapa pertanyaan berikut ini
  dapat ditanyakan.
  - Pekerjaan apakah ini? Apa yang dilakukan oleh orang-orang di
    bidang ini?
  - Kualifikasi apakah yang diperlukan (dalam hal kemampuan,
    keterampilan, minat, pengalaman, atau persyaratan fisik)?
  - Pelatihan apa yang diperlukan, di mana bisa didapatkan, berapa
    lama waktu yang diperlukan, dan berapa biayanya?
  - Bisakah setiap orang melakukan pekerjaan ini atau adakah
    pendidikan, umur, jenis kelamin, agama, atau batasan-batasan lain?
    (Undang-undang mungkin menetapkan bahwa harus ada kesempatan yang
    seimbang dan tidak ada batasan, tetapi kenyataan dalam dunia kerja
    bisa berkata lain.)
  - Bagaimana kondisi pekerjaannya?
  - Bagaimana dengan gaji awal dan berikutnya, termasuk tunjangan
    lainnya?
  - Bagaimana pekerjaan akan mempengaruhi kehidupan pribadi seseorang
    bila harus melakukan perjalanan, lembur, bekerja pada hari Minggu,
    atau pindah tempat?
  - Akankah pekerjaan tersebut membutuhkan kompromi dari
    prinsip-prinsip etik atau keagamaan seseorang?
  - Apa potensinya di masa yang akan datang, adakah kesempatan untuk
    maju, apakah karier tersebut akan terus berjalan, atau menyiapkan
    orang agar bisa maju ke pekerjaan lain yang lebih memuaskan?
  - Bagaimana pekerjaan ini bisa sesuai dengan keinginan orang Kristen
    untuk melayani Kristus dan bagaimana menggunakan kemampuan maupun
    keterampilan yang Tuhan berikan kepada seseorang?

  2. Mengenal Konseli

  Konselor profesional sering kali memulai bimbingan dengan melakukan
  wawancara untuk mengumpulkan informasi pribadi dan pekerjaan,
  termasuk pengalaman kerja, keberhasilan, frustrasi, minat, target,
  dan mimpi-mimpi konseli. Ini sering kali diikuti dengan tes
  psikologi untuk menolong konseli meningkatkan pemahaman diri dan
  untuk membuat perkiraan tentang masa depan. Peralatan pendekatan
  psikologi adalah seperti berikut.

  - Tes kemampuan mental (untuk mengukur inteligensi umum dan
    kompetensi di bidang tertentu seperti kemampuan pemahaman abstrak,
    kemampuan matematika, dan kemampuan verbal).
  - Tes pencapaian (yang mengukur keterampilan dan jumlah materi yang
    telah dipelajari oleh konseli).
  - Tes bakat (yang mengukur potensi seseorang untuk belajar di
    bidang tertentu, misalnya musik, seni, keterampilan manual, atau
    keahlian).
  - Tes minat (tidak hanya untuk mengukur minat yang ditunjukkan,
    tetapi apakah minat umum konseli tersebut sama atau tidak dengan
    orang-orang yang telah berhasil di kelompok pekerjaan tertentu).
  - Inventaris pribadi (yang bisa diketahui dengan berbagai ciri
    pribadi).
  - Tes khusus (seperti tes-tes yang dirancang untuk mengukur berbagai
    macam hal misalnya kreativitas, fleksibilitas, stabilitas mental,
    atau potensi seseorang untuk belajar bahasa asing).

  Tidak semua konselor dapat menggunakan dan memberikan interpretasi
  dari tes tersebut. Untuk itu, ada baiknya menyarankan konseli untuk
  mengikuti tes di klinik psikologi, pusat konseling universitas, agen
  pekerja swasta, atau pusat bimbingan karier Kristen. Sebagian besar
  sumber-sumber ini memiliki perangkat tes yang menggunakan komputer,
  yang memungkinkan tes dilakukan, dinilai, dan diinterpretasikan
  dalam bentuk cetak. Sebelum Anda menyarankan konseli untuk mengikuti
  tes, pastikan dulu berapa biayanya dan diskusikan dengan konseli
  apakah tes tersebut perlu dilakukan. Terkadang, tes seperti ini
  tidak banyak memberikan informasi baru dan jarang memasukkan materi
  tentang dunia kerja.

  Konselor juga bisa mendapatkan data yang berguna dari konseli itu
  sendiri. Bisa juga dengan mengamati konseli atau berkonsultasi
  dengan orang-orang yang mengenal konseli. Melalui wawancara bisa
  didapatkan pengetahuan yang akurat tentang konseli dalam hal
  kemampuan mental, keterampilan, kemampuan khusus, tingkat pendidikan
  dan pelatihan yang diperlukan pada masa yang akan datang, bakat
  pribadi, kesehatan mental dan fisik, penampilan pribadi, minat
  (termasuk yang dinyatakan dan beberapa yang ditunjukkan melalui
  kegiatan yang dipilih seseorang di waktu luangnya), tingkat komitmen
  rohani atau kedewasaan, dan (untuk konseli yang lebih dewasa)
  ketergantungan serta keefisienan sebagai seorang pekerja. Pengamatan
  ini tidak selalu akurat tetapi bisa didiskusikan dengan konseli dan
  dapat berubah selama proses konseling berlangsung.

  3. Membimbing dalam Mengambil Keputusan Karier

  Konselor tidak bertanggung jawab untuk mengatakan kepada konseli
  pekerjaan yang harus dia pilih. Konselor hanya menolong konseli
  membuat dan melakukan evaluasi atas keputusannya sendiri berdasarkan
  informasi yang ada dan perenungan pribadi. Konseling bertujuan
  mempersempit daftar kesempatan berkarier menjadi beberapa kategori
  pekerjaan yang berpotensi memberikan kepuasan dan memungkinkan untuk
  dicapai. Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, keinginan dan
  motivasi konseli, kesempatan kerja, dan kondisi yang demikian dapat
  membantu menentukan jenis karier atau pekerjaan yang dipilih.

  Perkembangan karier terjadi dalam beberapa tahap, setiap tahapnya
  memiliki ciri yang unik. "Tahap anak-anak" berlangsung selama 12
  hingga 14 tahun pertama dalam hidup seseorang. Seorang anak
  memikirkan tentang berbagai jenis pekerjaan yang ia anggap menarik,
  yang sebagian besar akan ia tinggalkan karena tidak masuk akal. Di
  SMA, "tahap penyelidikan" dimulai dengan adanya penilaian diri yang
  sementara namun realistis dan mempersempit karier yang
  diinginkannya. Dalam tahap ini sering terjadi kebimbangan dan
  kegelisahan karena seseorang harus memilih dan membuang sejumlah
  rencana pekerjaan. Tahap ini terkadang berlanjut hingga usia 20
  tahun sehingga sering membuat orang muda dan orang tuanya frustrasi.
  Selanjutnya adalah "tahap realistis", yaitu pada saat seseorang
  serius mempertimbangkan pilihan kariernya dan membuat keputusan
  dalam memilih pelatihan dan pekerjaan. "Tahap pembentukan" merupakan
  tahap selanjutnya yang sering kali berlanjut dengan "tahap
  pemeliharaan" yang dapat berlangsung selama rentang masa seseorang
  bekerja. Bila seseorang mencapai target-target kariernya, hidup
  dapat menjadi memuaskan dan berisi. Ini juga bisa menjadi saat-saat
  yang menimbulkan frustrasi, terutama bila orang tersebut terkurung
  dalam karier yang membosankan dan sangat mengecewakan. Banyak orang
  yang menjalani "tahap evaluasi ulang" yang panjang (beberapa orang
  bisa menjalani tahap ini lebih dari sekali) sehingga menyebabkan
  mereka ingin beralih karier dan membangun serta mempertahankan
  pekerjaan yang baru. Akhirnya, seseorang mencapai "tahap pensiun";
  ia meninggalkan pekerjaan utamanya atau melakukan karier
  paskapensiun baru atau terlibat dalam kegiatan yang bukan pekerjaan.
  Tidak ada penunjuk waktu yang jelas kapan seseorang berpindah dari
  tahap satu ke tahap berikutnya, tetapi pada setiap tahap (mungkin
  kecuali tahap pertama) beberapa orang mencari bimbingan dari
  konselor.

  Bagaimana seseorang membuat keputusan tentang pekerjaan mereka?
  Pertama, orang tersebut harus melakukan evaluasi atas kualifikasi
  mereka dan memutuskan apa yang ingin mereka capai dalam hal
  pekerjaan. Konseli bisa mencatat minat, bakat atau keterampilan,
  pengalaman atau keahlian, tujuan hidup, dan sasaran karier.
  Sarankan juga untuk membuat daftar mimpi, hal-hal yang ideal untuk
  pekerjaan. Proses ini memerlukan waktu dan daftarnya mungkin perlu
  diperbarui dan diubah ketika proses pemahaman diri berlangsung.
  Seorang teman atau orang tua bisa membantu membuat daftar tersebut,
  dan terkadang konselor perlu menunjukkan target-target mana yang
  tidak realistis.

  Kumpulkan juga informasi tentang pekerjaan yang potensial atau
  karier yang memungkinkan. Kemudian, konseli membuat daftar yang
  lebih terperinci mengenai kemungkinan aspek positif dan negatif dari
  setiap alternatif. Akhirnya, konseli membuat keputusan, setidaknya
  satu alternatif. Ini mungkin sulit bagi beberapa konseli karena
  kesimpulan melibatkan komitmen dan berisiko salah atau gagal.
  Tekankan bahwa pilihan pertama tidaklah selalu pilihan final dan
  bergerak perlahan adalah lebih baik daripada tidak bergerak sama
  sekali. Konseli kemudian dapat didorong untuk (a) bergerak
  berdasarkan keputusan dengan mengikuti program pelatihan tertentu,
  mencari pekerjaan, atau menerima suatu tawaran pekerjaan dan/atau
  (b) melakukan evaluasi kembali pekerjaannya, setidaknya secara
  periodik dan bila perlu mengulang kembali seluruh proses.

  Kapan pun ini terjadi, bimbingan pekerjaan bisa fokus pada satu atau
  lebih dari empat tujuannya.

  - Penempatan kerja atau karier.
    Termasuk menolong orang mendapatkan informasi dan pelatihan,
    menemukan posisi, dan kadang-kadang membantu pekerja yang
    potensial mendapatkan pekerjaan.

  - Persiapan kerja atau karier.
    Siap untuk masuk, menolong konseli mempertimbangkan aspek yang
    baik dari pekerjaan yang diinginkan. Ini bisa terjadi ketika
    perubahan diantisipasi.

  - Penyesuaian dengan pekerjaan atau karier.
    Kadang-kadang orang mendapatkan karier yang diinginkan tetapi
    kesulitan menyesuaikan diri. Konseling krisis yang membantu
    menyelesaikan konflik interpersonal, atau menghadapi kesepian atau
    kecemasan dapat digunakan untuk mendampingi konseli yang sulit
    menyesuaikan diri dengan situasi kerja yang baru.

  - Perubahan pekerjaan atau karier.
    Ini termasuk diskusi dan bimbingan sebelumnya, selama dan setelah
    terjadi perubahan yang disengaja atau pun tidak. Ketika
    orang-orang kehilangan atau dikeluarkan dari pekerjaannya, stres
    berpeluang terjadi, khususnya bila pekerjaan itu telah dilakukan
    selama sekian tahun. Sering kali terjadi kedukaan, rasa rendah
    diri, gagal dan putus asa, tekanan keluarga, dan takut mencari
    pekerjaan baru. Ketika perusahaan pindah ke tempat baru, kenaikan
    jabatan, atau munculnya kesempatan baru, ada sukacita bercampur
    dengan dukacita, antusiasme tentang masa depan yang bercampur
    dengan keengganan untuk meninggalkan kenyamanan. Dalam situasi
    seperti ini, dibutuhkan dukungan, semangat, dan bimbingan yang
    seringkali dalam bentuk informal.

  4. Mengetahui Kehendak Tuhan

  Dalam sebuah artikel yang diterbitkan beberapa tahun yang lalu,
  seorang pria yang berpendidikan menulis bahwa dia tidak mendapatkan
  pekerjaan yang cocok, dia justru dipekerjakan sebagai pelayan di
  toko peralatan setempat. Ketika ia melakukan evaluasi atas
  kekecewaannya, pria tersebut menyadari bahwa dia telah "menyimpan
  dendam terhadap Tuhan karena telah menahan ... karunia pekerjaan
  yang layak." Penulis mencoba memahaminya tetapi menyimpulkan bahwa
  "seandainya itu saya, saya tidak dapat menemukan bagian dari Alkitab
  yang benar-benar menjamin bahwa Allah akan memberi saya pekerjaan
  yang benar-benar membutuhkan semua talenta saya."

  Bagaimana kita mengonseling orang seperti ini? Sebagai orang
  percaya, pria tersebut menginginkan kehendak Tuhan bagi hidupnya,
  termasuk kehidupan pekerjaannya. Bagaimana konseli (atau konselor)
  menentukan kehendak Tuhan? Banyak yang telah menulis tentang
  pimpinan yang dari Tuhan tetapi mungkin hanya sedikit yang memiliki
  prinsip dasar.

  a. Menginginkannya

  Apakah konseli benar-benar menginginkan pimpinan Tuhan atau mencari
  pengesahan dari Tuhan atas rencananya? Karena Tuhan yang memimpin
  maka kita harus memunyai kemauan yang keras untuk mematuhinya.
  Seorang konselor mengatakan, Roh Kudus, "tidak akan membuang
  waktu-Nya untuk menunjukkan kehendak Allah kepada seseorang yang
  tidak sungguh-sungguh taat." Bila konseli tidak menginginkan
  pimpinan Tuhan maka perlu mendiskusikan alasan-alasannya,
  mengkonfrontasi orang tersebut dengan sikap ketidaktaatannya, dan
  mendorongnya berdoa supaya perilakunya berubah.

  b. Mengharapkannya

  Tuhan telah berjanji untuk menunjukkan jalan-Nya kepada kita ketika
  kita benar-benar mau percaya kepada-Nya, mencoba hidup kudus dan
  menjaga pikiran kita berfokus pada hal-hal yang menyenangkan Allah.
  Dia tidak bermain petak umpet, sengaja membuat pengikut-Nya bingung.
  Dia telah berjanji untuk memimpin. Ini harus disampaikan kepada
  konseli.

  c. Mencarinya

  Tidak ada formula yang tepat yang secara otomatis menunjukkan
  kehendak Tuhan, dan Dia jarang memimpin dengan cara yang dramatis
  dan ajaib. Hampir selalu memimpin melalui Alkitab dan Roh Kudus.

  Alkitab tidak mengatakan pekerjaan macam apa yang harus kita pilih,
  tetapi Alkitab memberikan bimbingan yang luas mengenai pilihan mana
  yang bisa diambil. Roh Kudus tidak pernah memimpin dengan cara yang
  tidak selaras dengan pengajaran Alkitab. Untuk mengetahui kehendak
  Tuhan, kita perlu memahami Alkitab dan peka terhadap pengaruh Roh
  Kudus dan pimpinan dari dalam diri.

  Ini tidak berarti konseli seharusnya menolak menggunakan otak yang
  telah Tuhan berikan kepada mereka. Tes psikologi, analisa
  pekerjaan, melengkapi formulir melamar pekerjaan, konseling karier,
  diskusi dengan teman, saling terlibat dengan pencari kerja lain,
  dan minta dukungan doa dapat menolong konseli menemukan kehendak
  Tuhan ketika mereka membuat keputusan pekerjaan. Dengan percaya
  bahwa Tuhan akan memimpin, mereka bergerak maju dengan percaya diri,
  sebisa mungkin membuat keputusan yang paling bijaksana dalam terang
  yang nyata.

  d. Menenangkannya

  Bagaimana bila konseli membuat kesalahan? Bagaimana bila dia tidak
  bisa mendapatkan pekerjaan yang cocok? Pertama, ingatkan bahwa
  setiap orang membuat kesalahan, tetapi Tuhan mengampuni, memulihkan
  dan membantu kita kembali ke jalan yang benar. Seperti Yunus yang
  mencoba lari dan Petrus yang mengkhianati Kristus, orang-orang
  ini tahu bahwa Tuhan selalu memulihkan mereka yang datang kembali
  kepada-Nya meminta pimpinan.

  Kemudian ingatkan konseli bahwa Tuhan, dalam kebijaksanaan dan
  waktu-Nya, membiarkan kita ke mana pun Dia ingin. Dia menerima kita
  untuk melayani dengan rajin, di mana pun dan apa pun keadaannya.
  Ketika ada kemarahan atau kecemasan (yang keduanya merupakan hal
  yang umum), orang-orang percaya harus mengakuinya, mendiskusikannya
  dengan seorang teman atau konselor, dan membawanya kepada Tuhan
  melalui doa dan minta agar perasaan itu diangkat. Dengan demikian
  konseli bisa tertolong, seperti Paulus, mengalami kepenuhan apa pun
  keadaannya. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dan diringkas dari:
  Judul buku: Christian Counseling: A Comprehensive Guide
  Judul asli artikel: Counseling and Vocational Choices
  Penulis: Gary R. Collins, Ph.D
  Penerbit: Word Publishing, 1988
  Halaman: 546 -- 553


ARTIKEL TERKAIT ______________________________________________________

                        ARTIKEL TENTANG KARIER

  Beberapa artikel seputar karier dapat pula Pembaca simak di situs
  C3I dengan judul dan alamat situs berikut ini:

  1. Anak Tuhan dan kariernya
     ==> http://c3i.sabda.org/anak_tuhan_dan_kariernya

  2. Pemuda dan Karier
     ==> http://c3i.sabda.org/pemuda_dan_karier

  3. Tiga Hal Dalam Memilih Karier
     ==> http://c3i.sabda.org/tiga_hal_dalam_memilih_karier

TELAGA _______________________________________________________________

                 BILA PEKERJAAN TIDAK LAGI MEMUASKAN

  Mencari pekerjaan yang ideal tidaklah mudah; kerap kali kita harus
  puas dengan pekerjaan yang tersedia, kendati pekerjaan itu tidak
  terlalu kita sukai. Akibatnya, kita merasa jenuh dan tertekan; pada
  akhirnya kualitas karya kita pun merosot. Apa yang harus kita
  lakukan bila kita berada dalam kondisi itu?

  1. Meski tidak menyukainya, kita tetap harus mengerjakan kewajiban
     kita sebaik-baiknya. Firman Tuhan mengingatkan, "Hai,
     hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal,
     jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka,
     melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apapun juga
     yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk
     Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:22, 23) Kita dipanggil
     untuk mengerjakan tugas kewajiban kita sebaik-baiknya, tidak
     peduli apakah kita menyukai atau tidak menyukai pekerjaan itu.

  2. Kita pun dipanggil untuk bekerja meski pekerjaan ideal yang kita
     idamkan belum terwujud. Firman Tuhan mengingatkan, "Tetapi kami
     berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus
     Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang
     tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang
     telah kamu terima dari kami. Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana
     kamu harus mengikuti teladan kami karena kami tidak lalai bekerja
     di antara kamu dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi
     berusaha dan berjerih payah siang malam supaya jangan menjadi
     beban siapapun di antara kamu." (2 Tesalonika 3:6-8)

  3. Tuhan memiliki alasan ketika memerintahkan kita untuk bekerja,
     sekalipun kita belum memperoleh pekerjaan yang kita idamkan.
     Kita harus menjaga kesaksian hidup sebagai orang Kristen.
     Jangan sampai kita mencoreng nama Tuhan akibat kemalasan kita.

  4. Tuhan memimpin kita sampai ke tempat tujuan (dalam hal ini,
     pekerjaan yang kita dambakan) melalui perjalanan karier, bukan
     melalui berdiam diri menantikan datangnya tawaran. Tidak jarang,
     Tuhan mempertemukan kita dengan orang tertentu yang akhirnya
     membukakan pintu bagi kita untuk masuk ke pekerjaan baru yang
     kita impikan. Juga, dengan terus bekerja, bukankah kita
     sesungguhnya tengah membangun tumpukan pengalaman kerja yang
     nantinya akan sangat bermanfaat untuk mendapatkan pekerjaan yang
     baru? Ingat, kita cenderung mengaryakan orang yang bekerja,
     bukan orang yang tidak bekerja. Jadi, apa pun pekerjaan itu,
     lakukanlah.

  5. Adakalanya Tuhan tidak memberikan pekerjaan yang kita inginkan
     karena Tuhan bermaksud lain, misalnya ada "tugas" yang belum
     terselesaikan, ada perubahan karakter yang perlu dipersiapkan,
     atau ada "bahaya" yang Tuhan perlu hindarkan dari kita.

  Firman Tuhan, "Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan
  kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau
  mengangkat aku ke dalam kemuliaan." (Mazmur 73:23-23)

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama situs: telaga.org
  Judul transkrip: Bila Pekerjaan Tidak Lagi Memuaskan
                   (TELAGA No. T176A)
  Alamat url: http://telaga.org/audio/bila_pekerjaan_tidak_lagi_memuaskan

  Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat
  e-mail, silakan kirim surat ke:
  ==> < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org> atau
  ==> < telaga(at)sabda.org >

______________________________________________________________________
Apakah Anda punya masalah/perlu konseling, atau ingin mengirimkan
informasi/artikel/bahan/surat/saran/pertanyaan/sumber konseling?
silakan kirim ke:
< konsel(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Situs C3I: http://c3i.sabda.org/
Facebook Konseling: http://fb.sabda.org/konsel

_______________________________e-KONSEL ______________________________
Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) Konsel 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org