|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-konsel/94 |
|
e-Konsel edisi 94 (12-9-2005)
|
|
><> Edisi (094) -- 01 September 2005 <><
e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Daftar Isi:
- Pengantar : Bagaimana Mengendalikan Uang?
- Cakrawala : Bagaimana Mengatur Keuangan Anda?
- TELAGA : Mengajarkan Anak Menggunakan Uang [T072B]
- Bimbingan Alkitabiah : Janji Allah bagi Hidup Kita -- Uang
- Tips : Insight bagi Suami: Trik Mempersiapkan
Masa Depan Keuangan Keluarga
- Surat Anda : Seminar Workshop Autism
*REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI*
-*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*-
Ada orang bijak yang berkata, kalau Anda ingin melihat bagaimana
seseorang mengatur hidupnya, lihatlah bagaimana cara dia menggunakan
waktu dan uangnya! Memang pendapat di atas ada banyak betulnya. Cara
kita mengatur keuangan seharusnya bukan merupakan hal yang bisa
disepelekan. Cukup banyak orang Kristen yang berhasil melakukan 10
perintah Allah, namun gagal dalam hal yang satu ini, yakni soal
keuangan.
Uang memang barang yang unik. Ia bisa dikendalikan, namun kalau kita
tidak hati-hati kita bisa terjerat dan dikendalikan olehnya. Tuhan
Yesus, dalam khotbah-khotbah-Nya, banyak sekali menggunakan
ilustrasi yang membahas soal uang. Ia, bahkan pernah menantang kita
untuk memilih antara Diri-Nya atau Mamon. Lalu, apakah uang itu
jahat? Tentu saja tidak, karena uang tidak bermoral. Tapi Tuhan
sangat ingin kita bisa mengatur uang yang Ia percayakan pada kita
untuk dikelola dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Lalu,
bagaimana seharusnya kita mengatur uang? Nah, tentu Anda sudah tidak
sabar untuk membaca sajian kami ini, bukan? Silakan saja segera
menyimak. (Sil)
Redaksi
*CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA*
-*- BAGAIMANA MENGATUR KEUANGAN ANDA? -*-
Berapa banyak uang yang Anda perlukan untuk mencukupi biaya hidup
secara normal? Berapa pun besarnya uang yang kita dapatkan, selalu
saja kita berkata, "Belum cukup." Uang memang merupakan benda yang
sangat menggoda. Kita mencari, menyimpan, mengembangkan,
mengkuatirkan, dan memimpikannya.
Paulus mengatakan kepada Timotius bahwa cinta akan uang adalah akar
dari segala kejahatan (lihat 1Timotius 6:10). Jika Anda ingin
mengatur keuangan Anda dan hidup sejahtera tanpa dikejar perasaan
kuatir berkenaan dengan uang, berikut ini ada beberapa saran yang
dapat Anda lakukan.
1. Ujilah ukuran dan nilai yang Anda pegang selama ini.
----------------------------------------------------
Ukuran dan nilai yang kita jadikan patokan dalam hidup ini
berpengaruh terhadap cara kita mengatur keuangan. Tentu, kita
akan membelanjakan uang yang kita miliki untuk hal-hal yang kita
anggap penting dan bernilai. Oleh sebab itu, tidak berlebihan
jika ada orang yang berkata bahwa bila kita ingin mengetahui hal-
hal apa saja yang berharga dalam pandangan seseorang, amatilah
bagaimana ia membelanjakan uangnya.
Kita hidup dalam masyarakat dengan prinsip, "Beli dahulu, bayar
kemudian, gaya dulu, urusan belakangan." Seringkali sebagai orang
percaya kita membelanjakan uang dengan mental seperti itu. Secara
tidak sadar kita sebenarnya sedang mengembangkan sikap "aji
mumpung", maksudnya selagi hidup, mengapa kita tidak bersenang-
senang? Namun Yesus tidak menyarankan kita untuk hidup seperti itu.
Oleh sebab itu, ada baiknya kita mengkaji ulang cara kita
membelanjakan uang. Berapa banyak yang kita gunakan untuk membeli
berbagai peralatan atau fasilitas yang memudahkan hidup dan
berapa banyak uang yang kita pakai untuk meningkatkan penampilan?
Berapa banyak uang yang kita pakai untuk keperluan orang lain dan
berapa banyak uang yang kita pakai untuk memenuhi kebutuhan diri
sendiri?
Berapa banyak uang yang kita gunakan untuk membeli benda-benda
yang memang diperlukan dan berapa banyak uang yang kita gunakan
hanya sekadar untuk memenuhi keinginan? Berapa banyak uang yang
kita gunakan untuk membeli hal-hal yang sifatnya sementara dan
berapa banyak uang yang kita belanjakan untuk hal-hal yang
berdampak panjang?
2. Mengatur anggaran belanja.
--------------------------
Sebagian besar uang yang kita peroleh biasanya kita belanjakan
untuk hal-hal penting yang memang harus diprioritaskan. Sebagai
contoh, kita mendahulukan pembayaran tagihan rekening listrik,
sampah, air, uang sekolah anak-anak, biaya transportasi ke tempat
kerja dan sekolah, telepon atau PBB. Apa jadinya kalau tagihan
listrik tidak dibayar selama beberapa bulan? Tentu, Perusahaan
Listrik Negara (PLN) akan memutus saluran listrik ke rumah kita
sehingga rumah menjadi gelap gulita.
Jika kita perhatikan jumlah tagihan yang wajib dibayar, kadang
kala kita harus mengelus dada sebab hampir separuh penghasilan
kita digunakan untuk membayar semua tagihan tersebut, namun dari
sisi lain kita juga membutuhkan semua itu dan tidak punya pilihan
lain. Oleh sebab itu, hendaknya kita tidak mencoba-coba memakai
uang yang seharusnya digunakan untuk membayar semua tagihan itu
untuk membeli atau membayar sesuatu yang lain dengan alasan apa
pun.
Anggaran keuangan adalah acuan pembelanjaan keuangan kita. Uraian
tidak perlu terlalu rinci sehingga terkesan rumit. Yang
terpenting adalah kita mengetahui secara garis besar penggunaan
keuangan kita sehingga kita tidak akan berbelanja dalam jumlah
begitu rupa sehingga mengorbankan hal-hal yang harus kita
prioritaskan. Ada saatnya kita harus memutuskan apakah kali ini
kita akan makan di rumah makan atau memasak sendiri, membeli
pakaian baru yang sedang mendapat potongan 50% atau memakai
pakaian yang ada, membayar polis asuransi pendidikan anak atau
melunasi angsuran sepeda motor. Kita dapat melihat dan
mempertimbangkan secara bijaksana sesuai dengan kondisi keuangan
yang ada. Kita tidak akan dapat menyusun anggaran keuangan dengan
baik sebelum kita dapat memisahkan antara kebutuhan dan
keinginan.
Biasanya kita mudah tergelincir membelanjakan uang untuk hal-hal
yang bukan prioritas utama pada awal bulan. Kita berbelanja tanpa
perencanaan matang. Akibatnya, kita terkejut pada saat persediaan
uang menipis, padahal masih setengah bulan lagi kita akan
menerima gaji. Di situlah kita kemudian menyadari pentingnya
anggaran pengeluaran. Tapi semuanya sudah terlambat. Untuk
membiayai kehidupan selanjutnya, akhirnya kita terpaksa kas bon
ke kantor yang berarti mengambil lebih dulu gaji bulan depan.
Sebagai teladan bagi anak-anak kita, pola pemakaian keuangan kita
pun akan ditiru oleh anak-anak kita. Peragaan dalam mengelola
keuangan keluarga akan menjadi pelajaran bagi anak-anak tentang
bagaimana mengatur keuangan dalam kehidupan mereka kelak.
Dalam keluarga kami, anak-anak tahu bahwa sumber keuangan kami
terbatas. Mereka juga tahu kapan kami mendapatkan gaji. Oleh
sebab itu, jika mereka memerlukan sesuatu yang harganya cukup
mahal, maka mereka memberitahukan kepada kami jauh-jauh hari agar
kami dapat mulai menyisihkan sedikit demi sedikit. Mereka juga
kami ajak untuk menabung sehingga pada saat mereka membutuhkan
sesuatu yang bersifat mendadak, mereka dapat membuka tabungan
mereka dan kami sebagai orangtua cukup menambah kekurangannya.
Itulah cara kami mengajar anak-anak kami hidup bijaksana dalam
hal pemakaian uang. Bagaimana mungkin kami mengajar mereka hidup
hemat sementara kami hidup tanpa perencanaan sehingga cenderung
membelanjakan keuangan kami untuk hal-hal yang sesungguhnya tidak
terlalu kami perlukan?
3. Hindari membeli karena dorongan perasaan.
-----------------------------------------
Belanja dengan mengandalkan perasaan akan membawa kita masuk ke
daerah bahaya. Satu-satunya jalan keluar dari daerah bahaya
tersebut adalah segera pergi dari pusat perbelanjaan sebelum kita
ditarik untuk berbelanja lebih banyak lagi. Bagaimanapun, semakin
banyak yang kita lihat, semakin banyak pula yang kita inginkan.
Pusat perbelanjaan memang didesain sedemikian rupa untuk
mendorong perasaan orang supaya terus-menerus berbelanja.
Untuk menghindari hal semacam itu, kami sekeluarga biasanya
mencatat hal-hal yang akan dibeli sebelum masuk ke pusat
perbelanjaan. Sebelum pergi, kami telah memutuskan benda apa yang
akan kami beli. Kepada anak-anak, kami juga memberitahukan
keputusan tersebut sehingga mereka tidak dapat seenaknya
memasukkan apa saja yang mereka inginkan ke dalam kereta dorong
belanjaan kami.
Sesekali, mungkin ini bukan gagasan yang baik, kami membawa anak-
anak ke pusat-pusat grosir dimana harga barang sedikit lebih
murah. Dengan demikian, kita dapat memberikan sedikit kebebasan
bagi anak-anak untuk membeli hal-hal yang mereka inginkan dengan
jumlah anggaran yang sama. Saya pernah membaca bahwa istri
biasanya akan membelanjakan uang mereka secara bijaksana jika
suami memberinya kebebasan penuh, bahkan ada kalanya ia akan
masih dapat menyisihkan sedikit tanpa mengorbankan kebutuhan yang
ada.
Idealnya, suami ataupun anak-anak hendaknya juga belajar memakai
uang secara bijaksana dan tidak berbelanja atas dasar dorongan
perasaan. Di sinilah pentingnya mempersiapkan catatan belanja
sebelum pergi berbelanja. Sebaliknya, sangat mudah membuat alasan
untuk membeli hal-hal yang sesungguhnya tidak terlalu diperlukan,
yang di kemudian hari hanya akan mengakibatkan penyesalan karena
uang kita habis sebelum waktunya.
4. Hati-hati membeli benda mahal.
------------------------------
Kita perlu ekstra hati-hati sebelum memutuskan untuk membeli
benda-benda mahal seperti mobil, rumah, barang elektronik,
perlengkapan mebel, dan lain-lain. Cobalah sedapat mungkin untuk
menghindari metode pembelian dengan sistem angsuran kendatipun
kelihatannya menguntungkan, sebab tanpa membeli dengan cara
mengangsur, benda itu tidak akan pernah terbeli. Belum lagi bila
mengingat tingkat kenaikan harga barang yang jauh lebih tinggi
dibandingkan tingkat kenaikan suku bunga bank. Saran ini
dimaksudkan agar saat ini kita tidak berbelanja sedemikian rupa
namun di kemudian hari kita harus hidup menderita selama
bertahun-tahun karena sebagian besar penghasilan kita habis untuk
membayar angsuran, sementara benda yang dibeli tidak dapat kita
manfaatkan secara maksimal.
Istri saya sangat berhati-hati bila ia harus mengambil keputusan
membeli benda-benda yang mahal harganya. Ia akan mencari
informasi dari toko yang resmi dan harga pasti dari sumbernya.
Dengan demikian, ia akan dapat mengetahui variasi harga yang
ditawarkan di berbagai tempat lengkap dengan variasi model barang
yang tersedia dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Saya sendiri lebih cenderung langsung menuju ke sebuah toko dan
membeli benda yang saya perlukan. Memang, seringkali saya
mendapatkan harga yang sedikit lebih murah, namun kurang awet.
Sementara jika istri saya yang membeli, biasanya benda itu akan
lebih tahan lama karena memiliki mutu yang terbaik. Kendatipun
sepintas lalu harganya lebih mahal, namun jika dapat dipakai
lebih lama. Maka, secara tidak langsung kita telah menghemat
keuangan.
5. Memberi untuk orang lain.
-------------------------
Satu hal penting yang perlu ditambahkan ke dalam daftar
pengeluaran kita adalah memberi untuk orang lain. Ada kepuasan
dan sukacita tersendiri ketika kita memberi untuk orang lain.
Walaupun ada kalanya kita berpikir, bagaimana mungkin kita dapat
memberi jika untuk memenuhi keperluan keluarga sendiri pun masih
kurang. Sementara seandainya dipaksakan memberi, jumlahnya akan
tidak banyak karena jumlah penghasilan yang ada pun sedikit.
Pengertian banyak atau sedikit sendiri sebenarnya relatif. Jika
kita membandingkan apa yang kita miliki dengan orang lain yang
kondisi ekonominya lebih lemah, tentu kita akan merasa memiliki
banyak. Tetapi, kalau kita membandingkannya dengan orang lain
yang penghasilannya jauh lebih tinggi dibandingkan kita, tentu
kita merasa memiliki sedikit. Jadi, semuanya tergantung dengan
siapa kita membandingkan diri.
Perlu disadari bahwa berapa pun penghasilan kita, semua itu
adalah pemberian Tuhan dan Ia pun mau agar kita juga bersedia
memberi untuk orang lain. Pentingnya memberi kepada orang lain
yang memerlukan bantuan, berulang kali ditegaskan dalam seluruh
Alkitab.
6. Belajar mencukupkan diri.
-------------------------
Dalam suratnya kepada Timotius, Paulus menulis,
"Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi
keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam
dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada
makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya
terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam
berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang
menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh
memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan
menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka."
(1Timotius 6:6-10)
Sementara itu dalam suratnya kepada jemaat Filipi Paulus berkata,
"...sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala
keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu
kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada
sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang,
maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun
dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam
Dia yang memberi kekuatan kepadaku."
(Filipi 4:11-13)
Paulus dapat mencukupkan diri karena ia memiliki iman. Tentu ada
satu rentang waktu tertentu dimana Paulus harus mengalami
kekurangan dan kelaparan, namun di dalam hatinya ia menyadari
akan kasih, kesetiaan, dan penyertaan Tuhan. Mungkin, keyakinan
seperti itu tidak membuatnya kaya secara materi, namun hal itu
membawanya kepada pengucapan syukur sebab Tuhan menyediakan
segala sesuatu yang dia perlukan dalam jumlah yang cukup. (BS)
[Sumber disadur dari, "Parents & Children - How to Manage Your
Finances ", by Gary R. Collins, edited by Jay Kesler, Ron Beers, &
LaVonne Neff, Victor Books, USA, 1986]
-*- Sumber: -*-
Judul Buku: Sahabat Gembala, Edisi Juli 2005
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 2005
Halaman : 10 - 15
*TELAGA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TELAGA*
-*- MENGAJAR ANAK MENGGUNAKAN UANG -*-
Cinta akan uang bisa muncul dari dua situasi yang bertolak belakang,
yaitu:
1. Kita dibesarkan di lingkungan dimana uang berlimpah, sehingga
kita bisa menikmati hidup dengan mudahnya. Oleh karena itu, kita
menjadi terbiasa dengan keberadaan uang di kantong kita, tanpa
disadari terbentuklah hubungan cinta antara kita dan uang itu.
2. Hidup yang sangat sulit dimana susah sekali membeli kenikmatan
hidup karena tidak tersedianya uang.
Dua kondisi ini sama-sama berbahaya, sebab Tuhan berkata: "Ini
adalah akar, akar dari segala kejahatan."
Hal yang dapat dilakukan orangtua untuk mengajarkan anak menggunakan
uang:
1. Konsep uang jajan, ini akan menolong anak belajar mengatur uang.
----------------------------------------------------------------
Anak hanya bisa mengatur uang jika dia memegang uang, tanpa uang
di tangannya tidak ada yang harus diatur. Uang saku bisa mulai
kita berikan pada waktu anak-anak itu duduk di kelas 0 (nol),
yaitu uang saku untuk membeli sesuatu yang memang dia inginkan
atau perlukan pada jam sekolah itu. Setelah itu, misalnya pada
usia 11-12 tahun, kita bisa mulai memberi uang lebih, supaya
nantinya dia dapat mulai menggunakan uang untuk keperluan lain.
2. Mengajarkan prinsip pemakaian uang yakni membedakan antara yang
perlu dan yang tidak perlu.
---------------------------------------------------------------
Dapat membedakan antara sesuatu yang menyenangkan hati atau
antara yang sedang menjadi tren dengan yang benar-benar dia
butuhkan. Tapi yang lebih penting adalah mengajarkan:
a. Mengutamakan membeli barang yang ia butuhkan.
b. Kemudian membeli barang yang ia sukai.
c. Barulah seandainya ada uang yang tersisa, dia dapat membeli
barang yang memang sedang menjadi tren.
Amsal 3:9-10,
"Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari
segala penghasilanmu. Maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh
sampai melimpah-limpah dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan
air buah anggurnya."
Yang Tuhan katakan di sini adalah bahwa harta itu tidak selalu
berkonotasi negatif atau salah. Kita mesti mempunyai pengajaran yang
berimbang, jangan sampai kita akhirnya menekankan kepada anak bahwa
uang itu adalah kotor, hitam dari setan. Harta adalah sesuatu yang
memang sebetulnya bisa digunakan untuk hal yang baik. Artinya, kita
bisa memuliakan Tuhan, membuat nama Tuhan menjadi dipuji oleh karena
harta yang kita miliki atau yang kita berikan itu. Dikatakan juga
"dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu", artinya supaya
kita mengakui bahwa semua itu berasal dari Tuhan dan tetap menjadi
hak milik Tuhan, Tuhanlah yang harus menikmatinya, bukan kita.
Tuhan berkata: "Lumbung-lumbungmu akan terisi penuh sampai melimpah-
limpah dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah
anggurnya." Artinya, kalau kita mampu memberikan harta kita kepada
Tuhan, Tuhan akan memberikannya kepada kita. Saat tangan kita
terlalu erat menggenggam, tidak akan banyak yang Tuhan bisa taruh di
dalam tangan kita. Tapi ketika tangan kita bisa dengan elastis
membuka genggamannya, maka akan lebih banyak yang Tuhan letakkan
pada tangan kita. Prinsip inilah yang hendaknya akan terus kita
ajarkan kepada anak-anak supaya mereka tidak mempunyai pandangan
yang negatif tentang harta, sehingga dia bisa mengembalikannya
kepada Tuhan, dan dengan itu pula dia memuliakan Tuhan dan Tuhan
memberkati dia.
-*- Sumber: -*-
[[Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. #072B
yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan.
==> http://www.telaga.org/ringkasan.php?anak_menggunakan_uang.htm
-- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat
e-Mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel(at)xc.org
atau: < TELAGA(at)sabda.org > ]]
*BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH*
-*- JANJI ALLAH BAGI HIDUP KITA -- UANG -*-
Membahas tentang uang memang tidak pernah ada habisnya. Kehidupan
kita sehari-hari pun tidak pernah lepas dari uang. Berikut ini
adalah daftar ayat-ayat yang Allah berikan supaya kita dapat
bijaksana dalam mengelola uang.
Amsal 23:4,5 Amsal 22:2 Yehezkiel 7:19
Mazmur 37:16 Pengkhotbah 5:12-14 Amsal 13:7
Yakobus 2:5 Ulangan 8:18 Pengkhotbah 5:10
Pengkhotbah 4:6 Mazmur 9:8 Amsal 22:16
Mazmur 12:5 Ayub 5:15,16 Amsal 28:22
Amsal 17:5 Amsal 11:28 Ayub 36:15
Amsal 22:22 Amsal 28:20 Amsal 15:16
1Timotius 6:17-19 Amsal 11:4 Amsal 28:6
Mazmur 41:1
-*- Sumber diedit dari: -*-
Indeks Janji-janji Allah untuk Hidup Kita (CD SABDA)
Nomor Topik: 09173
Copyright : Yayasan Lembaga SABDA [Versi Elektronik (SABDA)]
*TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS*
-*- INSIGHT BAGI SUAMI -*-
TRIK MEMPERSIAPKAN MASA DEPAN KEUANGAN KELUARGA
Andi adalah seorang marketing executive di salah satu perusahaan
ternama dengan gaji sekitar 20 juta rupiah per bulan. Ia memiliki
seorang istri dan 2 orang anak yang berumur 3 dan 5 tahun. Andi juga
memiliki usaha sampingan memasarkan produk kesehatan dan berhasil
mendapatkan tambahan pendapatan yang tidak sedikit. Karena itu, ia
menginvestasikan uangnya di beberapa bisnis yang ia dirikan bersama
dengan teman-temannya.
Sayangnya, Andi tidak melakukan pencatatan dengan benar. Hanya ia
sendiri yang mengerti mengenai semua kegiatan transaksi utang-
piutang dari semua usaha tambahannya ini. Beberapa catatan yang ia
miliki hanya ia simpan pada PDA sementara beberapa dokumen
diletakkan pada tas yang selalu berada di mobilnya. Istrinya cukup
puas dengan keberhasilan yang dia miliki dan menganggap bahwa
keluarga mereka berada dalam kondisi keuangan yang baik dan memiliki
masa depan keuangan yang cerah.
Suatu saat dalam perjalanan pulang dari tempat kerjanya, Andi
mengalami kecelakaan mobil. Ia pun tewas seketika. PDA dan tas
kerjanya hilang dicuri orang. Istrinya sangat sedih karena
kehilangan orang yang dicintainya. Tetapi hal yang telah sedemikian
buruk ini belum berakhir. Beberapa hari kemudian, beberapa orang
datang untuk meminta istrinya membayar tagihan yang dimiliki Andi
dari bisnis-bisnisnya. Sang istri yang tidak pernah mengerti
tentang bisnis yang digeluti oleh suaminya itu, mau tidak mau harus
membayar tagihan-tagihan ini. Beberapa rekan bisnis Andi
memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil keuntungan bagi diri
mereka sendiri karena kebetulan Andi juga tidak memiliki MOU
(memorandum of understanding/nota kesepahaman) untuk semua
kesepakatan yang telah ia buat. Akibatnya, istri Andi harus mengurus
semua urusan bisnis suaminya, padahal dia sendiri tidak mengerti
mana kewajiban yang sesungguhnya dan mana yang hanya merupakan
rekayasa.
Di dalam keadaan yang seperti ini, orang yang memiliki utang kepada
suaminya banyak yang tidak menunjukkan diri mereka. Akhirnya istri
Andi harus menjual rumahnya untuk melunasi semua kewajiban suaminya.
Suatu keluarga yang terlihat mempunyai masa depan keuangan yang
terjamin, ternyata bisa hancur dalam waktu sekejap saja. Istri Andi
sekarang terpaksa bekerja untuk menghidupi dirinya dan anak-anaknya.
Kehidupannya berubah total dalam waktu yang sangat singkat. Ini
memang sebuah kisah yang tragis, tapi mungkin bisa terjadi pada
banyak keluarga.
Bagaimana Cara Menghindari Jebakan Ini?
---------------------------------------
Untuk menghindari kejadian yang menimpa keluarga Andi, Anda harus
mempersiapkan suatu strategi untuk kemungkinan terburuk yang bisa
terjadi pada hidup Anda. Menghindari musibah kecelakaan memang sulit
untuk dilakukan. Kadang manusia memang berada pada tempat yang tidak
tepat pada saat yang tidak tepat pula sehingga dia harus mengalami
musibah. Oleh karena itu, strategi yang harus dipersiapkan bukanlah
strategi untuk menghindari musibah, melainkan strategi untuk
mempersiapkan pasangan Anda supaya tidak dibebani tanggung jawab
berlebihan ketika Anda mengalami musibah. Kehilangan orang yang
dicintai merupakan suatu pukulan yang berat, apalagi jika harus
menanggung urusan keuangan dari pasangannya. Ini akan mengakibatkan
suatu tekanan yang sangat besar.
Ada tiga langkah praktis untuk mempersiapkan masa depan keluarga
Anda:
1. Siapkan asuransi untuk orang yang menjadi tanggungan Anda.
----------------------------------------------------------
Asuransi adalah pemindahan risiko yang harus ditanggung oleh
seseorang kepada pihak perusahaan asuransi. Dengan mengikuti
asuransi berarti Anda memindahkan risiko yang Anda miliki kepada
perusahaan asuransi. Oleh karena itu, saya tidak menyarankan
orang yang belum memiliki tanggungan keluarga untuk mempunyai
asuransi jiwa. Jika Anda masih sendiri dan belum memiliki
tanggungan, untuk siapakah klaim asuransi jiwa Anda itu? Anda
hanya akan menguntungkan perusahaan asuransi tersebut saja.
Tetapi keadaan menjadi sangat berbeda ketika status Anda adalah
sebagai tulang punggung keluarga yang harus menafkahi istri atau
ayah dan ibu serta adik-adik Anda. Dalam keadaan seperti ini,
Anda mutlak memerlukan asuransi jiwa. Dengan memiliki asuransi
jiwa, maka orang yang berada dalam tanggungan Anda itu tidak akan
menghadapi masalah keuangan ketika Anda mengalami musibah. Istri
Andi tidak akan mendapatkan tambahan masalah keuangan jika Andi
memiliki asuransi jiwa.
Jangan pernah menggabungkan asuransi dengan investasi. Tujuan
kedua hal ini sangat berbeda. Asuransi berusaha mengalihkan
risiko, sedangkan investasi berusaha untuk mendapatkan uang
dengan cara menanggung risiko. Oleh karena itu, saya sama sekali
tidak menyarankan Anda meletakkan uang yang Anda miliki pada
suatu produk yang menggabungkan antara asuransi dan investasi.
Produk seperti ini nampak bagus di permukaannya, tetapi secara
konsep merupakan produk yang tidak memiliki kejelasan. Ingat,
investasi senantiasa memiliki potensi untuk mendatangkan
kerugian. Jika ada suatu produk yang menggabungkan asuransi dan
investasi, bagaimana jika seandainya Anda membutuhkan asuransi
dan ternyata produk tersebut sedang mengalami kerugian? Asuransi
adalah asuransi sedangkan investasi adalah investasi. Jangan
pernah menggabungkan kedua hal ini menjadi satu.
2. Siapkan investasi.
------------------
Anda harus memiliki investasi jangka panjang. Dengan demikian,
orang yang berada dalam tanggungan Anda akan tetap memiliki
kemungkinan mendapatkan penghasilan ketika Anda mengalami
musibah. Jika saya mengatakan tentang investasi jangka panjang,
jangan pernah berpikir bahwa hanya Multi Level Marketing (MLM)
yang bisa melakukannya seperti anggapan umum yang dimiliki oleh
banyak orang. Masih ada banyak peluang investasi yang lebih
menjanjikan dari MLM. Pada cerita kasus di atas, Andi sebenarnya
sudah memiliki investasi yang baik karena sudah berani mendirikan
bisnis bersama dengan rekan-rekannya. Hanya saja Andi tidak
menjalankan bisnisnya tersebut dengan baik.
3. Memiliki pencatatan yang baik.
------------------------------
Anda harus memiliki catatan yang rapi tentang semua dokumen
keuangan Anda. Dengan demikian, pasangan Anda akan mengetahui
posisi keuangan yang Anda miliki saat ini. Karena itu pula, Anda
hendaknya memberitahu pasangan Anda nomor rekening tabungan yang
Anda miliki, dokumen deposito, rekening saham yang Anda miliki,
obligasi milik Anda, safe deposit box di beberapa bank yang Anda
miliki, dan sebagainya.
Pasangan Anda juga sebaiknya mengetahui utang dan piutang yang
Anda miliki. Paling tidak, Anda harus memberitahu pasangan Anda
mengenai letak dokumen milik Anda. Ada baiknya jika Anda
melibatkan istri Anda dalam membantu mengatur dokumen Anda.
Seringkali istri, bahkan lebih cermat dibandingkan Anda.
Di dalam berbisnis dengan teman, Andapun harus memiliki MOU
supaya teman Anda tidak tergoda untuk memanipulasi pasangan Anda
ketika Anda mengalami musibah.
Dengan mempersiapkan diri secara baik, masa depan juga akan
bersahabat dengan Anda. Masa depan Anda dan pasangan Anda sangat
ditentukan oleh apa yang Anda lakukan saat ini. Masa depan tidak
pernah dapat dinantikan dengan pasif, masa depan harus Anda
persiapkan dengan aktif.
[Benny Santoso dan Wiyono Pontjoharyo adalah pasangan penulis buku
"All About Money Kebebasan Finansial Dalam Perspektif Kristiani"]
-*- Sumber: -*-
Judul Majalah: GetLIFE! #07/2004
Penulis : Benny Santoso dan Wiyono Pontjoharyo
Penerbit : Yayasan Pelita Indonesia, Bandung, 2004
Halaman : 52 - 54
*SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI Anda-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT*
Dari: Indri <indria(at)>
>Saya ingin menginformasikan sebuah seminar workshop tentang autis
>pada 8 - 10 September 2005 di Hotel Novotel, Mangga Dua Square,
>Jakarta dengan pembicaranya para ahli dari dalam dan luar negeri.
>Acara ini diselenggarakan oleh PROKIDS Jakarta. Jika ada yang
>berminat bisa mendaftar dan mendapatkan informasi lengkapnya di:
>telp: (021) 6516170, 70971579
>SMS : 0813-1795-2333
>Fax : (021) 3806724, 5302107
>email: <prokids(at)centrin.net.id>
<prokids_therapy(at)yahoo.com>
>Terimakasih, GBU
Redaksi:
Terima kasih untuk informasinya, bagi pembaca yang berminat dan
ingin mengikuti acara tersebut, segera saja menghubungi nomor
telepon dan alamat email di atas.
e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL
STAF REDAKSI e-Konsel
Ratri, Evie, Silvie
PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
Yayasan Lembaga SABDA
INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
Sistem Network I-KAN
Copyright(c) 2005 oleh YLSA
http://www.sabda.org/ylsa/
http://www.sabda.org/katalog/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel(at)sabda.org>
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel(at)xc.org>
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel(at)xc.org
Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel(at)xc.org
Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |