|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-konsel/5 |
|
e-Konsel edisi 5 (1-12-2001)
|
|
><> Edisi (05) -- 01 Desember 2001 <><
e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Daftar Isi:
- Pengantar dari Redaksi : Peranan Gereja Lokal dalam Konseling
- Cakrawala : Memperluas Visi Kita
- Bimbingan Alkitabiah : Panggilan dalam Tubuh Kristus
- Tips : Program Konseling Gereja
- Serba Info : Pusat Konseling dan Pelatihan IPEKA
- Stop Press : Konseling Pranikah -- Kuliah Intensif
- Surat dari Anda : Arsip Publikasi e-Konsel
REDAKSI *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* REDAKSI
-*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*-
Alangkah indahnya jika Rumah Allah (gereja) boleh menjadi tempat
yang terbuka dimana setiap anggota boleh datang untuk mendapat
penghiburan dan pertolongan bagi jiwanya yang haus dan mengalami
masalah...... Tapi hal yang paling ironis yang sering kali terjadi
saat ini justru sebaliknya. Gereja menjadi tempat yang tertutup dan
tidak mudah dikunjungi, karena pintunya terkunci rapat (bahkan
banyak gereja yang memiliki pintu gerbang yang tinggi, yang kecuali
hari Minggu maka pintu gerbangnya selalu terkunci rapat). Jika bukan
gedung gerejanya yang terkunci rapat, kadang-kadang hati hamba Tuhan
dan jemaat-Nya yang tertutup rapat....
Bagaimana gereja seharusnya berperan sebagai Tubuh Kristus? Apa yang
Tuhan kehendaki dengan gereja-Nya di dunia ini? Kami berharap
melalui beberapa artikel dan tips yang kami siapkan dalam edisi ini,
gereja-gereja dan hamba-hamba Tuhan di Indonesia dapat ditolong
untuk memiliki wawasan yang lebih luas tentang peran dan fungsi
gereja, khususnya dalam peranannya untuk menolong dan membangun
jemaat Tuhan yang saling melayani.
Selamat merenungkan.
Dalam Kasih-Nya,
Staf Redaksi e-Konsel
*CAKRAWALA*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*CAKRAWALA*
-*- MEMPERLUAS VISI KITA -*-
Sebagian besar orang mempunyai masalah. Sebagian orang tidak
memiliki hubungan yang harmonis dengan suami atau istri mereka,
sebagian begitu khawatir tentang uang atau anak-anak mereka, banyak
orang merasa tertekan atau gelisah, yang lain hanya merasakan
kekosongan dalam diri mereka, sebagian yang lain mempunyai masalah
dengan alkohol atau seks. Tidak terdapat cukup konselor profesional
untuk mengatasi semua masalah yang ada. Andaikata ada, hanya
sedikit orang yang sanggup membiayai rangkaian pertemuan yang mahal
dan lama, yang seringkali diterapkan dalam konseling profesional
tradisional. Lebih jauh harus diakui bahwa catatan keberhasilan
para psikolog dan psikiater tidaklah membenarkan keyakinan bahwa
terapi profesional yang terjangkau dan tersedia bagi semua orang
merupakan jawabannya.
Meningkatnya masalah-masalah pribadi dan timbulnya kekecewaan akan
usaha-usaha profesional untuk mengatasi masalah-masalah tersebut
telah menghasilkan suatu keterbukaan terhadap pendekatan-pendekatan
lain. Waktunya tepat bagi orang-orang Kristen yang memandang Allah
dengan sungguh-sungguh untuk mengembangkan pendekatan alkitabiah
terhadap konseling yang menyatakan otoritas Alkitab dan keperluan
serta kesanggupan Kristus. Kepahitan, perasaan bersalah,
kekhawatiran, kebencian, amarah, mengasihani diri sendiri, iri
hati, dan hawa nafsu telah merusak kehidupan rohani (dan seringkali
jasmani) manusia. Di balik pemikiran kita, orang-orang Kristen
telah berpikir secara pribadi bahwa komitmen terhadap Kristus dan
ketergantungan pada kuasa dan pimpinan Roh Kudus haruslah menjadi
anjuran para dokter. Akan tetapi, psikologi dan psikiatri sekuler
telah membawa kita pada anggapan bahwa masalah-masalah emosional
adalah akibat dari kegagalan fungsi psikologi dan dengan demikian
menjadi bagian unik dari spesialis psikologi. O. Hobart Mowrer,
seorang psikolog terkemuka, menuduh gereja telah menjual hak
kesulungan rohaninya dengan mengajar jemaatnya untuk hidup
bersandar pada psikiater, yang kadang kala justru bersifat
antagonis, hanya untuk semangkok sup propaganda.
Gereja lokal harus dan dapat dengan sukses memikul tanggung jawab
dalam kedudukannya untuk memulihkan orang-orang bermasalah kepada
kehidupan yang penuh, produktif, dan kreatif. Belum lama berselang
seorang psikiater menyatakan bahwa pasien-pasiennya pada dasarnya
lapar akan kasih dan penerimaan oleh sesamanya. Dimanakah
seharusnya kasih yang tulus lebih nyata ada kalau bukan dalam
gereja lokal yang berpusat pada Kristus? Yesus berdoa agar umat-Nya
menjadi satu. Paulus mengatakan agar kita turut bersukacita dan
berduka cita bersama-sama, saling menanggung beban satu sama lain.
Pada saat rencana Tuhan untuk gereja-Nya dilaksanakan, kebutuhan
yang mendalam akan kasih (yang kalau tidak terpenuhi akan
menimbulkan masalah-masalah psikologis) seharusnya dapat dipenuhi
di dalam gereja.
Manusia tidak hanya membutuhkan kasih, tetapi juga tujuan hidup.
Hidup haruslah memiliki suatu makna, maksud, dan tujuan, yang tidak
timbul dengan sendirinya ataupun bersifat sementara. Gereja lokal
dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Roh Kudus telah
membagikan karunia-karunia rohani kepada setiap anggota tubuh
Kristus. Penggunaan karunia-karunia tersebut menyumbangkan kegiatan
yang paling penting yang sedang terjadi di dunia sekarang ini,
yaitu pembangunan Gereja Yesus Kristus. Betapa indah, jika rencana
penting dan kekal bagi kehidupan secara khusus ada dalam kerangka
kerja gereja lokal. Gereja lokal telah dirancang secara unik oleh
Allah untuk melayani kebutuhan orang-orang yang mengalami gangguan
emosional.
Jika kita berharap meraih keberhasilan yang demikian besar dan
mengabaikan tanggung jawab secara serius, para pendeta perlu
kembali pada model alkitabiah, tidak melayani jemaat melainkan
melengkapi mereka untuk melayani satu sama lain dengan menggunakan
karunia-karunia rohani mereka. Jemaat perlu mendapatkan kembali
pengertian yang indah dari persekutuan "koinonia" dan menjalankan
masyarakat yang sesungguhnya. Para pendeta juga perlu memahami
pandangan alkitabiah atas masalah-masalah pribadi dan mendorong
usaha-usaha konseling alkitabiah dalam mimbar. Pria dan wanita
harus dilatih untuk pelayanan konseling alkitabiah yang unik.
Perkembangan gereja lokal menuju masyarakat konseling dengan
menggunakan sumber-sumber yang unik dari persekutuan dan pelayanan
adalah suatu konsep menarik yang membutuhkan pemikiran lebih
lanjut. Sebagai dasar untuk pemikiran tersebut, pertanyaan yang
jelas membutuhkan jawaban adalah, apakah pendekatan alkitabiah
untuk konseling? Kesungguhan, kepandaian, dan perhatian yang luas
harus diberikan guna mengembangkan suatu pendekatan untuk menolong
orang-orang yang sedang dalam persoalan agar konsisten dengan
Alkitab.
Setiap konsep konseling alkitabiah harus dibangun di atas dasar
pemikiran bahwa sungguh ada pribadi Allah yang tidak terbatas yang
telah menyatakan Diri-Nya melalui Pribadi Yesus Kristus, Firman
yang hidup. Berdasarkan kesaksian keduanya, kita tahu bahwa masalah
paling mendasar dari setiap manusia adalah keterpisahannya dari
Allah; ada suatu jurang pemisah antara Allah adalah kudus dan
manusia yang tidak kudus. Kecuali jurang ini dijembatani, orang-
orang mungkin hanya menyelesaikan masalah-masalah pribadi mereka
untuk sementara dan sebagian saja dengan mengira-ngira prinsip-
prinsip alkitabiah, tetapi mereka tidak akan pernah memiliki suatu
kehidupan yang sungguh-sungguh memuaskan, baik pada saat ini maupun
pada kehidupan kekal nantinya. Satu-satunya cara menemukan Allah
dan menikmati hidup bersama-Nya adalah melalui Yesus Kristus.
Ketika kita sepakat dengan Allah bahwa kita adalah orang-orang
berdosa, tapi kita lalu bertobat dari dosa-dosa kita, dan percaya
bahwa darah Yesus sebagai pembayaran penuh atas hukuman dosa-dosa
kita, maka kita akan memasuki suatu hubungan yang akrab dengan
Allah (suatu kenyataan yang menakjubkan) dan membuka pintu pada
kehidupan yang sesungguhnya.
Kini, jikalau orang-orang Kristen menyadari visi menggantikan
konseling sekuler dengan pendekatan alkitabiah yang diterapkan
dalam gereja lokal, kita tidak boleh mengurangi ataupun berhenti
pada pokok-pokok doktrin ini. Orang-orang Kristen Injili sering
kali melakukan salah satu atau yang lainnya. Tidaklah cukup untuk
mengatakan kepada orang yang berdosa bahwa ia harus mengakui dosa-
dosanya kepada Kristus dan berhenti dari hidup dalam dosa.
Pendekatan seperti itu hanyalah memperkenalkan kekristenan sebagai
sesuatu yang menekan dan bukannya membebaskan, suatu sistem yang
yang berisi peraturan-peraturan yang sulit untuk dipatuhi.
Belakangan ini usaha-usaha untuk menguraikan pendekatan Kristen
terhadap konseling tampak seperti membayangkan proses konseling
sebagai usaha untuk menemukan dosa dan kemudian membakarnya. Adalah
suatu kesalahan yang serius untuk beranggapan bahwa Kristus hanya
menolong dalam masalah-masalah rohani tertentu saja, namun tidak
relevan atau tidak cocok untuk mengatasi masalah-masalah pribadi
(misalnya depresi), sehingga kemudian berpaling pada psikoterapi
sekuler untuk mendapatkan jawabannya. Mereka yang hanya dan
berulang kali menyatakan bahwa "Yesus adalah jawaban" biasanya
tidak senasib sepenanggungan dengan orang-orang yang sedang
mengalami kesusahan. Ketika mereka dihadapkan dengan kenyataan akan
tekanan pribadi, gangguan emosi atau keluarga, mereka pun mendorong
untuk lebih banyak percaya, berdoa, dan mempelajari Alkitab
(nasihat yang baik, namun tidak jauh berbeda seperti berkata kepada
orang yang sakit untuk pergi ke dokter) atau mereka mengatakan hal
ekstrem lainnya: "Masalah-masalahmu bukan masalah rohani, melainkan
masalah mental. Saya tidak dapat menolong Anda. Lebih baik Anda
mencari bantuan dari orang-orang yang profesional di bidang ini."
Kita harus mengembangkan pendekatan alkitabiah yang kuat dalam
konseling, dengan mengambil dari psikologi sekuler yang tidak
menyimpang dari dasar pemikiran alkitabiahnya, misalnya pendekatan
yang secara realistis dapat diterima dan secara jujur dapat
dievaluasi keberhasilannya dalam mengatasi masalah-masalah. Namun
yang paling penting adalah memilih pendekatan yang tidak menyimpang
dari Alkitab.
-*- Sumber kutipan dengan sedikit editing: -*-
Judul Buku: Prinsip Dasar Konseling Alkitabiah
Penulis : Dr. Larry Crabb
Penerbit : Immanuel, Jakarta, 1999
Halaman : 13 - 17
*BIMBINGAN*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-ALKITABIAH-*-*-*-*-*-*-*-*-*BIMBINGAN*
-*- PANGGILAN DALAM TUBUH KRISTUS -*-
Ketika Yesus hidup di dunia, Ia melayani dengan tubuh fisiknya.
Kemana pun Ia pergi, Ia menyembuhkan, menasehati, menunjukkan belas
kasihan, mengajar, dan menjalani kehidupan yang menjadi teladan
untuk diteladani orang lain. Ketika Yesus kembali ke surga setelah
kebangkitan-Nya, tubuh fisik-Nya lenyap dari dunia, tetapi Ia
meninggalkan tubuh lain untuk meneruskan pelayanan-Nya. Tubuh baru
Kristus yang masih ada hingga hari ini adalah gereja.
Pandangan yang Salah Terhadap Gereja
------------------------------------
Para pria dan wanita modern telah membangun sebuah pandangan yang
salah terhadap gereja. Banyak orang yang memandang gereja sebagai
organisasi yang tidak berhubungan dengan kesalehan atau hanyalah
sekumpulan orang-orang munafik yang percaya pada Tuhan tetapi hanya
mengutamakan penambahan jumlah anggota, mengembangkan program-
program, berpolitisi dalam masyarakat, membangun gedung-gedung
gereja yang besar dimana selama hampir satu minggu penuh dibiarkan
kosong tanpa kegiatan apapun. Uraian ini mungkin berlebihan, tetapi
sungguh itu mewakili gambaran gereja yang ada hari ini bahkan
mungkin masih menjadi pandangan dari beberapa pengunjung gereja
yang paling setia sekalipun.
Pandangan Alkitabiah Tentang Gereja
-----------------------------------
Sudah jelas pandangan di atas jauh dari model gereja yang
digambarkan dalam Alkitab. Gereja seharusnya merupakan tubuh dari
orang-orang percaya yang telah menyerahkan hidup mereka pada Yesus
Kristus dan telah diperlengkapi dengan karunia rohani yang mereka
sadari dan mereka kembangkan (Efesus 4; 1Petrus 4:10). Karunia-
karunia ini, yang diuraikan dalam Roma 12; 1Korintus 12, dan
Efesus 4, termasuk juga hal-hal seperti bernubuat, mengajar,
menginjili, menolong, menasehati (seperti yang kita tahu, karunia-
karunia yang digambarkan ini sangat mirip dengan konseling), bahasa
lidah, menyembuhkan, iman, hikmat, pengetahuan, ketajaman pikiran,
menunjukkan belas kasihan, melaksanakan dan memberi. Semua karunia
ini berasal dari Roh Kudus, yang diberikan sesuai dengan kehendak-
Nya (1Korintus 12:11).
Berdasarkan Efesus 4:12,13 pemberian karunia-karunia Roh memiliki
dua tujuan. Pertama, mempersiapkan orang-orang percaya secara
individu untuk melayani sebagai bagian dari Tubuh Kristus. Yesus
datang untuk menyampaikan Kabar Baik, untuk menerangi, membebaskan
mereka yang dalam perbudakan, dan memproklamirkan kebenaran (Lukas
4:18). Tubuh Kristus yang modern juga memiliki fungsi yang sama,
dan sama seperti Roh Kudus memberi kuasa pada Yesus (Lukas 4:18),
demikian juga Ia akan memberi kuasa pada kita dan karunia yang
memampukan kita untuk melayani satu sama lain.
Kedua, tujuan dari pemberian karunia Roh adalah untuk membangun
Tubuh Kristus supaya kita bisa dipersatukan, berpengetahuan, dan
menjadi pria dan wanita yang dewasa. Orang-orang seperti itu tidak
terombang-ambingkan oleh gaya atau filsafat hidup yang baru. Mereka
tumbuh menjadi pribadi yang stabil, penuh kasih, dan hidupnya
berpusatkan pada Kristus (Efesus 4:12-16).
Tubuh Kristus hadir untuk berbagai tujuan, masing-masing anggotanya
bisa memiliki pengaruh yang besar terhadap setiap orang. Ketika
Tubuh berfungsi secara maksimal, maka akan menghasilkan:
[[Cat.Red.: Keempat poin berikut ini diambil dari buku Dr. Gary
Collins, "How To Be A People Helper", namun penjelasan untuk
masing-masing poin tidak kami sertakan. Kami hanya mengutip ayat-
ayat referensinya saja.]]
1. Persekutuan
-----------
1Yohanes 1:3,4,7
"Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami
beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan
dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa
dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Dan semuanya ini kami
tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna." ...
"Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di
dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang
lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada
segala dosa."
1Korintus 1:9
"Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya
Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia."
2. Pelayanan
---------
Matius 20:26
"Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi
besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu."
Galatia 6:2
"Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi
segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan
pengajaran itu."
Roma 12:15
"Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah
dengan orang yang menangis!"
Yakobus 5:16
"Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling
mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan
yakin didoakan, sangat besar kuasanya."
3. Kasih
-----
Yohanes 13:35
"Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-
murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Matius 22:39
"Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Roma 5:8
"Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh
karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih
berdosa."
4. Pertumbuhan
-----------
Efesus 4:13-16
"Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan
yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita
bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa
angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan
mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada
kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke
arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh
tubuh, yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh
pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-
tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya
dalam kasih."
Pikirkanlah apa yang dapat dilakukan oleh komunitas Tubuh Kristus
bagi orang-orang yang membutuhkan pelayanannya. Komunitas ini
dapat:
o memberikan perasaan dimiliki/memiliki atau persekutuan.
o menunjukkan kepedulian dan perhatian yang tulus bagi orang yang
dilayani, orang yang melayani, dan persahabatan antara orang-
orang tersebut.
o memberikan bantuan praktis dan nyata untuk mereka yang
membutuhkan.
o menyediakan kesempatan bagi orang-orang yang butuh bantuan agar
mereka juga dapat menolong orang lain (ini adalah terapi yang
baik).
o menyatakan kasih yang alkitabiah kepada orang-orang yang merasa
dirinya tidak dikasihi, namun butuh dikasihi.
o memberikan filsafat hidup yang berarti.
o mendukung dan membimbing setiap individu dan keluarga saat
mereka menghadapi masa-masa krisis.
o mendorong mereka untuk melakukan pengakuan dosa dan menyatakan
kepercayaannya kepada Kristus yang Mahakuasa.
o memberi nasehat dan dukungan kepada konselor ketika dia berada
dalam situasi konseling yang menyulitkan.
o membimbing setiap individu menuju ke arah kedewasaan dalam
menjalin persahabatan dengan Kristus yang Mahatinggi.
o memberi dukungan bagi orang yang dilayani saat ia sedang
bertumbuh dalam sikap hidup yang benar.
o menunjukkan berbagai model kedewasaan dan kestabilan psikologi-
rohani.
o menerima orang-orang yang mengalami penderitaan, termasuk bekas
pecandu alkohol, narapidana, pasien sakit jiwa, dan mereka yang
merasa tidak diterima di dalam komunitas sebagai seorang
pribadi yang utuh.
-*- Sumber diterjemahkan dari: -*-
Judul Buku: How To Be A People Helper
Penulis : Dr. Gary Collins
Penerbit : Regal Books, Ventura, California, U.S.A., 1976
Halaman : 132 - 137
*TIPS*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*TIPS*
-*- PROGRAM KONSELING GEREJA -*-
Meskipun banyak orang yang membawa masalah-masalahnya ke gereja,
kita perlu ingat bahwa gereja bukanlah organisasi kesehatan jiwa.
Untuk itu, setiap pemimpin Kristen harus mempertanyakan bagaimana
gereja bisa melayani orang-orang yang membutuhkan pelayanan
konseling dan dapat tetap meneruskan program-program kerja gereja
serta menyaksikan Injil. Ada empat langkah yang bisa dilakukan:
1. Melatih hamba-hamba Tuhan dalam konseling.
-----------------------------------------
The American Association of Pastoral Counselors telah membuat
daftar persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi
seorang konselor pastoral yang kompeten. Persyaratan yang
diharuskan antara lain adalah gelar akademis dan seminari, gelar
Master Pastoral Konseling, pentahbisan, memiliki kedudukan yang
baik dalam satu denominasi, tiga tahun pengalaman penggembalaan,
enam bulan training klinis, seratus lima puluh jam konseling yang
diawasi, dan terapi kepribadian.
Rata-rata hamba Tuhan atau misionaris angkat tangan (menyerah)
setelah membaca persyaratan ini. Namun demikian banyak orang
mampu menjadi konselor-konselor yang efektif meskipun mereka
tidak memenuhi standar/persyaratan yang tinggi tersebut. Banyak
seminari dan Institusi-Institusi Training sekarang menawarkan
kursus-kursus yang dibutuhkan dalam konseling, yaitu berupa
"kursus-kursus pastoral" untuk pria dan wanita yang aktif
dalam pelayanan untuk menjadi konselor yang terlatih. Pemimpin
gereja yang profesional harus memanfaatkan kesempatan pendidikan
ini dan mempelajari lebih luas area psikologi pastoral dan
konseling Kristen.
2. Melatih orang awam dalam konseling.
-----------------------------------
Seringkali orang-orang awam berada pada posisi yang penting
untuk melakukan konseling, terutama untuk tipe yang informal.
Hamba-hamba Tuhan atau konselor Kristen yang profesional bisa
selalu melatih orang-orang ini dengan teologia, psikologi
dasar, dan teknik-teknik konseling yang efektif. Training
seperti itu sebaiknya dibatasi untuk pemimpin-pemimpin Kristen
yang dewasa yang tentu saja menunjukkan beberapa karakteristik
sebagai konselor yang baik.
3. Mendirikan pusat-pusat konseling Kristen.
-----------------------------------------
Beberapa gereja besar mampu mempekerjakan pelayan-pelayan
konseling yang terlatih dan cakap serta mampu berfungsi secara
efektif sebagai spesialis konseling. Bilamana pelayanan seperti
ini tidak memungkinkan untuk dilakukan, maka gereja dapat
mengerahkan sumber-sumber mereka untuk menyewa orang-orang
dengan kemampuan dan keahlian konseling yang baik untuk
mengawali berdirinya pusat konseling Kristen di gereja tersebut.
4. Sewaktu-waktu mengadakan evaluasi.
----------------------------------
Sebagai pelayan Kristen yang setia, kerap kali kita harus sering
berhenti sejenak untuk mengevaluasi apa yang kita kerjakan --
baik sebagai konselor-konselor pribadi maupun sebagai anggota
gereja lokal. Untuk dapat melakukannya dengan memadai memang
dibutuhkan penggunaan teknik-teknik penelitian yang canggih,
namun cara evaluasi yang sederhana sudah cukup untuk menolong.
Setelah selesai wawancara, tanyakan pada diri sendiri, hal baik
apa yang telah saya lakukan? hal buruk apa yang saya lakukan?
Bagaimana saya memperbaiki konseling yang saya lakukan ini? Jika
konselee memberikan izin untuk merekam setiap hasil wawancara,
anda bisa mendengarkannya kembali dengan telinga yang lebih
kritis.
Untuk tingkatan yang lebih umum, pemimpin gereja bisa secara
periodik bertanya pada diri mereka sendiri apakah mereka telah
memenuhi kebutuhan orang-orang yang dilayani, menolong
menyelesaikan masalah-masalah mereka, dan membantu pertumbuhan
rohani mereka. Kadang-kadang daftar pertanyaan yang telah disusun
dengan hati-hati dapat memberi umpan balik (feedback) yang
berguna sementara mereka merencanakan program yang akan datang.
Sebagai manusia kita tidak akan pernah dapat mengevaluasi
keefektifan pelayanan konseling yang kita lakukan selama kita
ada di dunia ini. Tetapi kita memiliki tanggung jawab untuk
berusaha melakukan tugas semampu kita sementara masih diberi
kesempatan untuk bekerja.
Meskipun tugas konseling bukanlah tanggung jawab utama gereja, namun
konseling akan terus menjadi tanggung jawab besar bagi para pemimpin
gereja. Jika hamba-hamba Tuhan dan kaum awam dilatih untuk menguasai
teknik-teknik konseling, jika program gereja bisa dirancang untuk
menstimulasi kesehatan mental, jika konseling Kristen yang
profesional bisa disediakan, dan jika program konseling bisa
dievaluasi kembali pada kurun waktu yang cukup sering, maka
pelayanan konseling di gereja akan menjadi lebih efektif.
-*- Sumber diringkas dan diterjemahkan dari: -*-
Judul Buku: Effective Counseling
Penulis : Dr. Gary Collins
Penerbit : Creation House, Illionis, 1972
Halaman : 66 - 68
*INFO*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*INFO*
-*- PUSAT KONSELING DAN PELATIHAN IPEKA -*-
Pada edisi kali ini, kami akan memperkenalkan sebuah lembaga
konseling yang bernama Pusat Konseling dan Pelatihan IPEKA, yang
didirikan di bawah Yayasan IPEKA.
Pusat Konseling dan Pelatihan IPEKA ini lahir sebagai wujud
kepedulian Gereja Kristus Jemaat Mangga Besar (GKJMB) untuk
melayani jemaatnya (pastoral gereja). Namun selain untuk kebutuhan
jemaat, mereka juga sangat terbuka untuk melayani masyarakat umum.
Beberapa bidang pelayanan pusat konseling yang diberikan adalah:
1. Konseling dan konsultasi masalah psikologis dan
rohani untuk berbagai kalangan usia, golongan dan agama.
2. Psikotes untuk "assessment dan recruitment", yang
meliputi tes IQ, Bakat dan Minat, serta Kepribadian
3. Seminar dan Pelatihan, dll
Bagi Anda yang membutuhkan pelayanan konseling, terutama bagi Anda
yang berdomisili di wilayah Jabotabek, silakan menghubungi alamat
di bawah ini :
==> Alamat : Pusat Konseling & Pelatihan IPEKA
Green Ville Blok SD, Jakarta 11510
Jam Kerja : Senin - Jumat : 08.00-16.00 WIB
Sabtu : 08.00-12.00 WIB
Telp : (021) 5633270/1
Email : < puskonsipk@cbn.net.id >
*STOP PRESS*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*STOP PRESS*
-*- PROGRAM KULIAH INTENSIF "KONSELING PRANIKAH -*-
Sekolah Tinggi Theologi Reformed Injili Indonesia (STTRII) akan
mengadakan program kuliah intensif pada tgl 14-22 Januari 2002
dengan topik "KONSELING PRANIKAH", yang akan dibawakan oleh Pdt.
Yakub B. Susabda, Ph.D. dan Esther Susabda, Ph.D.
Konseling Pranikah (Premarital Counseling) merupakan salah satu
pelayanan terpenting dari gereja yang seringkali diremehkan. Kita
seringkali mendengar keluhan betapa pelayanan konseling pranikah
diberikan asal saja dengan pendekatan yang tidak utuh atau tidak
integratif. Kuliah ini secara khusus ditujukan untuk memperlengkapi
para hamba Tuhan, konselor Kristen, pemimpin gereja, juga para
aktivis gereja dan orang awam dengan wawasan pikir yang integratif.
Melalui pembekalan pengetahuan dan ketrampilan diharapkan mereka
dapat melakukan pelayanan konseling pranikah formal/non formal
sesuai dengan kebutuhan jaman ini.
Bagi yang berminat dapat menghubungi Registar STTRII di alamat:
Alamat : STTRII, Warung Buncit, Jakarta Selatan
Telp./Fax : Telp. (021) 799-0357, 7982819 Fax: 798-7437
E-mail : < reformed@idola.net.id >
*SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI ANDA-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT*
From: T S. <ts@>
>Shalom,
>Seorang teman saya ingin mendapatkan arsip elektronik e-Konsel,
>sedang yang ada pada saya tidak lengkap karena kerusakan Harddisk
>beberapa waktu berselang.
>Dapat ditolong ?.
>Salam, T S.
Redaksi:
Tentu kami bisa menolong, karena seluruh arsip Publikasi e-Konsel
sudah dapat dilihat di Situs Publikasi dan Sistem Arsip yang ada
di "SABDA.org" dengan alamat:
http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Selain arsip e-Konsel, di Situs "SABDA.org" ini anda juga bisa
mendapatkan semua arsip-arsip Milis Publikasi lain yang terbit
melalui sistem I-KAN (Internet -- Komputer Alkitab Network).
Nah, silakan berselancar.....
e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL
STAF REDAKSI e-Konsel
Yulia O., Linda C., Margareta A.
PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
Yayasan Lembaga SABDA
INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
Sistem Network I-KAN
Copyright(c) 2001 oleh C3I/YLSA
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org>
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org>
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org
Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org
Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |