Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/362 |
|
e-Konsel edisi 362 (8-7-2014)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ e-Konsel -- Bahaya Keputusasaan Edisi 362/Juli 2014 Salam kasih, Bagaimana perasaan Pelanggan e-Konsel hari ini? Mungkin, Anda baru saja bertemu dengan sahabat, rekan, atau orang-orang yang Anda layani yang sedang berputus asa. Atau, apakah saat ini justru Anda yang sedang berputus asa? Sadar atau tidak, kita dan banyak orang di sekitar kita sering kali merasa putus asa karena berbagai macam alasan, bahkan beberapa di antaranya sampai ingin mengakhiri hidupnya. Namun, apakah mengakhiri "segala sesuatunya" karena sudah merasa putus asa adalah jalan keluar terakhir yang dapat kita lakukan? Bagaimana kita seharusnya bertindak sebagai orang-orang yang percaya kepada karya Yesus Kristus dalam menyikapi keputusasaan? Edisi e-Konsel dengan tema "Bahaya Keputusasaan" kali ini, kiranya dapat menjadi bacaan yang memberkati kehidupan Pelanggan sekalian dan memperlengkapi pelayanan konseling Anda di mana pun Anda berada. Selamat menyimak! Staf Redaksi e-Konsel, Adiana < http://c3i.sabda.org/ > BIMBINGAN ALKITABIAH: ORANG-ORANG YANG PUTUS ASA Dunia penuh dengan orang-orang yang putus asa. Orang-orang yang putus asa hampir melakukan apa saja. Untuk apa kita berputus asa? Apakah Anda pernah merasa putus asa? Apakah Anda sedang putus asa saat ini? 1. Keputusasaan adalah kondisi hidup, merasa putus asa itu "normal". Setiap orang pernah merasa putus asa -- Alkitab penuh dengan orang- orang yang putus asa. "Perhatikanlah teriakku, sebab aku telah menjadi sangat lemah. Lepaskanlah aku dari pada orang-orang yang mengejar aku, sebab mereka terlalu kuat bagiku." (Mazmur 142:6) "Lalu berkatalah Daud kepada Gad: `Sangat susah hatiku, biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia.`" (2 Samuel 24:14) Kerasnya kehidupan yang Anda alami mungkin tidak sekeras yang dialami oleh orang lain. Terkadang, kita merasa Allah telah membawa kita ke lembah keputusasaan. "Engkau telah membuat umat-Mu mengalami penderitaan yang berat, Engkau telah memberi kami minum anggur yang memusingkan." (Mazmur 60:3) Terkadang, tidak satu pun yang tampaknya berhasil. "... pada pagi mencangkokkannya engkau membuatnya berbunga, namun panen akan segera lenyap pada hari kesakitan dan hari penderitaan yang sangat payah." (Yesaya 17:11) Terkadang, kita putus asa karena pilihan-pilihan yang dibuat oleh orang lain. "Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak." (Yunus 1:5) "Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang kami; kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemah kami." (Mazmur 79:8) Terkadang, keputusasaan kita tampak tidak akan berlalu. "Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai." (Yeremia 15:18) "Aku tertindas dan menjadi inceran maut sejak kecil, aku telah menanggung kengerian dari pada-Mu, aku putus asa." (Mazmur 88:15) Masalahnya bukan kita merasa putus asa, tetapi apa yang kita lakukan dengan keputusasaan kita. 2. Bagaimana kita seharusnya merespons keputusasaan? Mazmur 60 menunjukkan bahwa Daud dikepung oleh musuh-musuh dari segala arah. Pertahanan mereka menjadi semakin berat. Oh, pulihkanlah kami kembali! Berserulah kepada Allah untuk pemulihan. Pulihkanlah pelanggaran-pelanggaran ini karena ini mengguncangkan. Hanya Allah yang dapat memulihkan negeri kita. Kibarkan bendera kebenaran Allah: Keputusasaan harus menuntun kita kepada firman Allah. Orang yang Anda kasihi dapat diselamatkan -- Bahkan pada masa-masa keputusasaan, kita perlu mengingat bahwa Allah mengasihi kita. Kita perlu mendengarkan suara-Nya ... mendengar Dia memanggil nama-nama kita. Allah telah berbicara dalam kekudusan-Nya -- Pesan nabiah -- Allah memiliki rencana ketika putus asa. "TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak- sorai." (Zefanya 3:17) Gilead adalah milik-Ku! Allah mengetahui apa (dan siapa) yang menjadi milik-Nya. "Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: `Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.`" (Yesaya 43:1) Siapa yang akan membawaku ke kota yang kuat? Kita dapat menemukan keamanan dan keselamatan hanya di dalam Allah. Bersama Allah, kita dapat bertindak dengan berani!!! Ada harapan bagi orang yang putus asa. Setiap masalah adalah kesempatan untuk membuktikan kekuatan Allah. Setiap hari kita menemukan kesempatan-kesempatan emas yang tidak terhitung, yang menyamar dengan cemerlang sebagai masalah-masalah yang tidak dapat diatasi.(1) Dalam keputusasaan, kita harus berlari kepada Allah!!! Keputusasaan tidak selalu buruk. Orang-orang yang putus asa harus berdoa. Keputusasaan akan mendorong Anda berdoa pada pukul 5 pagi. 3. Kita harus berputus asa untuk orang lain. Kita harus memiliki belas kasihan kepada orang-orang yang putus asa. Barangkali sama putus asanya dengan kehidupan Anda, ingatlah orang lain mungkin mengalami hal yang lebih buruk. Menangislah dengan mereka yang menangis. Ketika kita kehilangan akal karena rasa sakit dan putus asa, dan mulai melihat orang lain, kita menemukan kemerdekaan dari penjara "mengasihani diri sendiri" yang kita buat untuk diri kita sendiri. Amsal 61 -- Dengarkanlah seruanku, ya Allah! Kita adalah orang-orang yang putus asa. Kita rindu untuk mencintai dan dicintai. Orang-orang yang putus asa hampir melakukan apa saja. Apa yang akan kita lakukan dengan keputusasaan kita? Berita besar: Allah berputus asa untuk kita! Dia meninggalkan kemuliaan surga bagi kita! Seperti seorang ayah berlari kepada anaknya yang menghambur-hamburkan uang, Bapa kita berlari kepada kita. Kiranya keputusasaan kita membawa kita kepada Allah, dan semoga kita berputus asa bagi orang lain. (t/S. Setyawati) Catatan: 1. C. Swindoll, One Step Forward, Two Steps Back, p. 35. Diterjemahkan dari: Nama situs: Sermon Central Alamat URL: http://www.sermoncentral.com/sermons/desperate-people-charles-wallis-sermon-on-compassion-148347.asp?Page=1 Judul asli artikel: Desperate People Penulis: Charles Wallis Tanggal akses: 8 April 2014 KOMUNITAS KONSEL: PENYEBAB PUTUS ASA Setiap orang tentu pernah mengalami masa-masa sulit, tetapi bagaimana masing-masing orang menyikapinya pasti berbeda satu sama lain. Apa yang menyebabkan seseorang merasa putus asa? Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan agar kita tidak terperosok dalam keputusasaan? Redaksi e- Konsel melontarkan pertanyaan tentang hal ini di Facebook e-Konsel, dan berikut ini tanggapan para Sahabat Konsel. e-Konsel: Menurut Anda, apa saja yang sering kali membuat orang merasa putus asa? Silakan tuliskan pendapat Anda. Komentar: Sulastri Chandra Budiman: Tidak adanya tujuan hidup, kurangnya perhatian dan kasih sayang dari lingkungan, kesepian, sakit yang kronis, depresi, tidak merasa bahagia dalam hidup, sering merasa gagal, dan menganggap kematian adalah jalan keluar. e-Konsel: Masing-masing orang memang memiliki alasan yang berbeda ya ... Tidak dapat dimungkiri kita memang pernah mengalami putus asa, tetapi ada Tuhan yang selalu memberi kekuatan dan penghiburan. Tetap semangat ya, Saudara/Saudari. Fery Tanujaya: Harapan yang terlalu tinggi, tetapi kurang diimbangi dengan semangat mencapainya ataupun kurangnya kemampuan dalam mencapai harapan itu. Bila dilihat dari sisi rohani, kemungkinan kurangnya iman/kebergantungan kepada Tuhan dan menyadari/percaya bahwa Ia selalu turut bekerja mendatangkan kebaikan semata. e-Konsel: Ya ... memang kadang manusia terlalu tinggi berharap tanpa mengenali potensi diri. Untuk itu, refleksi diri memang penting, apalagi bergantung kepada Tuhan. Ya `kan, Fery Tanujaya? Santi Paulina: Kegagalan berkali-kali dan tidak ada orang yang mau mengerti dirinya sehingga ia merasa sendiri. e-Konsel: Untuk menanganinya, tetaplah berusaha! Dan, ingat bahwa seseorang tidak akan pernah sendiri. Theresia S. Setyawati: Kenyataan yang tidak terjadi sesuai harapan. Wah ... sering putus asa dong ya? hehehe. e-Konsel: Yah ... padahal sering kali memang kenyataan tidak terjadi sesuai harapan ya, Theresia S. Setyawati. Jangan sering putus asa lah ya .... Anda dapat memberikan tanggapan atas topik ini di alamat: < https://www.facebook.com/sabdakonsel/posts/10152408545128755?stream_ref=10 >. STOP PRESS: BERGABUNGLAH DENGAN FACEBOOK WANITA Anda rindu untuk mendapatkan berbagai bahan kekristenan seputar wanita yang berkualitas seperti artikel, renungan, kesaksian, dan biografi tokoh wanita? Segera bergabung dalam fanspage Facebook kami dan temukan berkatnya! Alamat Facebook e-Wanita < http://fb.sabda.org/wanita > Melalui Facebook e-Wanita, Anda akan mendapatkan berbagai bahan seperti artikel, tip, renungan, kesaksian, dan biografi tokoh wanita Kristen, yang dapat membantu Anda dalam bertumbuh atau di dalam pelayanan. Mari bergabung dengan komunitas e-Wanita Kristen sekarang juga! Tuhan Yesus memberkati. Kontak: konsel(at)sabda.org Redaksi: S. Setyawati, Santi T., dan Adiana Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |