|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-konsel/33 |
|
e-Konsel edisi 33 (1-2-2003)
|
|
><> Edisi (033) -- 01 Februari 2003 <><
e-KONSEL
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Daftar Isi:
- Pengantar : Persahabatan antara Suami dan Istri
- Cakrawala : Keterikatan dan Ketergantungan
- Telaga : Menjadi Sahabat bagi Suami [T 74A]
- Bimbingan Alkitabiah : Ketika Anda Perlu -- Teman/Sahabat
- Kesaksian : Rose
- Surat : e-Konsel Menjadi Bahan Diskusi
*REDAKSI -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- REDAKSI*
-*- PENGANTAR DARI REDAKSI -*-
Tanggal 14 Februari dikenal sebagai "Hari Valentin" atau "Hari
Kasih Sayang". Yang paling sering merayakan hari khusus ini biasanya
adalah muda-mudi, khususnya yang sedang berpacaran, yaitu dengan
saling mengirimkan bunga mawar merah, coklat atau hadiah-hadiah
kecil lainnya. Tapi, sebenarnya hari khusus ini tidak terbatas
dirayakan oleh para muda-mudi saja, boleh juga dirayakan oleh siapa
saja, karena hubungan kasih sayang merupakan pengalaman dari banyak
orang, misalnya anak dengan orangtua, antar saudara/teman dan yang
paling khusus tentu saja adalah hubungan kasih antara suami istri.
Nah, untuk ikut memeriahkan hari istimewa ini, Redaksi ingin
mengulas tentang "Persahabatan antara Suami dan Istri".
Hubungan suami dan istri adalah hubungan yang diciptakan oleh Allah.
Melalui hubungan ini Allah ingin mengungkapkan hubungan kasih antar
manusia yang paling dalam, sebagaimana kasih yang Allah nyatakan
kepada manusia. Dalam hubungan ini diharapkan suami dan istri dapat
bertumbuh secara maksimal, baik secara jasmani, mental maupun
rohani. Namun demikian, untuk mencapai harapan ini tidak selalu
mudah. Ada halangan-halangan, baik dari masalah internal (diri
sendiri), maupun ekternal (dari luar). Artikel dalam kolom Cakrawala
pada edisi ini akan menolong kita melihat pentingnya halangan-
halangan itu dipecahkan dan bagaimana kita dapat menolong orang lain
yang mengalami masalah seperti itu.
Sajian TELAGA juga akan memberikan manfaat yang besar bagaimana
suami istri dapat membina persahabatan. Kisah "Rose" kami harap
dapat mengingatkan para suami untuk mengirimkan bunga mawar yang
indah bagi istrinya pada "Hari Valentin" tahun ini.
Selamat Hari Valentin!
Tim Redaksi e-Konsel
*CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA*
-*- KETERIKATAN DAN KETERGANTUNGAN -*-
Oleh: Pdt. Yakub B. Susabda, Ph.D.
Hidup manusia sebagai makhluk sosial memang penuh keajaiban. Manusia
diciptakan dengan hati nurani yang peka dan kebutuhan akan kedekatan
bahkan ikatan dengan sesamanya. Manusia membutuhkan teman juga
sahabat yang dicari dan coba ditemukan melalui konteks kehidupan.
Kadang-kadang keakraban yang dinikmati dengan pribadi tertentu
merupakan keakraban dimensional, artinya hanya pada dimensi-dimensi
tertentu, bahkan tidak jarang situasional atau tergantung mood dan
situasinya. Kadang-kadang pula kedekatan dengan pribadi "yang
dicintai" betul-betul dapat dinikmati, tetapi tidak jarang kedekatan
tersebut menyakitkan. Keakraban dapat dikomunikasikan dalam bahasa
verbal, non-verbal, sikap, mimik, pandangan mata, dan perbuatan.
Bahkan yang mengherankan, dalam konteks tertentu, silent/diam bisa
merupakan bahasa yang sangat kaya untuk mengkomunikasikan hubungan
yang akrab antar dua pribadi.
Hubungan sosial antar manusia juga penuh dengan dinamika. Apa yang
efektif dalam konteks hidup di masa lampau belum tentu efektif dalam
situasi dan kondisi yang baru. Ini nampak jelas dalam hubungan
antara orangtua dan anak. Perubahan terus terjadi dan kedua belah
pihak harus terus belajar menyesuaikan diri. Pada masa anak-anak
masih kecil, keakraban dengan mereka dapat dimanifestasikan dalam
dekapan, ciuman, cumbuan, dan kemanjaan. Pada saat mereka sudah
semakin dewasa keakraban tersebut cenderung lebih memakai bahasa
verbal yaitu melalui percakapan dari pribadi-pribadi yang dituntut
untuk saling memahami dan menghargai. Kedua-belah pihak dituntut
untuk saling menyesuaikan diri secara aktif, atau keakraban "yang
sehat" sulit terbentuk dan tak pernah berfungsi secara efektif.
Kadang-kadang keakraban bahkan menghasilkan ketergantungan dan
kekerdilan. Sehubungan dengan itulah berbagai masalah hidup manusia
timbul. Coba perhatikan kasus di bawah ini.
A adalah ayah dari dua orang anak yang masih kecil-kecil. Sebagai
anak tunggal dari keluarga yang kaya, A tak pernah dilatih untuk
mandiri dan memikul tanggung jawab. Pernikahan, kehidupan
keluarga dan pekerjaan A semua diatur oleh kedua orang tuanya.
Sebagai pewaris perusahaan orang tua yang maju, A tak mempunyai
peran yang jelas. Segala keputusan masih di tangan orangtua.
Kehidupan rumah tangganya juga unik, dengan dua orang baby-sitter
dan seorang pembantu, istrinya tak pernah diberi kesempatan untuk
mengasuh anak-anaknya sendiri. Semua sudah diatur beres oleh
orangtua A, sampai makananpun setiap hari dikirim dari rumah
orangtua.
Hari ini istri A menemui Anda untuk konseling. Ia datang bersama
A yang tidak mengerti mengapa istrinya tertekan dan tidak puas.
Menurut A kehidupan rumah tangganya baik, dan segala kebutuhan
terpenuhi, bahkan kedua orang tuanya sangat mengasihi mereka. A
heran dan merasa bahwa istrinya tidak tahu berterima kasih pada
orangtuanya. Ia berkata, "Rumah, mobil, baby-sitter, makanan,
uang, pekerjaan dan lain-lain semua sudah disediakan orangtua ...
apa yang kurang?" Bagi istrinya, masalahnya bukan di situ. Ia
cuma merasa bahwa hidup yang dihidupinya tidak wajar sehingga
kebutuhan batinnya untuk menjadi manusia seutuhnya, yang
mempunyai kebebasan untuk berkreasi dan mengatur hidupnya sendiri
tidak ada. Ia kurang menghargai A oleh karena tak ada peran
sebagai suami, ayah, dan kepala rumah tangga. Di kantor ia tak
punya peran apa-apa, di rumah ia sehari-harian nonton TV, makan
atau tidur, dan dalam segala hal ia minta tolong orangtua,
khususnya ibunya. Istrinya mengeluh, merasa putus asa dan tak
tahu apa yang harus dilakukan. Bercerai tak mungkin, karena ia
seorang Kristen, tetapi mau terus ia sangat ragu-ragu.
Sebagai teman, Anda dapat menjadi konselor untuk keduanya. Mereka
kebetulan datang ke rumah Anda dan menceriterakan pergumulan dan
persoalannya. Kesempatan untuk berperan sebagai konselor sudah Tuhan
sediakan. Untuk itu, beberapa prinsip di bawah ini dapat Anda pakai.
1. Hindarkan diri dari orientasi yang cuma melihat pada masalah yang
ada, tapi berpeganglah pada kebenaran Alkitab yang telah
digariskan dengan jelas. PERTAMA, kalau Alkitab melarang
perceraian (Matius 19:6; 1Korintus 7) maka apapun dan
bagaimanapun keadaan hubungan suami istri tersebut, tetap
subjektivitas kesan pribadi tidak boleh menjadi standar sikap
yang Anda ambil. Jangan sampai "keinginan untuk memahami dan
empati" sebagai sahabat dan konselor, mendahului kebenaran firman
Allah. Walaupun perasaan Anda membenarkan keinginannya untuk
bercerai, Anda harus menolong klien Anda melihat dari perspektif
kebenaran firman Tuhan dan menemukan alasan "mengapa" Tuhan tidak
menghendaki perceraian (Maleakhi 2:16). Mungkin selama ini klien
Anda juga tidak pernah mengerjakan pernikahan yang sudah
diijinkan dan dipercayakan Allah kepadanya.
KEDUA, kalau Alkitab mengajarkan prinsip menundukkan diri,
dan menjadi penolong yang sepadan bagi suami (Efesus 5:22; 1Petrus 3:1), maka Anda harus menghidupkan kesadaran akan
pentingnya peran yang Allah berikan pada istri A. Sekali lagi,
jangan Anda bereaksi sesuai dengan insting subjektivitas Anda dan
membenarkan sikap istri A yang mungkin beralasan "bagaimana
mungkin dapat menghargai suami yang tak punya peran dan tanggung-
jawab". Sebagai konselor Kristen, Anda harus percaya bahwa "takut
dan kepatuhan akan kebenaran firman Tuhan adalah permulaan segala
kebajikan (1Samuel 15:22; Amsal 1:7). Bimbinglah istri A sampai
ia benar-benar mengimani bahwa "apa dan bagaimana hasilnya nanti"
tak perlu dibicarakan sekarang, yang perlu adalah ketaatan akan
firman Allah. Oleh sebab itu jadilah seorang istri yang
mengasihi, taat dan biarkan Tuhan berkarya (1Petrus 3:1-6).
Melalui dua hal di atas Anda akan mulai memahami betapa kesulitan
utama dari konseling adalah diri konselor itu sendiri yang
cenderung hanyut dalam simpati (dan bukan hanya "empati"),
menjadi humanistik dan ingin berperan sebagai juruselamat, yaitu
mengambil-alih tanggung-jawab klien dengan segera membebaskannya
dari gangguan hidupnya. Dalam proses konseling yang tidak sehat,
tempat untuk Allah tidak ada, dan kebenaran firman-Nya hanya
menjadi simbol yang kosong (bandingkan dengan Yakobus 4:13-17).
Peran konselor Kristen sebenarnya hanya menjadi pencipta "suasana
yang kondusif" yang memungkinkan kebenaran firman muncul dan
berperan secara maksimal. Tugas konselor Kristen hanyalah membuka
pintu dan mempertemukan klien Anda dengan Allah sumber kebenaran,
tetapi apa dan bagaimana itu bisa terjadi, adalah suatu art/seni
tersendiri. Konseling adalah "mempersiapkan jalan untuk Tuhan ...
dimana setiap lembah dalam jiwa manusia harus ditutup, gunung dan
bukit yang terjal diratakan ... tanah yang berlekuk-lekuk
diluruskan ... sehingga klien dapat melihat kemuliaan Tuhan
(Yesaya 40:3-5)."
2. Fahamilah natur dari kedewasaan pribadi. Semakin dewasa pribadi
seseorang, ia semakin mampu menempatkan diri di tengah situasi
dan kondisi apapun juga. Sumber kebahagiaan orang yang dewasa
biasanya berasal dari dalam jiwanya sendiri. Semakin dewasa jiwa
seseorang semakin ia mampu mencipta kebahagiaan yang dapat
dinikmati orang-orang di sekitarnya dan ia tidak menimba
kebahagiaan dari luar dirinya.
Sebagai konselor, Anda memang harus dapat berempati atas ketidak-
bahagiaan istri A, karena memang kebutuhan primernya tidak
terpenuhi. Meskipun demikian, Anda harus menyadari bahwa empati
dan pemahaman yang sempurnapun tidak berfaedah jikalau klien Anda
tidak ditolong untuk memahami dirinya sendiri. Ia harus dapat
mengerti bahwa dirinya tidak berbahagia oleh karena jiwanya yang
tidak dewasa sehingga sumber kebahagiaannya tergantung dari hal-
hal di luar dirinya sendiri yaitu pada suami dan orang-orang
lain. Sebagai istri, menantu, dan ibu, ia tidak mampu mencipta
dan mengubah situasi dan kondisi kehidupannya sendiri.
Jadi, konseling adalah menolong klien tersebut menghargai potensi
yang ada pada dirinya, sehingga ia dapat berfungsi dengan lebih
baik dalam kehidupannya.
3. Untuk suaminya, Anda perlu menemukan sumber masalahnya dan
membedakan antara faktor penyebab dan faktor pencetusnya.
Kemungkinan besar, si A tidak berperan dan tidak berfungsi oleh
karena sistem yang telah diciptakan, diteruskan dan dinikmati
oleh kedua orangtuanya. Mungkin tanpa disadari, mereka mempunyai
kebutuhan "keterikatan dan ketergantungan dari A, anak tunggal
mereka." Kebutuhan neurotik tersebut menjadi faktor penyebab dari
kelumpuhan peran dan tanggung-jawabnya. Oleh sebab itu, fokus
konseling harus pada faktor penyebab tersebut dan bukan pada
faktor pencetus yaitu hubungan dengan istri, anak, kehidupan
praktis dan pekerjaan, meskipun hal-hal ini selalu menjadi
konteks praktis dimana pengaruh faktor penyebab dapat lebih
disadari.
Dalam hubungan dengan faktor penyebab tersebut, Anda sebagai
konselor perlu menyadari:
(a) Apa yang sudah terbentuk selama proses bertahun-tahun tak
mungkin dapat diubah dalam waktu singkat melalui nasehat.
Walaupun mungkin si A mengerti dan bertekad untuk memperbarui
hidupnya, kemungkinan besar ia tidak mempunyai dorongan dan
kekuatan untuk melakukannya. Oleh sebab itu, yang perlu adalah
menolong dia masuk dalam proses kehidupan dalam sistem hidup
yang baru secara bertahap. Mulai dengan menemukan dan
menyadari diri sendiri melalui sistem "nonjudgemental open -
sharing" (sharing secara terbuka tanpa menilai dan menghakimi
dalam hal-hal praktis pengalaman dan kehidupan sehari-hari).
Biasanya, melalui pengalaman sharing yang tidak menakutkan
inilah, pribadi-pribadi dengan sendirinya akan mampu
meningkatkan kesadaran diri mereka. Barulah secara terpisah,
Anda bertemu dengan A membicarakan topik yang sempat
menghangat dalam open sharing tersebut, dan biarkan A
menemukan kesimpulan-kesimpulannya bahkan menentukan sendiri
strategi untuk mengaplikasikan dalam kehidupan praktisnya.
(b) Tempat dari istri A di tengah hubungan antara A dengan kedua
orangtuanya selama ini tidak jelas. Oleh sebab itu, untuk
memudahkan buatlah bagan yang menjadi pola interaksi yang ada.
Mintalah A menjelaskan "di mana tempat dan peran istrinya
dalam pengambilan keputusan dan mengapa demikian?" Kemudian
diskusikan secara lebih mendalam sekitar "prinsip-prinsip"
yang selama ini dipegang, apa yang seharusnya, dan mengapa
demikian?
Mudah-mudahan dengan usulan di atas, Anda dapat berperan sebagai
konselor bagi teman Anda tersebut. Tuhan memberkati.
-*- Sumber -*-:
Judul Buletin: Parakaleo, Volume VIII/2, April - Juni 2001
Judul Artikel: Peran Konseling Awam: Keterikatan dan Ketergantungan
Penulis : Pdt. Yakub B. Susabda, Ph.D.
Penerbit : Departemen Konseling, STTRII, Jakarta
Halaman : 1 - 3
*TELAGA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TELAGA*
-*- MENJADI SAHABAT BAGI SUAMI -*-
Menjadi sahabat buat suami berarti siap mendampingi dan siap menjadi
seorang yang melengkapi. Ada hal-hal yang sangat perlu diperhatikan
bagi seorang istri untuk dapat menjadi sahabat buat suami. Simak
ringkasan diskusi berikut ini bersama Pdt. Dr. Paul Gunadi sebagai
narasumbernya.
-----
T: Sebenarnya apa pengertian "menjadi sahabat buat suami" secara
umum?
J: Sahabat adalah seseorang yang pertama-tama akan mendampingi dan
yang kedua sahabat adalah seorang yang akan bisa melengkapi.
-----
T: Apakah itu sama dengan salah satu peran yang dipercayakan oleh
Tuhan kepada istri terhadap suaminya?
J: Tepat sekali. Jadi Tuhan memang memberikan peranan khusus kepada
istri yaitu yang kita bisa lihat di kitab Kejadian bahwa si istri
itu akan menjadi seorang penolong yang sepadan bagi suaminya. Nah
memang di Alkitab tidak dijabarkan apa itu maksudnya penolong
tapi saya kira melalui realitas sehari-hari kita bisa menimba dan
menyimpulkan beberapa hal yang bermanfaat bagi para istri untuk
mendengarnya.
-----
T: Untuk bisa menolong, untuk bisa menjadi sahabat bagi suami, apa
yang paling penting dituntut dari seorang istri?
J: Yang mendasari hal yang akan kita bahas pada hari ini adalah
seorang istri harus mengerti suaminya -- mengerti karena memang
seorang suami pada umumnya memiliki keunikan-keunikan yang
membedakan dia dari seorang wanita. Seorang istri perlu mengerti
bahwa pria menghormati wanita yang stabil emosinya. Bagi pria
ketidakstabilan emosi diidentikkan dengan kelemahan kepribadian.
Pria berfungsi dalam dunia yang menuntut kestabilan emosi,
menuntut rasionalitas, menuntut subjektivitas, yang menuntut
seorang pria mengedepankan rasionya dan mengebelakangkan
emosinya. Sebab di dunia pria seorang yang terlalu dikuasai oleh
emosi cenderung dijauhi dan tidak ditoleransi oleh sesama pria,
bahkan bagi banyak pria seseorang yang menunjukkan emosi yang
terlalu kuat menjadi seseorang yang menakutkan. Sehingga reaksi
pria pada umumnya adalah tidak mau dekat-dekat dengan sesama pria
yang beremosi terlalu kuat. Nah saya kira persepsi ini atau
standar ini dibawa oleh pria ke dalam rumahtangganya sehingga
pada umumnya pria akan keberatan kalau istrinya terlalu emosi.
-----
T: Tapi bukankah sudah pembawaan bahwa seorang wanita itu emosional?
J: Betul sekali. Jadi memang akan ada usaha dari kedua belah pihak
untuk menyesuaikan diri. Nah perempuan tidak bisa juga menyangkal
kodratnya, tapi di pihak lain akan ada hal-hal yang bisa
dilakukan oleh wanita misalkan:
- Yang pertama adalah wanita perlu mengupayakan untuk mengontrol
emosinya sewaktu berbicara. Nah ini tidak berarti wanita sama
sekali tidak boleh menunjukkan perasaannya atau emosinya yang
kuat. Namun yang lebih penting adalah kalau bisa saat menunjukkan
emosi si istri juga mengemukakan alasan-alasannya yang bersifat
lebih logis atau rasional. Jadi ucapan-ucapan seperti "Pokoknya
aku merasa begini," "Aku melihatnya begini," nah itu adalah suatu
penyataan yang susah dilihat oleh pria. Jadi sewaktu wanita
mengemukakan argumennya dia perlu mengemukakannya dengan rasional
dan sebisanya mengontrol emosi sehingga tidak terlalu
meledak-ledak atau meluap-luap. Sebab pada umumnya pria akan
menjauhi wanita yang beremosi tinggi.
- Yang kedua adalah ketika seorang wanita ingin menyampaikan
permintaannya dia harus membahasakannya dengan tepat. Pria peka
dengan yang namanya tuntutan. Jadi sebaiknya saat wanita minta
sesuatu, dia memintanya dengan cara yang halus dan sopan. Jadi
sampaikan permintaannya itu dengan lemah lembut.
- Yang ketiga adalah harus konkret. Ada hal-hal yang bagi wanita
sangat mudah dicerna contohnya adalah kasih. Nah wanita bisa
meminta kepada pria, "Tolong kasihi aku," tapi bagi pria kata
"kasihi aku," adalah kata yang sangat abstrak. Pria kurang
mengerti hal yang seperti itu. Misalnya lagi, "Aku membutuhkan
engkau di rumah." Nah bagi seorang pria "membutuhkan engkau di
rumah" artinya diam di rumah. Tapi bisa jadi yang diminta oleh
wanita bukan secara fisik berada di situ, tapi yang dibutuhkan
oleh si istri misalnya membantunya untuk menangani pelajaran
anak-anak, membantunya dalam memasak atau berbincang-bincang dan
sebagainya. Nah itu yang dimaksud oleh wanita dengan "aku meminta
engkau untuk sering di rumah". Nah jadi hal seperti ini perlu
dikonkretkan, pria tidak begitu bisa memahami isi hati wanita
yang bagi pria abstrak. Oleh karena itu penting bagi seorang pria
mendapatkan penjelasan-penjelasan yang konkret seperti ini.
Saya akan bacakan dari Efesus 5:22-23a,
"Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah
kepala jemaat."
Jadi pada intinya kalau mau menjadi sahabat bagi seorang suami,
yang terpenting adalah sungguh-sungguh mencoba menghormati dia,
pikirannya, permintaannya, keinginannya. Dan sewaktu si istri
mulai mengedepankan keinginan si suami, maka biasanya hal ini akan
direspon secara positif oleh si suami. Jadi mulailah mengedepankan
dan menundukkan diri di hadapan suami.
-*- Sumber -*-:
[[Sajian kami di atas, kami ambil dari isi salah satu kaset TELAGA
No. #74A, yang telah kami ringkas/sajikan dalam bentuk tulisan.]]
-- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip seluruh kaset ini lewat
e-Mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel@xc.org >
atau: < TELAGA@sabda.org >
-- Informasi tentang pelayanan TELAGA/Tegur Sapa Gembala Keluarga
dapat Anda lihat dalam kolom INFO edisi e-Konsel 03 dari URL:
==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/003/ [01 Nov 2001]
*BIMBINGAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*--*-*-*-*-*-*-*-*-* ALKITABIAH*
-*- KETIKA ANDA PERLU -- TEMAN/SAHABAT -*-
Ayat-ayat berikut ini dapat dijadikan sebagai penuntun praktis yang
bisa membimbing Anda pada Alkitab ketika Anda memerlukan teman/
sahabat. Meskipun demikian, prinsip-prinsip yang ada dalam ayat-ayat
ini dapat diterapkan juga untuk menjalin suatu persahabatan yang
indah antara suami dan istri.
Amsal 27:10, 17:17, 27:6 Amsal 27:17
Yohanes 15:12-14, 15:15-16 Pengkhotbah 4:9-10
Mazmur 119:63 1Yohanes 1:7
Yohanes 13:34 Roma 15:5, 15:2
1Korintus 1:9 Maleakhi 3:16-17
Amos 3:3 1Yohanes 1:3
-*- Sumber -*-:
Judul Buku : Indeks Masalah Sehari-hari
Nomor Topik: 09741 (CD SABDA)
Copyright : Yayasan Lembaga SABDA [Versi Elektronik (SABDA)]
*KESAKSIAN *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* KESAKSIAN*
-*- ROSE -*-
ENGKAU TAK LAGI MEMBERI BUNGA PADAKU
Mawar merah adalah kecintaannya, ... namanya sendiri juga Rose
(artinya mawar). Dan setiap tahun suaminya selalu mengirimkan mawar-
mawar merah yang diikat dengan pita indah.
Pada tahun suaminya meninggal, ... dia mendapat kiriman mawar lagi.
Kartunya tertulis "Be My Valentine like all the years before".
Sebelumnya, setiap tahun suaminya mengirimkan mawar, dan kartunya
selalu tertulis, "Aku mencintaimu lebih lagi tahun ini, ... Kasihku
selalu bertumbuh untukmu seturut waktu yang berlalu ...."
Dia tahu ini adalah terakhir kali suaminya mengirimkan mawar-mawar
itu. Dia tahu suaminya memesan semua itu dengan bayar di muka
sebelum hari pengiriman. Suaminya tentu tidak tahu kalau dia akan
meninggal. Dia selalu suka melakukan segala sesuatu sebelum
waktunya. Sehingga ketika suaminya sangat sibuk sekalipun, segala
sesuatunya dapat berjalan dengan baik.
Lalu Rose memotong batang mawar-mawar itu dan menempatkan semuanya
dalam satu vas bunga yang sangat indah. Dan meletakkan vas cantik
itu di sebelah potret suaminya tercinta. Kemudian dia akan betah
duduk berjam-jam di kursi kesayangan suaminya sambil memandangi
potret suaminya dan bunga-bunga mawar itu.
Setahun telah lewat, dan itu adalah saat yang sangat sulit baginya.
Dengan kesendiriannya dijalaninya semua. Sampai hari ini, hari
Valentine .. Beberapa saat kemudian, bel pintu rumahnya berbunyi,
... seperti hari-hari Valentine sebelumnya ... Ketika dibukanya,
dilihatnya buket mawar di depan pintunya. Dibawanya masuk, dan tiba-
tiba seakan terkejut melihatnya. Kemudian dia langsung menelepon
toko bunga itu ... Ditanyakannya kenapa ada seseorang yang begitu
kejam melakukan semua itu padanya, ... membuat dia teringat kepada
suaminya ... dan itu sangat menyakitkan ... Lalu pemilik toko itu
menjawabnya, ... "Saya tahu kalau suami Nyonya telah meninggal lebih
dari setahun yang lalu ... Saya tahu Anda akan menelepon dan ingin
tahu mengapa semua ini terjadi ... Begini Nyonya, ... bunga yang
Anda terima hari ini sudah di bayar di muka oleh suami Anda, ...
Suami Anda selalu merencanakannya dulu dan rencana itu tidak akan
berubah. Ada standing order di file saya, dan dia telah membayar
semua ... maka Anda akan menerima bunga-bunga itu setiap tahun. Ada
lagi yang harus Anda ketahui, ... Dia menulis surat special untuk
Anda ... ditulisnya bertahun-tahun yang lalu ... dimana harus saya
kirimkan kepada Anda satu tahun kemudian jika dia tidak muncul lagi
di sini memesan bunga mawar untuk Anda ... Lalu, tahun kemarin, saya
tidak temukan dia di sini, ... maka surat itu harus saya kirimkan
tahun berikutnya ... yaitu tahun ini, ... surat yang ada bersama
dengan bunga itu sekarang ... di hadapan Nyonya saat ini."
Rose mengucapkan terima kasih dan menutup telepon, ... dia langsung
menuju ke buket bunga mawar itu, ... Sedangkan air matanya terus
menetes. Dengan tangan gemetar diambilnya surat itu ... Di dalam
surat itu dilihatnya tulisan tangan suaminya,
"Dear kekasihku, ... Aku tahu ini sudah setahun semenjak aku
pergi. Aku harap tidak sulit bagimu untuk menghadapi semua ini.
Kau tahu, semua cinta yang pernah kita jalani membuat segalanya
indah bagiku, Kau adalah istri yang sempurna bagiku. Kau juga
adalah seorang teman dan kekasihku yang memberikan semua
kebutuhanku. Aku tahu ini baru setahun, ... Tapi tolong jangan
bersedih ... Aku ingin kau selalu bahagia, ... walaupun saat ini
kau sedang hapus air matamu ... Itulah mengapa mawar-mawar itu
akan selalu dikirimkan kepadamu. Ketika kau terima mawar itu,
ingatlah semua kebahagiaan kita, dan betapa kita begitu diberkati
... Aku selalu mengasihimu ... dan aku tahu akan selalu
mengasihimu ... Tapi, ... istriku, kau harus tetap berjalan ...
kau punya kehidupan ... Cobalah untuk mencari kebahagiaan untuk
dirimu. Aku tahu tidak akan mudah ... tapi pasti ada jalan ...
Bunga mawar itu akan selalu datang setiap tahun, ... dan hanya
akan berhenti ketika pintu rumahmu tidak ada yang menjawab dan
pengantar bunga berhenti mengetuk pintu rumahmu ... Tapi kemudian
dia akan datang 5 kali hari itu, ... Takut kalau engkau sedang
pergi ... Tapi jika pada kedatangannya yang terakhir dia tetap
tidak menemukanmu ... Dia akan meletakkan bunga itu ke tempat
yang ku suruh ... meletakkan bunga-bunga mawar itu ditempat
dimana kita berdua dibaringkan .. untuk selamanya ...
I LOVE YOU MORE THAN LAST YEAR, ... HONEY ...."
[Diedit dari sumber: milis diskusi www.gerejakatolik.net]
-*-Sumber dikutip sebagian dari:-*-
Publikasi Elektronik : "e-Reformed"
Edisi : No. 25/II/2002
Judul Edisi : Engkau Tak Lagi Memberi Bunga Padaku
Judul Cerita : Rose
URL : http://www.sabda.org/reformed/025.htm
atau Arsip SABDA.org : http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/025/
Subscribed e-Reformed: < subscribe-untuk-i-kan-reformed@xc.org >
*SURAT*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-DARI ANDA-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*SURAT*
Dari: "Albert Sitohang" <@ptcpi.com>
>Terimakasih dengan kiriman e-Konsel,
>Bahan materi ini akan sangat banyak membantu saya pribadi juga
>untuk diskusi jemaat di tempat saya. Terima kasih banyak.
>Tuhan memberkati.
>Salam,
>ast, Pekanbaru
Redaksi:
Puji Tuhan, dan terima kasih kembali. Kami bersyukur untuk jemaat
di gereja Anda, kiranya Tuhan semakin berkarya dalam hidup Anda dan
jemaat di gereja Anda. Jika ada berkat-berkat rohani yang Anda
terima dalam persekutuan di gereja Anda, silakan sharingkan kepada
kami dalam bentuk kesaksian. Siapa tahu dapat menjadi berkat bagi
pembaca e-Konsel yang lain. Selamat melayani.
e-KONSEL*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*e-KONSEL
STAF REDAKSI e-Konsel
Yulia O., Lani M., Evie D.
PENANGGUNG JAWAB ISI dan TEKNIS
Yayasan Lembaga SABDA
INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR
Sistem Network I-KAN
Copyright(c) 2003 oleh YLSA
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Anda punya masalah atau perlu konseling? <masalah-konsel@sabda.org>
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
dapat dikirimkan ke alamat: <owner-i-kan-konsel@xc.org>
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-konsel@xc.org
Berhenti: Kirim e-mail kosong: unsubscribe-i-kan-konsel@xc.org
Sistem lyris: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-konsel
ARSIP publikasi e-Konsel: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |