Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/277 |
|
e-Konsel edisi 277 (24-1-2012)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ EDISI 277/JANUARI 2012 DAFTAR ISI CAKRAWALA: TIM KERJA KRISTEN KOMUNITAS KONSEL: LANGKAH-LANGKAH SEBELUM MELAMAR KERJA Salam sejahtera, "Team Work" (tim kerja) adalah kata yang tidak asing di telinga kita. Baik di dunia kerja maupun di organisasi seperti gereja, kita terbiasa menggunakan kata ini. Sebagai anggota tim di tempat kerja maupun pelayanan, kita sangat perlu memiliki kesadaran tinggi untuk saling bekerja sama untuk kepentingan/tujuan bersama. Sasaran yang telah ditetapkan tidak akan dapat tercapai tanpa adanya kerja sama yang baik dalam sebuah tim kerja. Pada kesempatan ini, kami mengajak Pembaca e-Konsel menyimak sajian minggu ini, yang berisi artikel mengenai kerja sama anak-anak Tuhan dalam satu tim kerja. Selain itu, kami juga menghadirkan perbincangan para anggota komunitas Konsel yang cukup menarik untuk disimak. Kiranya sajian kami menjadi berkat bagi Anda. Pemimpin Redaksi e-Konsel, Sri Setyawati < setya(at)in-christ.net > < http://c3i.sabda.org/ > CAKRAWALA: TIM KERJA KRISTEN Salah satu contoh terbaik tentang tim kerja Kristen tertulis dalam 1 Korintus 12. Paulus memberi tahu kita bahwa kita semua adalah bagian dari satu tubuh dalam Kristus. Tidak masalah dari mana kita berasal atau apa yang kita lakukan sebelum kita menjadi Kristen. Sekarang, kita sudah menjadi satu tubuh Kristus. Hal ini memang benar dalam dua hal. Pertama, semua orang Kristen terikat bersama. Kemudian, dalam komunitas gereja kita pun terikat bersama. Saat kita berkumpul bersama dan bekerja dengan orang-orang dari latar belakang berbeda-beda, kita tahu bahwa kita tidak diciptakan sama semua. Beberapa dari kita adalah orang-orang yang keras dalam memperingatkan dan selalu berada di depan banyak orang sambil berkata "ikutlah aku". Beberapa orang tenang dan menunggu perintah, serta bersedia bekerja jika tidak dilihat orang lain. Akan tetapi, dinamikanya tidak berhenti di situ. Orang-orang yang memimpin unggul dalam banyak hal, orang-orang yang bekerja di balik layar pun unggul dalam banyak hal. Dari fakta ini kita mendapati orang-orang yang merasa tertinggal. Barangkali beberapa di antara kita yang memimpin, percaya bahwa setiap orang mampu melakukan dengan tepat apa yang kita lakukan. Jika demikian, bagaimana kita mengatasi konflik antara karunia dan talenta ini? Pertama, kita perlu menyadari bahwa kita semua tidak memiliki karunia yang sama. Paulus mengatakan kepada kita dalam 1 Korintus 12:1-11 bahwa kita semua memiliki karunia yang berbeda-beda dan karunia- karunia tersebut akan digunakan dengan cara yang berbeda-beda. Jika Anda seorang atlet, Anda seharusnya tidak menganggap setiap orang adalah atlet. Apabila Anda dapat bernyanyi, Anda seharusnya tidak berpikir bahwa setiap orang harus bergabung dalam paduan suara. Ketika kita menyadari bahwa setiap orang diberikan talenta dan karunia yang berbeda-beda, kita dapat bekerja bersama-sama dengan lebih baik. Kedua, kita harus memahami bahwa kita semua diciptakan berbeda. Allah tidak menciptakan masing-masing dari kita dalam keadaan yang sama. Dalam ayat 12-13, Paulus mengingatkan kita bahwa kita semua berasal dari latar belakang dan kebangsaan yang berbeda-beda. Hal ini berarti bahwa kita semua memiliki sistem nilai yang berbeda-beda. Orang-orang Kristen baru harus diperlakukan dengan sikap hormat yang lebih besar, karena mereka biasanya tidak tahu bahwa apa yang mereka katakan atau apa yang mereka lakukan tidak diterima oleh anggota kelompok. Latihlah mereka dalam situasi lain di luar kelompok, bukan di tempat yang sama. Terakhir, jangan mengeluh dan menyerah. Ayat 14-26 membahas orang-orang yang suka mengeluh dan mudah menyerah dalam mengerjakan tugas. Pertama, kita melihat orang-orang yang tidak mendapatkan cukup perhatian dan memutuskan bahwa mereka ingin berhenti. Kita semua berada dalam situasi ini bersama-sama dan tidak setiap orang akan mendapatkan pujian yang sama. Kedua, kita melihat orang-orang yang menertawakan orang lain. Hal ini tidak perlu kita lakukan di dalam kehidupan Kristen. Saat Anda atau orang lain dalam tim Anda memutuskan bahwa dia lebih penting, ingatkanlah orang itu bahwa kita harus bersukacita dengan mereka yang bergembira dan berduka dengan mereka yang menderita. Satu tubuh harus melekat bersama untuk mengerjakan tugas Allah. Ayat 27 sampai terakhir menunjukkan pada kita bahwa ada tingkatan-tingkatan dalam gereja dan para pemimpin harus dihormati. Ketika seorang pemimpin jatuh, dia seharusnya tidak memimpin. Namun, jika hal itu terjadi, bukanlah bagian orang Kristen untuk mengeluh. Bagian orang Kristen adalah bekerja untuk kemuliaan Allah. (t/Setya) Diterjemahkan dari: Nama situs: Pinnaclebalance Alamat URL: http://pinnaclebalance.com/2009/07/christian-teamwork/ Judul asli artikel: Christian Teamwork Penulis: Steve Crenshaw Tanggal akses: 11 November 2011 KOMUNITAS KONSEL: LANGKAH-LANGKAH SEBELUM MELAMAR KERJA Untuk mencukupi kebutuhan diri sendiri dan keluarga, kita harus bekerja. Dalam mencari pekerjaan tentu ada banyak persiapan yang harus kita lakukan, bukan? Salah satunya adalah berdoa. Namun, tidak cukup berdoa saja. Selanjutnya, kita harus bertindak. Tindakan apa saja yang harus kita lakukan untuk mendapatkan pekerjaan? Berikut beberapa pendapat Sahabat e-Konsel, yang berhasil dihimpun dalam Facebook e-Konsel. e-Konsel: Selain berdoa, apa yang Anda lakukan sebelum melamar pekerjaan/membuka usaha? Komentar: Yus Lase: Optimis. Percaya pada diri sendiri khususnya. e-Konsel: Apakah Yus Lase akan mencari pekerjaan sesuai latar belakang pendidikan atau asal kerja dulu? Theresia S. Setyawati: Membuat rencana (planning), perusahaan mana saja yang mau dilamar. Lokasi perusahaan juga perlu dipertimbangkan. Red Cable: Punya "MODAL". Yus Lase: Untuk sementara saya tidak berminat untuk bekerja, tapi saya mau melayani Tuhan karena itulah yang lebih mulia untuk dikerjakan. Mahardhika Dicky Kurniawan: Cari tahu informasi dan kemungkinan risiko di bidang yang akan kita geluti. Shmily Tilestian: Siap mental, modal, dan harus sudah membuat rencana secara global (cara mengelola, strategi usaha, sasaran, dll.). e-Konsel: @semua: Banyak yang harus dipertimbangkan ya... modal iya, pikiran iya, dan tidak kalah penting, konsekuensi ke depannya. @Yus Lase: Bergabung saja dengan kami di YLSA. Untuk informasi lebih lengkap, silakan kunjungi < http://www.ylsa.org/lowongan >. Demikian pendapat dari para Sahabat Konsel. Bagaimana dengan Anda? Silakan sampaikan saran dan masukan Anda ke alamat Facebook Konsel berikut ini < http://www.facebook.com/sabdakonsel/posts/10150427609583755 >. Kontak: < konsel(at)sabda.org > Redaksi: Sri Setyawati, Tatik Wahyuningsih, dan Mahardhika Dicky K. (c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/konsel > Berlangganan: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |