Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/222

e-Konsel edisi 222 (15-12-2010)

Kelahiran Kristus di Hati

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

EDISI 222/15 Desember 2010

Daftar Isi:
  = Pengantar: Yesus Lahir di Hatiku
  = Renungan: Lawatan Ilahi yang Memperbarui
  = Cakrawala: Pergeseran Makna Natal
  = Tips: Memanfaatkan Waktu Libur
  = Dari Redaksi: Selamat Hari Natal 2010 dan Tahun Baru 2011
  = Info 1: Berbagi Berkat Dan Bersaksi Melalui Publikasi KISAH
  = Info 2: Undangan Bergabung di Facebook Groups e-Santapan Harian
            (e-SH)
  = Stop Press: Ralat e-Konsel 220

PENGANTAR ____________________________________________________________

  Salam kasih,

  Perayaan Natal beberapa hari lagi akan datang. Sebagai seorang
  Kristen, kita pasti akan menyambutnya dengan sukacita. Namun apakah
  arti Natal yang sejati tetap kita miliki di dalam hati? Atau arti
  Natal justru telah tergeser karena kesibukan kita melayani orang
  lain dan mempersiapkan perayaan Natal yang berkesan?

  Dengan menghadirkan Renungan dan Tips di bawah ini, kami berharap
  edisi ini bisa menguatkan, mengingatkan, dan memberi masukan yang
  positif bagi Anda. Semoga kelahiran Kristus tidak hanya diakui di
  dan oleh dunia, tapi lebih dari itu, dialami dan dirasakan
  benar-benar di dalam hati kita.

  Staf Redaksi e-Konsel,
  Sri Setyawati
  http://c3i.sabda.org
  http://fb.sabda.org/konsel

RENUNGAN _____________________________________________________________

                     LAWATAN ILAHI YANG MEMPERBARUI

  "Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat,
  katanya: Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya
  dan membawa kelepasan baginya." (Lukas 1:67-68)

  Natal adalah peristiwa ketika Allah melawat umat-Nya. Lawatan ilahi
  tersebut membawa pembaruan dalam diri orang-orang yang terlibat di
  dalamnya. Salah satunya, Zakharia.

  Siapakah Zakharia? Ia adalah seorang imam, keturunan Harun, seorang
  dari suku Lewi. Ia berasal dari rombongan Abia. Menurut 1 Tawarikh
  24:1-6, para imam dibagi ke dalam 24 rombongan untuk melayani di
  Bait Allah. Rombongan Abia, rombongannya Zakharia, adalah salah satu
  dari ke-24 rombongan tersebut (24:10). Setiap rombongan bertugas dua
  kali dalam setahun, tiap kali selama satu minggu.

  Zakharia memiliki istri yang berasal dari keturunan imam juga, yaitu
  Elisabet. Keduanya digambarkan sebagai orang-orang yang "benar di
  hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan
  dengan tidak bercacat" (Lukas 1:6). Ungkapan tersebut tidak dimaksud
  untuk menyatakan kesempurnaan mereka, tetapi kesetiaan mereka dalam
  melayani Tuhan.

  Sekalipun mereka melayani dengan setia, hingga usia tua mereka belum
  juga dikaruniai anak. Pada masa itu, memiliki atau tidak memiliki
  anak dipahami sebagai keadaan yang diberkati atau tidak diberkati
  oleh Tuhan. Namun, melawan pandangan umum tersebut, penulis Injil
  Lukas menekankan bahwa penyebab Zakharia dan Elisabet tidak memiliki
  anak hingga usia tua mereka bukan karena mereka tidak hidup benar di
  hadapan Tuhan.

  Akhirnya, ketika Zakharia sedang bertugas di Bait Allah, terjadilah
  sesuatu yang tidak disangka-sangka. Karena anugerah Tuhan, Zakharia
  terpilih untuk masuk ke Bait Allah dan membakar ukupan di sana.
  Tugas tersebut sangat istimewa, karena tidak semua imam
  berkesempatan untuk melakukannya. Selain itu, menurut peraturan
  keagamaan saat itu, seorang imam hanya berkesempatan membakar ukupan
  sekali saja di sepanjang hidupnya.

  Pada kesempatan yang sangat istimewa itulah Tuhan melawat pasangan
  tersebut melalui kehadiran malaikat Gabriel. Allah menyatakan, bahwa
  Ia berkenan menjawab doa-doa mereka dengan cara yang istimewa.
  Tampaknya, kala itu Zakharia sudah tidak terlalu berharap untuk
  memiliki anak, mengingat usia istrinya sudah cukup lanjut. Bisa jadi
  umur mereka sudah lebih dari 60 tahun. Karena itu, berita yang
  disampaikan Gabriel sulit dipercayainya!

  Tuhan berjanji akan memberikan kepada mereka seorang anak yang
  istimewa. Anak itu akan mendatangkan sukacita bukan hanya bagi orang
  tuanya, tetapi juga bagi seluruh Israel. Anak itu akan menjadi besar
  di hadapan Tuhan, dikuduskan untuk mengerjakan tugas khusus dari
  Tuhan. Ia akan penuh dengan Roh Kudus sejak dalam rahim ibunya. Dan
  lebih jauh lagi, ia akan dipakai Tuhan dengan kuat kuasa seperti
  yang dimiliki Elia, untuk membawa bangsanya berbalik kepada Allah.
  Luar biasa! Bukan hanya seorang anak yang akan diterima pasangan
  Zakharia dan Elisabet, melainkan seorang anak yang istimewa!

  Bagaimanapun, kabar gembira itu sulit untuk dicerna oleh Zakharia.
  "Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: `Bagaimanakah aku tahu,
  bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan istriku sudah
  lanjut umurnya.`" (Lukas 1:18) Pertanyaan yang tampak wajar tersebut
  ternyata ditanggapi Gabriel dengan keras: "Sesungguhnya engkau akan
  menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di
  mana semuanya ini terjadi." (1:20a) Mengapa?

  Dalam kisah berikutnya, Gabriel sang pembawa pesan Allah juga
  menyapa Maria dengan berita yang tidak kalah mengejutkan. Dia akan
  mengandung dan melahirkan sang Juru Selamat. Maria pun terkejut dan
  mengajukan pertanyaan yang serupa dengan pertanyaan Zakharia:
  "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
  (Lukas 1:34b) Namun, berbeda dengan jawabannya yang keras kepada
  Zakharia, jawaban Gabriel kepada Maria sangat positif. Bahkan,
  diakhiri dengan kalimat peneguhan: "Sebab bagi Allah tidak ada yang
  mustahil." (1:37)

  Mengapa begitu? Rupanya, Tuhan yang mengenal hati manusia tahu bahwa
  kedua pertanyaan yang serupa tersebut -- pertanyaan Zakharia dan
  pertanyaan Maria -- dilandasi dua sikap hati yang sangat berbeda.
  Pertanyaan Zakharia dilandasi sikap hati yang tidak percaya.
  "[E]ngkau tidak percaya," kata Gabriel kepadanya (Lukas 1:20).
  Sedangkan Maria, dalam ketidakmengertiannya, merendahkan hati dan
  menyerahkan dirinya ke tangan Tuhan: "Sesungguhnya aku ini adalah
  hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (1:38)

  Di sini kita melihat suatu ironi. Zakharia adalah seorang rohaniwan
  senior, namun ia tidak siap untuk meyakini janji Tuhan yang
  melampaui akalnya. Sedangkan Maria masih muda belia, awam, namun ia
  mau memercayakan dirinya kepada janji Tuhan yang melampaui akalnya.

  Apakah Zakharia tidak sadar bahwa yang sedang berbicara dengannya
  adalah seorang malaikat? Seharusnya sadar. Apalagi perjumpaan itu
  terjadi di Bait Allah. Tidak mungkin seorang manusia biasa dapat
  "nyelonong" masuk dan berpura-pura jadi malaikat. Lantas, mengapa
  Zakharia tetap sulit untuk memercayai apa yang dikatakan sang
  malaikat? Dalam hal ini, sikap Zakharia mencerminkan sikap sebagian
  besar dari kita, umat Tuhan yang hidup di masa sekarang. Kita tahu
  bahwa Allah adalah Allah yang mahabaik, mahakuasa, pencipta langit
  dan bumi, namun pada kenyataannya seringkali kita meragukannya.

  Setelah lawatan ilahi itu, Zakharia menjadi orang yang berbeda. Ia
  tidak lagi memahami Tuhan menurut konsepnya sendiri, tapi sebagai
  Pribadi yang benar-benar berdaulat. Tuhan sanggup memenuhkan
  kehendak-Nya, sekalipun hal itu melampaui akal manusia. Tidak heran,
  menyambut kelahiran anaknya, Zakharia menciptakan kidung yang sangat
  indah bagi Allah (Lukas 1:67-79). Inilah salah satu berkat Natal:
  Lawatan ilahi yang memperbarui. Kelahiran Yohanes Pembaptis telah
  memperbarui hidup Zakharia.

  Kiranya Natal kali ini menjadi saat perjumpaan Saudara dengan Allah.
  Perjumpaan yang akan memperbarui hidup Saudara!

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Harta Karun Natal
  Penulis: Sutrisna
  Penyusun: Erick Sudharma, dkk.
  Penerbit: Penerbit Mitra Pustaka & Literatur Perkantas Jawa Barat,
            Bandung 2005
  Halaman: 51 -- 56

  Artikel ini juga bisa Anda baca di:
  Nama situs: Situs Natal Indonesia
  Alamat URL: http://natal.sabda.org/lawatan_ilahi_yang_memperbarui
  Tanggal akses: 16 November 2010

CAKRAWALA ____________________________________________________________

                        PERGESERAN MAKNA NATAL

  Tatkala kita diundang menghadiri pesta ulang tahun, tentu fokus
  sosok manusia yang mendapat perhatian khusus adalah yang berulang
  tahun itu. Ia akan diberi ucapan, diberi hadiah, dipeluk, dicium,
  diajak bicara, difoto, atau diberi kejutan. Seratus persen pusat
  perhatian tamu undangan ditujukan kepadanya. Alangkah lucu bin
  janggal bila yang berulang tahun justru tidak hadir. Para tamu pasti
  kecewa dan penuh tanda tanya. Demikian juga perayaan Natal.
  Seringkali karena kesibukan mempersiapkan acaranya, Tuhan Yesus pun
  dikesampingkan. Kalau demikian apa makna Natal?

  Jika kita memperingati hari kelahiran Yesus, tanpa kehadiran-Nya
  tentu aneh, bukan? Namun, kenyataannya hal ini banyak terjadi.
  Ketika Natal dirayakan yang ada hanya hura-hura, makan-makan, bahkan
  pesta mabuk-mabuk. Padahal Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa
  kelahiran Yesus merupakan kelahiran seorang Raja yang membawa damai
  sejahtera (shalom). Dengan demikian, seandainya ada perayaan Natal
  tanpa Yesus tentu menjadi suatu perayaan yang hampa.

  Natal adalah hari raya umat Kristiani untuk memperingati hari
  kelahiran Yesus Kristus. Kelahiran Yesus merupakan kelahiran yang
  ajaib dan sudah dinubuatkan sejak dahulu kala oleh para nabi. Yesus
  yang lahir itu adalah Mesias yang diurapi dan juga disebut sebagai
  Imanuel atau Allah menyertai kita. Di dalam Mikha 5:1 juga sudah
  disebutkan bahwa Mesias itu akan lahir di kota Betlehem dan itu
  digenapi tatkala Yesus lahir. Selain itu, Kejadian 49:10 juga
  menyebutkan bahwa Mesias dilahirkan sebelum pemerintahan Yahudi
  dihancurkan. Sedangkan Daniel 9:25 mencatat bahwa tujuh kali tujuh
  masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa Yerusalem akan dibangun
  kembali sebelum kedatangan sang Raja. Dari sini kita melihat bahwa
  sejak Perjanjian Lama kelahiran Mesias sudah dinubuatkan; baik
  tempat, waktu, garis keturunan serta cara Yesus dilahirkan.

  Semenjak Adam dan Hawa tidak taat kepada Tuhan, dengan alasan ular
  yang menggoda mereka memakan buah pengetahuan baik dan jahat, maka
  Allah sudah memutuskan hubungan dengan mereka. Tidak
  tanggung-tanggung, manusia yang berdosa itu divonis mati. Namun
  ternyata Allah tidak dapat melawan natur-Nya yang penuh kasih itu,
  sehingga Ia tidak langsung menghukum manusia itu dengan kematian.
  Diam-diam Ia merancang suatu rencana dahsyat, yakni menyelamatkan
  manusia yang berdosa itu.

  Allah itu seperti seorang bapa yang tidak rela mencelakakan
  anak-anaknya. Bagaimanapun bejatnya manusia masih ada kesempatan
  yang terbuka bagi mereka untuk menyelamatkan diri. Itulah sebabnya
  Yohanes 3:16 menuliskan "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
  ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
  setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
  hidup yang kekal." Hidup manusia begitu terbatas di dunia ini, ia
  butuh suatu "oknum" yang memunyai kuasa tidak terbatas untuk
  menyelamatkan mereka. Dunia merupakan tempat tumpangan (transit)
  sementara bagi umat manusia, jadi suatu hari nanti manusia pasti
  meninggalkannya. Masalahnya, pada saat manusia itu ditentukan harus
  meninggalkan dunia ini, ke mana ia akan melangkah? Banyak orang
  tidak tahu akan ke mana. Mengapa? Karena Tuhan Yesus tidak ada di
  dalam kehidupannya. Yohanes 14:6 mencatat "Akulah jalan dan
  kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
  kalau tidak melalui Aku". Jelas sekali Yesus memegang peranan
  penting di dalam hidup kita ini, tanpa Dia kita akan binasa. Itu
  sebabnya kehadiran Tuhan Yesus di dalam Natal yang kita rayakan
  begitu penting.

  Berita Natal adalah berita sukacita. Malaikat memproklamirkan kabar
  kesukaan sehingga semua orang bernyanyi, memuji-muji, dan memuliakan
  Tuhan. Bayi Yesus saat ini tidak ada di kandang domba lagi. Yesus
  telah tumbuh menjadi dewasa dan mati menebus dosa-dosa kita di atas
  kayu salib serta bangkit kembali pada hari ketiga. Yang paling
  penting adalah tatkala peristiwa Natal ini, Tuhan Yesus juga lahir
  di dalam hati kita masing-masing, supaya hidup kita diperbarui.

  Apa bedanya perayaan Natal yang dilakukan oleh orang-orang di luar
  gereja dengan perayaan Natal orang-orang percaya? Satu-satunya
  perbedaan yang paling mencolok adalah Tuhan Yesus itu sendiri. Bagi
  orang di luar gereja makna perayaan Natal telah bergeser. Mereka
  mengartikan Natal sebagai ajang bisnis (obral/diskon), politik, dan
  pesta pora. Bahkan belakangan ini mereka telah mengubah makna dari
  hari yang kudus (Holy Day), menjadi hari libur biasa (Holiday).
  Namun bagi orang percaya semestinya perayaan Natal menjadi perayaan
  untuk memproklamirkan pada dunia bahwa Tuhan Yesus lahir ke dunia
  ini. Dia diutus untuk meyelamatkan umat manusia dari dosa.

  Apalah artinya perayaan Natal kalau kita tidak pernah mengalami
  kasih dari Kristus? Seringkali dunia mencoba mendiskreditkan
  orang-orang percaya karena tanggal kelahiran Yesus tidak pernah kita
  temukan di dalam Alkitab. Namun beberapa penyelidikan menunjukkan
  bahwa kelahiran Yesus terjadi bersamaan dengan peristiwa sensus
  penduduk yang diadakan oleh Kaisar Agustus (bd. Lukas 2:1-7). Saat
  itu raja Herodes sedang berkuasa.

  Secara tradisi, orang-orang percaya jarang merayakan ulang tahun,
  dan perayaan ulang tahun itu biasanya dirayakan oleh orang kafir.
  Gereja mula-mula lebih sering merayakan peristiwa kemenangan Yesus
  -- Paskah. Sejak zaman nenek moyang, perayaan Paskah sudah sangat
  populer. Sekitar abad ke-3 barulah orang-orang Kristen di Mesir
  merayakan Natal. Itu pun bukan 25 Desember. Pada abad ke-4 gereja di
  Roma baru mulai merayakan Natal pada akhir abad ke-4, yaitu memakai
  tanggal 25 Desember, dan berlangsung sampai hari ini.

  Terlepas dari segala perdebatan yang ada, sebagai orang-orang
  percaya yang sejati, kita tidak perlu memperdebatkan 25 Desember
  sebagai tanggal patokan kelahiran Yesus. Natal bagi kita adalah
  peringatan bahwa Tuhan Yesus pernah lahir di dunia ini. Lebih dari
  itu, Yesus juga lahir di dalam hati serta hidup kita. Yesus yang
  lahir ke dunia ini bukan sembarang manusia, Ia adalah Allah yang
  menjadi manusia. Tugas kedatangan-Nya ke dunia ini adalah
  menyelamatkan manusia. Ia harus menempuh kematian di atas kayu salib
  karena dosa-dosa kita, naik ke surga, dan menawarkan hidup kekal
  kepada kita yakni hidup bersama-sama Tuhan Yesus di surga untuk
  selama-lamanya. Suatu tawaran yang sangat berharga! Inilah makna
  Natal yang sejati. Apakah Anda sudah mengalaminya?

  Diambil dan disusun ulang dari:
  Nama situs: Gloria Cyber Ministries
  Penulis: Saumiman Saud
  Penyusun ulang: Sri Setyawati
  Alamat URL: http://www.glorianet.org/index.php/saumiman/
                     1997-pergeseran-makna-natal
  Tanggal akses: 26 November 2010

TIPS _________________________________________________________________

                        MEMANFAATKAN WAKTU LIBUR

  Pikirkanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dan luangkanlah waktu
  untuk mendapatkan jawabannya. Apa yang paling berarti bagi Anda
  tentang liburan? Seperti apa "Hari Ucapan Syukur" dan Natal yang
  luar biasa bagi Anda? Banyak orang berkata bahwa yang membuat hari
  libur ini hebat adalah waktu untuk menikmati hubungan dengan
  keluarga dan teman-teman Anda, waktu untuk berfokus kembali dengan
  hal-hal yang sangat penting, merayakan kelahiran Yesus, dan
  melakukan kebaikan untuk orang lain dan seterusnya.

  Sebaliknya, apa yang membuat liburan Anda berbalik menjadi buruk?
  Mungkinkah Anda terlalu banyak menghabiskan waktu dengan keluarga
  dan teman-teman Anda? Kurangnya waktu untuk berfokus pada hal-hal
  yang benar-benar penting? Membuat jadwal liburan yang terlalu padat?
  Kebanyakan orang menganggap film "Christmas Vacation" sangat lucu
  karena film ini sangat mirip dengan keadaan di rumah. Film tersebut
  bercerita tentang rencana Natal yang gagal. Tokoh dalam film
  tersebut membangun harapan akan "momen spesial sepanjang tahun" dan
  mereka menjadi frustrasi ketika apa yang terjadi tidak seperti yang
  mereka bayangkan.

  Untuk menghindari Natal seperti ini dan merasakan liburan yang
  menyenangkan, ingatlah tip-tip penting berikut ini yang akan
  membantu Anda menyegarkan pikiran Anda dan seluruh keluarga.

   1. Bertanggungjawablah atas harapan, pilihan, dan emosi Anda
      sendiri. Jika Anda mengharapkan Natal yang bersalju dan ternyata
      tidak bersalju, janganlah merusak hari libur orang lain dengan
      kekesalan Anda. Terkadang Anda mendapatkan tekanan dari keluarga
      untuk melakukan sesuatu yang enggan atau tidak bisa Anda lakukan.
      Jika Anda memutuskan untuk melakukannya, maka laksanakanlah
      keputusan Anda dan lakukanlah dengan sikap yang baik.

   2. Kerjakanlah dengan "baik" saat Anda membuat rencana, persiapan,
      beres-beres, dan membuat dekorasi. Tidak ada yang sempurna dan
      orang lain tidak akan memerhatikannya.

   3. Seimbangkan tidur, nutrisi, dan olahraga. Anda perlu menjaga
      ketiganya.

   4. Bersikaplah realistis dalam mengatur jadwal Anda. Belajarlah
      berkata "tidak" untuk beberapa hal. Berhentilah berusaha membuat
      semua orang bahagia. Jika Anda dapat membuat puas sebagian besar
      orang saja, Anda sudah hebat.

   5. Jika anak-anak Anda tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan,
      tidak apa-apa. Sebenarnya, sangatlah baik jika Anda dapat
      mendorong anak-anak Anda untuk memikirkan orang lain di
      saat-saat seperti ini. Ajaklah mereka membantu tetangga Anda
      yang sudah tua yang kesepian dengan membawakan makanan. Ajaklah
      mereka berbelanja di sebuah acara bakti sosial. Kegiatan ini
      akan menolong mereka bersemangat dengan hari libur mereka bukan
      berfokus pada "Aku", "Aku", dan "Aku".

   6. Jika Anda kedatangan tamu-tamu yang tidak bisa membaca isyarat
      Anda untuk pergi, tegaslah. Buatlah perencanaan saat Anda tahu
      sepupu Anda akan bertamu sampai larut dan berbincang-bincang
      bersama. Buatlah rencana yang mampu membuatnya pulang tepat
      waktu.

   7. Tentang kesedihan. Anda mungkin sedang bersedih selama liburan
      karena orang yang kita kasihi meninggal. Luangkanlah beberapa
      waktu untuk membiarkan diri Anda bersedih. Bicarakanlah dengan
      pasangan/keluarga. Kenanglah orang yang telah meninggal selama
      liburan.

   8. Tentang masalah-masalah lama keluarga. Jangan gunakan hari libur
      Anda sebagai kesempatan untuk berkonfrontasi mengenai
      kesalahpahaman yang telah lama terjadi antara Anda dan orang
      lain. Carilah saat lain yang tepat.

   9. Tentang uang. Buatlah anggaran dana untuk pengeluaran hari
      libur. Jika Anda terlalu banyak mengeluarkan uang pada bulan
      Desember, Anda akan mengalami "sakit" finansial pada bulan
      Januari.

  10. Setelah semuanya berakhir, janganlah bersedih. Hargailah
      kenangan yang telah Anda ciptakan dan ambillah segala keindahan
      dari momen Ucapan Syukur dan Natal. Jangan hanya fokus pada
      momen klimaks seperti kemeriahan tukar kado, tetapi berfokuslah
      pada hubungan yang Anda miliki. Ingatlah kehidupan orang-orang
      yang telah menyentuh Anda dan Anda dapat memberkati orang lain
      selama hari libur ini. Jika Anda melakukannya, Anda akan sangat
      menikmati hari libur Anda. (t/Uly)

  "Aku akan menghargai Natal di hatiku, dan berusaha mengenangnya
  sepanjang tahun."  -- Ebenezer Scrooge

  Diterjemahkan dari:
  Judul asli artikel: Tips for the Holidays
  Nama situs: Patrick Ward, PhD
  Penulis: Patrick Ward
  Alamat URL: http://www.patrickwardphd.com/2009/11/16/
  Tanggal akses: 25 Oktober 2010

DARI REDAKSI _________________________________________________________

  Pada kesempatan istimewa ini, Redaksi e-Konsel mengucapkan terima
  kasih atas kesetiaan Pembaca dalam mendukung kami selama setahun
  ini. Semoga edisi-edisi e-Konsel selama ini memberkati dan
  melengkapi pengetahuan, keterampilan, dan pelayanan Pembaca. Pada
  edisi e-Konsel pungkasan ini Redaksi mengucapkan:

                SELAMAT NATAL 2010 dan TAHUN BARU 2011

  Kiranya kehangatan suasana Natal tetap melingkupi kita sekalipun
  keadaan bangsa dan negara kita sedang dirundung duka. Semoga kasih
  Kristus yang manis semakin dirasakan oleh semua orang melalui
  kehadiran kita di tengah-tengah mereka.

  Tim Redaksi e-Konsel,
  Davida, Tatik, Setya

INFO 1 _______________________________________________________________

        BERBAGI BERKAT DAN BERSAKSI MELALUI PUBLIKASI KISAH

  Ingin mewartakan kasih karunia dan penyertaan Allah yang luar biasa
  atas hidup Anda? Saatnya Anda berbagi kasih, bagaimana Allah turut
  bekerja dalam setiap aspek kehidupan Anda. Melalui milis publikasi
  KISAH, Anda dapat berbagi berkat dan saling menguatkan melalui
  kesaksian Anda. Ayo, segeralah bergabung dan bersaksi di dalamnya.
  Caranya sangat mudah:

  Untuk berlangganan silakan kirim e-mail kosong ke
  ==> < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

  Untuk mengirim kesaksian ke Redaksi KISAH, kirim ke:
  ==> < kisah(at)sabda.org >

  Jika ingin membaca edisi KISAH yang sudah diterbitkan, akses saja:
  ==> http://www.sabda.org/publikasi/kisah/arsip/

  Dan mari jadikan publikasi KISAH sebagai wadah penyampai berkat Anda
  dalam menyaksikan kasih karunia Allah kepada sesama.

INFO 2 _______________________________________________________________

     UNDANGAN BERGABUNG DI FACEBOOK GROUPS e-SANTAPAN HARIAN (e-SH)

  Bahan renungan SANTAPAN HARIAN diterbitkan oleh Persekutuan Pembaca
  Alkitab (PPA) dan disebarkan secara elektronik (e-SH) oleh Yayasan
  Lembaga SABDA (YLSA). Dengan kemudahan media grup Facebook saat ini,
  maka PPA dan YLSA telah bekerjasama menyediakan wadah bagi para
  pelanggan e-SH untuk saling bertemu dan berbagi berkat dari bahan
  e-SH yang kita baca bersama.

  Karena itu, dengan gembira kami mengundang para pelanggan e-SH untuk
  bergabung di Facebook Groups e-Santapan Harian:

  ==> http://fb.sabda.org/group/sh

  Selain disediakan bahan renungan e-SH setiap hari, para anggota juga
  diajak untuk bisa berbagi berkat dan berdiskusi seputar bahan e-SH
  dengan anggota yang lain setiap hari. Mari kita bertumbuh bersama.

  Ajaklah juga teman-teman Anda yang rindu bersaat teduh bersama
  dengan mengundang mereka untuk bergabung di Facebook e-SH.

STOP PRESS ___________________________________________________________

                           RALAT e-KONSEL 220

  Dalam Publikasi e-Konsel 220 yang lalu, Redaksi e-Konsel tidak
  mencantumkan referensi untuk artikel yang berjudul Sumber Kekuatan
  Sebuah Doa di kolom CAKRAWALA 1.

  Melalui edisi ini, redaksi memberikan ralat bahwa artikel tersebut
  mengambil referensi dari:

  * McMinn, M.R. 1996. Psychology, Theology, and Spirituality: In
    Christian Counseling. Carol Stream, Illinois: Tyndale House
    Publishers, Inc.

  Demikian pemberitahuan kami. Mohon maaf untuk ketidaktelitian
  ini. Atas pengertian Anda kami mengucapkan terima kasih.

  Redaksi e-Konsel

_______________________________e-KONSEL ______________________________
Apakah Anda punya masalah/perlu konseling, atau ingin mengirimkan
informasi/artikel/bahan/surat/saran/pertanyaan/sumber konseling?
silakan kirim ke:
< konsel(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan: < unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel
Situs C3I: http://c3i.sabda.org
Facebook Konseling: http://fb.sabda.org/konsel
Twitter Konseling: http://twitter.com/sabdakonsel
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Sri Setyawati
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-Konsel / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org