Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/196

e-Konsel edisi 196 (15-11-2009)

Mengatasi Pengangguran

______________________________e-KONSEL________________________________

        Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
______________________________________________________________________

EDISI 196/15 November 2009

Daftar Isi:
  = Pengantar: Peran Gereja dalam Mengatasi Pengganguran
  = Cakrawala: Menjangkau Para Pengangguran: Bagaimana Gereja Tergerak
               Untuk Melayani Ketika Tingkat Pengangguran Terus
               Meningkat
  = Bimbingan Alkitabiah: Alkitab dan Pengangguran
  = Artikel Khusus: Kesadaran Terhadap Lingkungan Hidup
  = Tips: Orang Kristen dan Pengangguran

PENGANTAR ____________________________________________________________

  Salam dalam kasih Yesus Kristus,

  Semakin meningkatnya dan tidak terjangkaunya harga kebutuhan hidup 
  menyebabkan semakin meningkatnya pula kesulitan hidup yang dialami 
  oleh masyarakat. Hal ini khususnya dirasakan dan dialami oleh mereka 
  yang tidak bekerja maupun yang menganggur karena kena PHK. Gereja 
  seharusnya mulai tanggap dengan keadaan ini. Sebagai wujud 
  kepeduliannya, gereja bisa memulai dengan melibatkan diri melalui 
  bidang sosial dengan mendidik dan membekali jemaatnya yang tidak 
  memiliki pekerjaan dengan keterampilan khusus. Dengan demikian, 
  gereja diharapkan bisa membantu mereka membuka lapangan kerja baru 
  atau menjadikan mereka tenaga yang siap kerja. Memang bukan hal yang 
  mudah bagi gereja untuk bisa melakukan hal ini, tetapi tidak ada 
  salahnya juga jika mulai sekarang gereja mulai mencobanya. Dengan 
  demikian, selain berperan sebagai pemelihara iman jemaat, gereja 
  juga bisa berkontribusi dalam bidang kesejahteraan sosial jemaat.

  Menanggapi hal tersebut, kali ini kami menyajikan topik Mengatasi 
  Pengangguran, khususnya apa yang gereja bisa lakukan berkaitan 
  dengan masalah ini. Selain itu, dalam rangka program YLSA Peduli 
  Lingkungan, dalam edisi ini kami sajikan pula sebuah artikel khusus 
  yang kiranya dapat menyadarkan kita untuk mencintai lingkungan.

  Redaksi Tamu e-Konsel,
  Desi Rianto
  http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
  http://c3i.sabda.org/
  http://fb.sabda.org/konsel

CAKRAWALA ____________________________________________________________

       MENJANGKAU PARA PENGANGGURAN: BAGAIMANA GEREJA TERGERAK
      UNTUK MELAYANI KETIKA TINGKAT PENGANGGURAN TERUS MENINGKAT

  Setelah Tom Burns, seorang agen pemasaran di Dallas, khawatir dan 
  stres karena menjadi pengangguran 2 tahun yang lalu, dia tidak 
  melupakan apa yang dia alami ketika akhirnya dia mendapat pekerjaan 
  baru. Malahan, saat merenungkan pertanyaan-pertanyaan yang dia 
  pergumulkan selama menganggur -- Bagaimana saya akan memberi makan 
  keluarga saya? Bagaimana saya akan membayar tagihan rumah? -- dia 
  justru mengambil komitmen untuk membantu orang lain yang tiba-tiba 
  kehilangan pekerjaan.

  Determinasinya tersebut berubah menjadi suatu pelayanan, Career 
  Solutions, yang dia luncurkan di gerejanya, First Baptist Church of 
  Dallas.

  Pelayanan Career Solutions merupakan satu contoh utama dari lusinan 
  usaha pelayanan dan program yang diluncurkan di seluruh negeri itu. 
  Karena tingkat pengangguran di AS melebihi 9 persen -- dan beberapa 
  memperkirakan 10 persen pada akhir tahun -- beberapa pemimpin gereja 
  melihat kesempatan yang makin terbuka lebar untuk melayani jemaatnya 
  dan menjangkau masyarakat.

  "Sebagai orang Kristen, saya percaya ini tugas kita untuk melakukan
  apa pun yang bisa kita lakukan untuk orang lain, dan penting untuk
  memberikan pelayanan ini kepada orang-orang yang membutuhkan, yang
  jumlahnya semakin meningkat," kata Beth Wheatley-Dyson, Pendeta St.
  Andrew`s Episcopal Church di Hanover, Massachusetts.

  Pengangguran di Massachusetts mencapai puncaknya setidaknya dalam 16 
  tahun ini. St. Andrew memulai pelatihan dengan mengajar bagaimana 
  menghadapi stres dan pandangan miring tentang pengangguran dan 
  bagaimana menulis lamaran. Gereja juga menghadirkan pembicara tamu, 
  misalnya pejabat dari kantor administrasi usaha kecil AS setempat, 
  untuk berdiskusi bagaimana seseorang bisa mulai menjalankan 
  bisnis/usaha sendiri.

  Di Modesto, California, di mana para guru dan stafnya dipecat karena 
  minimnya dana pendidikan yang ada, First Baptist Church of Modesto 
  telah mencari metode untuk meresponsnya dengan cara yang lebih 
  berarti.

  "Ada banyak orang di daerah ini yang menjadi pengangguran atau 
  menjadi korban pemecatan," kata Wade Estes, pendeta senior gereja 
  tersebut. "Orang-orang yang kehilangan pekerjaan di daerah sekolah 
  dan konstruksi lokal telah benar-benar menjadi semakin lamban. 
  Hasilnya, kita bisa melihat peningkatan dramatis jumlah orang yang 
  minta didoakan agar mendapat pekerjaan, jam kerja yang lebih banyak, 
  dan perhatian atas hilangnya rumah mereka atau masalah-masalah 
  lain. Untungnya, kita juga telah melihat campur tangan Tuhan untuk 
  menyediakan pekerjaan bagi mereka yang membutuhkannya."

  Menjadi Pemimpin

  Kathy Robinson, seorang konsultan karier di Boston, mengatakan bahwa
  gereja adalah sumber terbaik untuk mencari pekerjaan.

  "Gereja terdiri dari orang-orang, dan semakin Anda dikenal, semakin 
  banyak orang yang tahu bahwa Anda sedang mencari pekerjaan, semakin 
  baik kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan," katanya. "Ini adalah 
  gagasan baru untuk gereja, namun ketika gereja menggunakan sumber 
  dayanya untuk memberikan panduan kepada orang-orang, hal itu bisa 
  menjadi sumber yang luar biasa baik." 

  Dr. Robert Jeffress, Pendeta First Baptist Church of Dallas, 
  mengatakan gereja sering kali melewatkan kesempatan untuk melakukan 
  pelayanan.

  "Saya bukan seorang konselor karier, tetapi saya benar-benar tahu 
  bahwa sebagai seorang pendeta, gereja sering kali, dengan 
  sendirinya, tidak memberikan banyak bantuan kepada para 
  pengangguran," katanya. "Sayangnya, gereja sering kali menjadi 
  tempat di mana seseorang yang membutuhkan bantuan menjadi 
  terperangkap dalam perkumpulan itu dan tidak diperhatikan. Dengan 
  kata lain, gereja juga adalah tubuh orang-orang, orang-orang yang 
  bisa saling menolong ketika mereka tahu apa yang mereka butuhkan dan 
  sumber-sumber yang merekaa miliki."

  Di First Baptist, Jeffress mengatakan gereja memandang sumber-
  sumbernya sebagai satu cara untuk memenuhi kebutuhan fisik, bukan 
  hanya kebutuhan spritual.

  "Saya rasa bahwa bila kita sungguh-sungguh melihat semua orang dan
  program-program yang kita miliki di gereja, kita bisa memberikan
  beberapa ide yang bisa digunakan untuk membantu orang lain yang
  memiliki masalah pekerjaan," katanya.

  Contohnya, First Baptist membuat halaman khusus di situsnya yang 
  menampilkan riwayat hidup para pencari kerja. Untuk membuat situs 
  tersebut lebih berguna, sumber ini dipromosikan secara aktif kepada 
  masyarakat lokal, khususnya di gereja lain.

  "Saya rasa rahasianya adalah memastikan bahwa program tersebut tidak 
  menjadi bursa kerja atau untuk mencari belas kasihan," tambah 
  Jeffress. "Situs kami merupakan pendekatan proaktif yang membantu 
  mereka yang membutuhkan pekerjaan supaya mendapatkan pekerjaan, 
  khususnya dalam suasana ekonomi yang kita hadapi sekarang ini. 
  Program kami ini dimulai di gereja kami sekitar 1 tahun yang lalu, 
  dan orang-orang mulai melamar untuk segera ikut ambil bagian."

  Hasil Nyata

  Tidak berapa lama kemudian, Janet Russell dan suaminya, Joel, 
  diberhentikan dari pekerjaannya dalam waktu yang sama. Segera 
  setelah dia kehilangan pekerjaannya, Janet mendengar berita tentang 
  program Career Solutions yang dia percaya karena memberinya alat dan 
  kepercayaan diri yang dia perlukan untuk mendapatkan pekerjaan yang 
  baik. Pada kenyataannya, tidak lama kemudian dia mengajak suaminya, 
  seperti yang dia katakan, "untuk mengeluh dan berteriak minta 
  tolong" dalam pertemuan kelompok tersebut. Dia kemudian mendapatkan 
  informasi yang berharga pula.

  "Saya rasa mencari pekerjaan menjadi salah satu hal yang paling sepi 
  yang harus dilakukan seseorang," katanya. "Suatu hari Anda sedang 
  bekerja, melakukan hal-hal yang berguna, menerima bayaran, menikmati 
  aspek sosial dari bekerja, kemudian tiba-tiba Anda tidak memiliki 
  apa-apa, dan tidak tahu ke mana harus pergi dan kepada siapa harus 
  bertanya supaya Anda bisa kembali ke dunia kerja."

  Pertemuan Career Solutions mengajarkan kepada Janet dan Joel 
  bagaimana membuat riwayat hidup yang efektif, dan memberi tips untuk 
  menghadapi wawancara dan negosiasi gaji. Program ini juga memberikan 
  topik- topik yang berkaitan dengan pencari kerja, seperti memangkas 
  biaya hidup dan hidup sesuai dengan dana yang ada.

  Seperti halnya Career Solutions, beberapa program yang dijalankan 
  oleh gereja di negara ini memberikan presentasi khusus yang 
  disampaikan oleh para ahli, dan kemudian sering kali dilanjutkan 
  dengan kesempatan untuk mendapatkan jaringan kerja dan melatih 
  keterampilan.

  "Program Career Solutions bukanlah sejenis program yang 
  setengah-setengah dan tidak jelas," kata Janet. "Setiap orang boleh 
  datang, tetapi mereka telah disiapkan dengan lebih baik untuk 
  bekerja, karena untungnya, setiap orang yang ada di sana benar-benar 
  mencari pekerjaan. Kami tidak main-main. Hasilnya sudah terbukti."

  Jeffress mengatakan bahwa kira-kira setengah dari peserta Career
  Solutions mendapat pekerjaan dari informasi yang diberikan selama
  mengikuti sesi di Career Solutions.

  "Jujur saja, kami telah membayar beberapa orang dari program yang
  ada di gereja kami," katanya. "Saya rasa program Career Solutions
  merupakan jalan yang Tuhan pakai untuk mendapatkan pekerjaan."

  Membantu Setelah Mendapat Pekerjaan

  Beberapa gereja menawarkan bantuan kepada para peserta meskipun 
  mereka telah mendapatkan pekerjaan, agar mereka dapat terus bekerja.

  Misalnya, di United Methodist Church di Milltown, N.J., Bob Stewart,
  salah satu anggotanya, mengerjakan program pengembangan karier,
  perencanaan, dan konseling.

  "Program ini secara praktis membantu siapa saja, baik yang bekerja 
  maupun yang tidak bekerja," katanya. "Tidak peduli apakah Anda punya 
  pekerjaan atau tidak, program ini akan mengajarkan kepada Anda 
  keterampilan yang harus Anda miliki, atau, bila Anda sudah 
  memilikinya, membantu Anda menjaga keterampilan itu."

  Kursus yang diberikan oleh Steward ini meliputi berbagai topik, 
  termasuk cara untuk menghadapi dan mengatur atasan yang sulit, 
  bagaimana mengendalikan dan meningkatkan keamanan kerja, yang harus 
  dan tidak boleh dilakukan yang berdampak pada keamanan kerja, dan 
  teknik bagi para pekerja untuk "melindungi" pekerjaan mereka. Sesi 
  masa depan akan fokus membahas masalah penampilan.

  Pelayanan yang Sesungguhnya

  Para pemimpin gereja mengatakan bahwa mereka ingin membantu para
  pengangguran mendapatkan pekerjaan. Tetapi mereka juga mengatakan
  bahwa program-program mereka tetap menjaga kemurnian pelayanan:
  membantu para pesertanya menjadi orang-orang yang lebih baik.

  "Saya memerhatikan program kami menjadi satu program yang merespons 
  kebutuhan yang ada," tambah Jeffress. "Saya bukan seorang ahli dalam 
  pekerjaan, tetapi kami memiliki imbal balik yang menyemangati kami 
  dari para peserta program Career Solutions untuk menentukan apa yang 
  sebetulnya mereka butuhkan sehingga kita bisa mengukur apa yang kita 
  tawarkan yang bisa menolong mereka lebih baik lagi. Ini hanyalah 
  masalah bertanya pada diri kita sendiri, `Siapa yang bisa memberikan 
  yang terbaik untuk melayani kebutuhan ini?` dan mau meminta bantuan 
  kepada mereka untuk program ini. Kami masih dalam tahap belajar, 
  tetapi ketika kami terus menawarkan program ini, kami akan belajar 
  lebih banyak untuk membantu para peserta dengan lebih baik."

  Hal inilah yang membuat segala sesuatu yang terlibat dalam
  pengoperasian program ini berguna, kata pemimpin gereja tersebut,
  khususnya sejak biaya sering kali diminimalisir.

  "Tentu saja, kita harus melakukan sesuatu supaya program ini bisa
  terus berjalan," jelas Jeffress. "Kita harus menyalakan lampu merah,
  dan ada hal lain yang harus dikerjakan, tetapi itu harus minimal.
  Ketika kita tahu bahwa orang-orang yang meninggalkan gereja kita
  telah memiliki usaha yang lebih baik untuk mendapatkan pekerjaan,
  itu adalah penghargaan yang besar. Dalam hal ini, kita semua menang:
  gereja, pencari kerja, masyarakat, kita semua menang." (t/Ratri)

  *) Michael Michelsen adalah seorang penulis lepas yang tinggal di
     California.

  Diterjemahkan dari: 
  Nama situs: ChristianityToday.com 
  Judul asli artikel: Reaching The Unemployed: How Churches Are 
                      Mobilizing To Minister As Jobless Rates Climb 
  Penulis: Michael W. Michelsen, Jr.
  Alamat URL: http://www.christianitytoday.com/yc/2009/julaug/reachingtheunemployed.html

BIMBINGAN ALKITABIAH _________________________________________________

                       ALKITAB DAN PENGANGGURAN

  Anda mungkin berpikir bahwa Alkitab tidak banyak berbicara tentang 
  pengangguran. Di dalam Alkitab, siapa yang kehilangan pekerjaan? 
  Tidak banyak, tapi ada. Raja Saul kehilangan posisinya yang 
  menguntungkan sebagai pimpinan dan digantikan oleh orang baru yang 
  bertalenta dari golongan penggembala, dan tukang perak di Efesus 
  yang mungkin memberhentikan pekerjanya karena kondisi ekonomi yang 
  menurun setelah Paulus berhasil dalam misinya di sana (Kisah Para 
  Rasul 19).

  Meskipun tidak ada pasal yang secara langsung membahas 
  "pengangguran", Alkitab memberi kita prinsip-prinsip tentang bekerja 
  yang akan membantu kita ketika kita tidak punya pekerjaan. Tuhan 
  memiliki pandangan yang sangat positif tentang pekerjaan. Tuhan 
  adalah Seorang Pekerja dan bekerja adalah hal yang penting dalam 
  kehidupan kita sebagai orang Kristen. Pekerjaan adalah bagian dari 
  ciptaan Tuhan -- kita diciptakan sebagai pekerja dan dirancang oleh 
  Tuhan untuk bekerja dan mengatur dunia di sekitar kita. Setelah 
  manusia jatuh ke dalam dosa, bekerja menjadi hal yang sulit dan 
  melelahkan, namun bekerja tetap menjadi bagian dari apa yang kita 
  lakukan di dunia ini. Tuhan memberi kita karunia dan kebijakan untuk 
  memampukan kita bekerja dan berkuasa di dunia kita.

  Namun, pandangan masyarakat yang tinggi terhadap pekerjaan bukanlah 
  pandangan Alkitab. Bekerja bukanlah akhir, atau pun berarti hingga 
  akhir. Seperti orang-orang buangan pada masa Yeremia yang ditujukan 
  untuk bertahan hidup, bekerja, berkeluarga sambil menunggu mereka 
  pulih, sehingga kita sebagai "orang asing dan orang buangan" di 
  dunia yang terus berubah ini mampu bekerja (Yeremia 23; 1 Petrus 1). 
  Tuhan mengharapkan kita bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga 
  kita dan untuk dibagikan kepada orang lain (1 Tesalonika 4:11-12; 2 
  Tesalonika 3:11-12, Efesus 4:28).

  Menjadi pengangguran adalah hal yang sulit untuk diatasi, tetapi 
  kita harus melihat segala sesuatu seutuhnya di bawah kendali dan 
  kuasa Tuhan. Dengan memahami apa yang Alkitab katakan tentang 
  pekerjaan bisa membantu kita menerima pandangan ini dan hal ini akan 
  membantu kita memahami pengangguran. Berikut empat poin yang perlu 
  diperhatikan:

  1. Tuhan adalah mahakuasa. Hal pertama yang perlu dipahami adalah
     bahwa tidak ada satu pun yang terjadi tanpa kendali Tuhan. Mudah
     bagi kita untuk memandang pengangguran sebagai bencana besar dan
     sesuatu yang benar-benar negatif. Menjadi pengangguran adalah hal
     yang sulit, tetapi kita harus melihat segala sesuatu seutuhnya di
     bawah kendali dan kuasa Tuhan. Tuhan tidak melupakan kita. Dia
     tetap memerhatikan kita dan akan menjaga kita. Kita harus
     mengingatkan diri kita sendiri tentang apa yang Tuhan katakan
     ketika kita menghadapi pencobaan hidup, seperti dalam Ayub 1-2
     (khususnya 1:20-22), Filipi 4:11-13, Roma 5:1-5, 8:28-37; 2
     Korintus 1:3-11; 1 Petrus 1:3-9.

     Nilai Anda sebagai seseorang didasarkan pada hubungan Anda dengan
     Tuhan melalui Yesus.

  2. Masyarakat kita sangat memerhatikan apa yang kita kerjakan,
     membohongi kita, sehingga kita cenderung percaya, bahwa nilai
     diri kita ada pada pekerjaan kita dan apa yang kita capai. Firman
     Tuhan mengatakan kepada kita bahwa pekerjaan adalah hal yang
     fana. Bahkan prestasi yang paling hebat pun di dunia ini akan
     berlalu (Pengkhotbah 2:17-24). Yang menjadi masalah adalah
     hubungan kita dengan Tuhan dan ketaatan pada perintah-Nya
     (Pengkhotbah 12:13-14). Apa pun pekerjaan Anda atau apakah Anda
     punya pekerjaan atau tidak, Tuhan mengasihi Anda, Anda diciptakan
     segambar dengan Tuhan, diampuni melalui darah Anak-Nya yang
     kudus. Anda berharga dan penting dan berguna di mata Tuhan.

  3. Tidak mau bekerja dan malas adalah salah. Menjadi pengangguran
     tidak salah, tetapi menjadi salah bila tidak mau bekerja dan
     mengambil tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri
     dan orang lain, seperti yang Paulus katakan kepada jemaat di
     Tesalonika (2 Tesalonika 3:6-11). Bila Anda tidak mau bekerja,
     Anda seharusnya tidak makan. Orang-orang yang malas seharusnya
     tidak boleh membebani orang lain.

  4. Seorang pengangguran harus bekerja. Bahkan seorang yang bekerja
     tanpa dibayar sekalipun harus mengerjakan banyak hal; kita tidak
     boleh bermalas-malasan. Setidaknya ada dua "pekerjaan" untuk
     orang yang tidak punya pekerjaan:

     - Mencari pekerjaan sebagai pekerjaan utama. Orang yang tidak
       punya pekerjaan dibayar dengan "upah mencari kerja" dan Anda
       harus berkomitmen dengan jumlah jam setiap minggunya seperti
       orang yang bekerja, mencari pekerjaan, pergi ke agen-agen
       tenaga kerja, datang langsung, menulis surat lamaran, 
       menelepon. Ingatlah, Tuhan yang mengendalikan dan akan 
       menyediakan kebutuhan kita. Bersabarlah dan terus berdoa.

     - Tetaplah menjadi orang Kristen. Sangat mudah menjadi patah 
       semangat dan mementingkan diri sendiri ketika Anda menghadapi 
       penderitaan dan kesulitan. Anda perlu bekerja keras untuk 
       mendengarkan firman Tuhan setiap minggu, untuk berdoa dan terus 
       aktif dalam persekutuan Kristen. Setelah mencari pekerjaan pun, 
       Anda bisa menggunakan waktu luang selama minggu itu untuk 
       melayani orang lain. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: @work
  Judul asli artikel: The Bible on Unemployment
  Penulis: Phil Wheeler
  Alamat URL: http://www.christiansatwork.org.uk/cgi-bin/caw.cgi?&page=resources&rescode=275

ARTIKEL KHUSUS _______________________________________________________

                  KESADARAN TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP

  Melalui pembicaraan lewat telepon dengan seorang dokter di New York, 
  yang menjadi penerima tetap Newsletter mengusulkan agar di dalam 
  Newsletter diketengahkan tentang kepedulian terhadap lingkungan 
  hidup. Kata-kata ini mengingatkan saya untuk memikirkan kembali 
  sikap yang masa bodoh terhadap keadaan di sekeliling kita. 
  Selanjutnya dikatakan bahwa kebanyakan orang Kristen tidak peduli 
  terhadap lingkungan: alam maupun sosial.

  Dia benar. Bukankah di gereja banyak didengar ulasan di sekitar 
  penebusan dosa, kasih, persekutuan; yang semuanya memang bagian dari 
  hakiki gereja, tetapi mengenai lingkungan sering dianggap sebagai 
  urusan pemerintah, pakar ilmu lingkungan, atau orang-orang dari 
  kelompok "Greenpeace" yang kurang kerjaan. Bahkan salah-salah bisa 
  dicap sebagai pengikut "New Age" pemuja alam. Sebagian orang kristen 
  memang sudah berbicara mengenai lingkungan, dapat dilihat misalnya 
  dari ucapan Denton Lotz, Sekjen Persekutuan Gereja Baptis Sedunia, 
  yang mengatakan: "Let`s not confuse evangelism with ecology, but 
  let`s also show that true evangelists are also true ecologists."

  Kesadaran dalam masalah ini dapat dimulai dari dua sisi. Pertama, 
  dengan mengerti bahwa lingkungan hidup merupakan untaian lingkaran 
  mata rantai yang saling terkait. Kehidupan satu spesies tergantung 
  dari keberadaan spesies lain, sehingga mudah dimengerti mengapa 
  hilangnya satu jenis mahluk akan mengganggu keharmonisan rantai 
  kehidupan. Kedua, kesadaran akan timbul kalau kita memahami 
  bagaimana sikap dan kecintaan pemilik lingkungan, yaitu Sang 
  Pencipta. Tidak secara kebetulan kalau di dalam Yohanes 3:16, 
  "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini ...", maka kata yang 
  diterjemahkan sebagai dunia di dalam bahasa aslinya memakai kata 
  "cosmos", yang di dalam leksikon diterangkan sebagai alam semesta, 
  artinya segala sesuatu yang ada, ya gunung, ya hutan, ya laut, 
  binatang, tanaman, dan tentu manusianya.

  Kecintaan Allah terhadap ciptaan-Nya ini diperjelas kembali ketika 
  Tuhan menyampaikan pengajaran mengenai bagaimana menghadapi 
  kekuatiran, dengan menyinggung pemeliharaan Allah terhadap   
  burung-burung dan bunga bakung (Matius 6:26-30). Bahkan lebih awal 
  lagi sejak penciptaan, pada Kejadian 2:15, jelas dikatakan bahwa 
  tugas manusia adalah untuk mengusahakan dan memelihara, bukan untuk 
  menggunduli hutan dengan membakar, atau membuang sampah di sembarang 
  tempat. Sekitar tahun 60-an, dalam sebuah parit kecil di Jawa 
  Tengah, tampak ikan-ikan kecil jenis gurami yang berenang ke sana 
  kemari, juga terlihat batu-batu di dasarnya dengan tanaman ganggang 
  yang melambai dipermainkan arus air yang sangat jernih. Pada 
  kunjungan ke tempat yang sama 20 tahun kemudian, entah kapan 
  mulainya, parit tadi telah berubah menjadi pekat, lebih cocok 
  disebut comberan. Keadaan ini terjadi akibat "kemajuan pembangunan" 
  yang disertai dengan bertambahnya pembuangan air cucian, limbah 
  industri, dan segala macam kotoran ke sana.

  Sementara itu ikan-ikan kecil masih sanggup hidup dalam air yang 
  gelap, mungkin sekarang tidak ada lagi keturunannya. Keindahan parit 
  kecil sudah hilang. Sebelum dibakar baru-baru ini, hutan Kalimantan 
  telah dikuras besar-besaran. Pada penerbangan dari Pontianak ke Putu 
  Sibau pada tahun 1981, saya melihat kebotakan yang hampir merata. 
  Kata penghuni lokal, dulu air sungai tidak secoklat seperti 
  sekarang, dulu banjir tahunan tidak setinggi kepala orang. Kerusakan 
  lingkungan tidak hanya terjadi pada dua contoh di atas, tetapi 
  terjadi juga di California, Oregon, Meksiko, Brasil bahkan di 
  belakang rumah, kalau ada yang membuang oli bekas, bahan-bahan 
  pembersih sisa yang mengandung racun dan lainnya.

  Di AS, rata-rata seorang membuang sampah sehari seberat 3,5 pon, 
  atau lebih dari 300 triliun pon setahun bagi seluruh penduduk 
  Amerika. Jadi kalau menuding hanya perusahaan penebang kayu atau 
  penambang sebagai sumber perusak, ini belum lengkap, sebab 
  asal-asalnya ya kita semua yang mendorong pengurasan besar-besaran 
  itu, dengan cara memakai kertas semaunya, bikin rumah 
  sebesar-besarnya, buang ini buang itu seenaknya. Pemakaian bahan 
  bakar fosil secara berlebihan menyebabkan kerusakan lapisan 
  pelindung bumi, maka bumi pun bertambah panas, sampai-sampai 
  Presiden Clinton pada tanggal 6 Oktober yang baru lalu mengajak 
  negara-negara lain untuk berbuat sesuatu dalam usaha mendinginkan 
  kembali bumi kita.

  Orang-orang Indian berburu untuk mendapat makanan dan mantel musim 
  dingin secukupnya, kalau pada suatu area perburuan hanya ditemukan 
  seekor binatang, mereka tidak akan mengejarnya. Tetapi 
  pendatang-pendatang dari Eropa membunuh bison sebisanya, 
  mengulitinya dan membuang begitu saja dagingnya. Kelakuan mereka ini 
  menyurutkan jumlah bison sampai ke ambang kepunahan. Indian yang 
  disebut primitif ternyata lebih tahu hidup secara harmonis dengan 
  lingkungan. Lingkungan lain yang diabaikan adalah lingkungan sosial. 
  Allah yang menciptakan manusia menurut gambar-Nya, tentu saja sangat 
  mencintai ciptaan-Nya. Jadi kita seharusnya juga memberikan 
  penghargaan kepada Allah dengan menghargai ciptaan-Nya, tetapi yang 
  banyak terjadi adalah sebaliknya, kalau perlu dan kesempatan 
  tersedia, ada saja akalnya untuk memerah manusia lain.

  Sebagai contoh, di tempat-tempat tertentu berbagai cara diusahakan 
  untuk mempertahankan pengupahan yang sangat murah dengan kondisi 
  kerja yang tidak memadai, agar diperoleh keuntungan yang besar untuk 
  segelintir orang. Rupanya pengaruh Frederick Taylor (Principles of 
  Scientific Management, 1911) masih dipertahankan sampai sekarang. 
  Mr. Taylor hanya tertarik dengan masalah peningkatan produksi, 
  manusianya dianggap sebagai partnernya mesin, tidak perlu 
  diperhatikan kepuasan dan moralnya.

  Memerhatikan lingkungan bukannya tidak ada buahnya. Di tengah
  peristiwa kerusuhan Ujung Pandang yang belum lama terjadi, terbetik
  cerita yang perlu direnungkan kembali. Beberapa bangunan calon
  sasaran kemarahan masa, ternyata selamat, sebab dilindungi
  pengendara becak yang konon selalu diterima baik dan diizinkan
  mangkal di depan toko. Mungkin menjadi Kristen agresif, mengajak
  orang lain untuk berpindah agama akan menyulut kemarahan orang, atau
  menjadi Kristen yang ikut membakar hutan juga menimbulkan kegeraman.
  Tetapi kalau mau menjadi orang kristen yang memerhatikan lingkungan,
  membantu kebutuhan lingkungan dan ikut memelihara lingkungan, siapa
  sih yang akan membenci? Jangan-jangan melalui cara ini maka orang
  lain akan melihat bagian dari hakikat kekristenan yang selama ini
  masih tersembunyi. Siapa tahu cara ini akan membawa orang untuk ikut
  menghayatinya.

  Dengan melihat akibat dari pengrusakan alam, dan memahami bagaimana 
  Allah mencintai ciptaan-Nya, maka sudah seharusnya kalau kita 
  belajar untuk menghargai alam dan segala yang ada, sebab tidak 
  mengacuhkannya akan sama nilainya sebagai penghinaan terhadap Sang 
  Pencipta.

  Diambil dari:
  Nama situs: Gereja Kristen Indonesia Monrovia
  Penulis: Theo W. Setia
  Alamat URL: http://www.gki.org/old/index.php?option=com_content&task=view&id=30

TIPS _________________________________________________________________

                    ORANG KRISTEN DAN PENGANGGURAN

  Pertolongan yang kristiani untuk orang yang menganggur dan
  pengangguran, mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan membutuhkan
  dukungan emosional, mereka yang terkena PHK, mereka yang sudah lama
  tidak memiliki pekerjaan.

  "... dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya." (Mazmur 
  34:18)

  Sebagian besar orang dewasa menjadi pengangguran di beberapa tahap 
  dalam kehidupan mereka. Pengangguran menyebabkan dua masalah utama. 
  Salah satunya adalah keuangan. Anda perlu pekerjaan untuk 
  mendapatkan uang untuk bertahan hidup. Masalah lainnya adalah fokus 
  harga diri. Beberapa orang yang tidak memiliki pekerjaan dan sangat 
  menginginkan mendapatkan pekerjaan, bisa kehilangan fokus hidup dan 
  tujuan.

  Mencari Pekerjaan

  Pada umumnya ada beberapa masalah utama yang berhubungan dengan 
  kemungkinan seseorang mendapatkan pekerjaan. Beberapa di antaranya 
  termasuk usia, lokasi geografis, tingkat pengangguran, dan kemampuan 
  serta pengalaman kerja seseorang. Bila beberapa atau semua faktor 
  ini adalah yang Anda hadapi, maka akan sangat sulit bagi Anda untuk 
  mendapatkan pekerjaan. Akhir-akhir ini Inggris dan Amerika Serikat 
  memiliki tingkat pengangguran yang rendah, namun ini tidak 
  menyebabkan para pengangguran itu merasa nyaman. Bila Anda merasa 
  sulit mendapatkan pekerjaan, tentu saja cara terbaik yang perlu Anda 
  lakukan adalah minta saran dari kantor tenaga kerja atau agen 
  konsultan karier. Bila Anda terlalu membatasi diri, perluas pikiran 
  Anda tentang pekerjaan apa yang akan Anda lamar.

  Wiraswasta

  Apakah Anda pernah berpikir untuk membuat usaha sendiri? Untuk 
  langkah awal, saya ingatkan untuk sangat berhati-hati dengan ide 
  ini. Sepertinya mudah sekali melakukan apa yang disebut bisnis 
  besar, dan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bekerja keras dan 
  menguras banyak uang, kemudian sadar bahwa ide itu tidak berhasil. 
  Anda perlu mendapat saran dari orang yang bisa Anda percayai, dan 
  bijaksanalah serta rendah hatilah mengenai kesempatan untuk berhasil 
  dalam menjalankan bisnis sendiri. Ini bukan untuk mematahkan 
  semangat Anda; banyak juga orang yang berhasil. Namun, pada umumnya 
  akan lebih baik bila mendapatkan pekerjaan dan mengembangkan ide-ide 
  Anda di waktu luang, mengumpulkan uang, dan melakukan penelitian 
  yang diperlukan untuk bisa memberi kesempatan mewujudkan ide 
  tersebut.

  Mengetahui Kebenaran Tuhan dan Diri Sendiri

  Anggaplah bahwa Anda memiliki hubungan dengan Tuhan, saya mendorong 
  Anda untuk berdoa dan menyerahkan kekhawatiran dan pikiran Anda 
  kepada Tuhan. Tuhan bisa memberikan damai dan harapan, menolong Anda 
  untuk percaya kepada-Nya apa pun yang terjadi. "Karena begitu besar 
  kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya 
  yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak 
  binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yohanes 3:16). Dia akan 
  mengasihi dan menghargai Anda dengan sepantasnya bila Anda bekerja 
  saat ini -- kasih-Nya tidak bersyarat. Cobalah untuk menggali 
  pemahaman yang lebih besar tentang betapa Allah mengasihi Anda dan 
  peduli pada keadaan Anda. Jadikan pengetahuan ini sebagai 
  pengalaman, saat Anda beriman dan berdoa, dan rasakan dan lihatlah 
  bahwa Tuhan bersama Anda dalam hidup Anda. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: Walking-Wounded.Net
  Judul asli artikel: Christians & Unemployment
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://www.walking-wounded.net/html/christians___unemployed__unemployment.html

_______________________________e-KONSEL ______________________________

Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Dian Pradana
Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA
INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN
Copyright(c) 2009
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
silakan kirim ke:
konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Situs C3I: http://c3i.sabda.org/
Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org