Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/194 |
|
![]() |
|
e-Konsel edisi 194 (15-10-2009)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen ______________________________________________________________________ EDISI 194/15 Oktober 2009 Daftar Isi: = Pengantar: Anak Favorit: Jurang Pemisah dalam Keluarga = Cakrawala 1: Bahaya Memfavoritkan Anak = Cakrawala 2: Tuhan Tidak Mengharapkan Para Orang Tua Memfavoritkan Anak = TELAGA: Anak Favorit = Info: Perayaan 15 Tahun SABDA 12 -- 16 Oktober 2009 PENGANTAR ____________________________________________________________ Salam dalam kasih Kristus, Ketidakseimbangan dalam memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak-anak dirasakan sebagai satu jurang pemisah dalam keluarga. Yang lebih berbahaya lagi, secara tidak sadar, banyak orang tua telah membuat anak mereka terluka karena perlakuan yang berbeda itu -- luka yang membutuhkan waktu yang lama untuk pulih. Sungguh sangat ironis bila hal ini terjadi dalam keluarga kita. Ada banyak keluarga Kristen yang terjebak dalam sebuah situasi dan kebiasaan yang tidak adil ini. Sikap ini jelas akan merusak lingkaran keluarga apabila diturunkan dari generasi ke generasi. Memang tidak dapat kita bayangkan dampak dan risiko dari apa yang akan terjadi bila hal ini sudah mengakar dan tertanam dalam suatu keluarga. Bagaimana menyikapi masalah ini? Bagaimana menerapkan standar yang benar dalam memberikan kasih dan perhatian yang seimbang kepada setiap anak-anak? Simak sajian e-Konsel kali ini, kiranya bisa menjadi wacana dan evaluasi bagi orang tua dalam membimbing dan membagikan kasih kepada anak-anak mereka. Selamat menyimak, Tuhan memberkati. Redaksi Tamu e-Konsel, Desi Rianto http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ http://c3i.sabda.org/ CAKRAWALA ____________________________________________________________ BAHAYA MEMFAVORITKAN ANAK Berawal dari kehamilan yang tidak biasa. Setelah bertahun-tahun, akhirnya Tuhan mengabulkan permintaan Ishak dan Ribka untuk mendapatkan seorang anak (lihat Kejadian 25:19-34). Tetapi kehamilan ini tidak seperti yang Ribka harapkan. Dia merasa seperti ada peperangan di dalam kandungannya! Apa yang sedang terjadi? Kemudian datanglah jawaban dari Tuhan: kembar. Apa arti pesan aneh itu? Akankah anak yang lebih tua melayani adiknya? Apa arti semua itu? Sejak lahir, perbedaan-perbedaan antara anak-anak itu terlihat jelas. Esau bersuara lantang, banyak menuntut, dan aktif. Yakub lebih pendiam. Ketika mereka tumbuh besar, kepribadian mereka yang berlawanan menjadi lebih jelas, dan Ribka mungkin sering mendapati dirinya sendiri merenungkan janji Tuhan itu. Ribka menyayangi Yakub. Ketika dia membandingkan Yakub dengan kakaknya, mudah bagi Ribka untuk lebih banyak memberikan kasihnya kepada Yakub, dan perasaannya kepada Esau melemah. Selain itu, bukankah Tuhan mengatakan bahwa Yakub akan menjadi anak kesayangan? Namun, Ishak melihat situasi ini dengan sangat berbeda. Esau benar-benar seorang "lelaki", dan Ishak bangga pada kemampuannya sebagai pemburu. Ishak lebih menyayangi Esau daripada Yakub. Memfavoritkan anak adalah jebakan yang ingin dihindari oleh setiap orang tua. Kita berjanji untuk mengasihi setiap anak sama rata dan memperlakukan mereka dengan pantas. Namun, jauh di dalam lubuk hati kita, pembedaan itu ada. Mungkin salah satu anak lebih cantik dan lebih anggun daripada saudaranya yang kaku dan canggung. Mungkin salah satu anak dianggap orang tua sebagai anak yang tidak "diunggulkan" dalam keluarga, dan dia mendapatkan kasih yang istimewa karena dia tampak lebih membutuhkan. Mengapa bisa demikian? Mungkin kita bisa mengenali anak kesayangan kita dengan lebih mudah, seperti Ishak dan Ribka yang memihak salah satu anak. Salah satu anak mungkin lebih berbakat, lebih berperilaku baik, atau tertarik dalam suatu kegiatan yang sama dengan minat kita. Apa pun alasannya, memfavoritkan anak sulit dihindari, dan efeknya bisa membahayakan, baik bagi orang tua maupun anak-anak. Bagaimana Memfavoritkan Anak Bisa Membahayakan Orang Tua? Memfavoritkan anak dapat membuat orang tua mengabaikan kualitas unik yang ada pada setiap anak. Dengan berfokus pada kekuatan seorang anak, kita gagal melihat bakat atau kemampuan anak lainnya. Betapa menyedihkannya bila Tuhan memberi banyak berkat, namun kita memilih untuk hanya menikmati satu bagian saja! Kita harus memeriksa perilaku kita terhadap anak-anak kita dan menentukan apakah kita memberikan kualitas yang positif. Memfavoritkan anak bisa menjadi awal dari dosa. Keinginan Ribka yang kuat untuk melihat janji Allah dipenuhi dalam diri Yakub, mendorong Ribka melakukan penipuan untuk memastikan bahwa Yakub menerima berkat yang lebih besar dari Ishak. Menunjukkan sikap memfavoritkan anak sudah merupakan dosa, dan bisa membawa pada dosa-dosa lainnya. Tindakan memfavoritkan anak bisa menimbulkan masalah dalam pernikahan. Ketika tindakan ini menjadi jelas terlihat, salah satu pasangan akan merasa dihina oleh pembedaan itu. Selain itu, perasaan lebih menyukai salah satu anak ini dapat membuat pasangan Anda terluka karena Anda memilih mengasihi salah satu anak. Sikap memfavoritkan anak dapat memicu rasa bersalah yang berkepanjangan. Akibat dari sikap memfavoritkan anak yang Ribka dan Ishak lakukan adalah pemisahan keluarga yang berlangsung selama bertahun-tahun. Ketika hari berganti tahun, Ribka harus terus mengalami rasa bersalah karena dia menyadari kesalahan yang telah dilakukannya. Dengan demikian, tindakan kita dalam memfavoritkan anak juga dapat memicu timbulnya rasa bersalah. Bagaimana Memfavoritkan Anak Bisa Membahayakan Anak-Anak? Memfavoritkan anak dapat membuat anak jatuh ke dalam dosa. Yakobus 2:9 jelas mengatakan: "Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa." Ketika anak-anak Anda mengamati perilaku Anda, mereka akan lebih meniru Anda daripada mematuhi perintah Alkitab. Seperti Esau, anak-anak yang tidak menerima perlakuan istimewa bisa membangun sikap tidak peduli dan mencari kesenangan dalam kegiatan-kegiatan yang berdosa sebagai usaha untuk melarikan diri dari luka karena orang tua yang tidak adil membagikan kasih. Sikap memfavoritkan anak menghancurkan harga diri anak yang kurang dikasihi. Mungkin salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan orang tua adalah melukai anak yang begitu berharga, yang telah Tuhan percayakan untuk mereka asuh. Tindakan memfavoritkan anak menghancurkan jiwa anak-anak, meninggalkan bekas luka yang mungkin membutuhkan waktu seumur hidup untuk sembuh. Sikap memfavoritkan anak dapat menghancurkan kesatuan keluarga. Seperti yang telah kita lihat, Yakub dan Esau mengalami perpisahan yang pahit selama bertahun-tahun. Bersyukur, mereka akhirnya saling mengampuni dan kembali bersatu. Tetapi tidak setiap keluarga seberuntung mereka. Sikap memfavoritkan anak seperti di atas bisa memisahkan keluarga selamanya karena kepahitan dan iri dengki menghancurkan hubungan. Sikap memfavoritkan anak bisa kembali terulang pada generasi berikutnya. Yakub menikah dan memunyai dua belas anak. Dia juga memiliki anak favorit, dan itu terus merusak lingkaran keluarganya. Sama seperti dosa karena alkohol dan pelecehan yang cenderung terus berulang dari generasi ke generasi, dosa karena sikap memfavoritkan anak bisa terus berlanjut dalam hidup. Mazmur 127:3 mengatakan: "Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka daripada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu upah." Ingatlah selalu bahwa setiap anak Anda adalah anugerah Tuhan; setiap anak benar-benar istimewa; dan setiap anak merupakan upah yang berharga untuk dinikmati. Jangan menjadi hamba yang tidak baik, yang tidak menghargai anugerah indah yang telah Tuhan berikan kepada Anda, tetapi kasihilah mereka dengan sepenuh hati dan petiklah hasil dari membesarkan anak-anak Anda sesuai dengan yang Tuhan kehendaki. *) Kathy Kelly adalah seorang penulis lepas dan ibu dari Nathan, Brianna, dan Branden. Dia juga bekerja di rumah sebagai asisten suaminya, staf di Knotty Oak Baptist Church of Coventry, Rhode Island. (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Nama situs: LifeWay Judul asli artikel: The Perils of Favoritism Penulis: Kathy Kelly Alamat URL: http://www.lifeway.com/lwc/article_main_page/0,1703,A=152723&M=50018,00.html CAKRAWALA 2 __________________________________________________________ TUHAN TIDAK MENGHARAPKAN PARA ORANG TUA MEMFAVORITKAN ANAK "Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub." (Kejadian 25:28) Saya adalah hasil dari keluarga campuran. Dengan kata lain, ketika masih anak-anak, saya tinggal seatap dengan satu orang tua kandung dan satu orang tua tiri, yang keduanya membesarkan anak-anak mereka sendiri. Sekarang, saya menjadi kepala dari keluarga campuran. Ketika masih kecil, saya tidak senang menjadi anggota dari keluarga campuran dan saya menjadi lebih tidak menyukainya ketika saya dewasa. Bila dalam keluarga pada umumnya keharmonisan sulit dijaga, maka dalam keluarga campuran keharmonisan nampaknya tidak ada harapan. Ketika saya menikahi istri saya pada tahun 1992, saya katakan kepadanya bahwa dia tidak seharusnya mengharapkan saya mengasihi anak-anaknya seperti saya mengasihi anak-anak saya. Bahkan saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak mengharapkan dia menunjukkan ukuran kasih yang sama untuk anak-anak saya seperti yang ia tunjukkan kepada anak-anaknya. Saya katakan kepadanya, "Itu mungkin akan terjadi berulang kali, kamu tidak bisa berharap saya berubah dalam semalaman." Semakin saya dewasa, semakin saya menyadari bahwa saya telah menjadi bagian yang lebih besar dari masalah yang dapat saya akui ketika harus berelasi dengan keluarga saya. Tentu saja, ini adalah salah satu bagian dalam hidup saya yang masih perlu diperbaiki. Ada banyak di antara Anda yang mungkin setuju dengan filosofi saya tentang keluarga campuran. Pada kenyataannya, Anda bahkan bisa menerapkan standar dalam situasi seperti ketika anak adopsi hidup bersama Anda dan anak-anak kandung Anda. Atau mungkin Anda berpikir bahwa tidak ada salahnya memfavoritkan salah satu anak Anda sendiri. Bila Anda bisa melihat diri Anda sendiri dalam berbagai skenario ini, Anda sedang membuat kesalahan besar. Ini bukanlah contoh sifat yang Tuhan ingin anak-anak Anda atau orang lain lihat. Yang sebenarnya adalah Tuhan tidak mengharapkan para orang tua memfavoritkan anak-anak mereka. Bahkan, hal ini sangat penting bagi-Nya hingga Dia menjelaskan hal ini di kitab pertama firman-Nya. Kitab Kejadian mencatat bahwa Yakub dan Esau, saudara kembar, menjadi korban orang tuanya yang memfavoritkan anak-anak mereka. Meski hanya terpaut beberapa menit, Esau adalah anak yang lebih tua. Jadi, hukum Yahudi memberikan hak sulung kepada Esau. Itu berarti ketika Ishak mati, Esau akan mendapatkan bagian dua kali lipat dari tanah miliknya dan menjadi kepala keluarga. Karena Ribka mengasihi Yakub lebih dari Esau, dia bersekongkol dengan Yakub membohongi Ishak untuk merebut hak sulung Esau bagi Yakub. Yakub sendiri tidak setuju dengan persengkongkolan itu sampai ibunya berkata, "Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku; dengarkan saja perkataanku." (Kejadian 27:13) Alkitab mencatat bahwa trik mereka berhasil, dan Yakub, dengan bantuan ibunya sendiri, mencuri hak sulung kakaknya. Sikap memfavoritkan anak seperti yang Ishak dan Ribka tunjukkan dalam keluarga mereka menyebabkan luka hati dan kepahitan. Esau dan Yakub akhirnya mendamaikan perbedaan-perbedaan mereka, tetapi Alkitab juga menunjukkan bahwa Esau menyimpan dendam selama bertahun-tahun. Orang tua yang menunjukkan sikap memihak pada satu anak sering kali buta terhadap kebaikan anak yang lain. Tetapi bahaya yang sebenarnya adalah ketika orang tua memperlakukan anak dengan tidak adil. Hal ini tidak hanya dapat membuat anak yang diperlakukan tidak adil ini menjauh dari rumah, tetapi juga menjauh dari Tuhan. Saya tidak tahu bagaimana dengan Anda, tetapi saya tidak ingin menghadap Yesus dan harus menjelaskan mengapa saya tidak bisa mencoba mengasihi anak tiri saya seperti saya mengasihi anak saya sendiri. Itu adalah kesalahan dan saya telah meminta pengampunan Tuhan karena telah membuat pernyataan bodoh semacam itu dan memperlakukan mereka semau saya. Tuhan masih tetap mengajar saya bagaimana mengasihi. Ini adalah pelajaran yang sulit, tetapi saya belajar dari Sang Guru. Selain itu, "Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia." (1 Yohanes 4:16) (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Nama situs: www.DEVOTIONS.com Judul asli artikel: God Does Not Expect Parents To Show Favoritism Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.devotions.com/1998/05/god-does-not-expect-parents-to-show.html TELAGA _______________________________________________________________ Sadar atau tidak, orang tua terkadang memberikan kasih yang berlebih kepada salah satu anak-anak mereka. Apa pun alasannya, hal seperti ini pada akhirnya menimbulkan permasalahan antara orang tua dan anak. Berikut ini ringkasan perbincangan dengan Pdt. Paul Gunadi mengenai sebab-sebab mengapa "anak favorit" bisa muncul dalam keluarga. Selamat menyimak! ANAK FAVORIT T: Sebenarnya, apakah anak favorit itu? J: Walaupun orang tua berusaha mengasihi anak sama rata, namun pada kenyataannya orang tua tidak selalu berhasil melakukannya. Orang tua biasanya merasakan kedekatan khusus dengan anak tertentu dan tidak jarang ada anak yang mengeluh bahwa orang tuanya lebih mengasihi saudaranya daripada dirinya. Jadi, anak kesayangan atau anak favorit sering kali merupakan fenomena yang umum terjadi pada kita sebagai orang tua. ----- T: Makanya ada istilah "anak mama", "anak papa"? J: Betul sekali. ----- T: Kalau cuma satu yang menjadi anak mama dan papa, lalu yang satunya tidak kebagian apa-apa? J: Betul, adakalanya ada anak yang menjadi favorit kedua orang tuanya, dan ada anak yang sama sekali tidak menjadi favorit orang tuanya. Biasanya yang menjadi anak favorit adalah anak yang dapat dibanggakan sehingga menerima perhatian yang paling besar dari orang tuanya. ----- T: Memang kadang-kadang ada anak yang pandai mengambil hati. Jadi kalau lelah mijit-mijit, suka menolong sehingga mau tidak mau kita terpancing untuk memerhatikan atau mengasihi dia. J: Betul sekali, saya tidak menyoroti hal ini sebagai sesuatu yang tidak wajar atau abnormal atau sangat salah. Sebagai manusia, kita memang mudah terpancing untuk dekat dengan orang yang lebih mengerti kita, lebih memberikan banyak kepada kita, lebih bisa membuat kita merasa bahagia; itu fenomena yang umum. Jadi, yang kita ungkit saat ini adalah bagaimana kita bisa menyadari diri kita, apakah kita memang memunyai kedekatan khusus itu dan apakah kita memahami dampak-dampaknya pada anak sehingga kita lebih bijaksana. Ini tidak bisa dihilangkan 100%. ----- T: Apa ada contoh konkretnya di Alkitab? J: Ada, Ishak dan istrinya, Ribka. Kejadian 25:27-33, "Lalu bertambah besarlah kedua anak itu (anak dari Ishak dan Ribka): Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. Ishak sayang kepada Esau sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub." Di sini kita bisa membaca bahwa ada kesamaan tertentu antara si bapak dengan anak pertamanya, Esau, dan antara si ibu, yang juga adalah seseorang yang menyukai rumah sebagai ibu rumah tangga, dengan Yakub, yang rupanya juga senang tinggal di rumah. "Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. Kata Esau kepada Yakub: `Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah.` Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. Tetapi kata Yakub: `Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu.` Sahut Esau: `Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?` Kata Yakub: `Bersumpahlah dahulu kepadaku.` Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya." Di sini kita melihat ada suatu transaksi yang sebetulnya sangat penting, Esau menyerahkan hak kesulungannya kepada adiknya. Ada kepanjangan dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di rumah tangga Ishak dan Ribka dan semua ini bersumber dari fakta ayah sayang kepada anak sulung, ibu sayang kepada anak bungsu. Di Kejadian 27:6-10, Ribka menyuruh anaknya, Yakub, untuk menipu ayahnya, menipu dengan cara memakai bulu domba dan membawa makanan yang dipesan oleh ayahnya kepada si kakak, yaitu Esau, supaya Yakub akhirnya menerima berkat sebagai anak sulung. Berkat anak sulung adalah sesuatu yang sangat istimewa. Akibatnya, Kejadian 27:41 mengatakan, "Esau menaruh dendam kepada Yakub karena berkat yang telah diberikan oleh ayahnya kepadanya, lalu ia berkata kepada dirinya sendiri: `Hari-hari berkabung karena kematian ayahku itu tidak akan lama lagi, pada waktu itulah Yakub, adikku, akan kubunuh.`" Seperti itulah perjalanan rumah tangga Ribka dan Ishak yang membeda-bedakan anak, yang memfavoritkan anak, ujung-ujungnya begitu runyam. ----- T: Rasanya terjadi persekongkolan antara Ribka dan Yakub. Apa yang bisa kita pelajari dari hubungan Ribka dan Yakub? J: Hubungan Ribka dan Yakub itu hubungan yang tidak sehat, dalam pengertian Ribka sampai-sampai berkenan untuk menjerumuskan anaknya dalam penipuan. Ribka dan Ishak, meskipun Alkitab tidak mengatakan apa-apa, kemungkinan memiliki hubungan yang tidak terlalu baik. Ribka sebagai istri mau menipu suaminya sendiri dan menggunakan Yakub. Ini mencerminkan hubungan suami-istri yang tidak terlalu baik lagi pada saat itu. ----- T: Bagaimana seharusnya mereka menghadapi masalah ini? J: Ada beberapa prinsip yang bisa kita pelajari. Pertama, sebagai orang tua, Ribka dan Ishak gagal menerima anak apa adanya. Oleh sebab itu, anak yang cocok dengan merekalah yang mereka terima, yang tidak sesuai tidak mereka terima. Tidak bisa disangkal bahwa kesamaan sifat yang kita senangi atau pencapaian anak yang terpuji akan memengaruhi perlakuan kita terhadap anak. Namun kita perlu berhati-hati agar tidak menunjukkan kekhususan itu di hadapan anak yang lainnya. Kalau mau memuji karena hal yang sangat khusus, sebaiknya secara pribadi, itu lebih bijaksana. ----- T: Sulitnya hal seperti ini sungguh-sungguh tidak disadari dan pujian seperti itu lebih mudah muncul ketika ternyata yang dibandingkan itu terlalu jauh, tidak sepadan untuk dibandingkan. J: Mungkin sekali, awal motivasi orang tua membandingkan anak, misalnya dengan kakaknya, adalah untuk memacu si anak. Belum lagi kalau ia bersekolah di sekolah yang sama dan si kakak prestasi belajarnya sangat tinggi, guru-guru akan cenderung membandingkannya juga. Jadi, tanpa disengaja atau disadari, omongan atau celotehan "ini baru anak mama", "ini baru anak papa" bukan tindakan yang bijaksana. Ini yang terjadi pada keluarga Ishak dan Ribka, kesamaan sifat akhirnya melekatkan mereka dan standarnya adalah kesamaan-kesamaan. Seharusnya Ishak lebih menerima Yakub apa adanya dan Ribka menerima Esau meskipun tidak sama dengan dia. Harus ada usaha ekstra yang mereka keluarkan untuk menunjukkan atau mengomunikasikan penerimaannya terhadap si anak yang berbeda itu. Tidak bisa disangkal, hobi yang sama itu mendekatkan. Orang tua harus berusaha mendekatkan diri meskipun hobinya berbeda. Kalau tidak, jarak ini makin membesar. ----- T: Bagaimana orang tua mengatasi kesenjangan itu sehingga tidak terlalu melebar? J: Secara sadar, orang tua jangan membesar-besarkan kesamaan-kesamaan itu. Kalau mau membicarakan, bicarakan berdua saja, jangan di depan anak yang lainnya. Pelajaran lainnya adalah perlakuan yang berbeda menimbulkan iri hati. Itu sebabnya Yakub menginginkan hak kesulungan kakaknya seakan-akan dia ingin menjadi anak sulung yang diberkati oleh ayahnya. Kalau kita pikir-pikir, apa alasan Yakub meminta Esau menjual hak kesulungannya sewaktu Esau meminta kacang merah itu? Seharusnya Yakub sudah cukup senang dia disayangi oleh ibunya, tapi mengapa dia meminta? Saya menduga, meskipun spekulatif dan Alkitab tidak menjelaskannya, Yakub ingin menjadi anak yang sulung. Yakub merasa dibedakan. Ketika dia meminta hak kesulungan, itu menunjukkan keinginannya menjadi anak sulung, menjadi yang disayangi dan diberkati oleh ayahnya sendiri dan itu yang tidak dia terima dari ayahnya. ----- T: Apakah mungkin berkaitan bahwa anak sulung memunyai hak yang lebih besar di dalam rumah tangga pada waktu itu? J: Betul sekali, anak sulung memang akan mendapatkan hak yang lebih besar, pelimpahan-pelimpahan warisan juga akan lebih besar, tapi apakah itu motivasi utama Yakub? Dia mendapatkan perhatian yang begitu besar dari ibunya sendiri, mungkin ada motivasi ingin lebih. Unsur yang lainnya, dia menjadi anak yang tertolak oleh ayahnya sebab ayahnya sangat dekat sekali dengan kakaknya. ----- T: Jadi, sebenarnya anak mengharapkan kedua orang tuanya mengasihi dia secara utuh? J: Betul, ketika dia merasakan ayah atau ibu tidak memunyai kasih yang sama, reaksi pertamanya adalah dia akan berjuang mendapatkan kasih itu. Tatkala dia tidak mendapatkannya, baru muncul reaksi kedua, yaitu reaksi-reaksi negatif, iri hati, marah, berontak. ----- T: Walaupun tidak di depan anak yang lain, kalau kita memuji anak yang kita favoritkan atau memberi dia sesuatu, apakah kita tidak risau nanti anak itu bercerita pada saudaranya? J: Kalau memberikan sesuatu, berikan yang sama. Kalau hanya dalam bentuk pujian, kita bisa sampaikan secara privat. Namun kalau kita hendak memberikan hadiah, berikan secara sama. Maksudnya, kalau kita hendak memberikan persenan, misalnya ketika Natal, berikan dalam jumlah yang sama kalau anak-anak kita usianya setara. Dalam hal pemberian yang bisa dilihat secara konkret dan bisa dipertontonkan kepada yang lainnya, penting bagi orang tua untuk sensitif, tidak memberikan pemberian-pemberian yang berbeda. Itu sangat menyakitkan dan selalu bisa diingat oleh anak karena bendanya terlihat. ----- T: Terkadang, orang tua melihat kebutuhannya memang berbeda. Katakan sebaya, tapi kebutuhan anak perempuan itu lebih banyak daripada pria? J: Kalau si anak tidak memunyai rasa iri atau dipinggirkan oleh orang tuanya tidak apa-apa, karena si anak mengerti bahwa kedua orang tua mengasihi mereka dengan sama. Namun kalau ada persaingan dan yang satu mengeluh si kakak lebih didahulukan, kita harus lebih berhati-hati meskipun dia memang lebih memerlukan. Jadi, kalau kita tahu ada yang merasa kurang dikasihi, itu sinyal agar kita lebih memberikan perhatian kepadanya. Bila kita memuji anak yang memunyai sifat yang sama dengan kita, jangan sampai kita lupa memberikan pujian yang lain kepada anak yang satunya, sehingga kalaupun dia banggakan pujian itu, yang satunya akan bisa berkata: "Ya, Mama juga puji saya tentang ini." ----- T: Tadi dikatakan mungkin hubungan Ishak dengan Ribka tidak begitu baik, kira-kira seberapa jauh pengaruhnya terhadap masalah yang kemudian muncul ini? J: Ini menjadi masalah yang berat, karena Ribka dan Ishak hidupnya terpisah dengan anak-anak. Yakub harus lari, jadi akhirnya masalah menjadi lebih kompleks. Ribka dan Ishak tidak lagi mementingkan hubungan suami-istri atau kepentingan suami-istri, malah membela kepentingan anak dan melawan satu sama lain dengan menggunakan anak. Poros keluarga adalah hubungan suami-istri, bukan hubungan orang tua-anak, jadi penting bagi orang tua memupuk hubungan suami-istri yang kuat dan sehat, jangan sampai terbalik seperti yang terjadi pada keluarga Ishak dan Ribka. ----- T: Sebagai kesimpulannya, apa dampak yang bisa kita pelajari yang tentunya tidak perlu terjadi pada kita sekarang ini? J: Pertama, terjadinya penipuan antara keluarga. Ribka menggunakan Yakub untuk menipu suaminya sendiri. Kedua, kebencian Esau karena ditipu melahirkan niat untuk membunuh Yakub, adiknya sendiri. Ketiga, keluarga itu terpecah dan Yakub harus meninggalkan rumahnya selama bertahun-tahun. Kita tahu, untuk menikahi istri pertamanya, dia butuh 7 tahun, untuk menikah yang berikutnya perlu 7 tahun, sekurang-kurangnya 14 tahun dan kemungkinan besar lebih dari itu sampai anak-anaknya sudah cukup besar. Jadi, mungkin belasan tahun Yakub harus melarikan diri, keluarga mereka akhirnya berantakan dan dampaknya Yakub hidup dalam ketakutan selama itu. Esau selama belasan tahun itu hidup dalam kebencian, itu dampak yang begitu fatal. Maka penting menyadari tugas orang tua untuk menyayangi anak, bukan menciptakan anak kesayangan. Kalau orang tua memang memunyai kebutuhan yang besar untuk disayangi oleh anak, dia akan lebih mudah terjerumus ke dalam masalah ini. Kalau ada anak yang bisa mengambil hati, dia akan lebih senang karena memang dia dari dulu butuh disayangi. Sudah tentu hubungan suami-istri yang bermasalah menambah masalah ini karena bila si istri kurang disayangi suaminya dia akan lebih membutuhkan kasih sayang si anak, suami kurang dihargai istrinya karena dia akan lebih membutuhkan penghargaan dari si anak. Jadi, karena anak, hubungan suami-istri bisa terpecah. Tetapi bisa juga karena hubungan orang tua yang sudah mulai renggang akhirnya meresap masuk ke dalam hubungan orang tua-anak dan anak akhirnya digunakan sehingga semua keluarga terpecah belah. ----- T: Kalau ternyata memang dalam keluarga terjadi favoritisme, apa sarannya? J: Jangan membuat hubungan yang eksklusif dengan anak yang dengannya kita sudah dekat itu. Kita harus lebih membagi diri dengan yang lainnya, jangan pergi berduaan, bicara berduaan. Pergilah beramai-ramai dan secara khusus ajak anak yang lainnya untuk pergi berdua dengan kita, bicara berdua dengan kita, belikan sesuatu untuk dia juga, peluk dia, lebih banyaklah memberikan perhatian kepada yang satunya lagi. Mudah-mudahan kalau anak kita masih relatif kecil, rasa dibedakan itu bisa mulai menipis dengan berjalannya waktu. ----- T: Dalam hal ini, apakah yang firman Tuhan katakan? J: Amsal 3:27 berkata: "Janganlah engkau menahan kebaikan daripada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." Menahan kebaikan bisa juga kita terapkan dalam hubungan orang tua-anak. Kalau orang tua memang bisa melimpahkan kebaikan kepada semua anak, mengapa tidak? Jangan hanya kepada 1 atau 2 anak saja yang memang memunyai kesamaan sifat dengan kita atau yang kita banggakan. Beri kebaikan kepada mereka sebab semua anak-anak kita berhak menerimanya dan kita mampu untuk memberikannya, jadi berilah dengan murah hati kebaikan kita kepada semua anak. ----- T: Kasusnya bisa tidak disenangi oleh saudara-saudara yang lain, seperti Yusuf dengan kakak-kakaknya itu? J: Tepat sekali, itu salah satu contoh yang sangat tragis. Karena Yusuf akhirnya akan dibunuh oleh semua kakaknya. Sajian di atas kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. T089B yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan. Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat e-mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org> atau < TELAGA(at)sabda.org >. Atau kunjungi situs TELAGA di: ==> http://www.telaga.org/audio/anak_favorit INFO__________________________________________________________________ PERAYAAN 15 TAHUN SABDA 12 -- 16 OKTOBER 2009 Kami mengucap syukur untuk kesetiaan dan dukungan yang Anda berikan bagi pelayanan Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), khususnya dalam rangka memeriahkan 15 Tahun SABDA. Beberapa kegiatan yang direncanakan telah berjalan dengan baik minggu lalu. Di antaranya: - Peluncuran SABDA Labs <http://labs.sabda.org/> Di situs ini, Anda bisa mendapatkan berbagai informasi seputar SABDA, seperti daftar bahan yang bisa didownload, tutorial instalasi, tutorial SABDA Alkitab, informasi situs, pengembangan-pengembangan program/software SABDA, dan berbagai berita SABDA lainnya. - Peluncuran Gadget "Search SABDA Alkitab" Gadget ini memungkinkan pengunjung situs mencari kata, frasa, ayat Alkitab, nomor Strong, maupun bahan-bahan terkait dengan kata atau frasa tertentu yang tersedia pada SABDA Alkitab. Silakan ambil script gadget ini dan kemudian memasangnya di situs Anda sendiri dari: - http://alkitab.sabda.org/download.php - http://labs.sabda.org/index.php/Pencarian_Alkitab Doakan agar rencana-rencana yang lain juga dapat segera terealisasi. Memasuki minggu kedua bulan Oktober ini, perayaan 15 Tahun SABDA juga masih akan dilanjutkan dengan pengadaan beberapa acara, yakni: 12 Oktober 2009 = Mini Show SABDA Alkitab di Solo (1) Kegiatan ini sudah terlaksana dengan baik. Tim SABDA telah memberi pelatihan pada 20 orang pendeta di Solo pinggiran tentang bagaimana menggunakan situs SABDA Alkitab <http://alkitab.sabda.org>. Doakan agar SABDA menjadi berkat. 13 Oktober 2009 = Peluncuran Facebook Application "Ayat Alkitab", 15 Oktober 2009 = Peluncuran CD Alkitab Audio (TB, BIS) 16 Oktober 2009 = Peluncuran Fitur Download SABDA.net Besar harapan kami Anda mendukung kegiatan di atas dalam doa. Kiranya pelayanan kita bersama ini diberkati oleh Tuhan. Untuk mendapatkan kemajuan yang lebih mantap, kami ingin mengajak Anda memberikan masukan berupa kritik maupun saran. Kirimkan masukan Anda lewat email < fb(at)sabda.org >. Kami percaya masukan Anda akan membantu kelancaran pelayanan YLSA pada masa yang akan datang. Tuhan Yesus memberkati. _______________________________e-KONSEL ______________________________ Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Dian Pradana Redaksi Tamu: Desi Rianto Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2009 YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog -- http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. silakan kirim ke: konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I: http://c3i.sabda.org/ Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling ______________________________________________________________________
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |