Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-konsel/186 |
|
e-Konsel edisi 186 (15-6-2009)
|
|
_______________________________e-KONSEL_______________________________ Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen _____________________________________________________________________ EDISI 186/15 Juni 2009 Daftar Isi: = Pengantar: Sukacita Sejati = Renungan: Kesenangan vs Sukacita = Cakrawala 1: Seluruh Sukacita dan Damai = Cakrawala 2: Terang dan Sukacita = Bimbingan Alkitabiah: Sukacita (Joy) = Info: Baru! Situs Doa: Komunitas Pendoa Syafaat Indonesia PENGANTAR ____________________________________________________________ Shalom, Pernikahan, ulang tahun, kelahiran anak, lulus ujian atau sekolah, mendapatkan promosi jabatan, dan peristiwa membahagiakan lainnya tentu membuat kita merasa bersukacita. Kita pun juga bersukacita saat kita bisa menolong orang lain yang sedang kesusahan, saat kita menghadapi masa sulit namun akhirnya kita bisa melaluinya karena tuntunan Tuhan, atau saat kita mengalami pengalaman yang tak terlupakan bersama Tuhan. Semua peristiwa tersebut memang membuat kita bersukacita, hanya saja apakah sukacita memang hanya berbicara tentang kesenangan hidup? Apakah dalam keadaan susah pun kita bisa bersukacita? Sukacita sejati bukanlah rasa senang yang sifatnya hanya sementara. Sukacita sejati tidak dapat sirna begitu saja saat kita dihadapkan pada kegagalan atau peristiwa sedih yang lain. Sukacita sejati juga tidak akan berkesudahan. Bila demikian, bagaimana kita bisa merasakan sukacita sejati itu? Dari manakah kita bisa memperoleh sukacita ini? Alkitab banyak memberikan pengertian sukacita sejati ini. Mari kita gali lebih dalam lagi sukacita sejati ini melalui artikel-artikel yang tersaji. Silakan simak, kiranya bisa memberi kita pengertian tentang sukacita yang sebenarnya. Pimpinan Redaksi e-Konsel, Christiana Ratri Yuliani http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ http://c3i.sabda.org/ RENUNGAN _____________________________________________________________ KESENANGAN VS SUKACITA Bacaan: Yohanes 15:7-11 Nats: "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh." (Yohanes 15:11) Dunia menawarkan kesenangan-kesenangan sementara (Ibrani 11:25), tetapi Tuhan Yesus menawarkan sukacita yang penuh dan kekal (Yohanes 15:11). Kesenangan bergantung pada situasi-situasi tertentu, sedangkan sukacita datang dari dalam dan tidak terpengaruh oleh keadaan lingkungan. Kesenangan dapat selalu berubah-ubah, sedangkan sukacita tak pernah berubah! Kesenangan-kesenangan duniawi sering diikuti dengan depresi. Sukacita sejati berakar dalam Yesus Kristus, yang "tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya" (Ibrani 13:8). Agar selalu dapat menikmati kesenangan, kita harus berupaya masuk dari rangsangan kesenangan yang satu ke kesenangan yang lain sebab kesenangan tidak bersifat permanen. Namun, sukacita merupakan kebalikannya. Sukacita adalah anugerah yang kita terima dari Allah. Kesenangan dibangun atas dasar kepentingan pribadi, sedangkan sukacita didasarkan pada pengorbanan diri seseorang. Semakin banyak kita mengejar kepuasan diri, maka akan semakin hampa perasaan kita. Jika kesenangan kecil memberi kegembiraan sementara hari ini, maka dibutuhkan kesenangan dan sensasi yang lebih besar untuk mendapat kegembiraan yang sama besok pagi. Sebaliknya, sukacita didasarkan pada pengorbanan diri kita. Saat kita belajar apa artinya memerhatikan kebutuhan orang lain, maka kita akan menemukan kepenuhan yang lebih besar dalam diri Allah sendiri, yang memenuhi setiap kebutuhan kita. Hanya dengan mencari hal-hal di dalam Kristus, maka Anda dapat menemukan sukacita yang abadi. (HGB) UNTUK MENDAPATKAN SUKACITA YANG ABADI UTAMAKANLAH KRISTUS SENANTIASA Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama publikasi: e-Renungan Harian Edisi: Kamis, 5 April 2001 Alamat URL: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2001/04/05/ CAKRAWALA 1 __________________________________________________________ SELURUH SUKACITA DAN DAMAI "Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan." (Roma 15:13) Banyak orang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Namun, mereka mengatakan tidak memiliki sukacita dan damai yang timbul sebagai hasil dari rasa percaya itu. Mereka tidak menyatakan hal itu di gereja Kristen atau di tempat yang terbuka, melainkan ketika mereka ditekan dengan masalah keselamatan pribadi. Kadang-kadang mereka akan berkata, "Saya benar-benar percaya kepada Kristus, tetapi saya tetap saja tidak bahagia. Saya sangat menderita sampai-sampai saya tidak percaya bahwa saya sudah diselamatkan." Pernyataan itu serupa dengan pernyataan ini: firman Tuhan menyatakan bahwa siapa pun yang percaya kepada Yesus tidak dihukum, tetapi mereka yang menyatakan bahwa mereka telah percaya Yesus, dihantui oleh ketakutan akan penghukuman yang membuat mereka berkeyakinan bahwa mereka tidak mungkin sudah dibebaskan dari angkara murka. Saya berbicara kepada mereka yang berhati lembut dan yang ingin memiliki hati yang lembut, kepada mereka yang menghadapkan wajahnya ke Yerusalem, meskipun sekarang ini mereka berjalan dalam kegelapan. Bila Anda benar-benar ingin mendapatkan sukacita dan kedamaian dengan percaya kepada Yesus, saya yakin Tuhan akan memberkati Anda sehingga Anda bisa mendapatkan sukacita dan damai itu. Berhati-hatilah ketika menilai sukacita dan damai; jangan menilainya terlalu tinggi. Ingatlah bahwa sukacita dan damai, meski sangat diperlukan, bukanlah bukti nyata dari keselamatan. Ada banyak orang yang memiliki sukacita yang besar dan penuh damai namun tidak diselamatkan karena sukacita mereka terpancar dari suatu kesalahan, dan kedamaian mereka adalah kedamaian palsu yang tidak bersandar di atas batu kebenaran sejati, namun pasir imajinasi mereka sendiri. Tentu merupakan pertanda baik saat Anda menemui cuacanya hangat -- pertanda musim kemarau telah tiba -- tapi ada juga hari-hari yang cerah dan penuh sinar matahari saat musim penghujan. Oleh sebab itu, saya tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa musim kemarau telah tiba. Di sisi lain, ada juga hari-hari dingin saat musim kemarau sehingga, jika kita harus menyimpulkan berdasar keadaan itu, mungkin saja saat itu adalah bulan November, bukan Mei. Demikian halnya dengan sukacita dan damai; keduanya seperti hari-hari yang cerah. Sukacita dan damai datang kepada mereka yang tidak beriman, yang sedang berada dalam dinginnya ketidakpercayaan mereka. Sukacita dan damai itu mungkin tidak ada dalam diri Anda yang sudah percaya kepada Kristus; atau bila sukacita dan damai itu ada dalam diri Anda, mereka tidak tinggal diam, karena mungkin saja ada hari-hari dingin pada bulan Mei, dan bahkan mungkin ada kesedihan dan kesusahan dalam diri orang-orang yang benar-benar percaya. Pahamilah bahwa Anda tidak harus memiliki sukacita dan damai sebagai bukti mutlak bahwa Anda sudah diselamatkan. Seseorang mungkin berada dalam sekoci penolong, tetapi sekoci itu mungkin berguncang keras sehingga dia bisa merasakan dirinya sangat mabuk dan berpikir bahwa dirinya masih ada dalam bahaya. Bukan perasaan amannya yang membuat dia selamat; disadari atau tidak, dia selamat karena dia berada dalam sekoci penolong. Pahamilah bahwa sukacita dan damai bukanlah sesuatu yang sempurna atau merupakan bukti-bukti keselamatan yang sangat diperlukan. Dan jelas, sukacita dan damai bukanlah bukti-bukti yang tak dapat berubah. Orang Kristen yang paling bersinar sekalipun kadang-kadang kehilangan sukacita mereka. Beberapa dari mereka yang berdiri teguh di dalam Tuhan -- dan mereka yang Anda anggap sangat beriman -- menyimpan banyak kecurigaan tentang diri mereka sendiri. Sukacita dan damai adalah elemen normal dari seorang Kristen, namun orang tersebut terkadang kehilangan elemen itu. Sukacita dan damai merupakan keadaan lazim mereka sebagai manusia, namun ada kalanya, dengan pergolakan di dalam diri dan peperangan di luar diri, sukacitanya hilang dan kedamaiannya hancur. Daun-daun yang ada pada sebuah pohon membuktikan bahwa pohon itu hidup, namun ketiadaan daun-daun itu tidak lantas menjadi bukti bahwa pohon itu mati. Sukacita dan damai sejati mungkin merupakan bukti yang memuaskan, namun tidak adanya sukacita dan damai tidak lantas membuktikan ketiadaan iman dalam diri seseorang. Yang terpenting, menyatakan Anda percaya Kristus karena Anda merasa bahagia adalah tidak masuk akal. Misalnya seorang pria, dalam keadaan krisis moneter, berkata, "Saya yakin bahwa bank tempat saya menyimpan uang itu aman." Mengapa? "Karena saya tidak kuatir dengan uang saya." Seseorang akan menanggapinya, "Tidak masuk akal." Namun, dia mungkin berkata, "Saya yakin bahwa uang saya aman," dan Anda balik bertanya, "Apa alasannya?" "Karena saya yakin bank itu aman." "Oh, ada benarnya; itu alasan yang baik," kata Anda. Pada kasus yang pertama, dia meletakkan emosinya sebagai sebab dan mencoba menjadikannya sebagai suatu sebab, tapi hal itu tidak bisa diterima. Seorang pria berkata, "Saya punya rumah besar di India." Lalu Anda bertanya, "Bagaimana Anda tahu?" Dan ia menjawab, "Karena saya merasa sangat bahagia ketika memikirkannya." Menanggapi jawaban itu, Anda akan berkata, "Anda tidak masuk akal, itu tidak membuktikan apapun, sedikit pun tidak." Tetapi bila dia berkata kepada Anda, "Saya sangat bahagia," dan Anda bertanya lagi mengapa dan dia menjawab, "Karena saya punya rumah di India." "Oh, itu mungkin benar," kata Anda. Seorang pria mungkin sangat bersyukur untuk apa yang ia punya, tetapi menjadikan sukacita dan damai sebagai bukti dari fakta eksternal merupakan suatu hal yang sangat konyol. Orang yang berkata, "Saya tahu saya diselamatkan karena saya bahagia," adalah sangat tidak masuk akal. Yang benar adalah Anda bahagia karena Anda telah diselamatkan. Saya berdoa untuk Anda, semoga Anda tidak berbuat sesuatu yang tidak masuk akal di hadapan Tuhan! Kasus lain. Misalnya seseorang mengkhawatirkan kesehatan seorang teman dekatnya. "Saya ingin teman saya sehat, tetapi saya tidak ingin mengkhawatirkannya. Sekarang ini saya sama sekali tidak tahu tentang keadaannya, dan saya khawatir. Bila saya merasa tenang, maka saya bisa yakin bahwa teman saya baik-baik saja." "Bagaimana bisa?" begitulah jawaban Anda, "ucapanmu tidak masuk akal. Yang harus kamu lakukan adalah mencari tahu apakah teman Anda sehat, dan kemudian Anda akan merasa tenang." Bila Anda berkata, "Saya percaya saya diselamatkan bila saya merasa bahagia." Apakah ada alasan yang logis dalam kalimat itu? Sebaliknya! Pertama, percayalah bahwa Anda diselamatkan, dan kemudian kebahagiaan akan mengikutinya. Anda tidak bisa percaya bahwa Anda diselamatkan bila Anda tetap melakukan apa yang tidak Tuhan kehendaki untuk Anda lakukan, yang artinya Anda memandang sukacita dan damai Anda sendiri, bukannya memandang karya Yesus Kristus. Orang Kristen tetap adalah manusia. Mereka mungkin saja mengidap penyakit atau didera cobaan lain, dan kemudian mereka merasa depresi karena itu. Lalu bagaimana? Anda bisa mendapatkan sukacita dan damai dengan percaya. Saya adalah sasaran depresi roh ketakutan sehingga saya harap tak seorang pun dari Anda pernah merasakan keadaan yang sangat menyedihkan seperti yang saya rasakan ini. Namun saya selalu kembali pada hal ini: saya tahu saya percaya Kristus. Saya hanya boleh bergantung kepada Tuhan. Bila Dia jatuh, saya akan jatuh bersama-Nya; tetapi bila Dia tidak jatuh, saya pun tidak akan jatuh. Karena Dia hidup, saya juga akan hidup, dan saya berdiri lagi dan berjuang melawan depresi dan kesedihan yang jiwa saya rasakan, dan memenangkannya. Jadi, saya harap Anda pun demikian, dan harus, karena tidak ada jalan lain untuk keluar. Pada masa di mana Anda benar-benar mengalami depresi, Anda akan mendapatkan sukacita dan damai dengan percaya kepada Kristus. Tapi ada yang berkata, "Bagaimana kalau Anda benar-benar jatuh ke dalam dosa yang besar?" Mengapa perlu lebih banyak alasan bahwa Anda seharusnya menggantungkan diri Anda kepada-Nya? Apakah menurut Anda Yesus Kristus hanyalah untuk orang-orang yang berbuat dosa kecil? Apakah Dia seorang dokter yang hanya menyembuhkan sakit kepala? Tidak diperlukan iman untuk percaya kepada Kristus bila saya tidak berdosa, tetapi iman benar-benar diperlukan saat saya melanggar hukum, jahat, dan kotor. Pada saat saya tersandung dan jatuh, membuat sukacita dan damai saya rusak parah, saya kembali dengan iman kepada Sumber Air itu dan berkata, "Tuhan, saya tidak pernah sangat suka mengakui dosa dan bertobat seperti malam ini sebelumnya, karena hari ini saya telah memalukan diri saya sendiri. Saya telah berkata dan melakukan apa yang tidak seharusnya saya lakukan, dan saya malu dan sangat bingung, tetapi saya percaya Kristus bisa menyelamatkan saya, bahkan saya, dan saya akan tinggal di dalam Dia." (t/Ratri) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Judul buku: Joy in Your Life Judul asli artikel: All Joy and Peace Penulis: Charles Spurgeon Penerbit: Whitaker House, New Kensington 1998 Halaman: 101 -- 106 CAKRAWALA 2 __________________________________________________________ TERANG DAN SUKACITA "Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya Tuhan, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu; karena nama-Mu mereka bersorak-sorak sepanjang hari." (Mazmur 89:16, 17) "Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati." (Mazmur 97:11) "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12) "Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang akan merampas kegembiraanmu itu dari padamu." (Yohanes 8:12) "Sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita." (2 Korintus 6:10) Seorang ayah selalu menginginkan anak-anaknya bersukacita. Ia melakukan segala hal yang dapat dikerjakannya untuk membuat anak-anaknya berbahagia. Oleh karena itu, Allah juga menginginkan anak-anak-Nya hidup di hadapan-Nya dengan hati yang bersukacita. Ia telah menjanjikan sukacita kepada mereka. Ia akan memberikannya (Mazmur 89:17, 18; Yesaya 29:19; Yohanes 16:22; 1 Petrus 1:8). Ia telah memerintahkannya. Kita harus menerimanya dan senantiasa hidup di dalam sukacita itu (Mazmur 32:11; Yesaya 12:5, 6; 1 Tesalonika 5:16; Filipi 4:4). Tidak begitu sukar untuk mengetahui apa alasannya. Sukacita itu selalu merupakan ciri bahwa ada sesuatu yang sungguh-sungguh memuaskan saya dan yang berharga sekali bagi saya. Lebih dari itu, sukacita atas apa yang saya miliki menyebabkan orang lain ingin memilikinya juga. Bersukacita di dalam Tuhan merupakan bukti terkuat bahwa di dalam Allah saya memiliki segala sesuatu yang memuaskan dan mengenyangkan saya, dan bahwa saya tidak melayani Dia karena takut atau melayani supaya terpelihara, tetapi melayani karena Ia adalah keselamatan saya. Sukacita merupakan tanda kebenaran dan nilai ketaatan yang menunjukkan apakah saya senang berada dalam kehendak Tuhan (Ulangan 28:47; Mazmur 9, 119:111). Itulah sebabnya mengapa bersukacita di dalam Tuhan itu begitu berkenan kepada-Nya dan sangat menguatkan orang-orang percaya itu sendiri. Bagi semua orang yang ada di sekeliling kita, sukacita itu merupakan kesaksian yang paling indah mengenai pandangan kita terhadap Allah (Nehemia 8:11; Mazmur 68:5; Amsal 4:18). Di dalam Alkitab, terang dan sukacita itu sering kali dihubungkan (Ester 8:16; Amsal 13:9, 15:30; Yesaya 60:20). Hal ini memang sesuai dengan keadaan alam. Terang yang menyukakan pada pagi hari membangunkan burung-burung untuk bernyanyi dan menggembirakan penjaga-penjaga malam yang merindukan datangnya siang. Terang wajah Allah memberikan sukacita kepada orang Kristen. Di dalam persekutuan dengan Allah, ia dapat dan akan selalu merasa bahagia. Kasih Bapa itu bersinar seperti matahari atas anak-anak-Nya (Keluaran 10:23; 2 Samuel 23:4; Mazmur 36:11; Yesaya 60:1, 20; 1 Yohanes 1:5, 4:16). Kegelapan yang meliputi jiwa, selamanya melalui dosa atau melalui ketidakpercayaan. Dosa adalah kegelapan yang menggelapkan. Dan ketidakpercayaan juga menggelapkan, karena hal itu memalingkan kita dari Dia yang merupakan terang satu-satunya. Kadang-kadang diajukan pertanyaan: "Dapatkah orang Kristen selalu berjalan di dalam terang?" Jawaban Tuhan kita jelas sekali: "Barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan." Dosa, yaitu berpaling dari Yesus dan menuruti jalan kita sendiri, itulah yang menggelapkan. Tetapi, pada saat kita mengakui dosa kita dan minta dibersihkan di dalam darah-Nya, kita kembali berada di dalam terang (Yosua 7:13; Yesaya 58:10, 59:1 , 2, 9; Matius 15:14, 16; 2 Korintus 6:14; Efesus 5:8, 14; 1 Tesalonika 5:5; 1 Yohanes 2:10.) Atau, ketidakpercayaanlah yang menggelapkan. Kita memandang kepada diri kita dan kekuatan kita sendiri; kita ingin mencari penghiburan di dalam perasaan kita atau di dalam pekerjaan kita sendiri dan segalanya menjadi gelap. Segera setelah kita memandang kepada Yesus -- kepada kepenuhan dan kesempurnaan persediaan kebutuhan kita yang ada di dalam Dia -- semuanya menjadi terang. Ia berkata, "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikuti Aku ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." Selama saya percaya, saya memunyai terang dan sukacita (Yohanes 12:36, 11:40; Roma 15:13; 1 Petrus 1:3). Orang-orang Kristen yang bersedia hidup sesuai dengan kehendak Allah, dengarlah apa yang dikatakan Firman-Nya, "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" (Filipi 3:1, 4:6.) Di dalam Tuhan Yesus terdapat sukacita yang tak terkatakan dan kemuliaan yang sempurna. Percayalah kepada-Nya, bersukacitalah dalam hal ini. Hiduplah dengan iman. Kehidupan dengan iman itu merupakan keselamatan dan sukacita yang mulia. Hati yang sepenuhnya diserahkan untuk mengikuti Yesus, yang hidup dengan iman di dalam Dia dan di dalam kasih-Nya, akan memiliki terang dan sukacita. Oleh sebab itu, hai jiwa-jiwa, percayalah. Janganlah hanya mencari sukacita; Saudara tidak akan mendapatnya, karena Saudara hanya mencari perasaan. Tetapi carilah Yesus, ikutlah Yesus, percayalah Yesus, maka sukacita akan ditambahkan kepada Saudara. "Bukan melihat, tetapi percaya, bersukacitalah dengan sukacita yang tak terkatakan dan penuhlah dengan kemuliaan." Tuhan Yesus, Engkau adalah terang dunia, cahaya dari terang yang tak dapat dihampiri, di dalam-Nya kami melihat terang Allah. Dari wajah-Mu terpancarlah terang sehingga kami mengetahui kasih kemuliaan Allah. Engkau adalah milik kami, terang dan keselamatan kami. Ajarlah kami agar kepercayaan kami kepada-Mu lebih teguh, supaya dengan Engkau kami tidak akan berjalan di dalam kegelapan. Biarlah sukacita di dalam Engkau menjadi bukti bahwa Engkaulah segala-galanya bagi kami dan menjadi kekuatan kami untuk melakukan segala sesuatu yang Engkau kehendaki bagi kami. Amin. 1. Sukacita saya karena memiliki sesuatu merupakan ukuran dalam menilai hal itu; kesukaan terhadap seseorang merupakan ukuran kesenangan saya terhadap dia; kegembiraan di dalam suatu pekerjaan merupakan ukuran kesenangan saya akan pekerjaan itu. Sukacita saya di dalam Tuhan dan pelayanan-Nya merupakan salah satu tanda yang paling nyata dari kehidupan rohani yang sehat. 2. Sukacita dapat terhalang oleh ketidaktahuan, yaitu apabila kita tidak mengenal Allah dan kasih-Nya serta kemuliaan pelayanan-Nya dengan benar; oleh ketidakpercayaan, yaitu apabila kita masih mencari-cari sesuatu di dalam kekuatan dan perasaan kita sendiri; oleh hati yang bercabang, yaitu apabila kita tidak bersedia menyerahkan dan menyingkirkan segala sesuatu bagi Yesus. 3. Pahamilah perkataan ini: "Orang yang mencari sukacita tidak akan mendapatkannya; tetapi orang yang mencari Tuhan dan kehendak-Nya akan mendapatkan kesukacitaan tanpa dicari." Renungkanlah hal ini: Orang yang mencari sukacita sebagai suatu perasaan, berarti mencari dirinya sendiri; ia ingin bersukacita tetapi tidak akan menemukannya. Orang yang melupakan dirinya sendiri untuk hidup di dalam Tuhan dan kehendak-Nya akan diajar untuk bersukacita di dalam Tuhan. Allah dan hanya Allah sendiri yang merupakan Allah daripada sukacita kita. Carilah Allah, maka Saudara akan memiliki sukacita itu. Saudara semata-mata hanya perlu menerimanya dan menikmatinya dengan iman. 4. Apabila kita ingin memiliki sukacita yang abadi, kita harus bersyukur kepada Allah atas segala yang dilakukan-Nya bagi kita, dan percaya pada firman-Nya serta segala yang dijanjikan-Nya untuk digenapi-Nya. 5. "Mata yang bersinar-sinar menyukakan hati." Tuhan tidak menginginkan anak-anak-Nya berjalan di dalam kegelapan; Iblis adalah raja kegelapan; Allah adalah terang. Kristus adalah terang dunia; kami adalah anak-anak terang. Hendaklah kita berjalan di dalam terang. Hendaklah kita percaya akan janji: "Tuhan akan menjadi penerang abadi bagimu .... Bagimu akan ada matahari yang tidak pernah terbenam ... sebab Tuhan akan menjadi penerang abadi bagimu dan hari-hari perkabunganmu akan berakhir" (Yesaya 60:19, 20). Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Membina Iman Judul asli buku: The New Life Penulis: Andrew Murray Penerjemah: Eviyanti Agus dan Pauline Tiendas-Iskandar Penerbit: Penerbit Kalam Hidup, Bandung 1965 Halaman: 137 -- 140 BIMBINGAN ALKITABIAH _________________________________________________ Sukacita sejati hanya ada di dalam Allah, berikut ayat-ayat Alkitab yang mengajarkan sukacita sejati itu. SUKACITA (JOY) Perjanjian Lama: 1. Ulangan 12:18 2. 1 Samuel 2:1 3. Nehemia 8:10, 12:43 4. Ayub 33:26 5. Mazmur 2:11, 4:7, 5:11, 9:2, 13:5, 16:9, 11, 19:8, 20:5, 28:7 6. Mazmur 30:5, 11, 32:11, 33:21, 35:9, 40:16, 63:5, 7, 64:10, 71:23, 89:16 7. Mazmur 97:12, 100:1-2, 119:14, 16, 162, 126:5-6 8. Pengkhotbah 2:26 9. Yesaya 12:2-3, 35:10, 41:16, 51:11, 55:12, 61:10 10. Yeremia 15:16, 32:41, 33:11 11. Yoel 2:23 12. Habakuk 3:18 Perjanjian Baru: 1. Matius 25:21 2. Lukas 1:47, 2:10, 6:23, 10:20, 15:10 3. Yohanes 15:11, 16:20, 22, 24, 33, 17:13 4. Kisah Para Rasul 2:28, 8:8, 39, 13:52, 16:34 5. Roma 5:2, 11, 12:12, 14:17, 15:13 6. 2 Korintus 1:12, 6:10, 7:4, 8:2 7. Galatia 5:22 8. Efesus 5:18 9. Filipi 4:4 10. Kolose 1:11 11. 1 Tesalonika 1:6, 5:16 12. Ibrani 10:34 13. Yakobus 1:2 14. 1 Petrus 1:8, 4:13 15. 1 Yohanes 1:4 16. Yudas 1:24 Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: Christian Counseling Center Indonesia (C3I) Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://c3i.sabda.org/sukacita_joy INFO _________________________________________________________________ BARU! SITUS DOA: KOMUNITAS PENDOA SYAFAAT INDONESIA < http://doa.sabda.org > Anda rindu melihat pemulihan terjadi atas keluarga, gereja, kota, dan bangsa Anda? Anda ingin belajar lebih banyak tentang doa? Anda ingin memiliki partner untuk berdoa dan berbagi? Situs Doa, yang diluncurkan oleh Yayasan Lembaga SABDA <http://www.ylsa.org>, adalah tempat yang tepat untuk menjawab kerinduan dan keinginan Anda. Kami percaya situs Doa, yang dilengkapi dengan Artikel, Renungan, Ilustrasi, Kesaksian, serta Riwayat Tokoh-Tokoh Doa, akan memperluas wawasan dan pengetahuan Anda tentang doa. Istimewanya, situs ini menyediakan beberapa kalender doa yang bisa Anda pakai sebagai panduan Anda berdoa, baik secara pribadi maupun kelompok. Bagi Anda yang ingin berbagi beban doa, situs Doa juga menyediakan fasilitas untuk mengirimkan permohonan doa agar Anda mendapatkan dukungan doa dari saudara-saudara seiman yang lain. Khusus bagi Anda yang dilengkapi Tuhan dengan karunia berdoa, situs ini menyediakan fasilitas forum yang mengundang Anda bergabung dalam "Komunitas Pendoa Syafaat Indonesia" untuk berdoa bersama bagi Indonesia. Forum ini disediakan bukan untuk berdiskusi atau berdebat tentang doa, namun untuk menyatukan hati kita dalam berdoa bagi bangsa kita yang tercinta, yaitu Indonesia. Untuk mendaftarkan diri, silakan menghubungi < doa(at)sabda.org >. Segera kunjungi situs DOA <http://doa.sabda.org>! Ingatlah selalu untuk memberitahukan informasi ini kepada rekan-rekan pendoa yang lain, sehingga kita semua mendapat berkat dan menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan memberkati. _______________________________e-KONSEL ______________________________ Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Dian Pradana Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN Copyright(c) 2009 YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog -- http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll. silakan kirim ke: konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/ Situs C3I: http://c3i.sabda.org/ Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |