|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-konsel/182 |
|
e-Konsel edisi 182 (15-4-2009)
|
|
______________________________e-KONSEL________________________________
Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
_____________________________________________________________________
EDISI 182/15 April 2009
Daftar Isi:
= Pengantar: Penggenapan Rencana Allah
= Renungan: Arti Kebangkitan Yesus
= Cakrawala 1: Haruskah Orang Kristen Percaya Kebangkitan?
= Cakrawala 2: Makna Kebangkitan Kristus
= Bimbingan Alkitabiah: Kebangkitan (Resurrection)
PENGANTAR ____________________________________________________________
Salam dalam kasih Kristus,
Sebelum Yesus disalib, Ia sudah berpesan kepada murid-murid-Nya
bahwa Ia akan mati namun akan bangkit lagi pada hari ketiga untuk
menggenapi rencana Allah. Awalnya, para murid takut, sedih, dan
bingung saat melihat Guru mereka mati. Mereka baru menyadari pesan
Yesus ketika akhirnya mereka melihat sendiri Yesus bangkit dan
menjumpai mereka. Sukacita mengisi hati mereka.
Sukacita itu hendaknya juga memenuhi hati kita saat ini, ketika kita
kembali memperingati dan merayakan kemenangan Kristus pada hari
Paskah, hari kebangkitan-Nya ini. Kebangkitan Yesus bukanlah
kebangkitan biasa karena kebangkitan Yesus membuktikan bahwa maut
benar-benar telah dikalahkan, dan melalui kebangkitan-Nya pula kita
diangkat dari dosa. Oleh karena itu, melalui peringatan Paskah ini,
hendaknya iman kita kembali diperbarui dan dikuatkan. Mari kita
jadikan Paskah tahun ini sebagai titik awal untuk membangun iman
yang lebih dalam kepada Kristus.
Selamat Paskah!
Pimpinan Redaksi e-Konsel,
Christiana Ratri Yuliani
http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
http://c3i.sabda.org/
RENUNGAN _____________________________________________________________
ARTI KEBANGKITAN YESUS
Yohanes 20:11-18
Maria Magdalena menangis karena kasihnya kepada Yesus. Saat itu,
malaikat di depannya dan Yesus sendiri di belakangnya. Baik ucapan
malaikat maupun sabda Tuhan Yesus menekankan belas kasih terhadap
Maria. Jawaban Maria menunjukkan imannya kepada Yesus meski dalam
keterbatasannya ia berpikir Yesus sudah mati. Tetapi, Yesus yang
sama tetap adalah "Tuhan" baginya (ayat 13). Semula Yesus
dianggapnya salah seorang tukang kebun Yusuf Arimatea (ayat 14-15).
Tetapi, begitu Yesus menyebut namanya, segera ia mengenali Yesus dan
memanggil-Nya sebagai Guru (ayat 16). Kesedihan, betapa pun dalamnya
itu, tidak akan selamanya membutakan, sebab Maria sungguh adalah
domba Yesus yang mengenali suara Gembalanya (Yoh. 10:3-4).
Semula Maria berpikir bahwa sifat hubungannya dengan Yesus akan sama
seperti ketika Yesus belum mati. Tetapi, penjelasan Tuhan
menandaskan terjadinya perubahan radikal dalam hubungan tersebut,
yang juga berakibat dalam hubungan mereka dengan Bapa. Pertama,
isyarat itu Yesus berikan dalam respons-Nya terhadap sentuhan Maria.
Mungkin saat itu Maria memegang lengan Yesus atau bertelut memegang
kaki Yesus. Tetapi, Yesus melarangnya untuk terus memegangi-Nya
demikian. Yesus mengisyaratkan bahwa Dia harus kembali kepada Bapa
ke dalam status kekal-Nya. Maka, Maria tidak bisa menahan-Nya agar
tetap di dunia seperti sebelum Ia bangkit. Kini Maria dijadikan
utusan (rasul) yang mewartakan kebangkitan Yesus kepada para rasul.
Betapa terhormat posisi Maria, menjadi pengantara berita kebangkitan
kepada para rasul yang belum tahu atau belum percaya tentang hal
itu. Kedua, Yesus menegaskan untuk pertama kalinya ungkapan penting
yang bersifat kristologis, yang berakibat secara soteriologis. "Aku
akan kembali kepada Bapa-Ku dan Bapamu, Allah-Ku dan Allahmu" (ayat
17). Keunikan hubungan diri-Nya dengan Bapa dan kebangkitan-Nya
membuat para pengikut-Nya memiliki hubungan anak-bapa dengan Bapa di
surga dan menjadi para saudara Kristus (ayat 17). Ketiga, kenaikan
Yesus ke surga juga merupakan sumber sukacita bagi para murid-Nya
sebab menyatakan bahwa Ia berhasil memenuhi rencana Bapa dan
kemenangan itu dapat mereka cicip dengan hadirnya Roh Kudus (ayat
16:7).
Renungkan: Pengenalan akan Dia yang bangkit berdampak luas atas
hidup kita.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul artikel: Arti Kebangkitan Yesus
Penulis: Tidak dicantumkan
Dipublikasikan di: e-Santapan Harian, Edisi Senin, 1 April 2002
http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/2002/04/01/
CAKRAWALA 1___________________________________________________________
HARUSKAH ORANG KRISTEN PERCAYA KEBANGKITAN?
"Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah
pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu." (1 Korintus
15:14)
Alkitab mengajarkan bahwa hak untuk menyebut diri sebagai orang
Kristen hanya dimiliki beberapa orang tertentu. Hal ini tidak
berarti bahwa setiap orang yang termasuk non-Yahudi, non-Buddha,
atau non-Muslim dapat secara otomatis mencap diri mereka sebagai
orang Kristen. Bahkan setiap orang yang merasa diri mereka anggota
gereja Protestan, gereja Katolik, atau pun gereja Ortodok Timur
belum tentu memiliki hak untuk menyebut diri mereka sebagai orang
Kristen. Apakah hal ini semata-mata disebabkan oleh karena perbedaan
warna rambut? Tidak. Melalui istilah yang tepat, Rasul Paulus
menjelaskan bahwa mereka yang tidak mau mengakui kebangkitan tubuh
Yesus Kristus secara historis, tidak dapat dianggap sebagai orang
Kristen dan mereka tidak memiliki hak untuk menyebut diri mereka
sebagai orang Kristen. Dengan demikian, penjelasan ini mengandung
makna bahwa mereka yang hanya mau menerima ajaran moral Yesus
Kristus, tetapi tidak mau mengakui kebangkitan-Nya sebagai legenda
agama, juga belum bisa dianggap sebagai orang Kristen.
Selanjutnya, mengapa iman kepada kebangkitan Yesus Kristus merupakan
hal yang sangat penting? Karena, iman seperti ini merupakan fakta
mendasar yang mana kekristenan merupakan suatu agama yang unik di
antara semua agama yang lain. Agama manakah yang pendirinya sudah
membuktikan pernyataan bahwa Tuhan dan keilahian-Nya telah bangkit
dari maut. Tak ada.
Jika ada rasul ditanya bagaimana mereka tahu bahwa Yesus adalah
Mesias yang dijanjikan, manifestasi Tuhan dalam daging, Juru Selamat
dunia yang oleh karena ajaran dan hidup-Nya maka manusia diterangi
dan yang oleh karena darah-Nya maka manusia ditebus, maka mereka
pasti akan menjawab, "Karena Dia bangkit dari maut." Berulang kali
Surat Kisah Rasul merekam fakta bahwa kebangkitan muncul sebagai
bukti dari keunikan dan keilahian-Nya (2:22-36, 3:12-16, 4:10-12,
33, 5:29-32, 10:34-43, 13:16-41). Sebelumnya Allah telah memberitahu
mereka bahwa mereka akan sepenuhnya dipengaruhi oleh kepribadian-Nya
sebagai Tuhan yang dimanifestasikan dalam daging sebagai suatu hasil
dari kebangkitan-Nya yang akan datang. Allah bahkan telah meramalkan
hari kebangkitan-Nya. Yesus berbicara dan bertindak seperti Allah.
Akan tetapi para rasul tidak pernah menerima Dia.
Juga, Sebagai Dasar Penghakiman
Kebangkitan tidak hanya menjadi batu landasan kekristenan, tetapi
juga menjadi dasar yang mana kita memercayai penghakiman yang akan
datang. Kristus telah menjanjikan penghakiman dan kebangkitan.
Pemenuhan salah satu janji merupakan jaminan bagi pemenuhan janji
yang lainnya.
Ketika Paulus berbicara kepada jemaat di Athena mengenai
penghakiman, mereka menganggap dia sebagai pemimpi. Paulus
menyatakan, "Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana
Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah
ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti
tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati"
(Kisah Para Rasul 17:31). Saat mengatakan hal tersebut, sebenarnya
Paulus memahami bahwa ia akan ditolak dan dicemooh oleh orang-orang
Athena yang tidak mau peduli. Justru itulah ia menjumpai mereka
sebelum mereka melakukan pencemoohan dan penolakan. Kepada
orang-orang Athena, Paulus mengatakan bahwa bukti kepastian akan
datangnya penghakiman adalah adanya peristiwa yang telah terjadi
sebelumnya, yakni kebangkitan tubuh Kristus. "Karena Ia telah
menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan
menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia
memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan
membangkitkan Dia dari antara orang mati" (Kisah Para Rasul 17:31).
Kebangkitan inilah yang menjadikan segala yang disampaikan dan
dikhotbahkan para rasul layak dipercaya. Sebaliknya, jika
kebangkitan Kristus tidak terjadi, maka tak satu pun dari apa yang
disampaikan dan diucapkan para rasul tentang Dia, atau yang
dikerjakan para rasul untuk-Nya, bisa dipercayai.
Kebenaran-Kebenaran Unik
Agama yang didirikan oleh Yesus Kristus memiliki banyak ajaran yang
umum seperti halnya agama-agama lain di muka bumi ini. Akan tetapi,
kekristenan memuat kebenaran yang istimewa dan khas. Kebenaran ini
tidak terdapat dalam ajaran-ajaran agama lain. Salah satu dari
keistimewaan ajaran Kristen adalah adanya kebangkitan dari maut.
Secara jelas atau kurang meyakinkan, agama-agama lain telah
menghibur diri dengan gagasan-gagasan kelanggengan jiwa. Orang-orang
Mesir purba bahkan menunjukkan kewaspadaan yang sungguh-sungguh
terhadap bersatunya kembali jiwa dengan tubuh yang diperbarui. Namun
demikian, tak satu pun dari pendapat-pendapat tersebut mampu
menjelaskan karakteristik-karakteristik dari tubuh atau kehidupan
yang dibangkitkan dalam kesucian abadi seperti halnya pendapat yang
dijelaskan oleh Paulus dalam 1 Korintus 15. Dalam hal ini, yang
lebih penting adalah bahwa kekristenan itu sendiri telah melengkapi
ilustrasi dan contoh historis dari kehidupan yang dibangkitkan,
dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus.
Kebangkitan yang Unik
Seluruh struktur doktrin Kristen tentang kebangkitan dapat berdiri
tegak atau tumbang (tergantung) karena adanya kebangkitan tubuh
pribadi Kristus yang historis. Struktur ini merupakan fondasi atau
dasar yang di atasnya seluruh ajaran Kristen dibangun dan
dibentangkan. Dalam sejarah dunia yang panjang, belum pernah
ditemukan adanya kebangkitan lain atas kehidupan yang kekal dan
awet.
Seluruh kebangkitan yang pernah terjadi di muka bumi ini adalah
kebangkitan atas keadaan-keadaan atau tubuh-tubuh yang akhirnya mati
dan rusak kembali. Beberapa orang pernah dibangkitkan, seperti
Lazarus, tetapi mereka kemudian mati lagi. Hanya Kristus sajalah
yang dapat dikatakan bahwa "...Kristus, sesudah Ia bangkit dari
antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas
Dia" (Roma 6:9). Hanya Kristus yang menjadi gambaran dan figur yang
diberikan kepada dunia. Gambaran dan figur tersebut berupa
kebangkitan yang utuh dan kebangkitan tanpa maut. Dunia tak pernah
melihat satupun peristiwa mengenai tubuh dan kehidupan yang
dibangkitkan selain yang diajarkan dari kebangkitan Yesus Kristus.
Oleh karena itu, segala sesuatu terletak pada keyakinan akan
satu-satunya ajaran tersebut. Jika kita memercayai bahwa kebangkitan
Yesus Kristus merupakan sesuatu yang nyata benar adanya, maka iman
kita dibangun di atas batu karang. Jika kita tidak memercayai hal
tersebut, maka iman kita dibangun hanya di atas landasan pasir.
Kepercayaan Tak Berdasar
Sebagian orang berkata bahwa mereka memercayai ampuhnya kematian
Kristus untuk menebus manusia dari kuasa dosa, namun mereka tidak
percaya pada kebangkitan tubuh-Nya. Dapatkah orang secara logis
mempertahankan pandangan tersebut? Mari kita lihat apa yang terjadi
jika kematian Kristus tidak diikuti oleh kebangkitan Yesus Kristus.
Jika hal itu terjadi, maka kematian Kristus hanya merupakan
peristiwa umum yang terjadi pada jalan hidup manusia, tidak ada
bedanya dengan kematian yang menimpa seseorang yang dianggap pintar
dan adil. Kematian Kristus merupakan sesuatu yang penting dalam
teladan moral yang besar, pengabdian pada kebenaran, keadilan dan
kemurahan hati. Oleh karena itu, meragukan sekali jika ada orang
yang menyatakan diri akan bangkit dari kematian, karena ternyata
tidak. Bagaimana mungkin kematian orang biasa yang tubuhnya telah
menjamur di kuburan, mampu menjadi suatu kekuatan surga dan bumi,
yang berkuasa untuk membersihkan kehidupan dari kesalahan, dan untuk
memenangkan jiwa orang berdosa dan memperoleh pengampunan dari
Tuhan?
Tak seorang pun mengira bahwa Paulus atau rasul-rasul lain utusan
Allah akan berani mengatakan "mati bagi yang durhaka". Tentang Yesus
Kristus, Paulus mengatakan, "Karena waktu kita masih lemah, Kristus
telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan
oleh Allah" (Roma 5:6). Tentang Kristus, Rasul Petrus mengatakan,
"Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu
salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk
kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh" (1 Petrus 2:24).
Siapa berani mengatakan bahwa orang-orang Kristen diperdamaikan oleh
Allah melalui kematian Yesus (lihat Roma 5:10, "Sebab jikalau kita,
ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian
Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti
akan diselamatkan oleh hidup-Nya!"), apakah melalui Yesus
orang-orang Kristen telah memperoleh penebusan dosa (lihat Roma
5:11, "Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah
oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima
pendamaian itu."), Ataukah "Ia adalah pendamaian untuk segala dosa
kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh
dunia." (1 Yohanes 2:2)?
Keilahian Yesus Terbukti
Yesus Kristus adalah Allah dalam daging. Fakta ini terbukti tidak
hanya melalui kematian-Nya, tetapi juga melalui kebangkitan-Nya,
"Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya.
Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya.
Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak
terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu
keselamatan jiwamu." (1 Petrus 1:18-19)
Bagaimana kita tahu bahwa penderita Kalvari adalah Anak Allah
sendiri? Jawabannya adalah melalui kebangkitan-Nya. Kebangkitan
Yesus mengangkat nilai kematian Yesus ke tingkat kematian yang
berbeda dari nilai kematian orang lain. Akan tetapi, jika
kebangkitan disangkal, maka seluruh pesan para rasul mengenai
penebusan dosa akan menjadi suatu hal pokok mengenai eksagerasi
mistis (mistis yang terlalu dilebih-lebihkan). Orang-orang di
Korintus yang menyangkal kebangkitan mungkin belum melihat akibatnya
saat itu juga. Penyangkalan tersebut merupakan bukti bahwa iman
mereka dalam penebusan telah dikikis secara perlahan oleh
ketidakpercayaan kepada kebangkitan Yesus Kristus yang disalibkan.
Jika iman mereka tak terkikis, tentu saja Paulus tidak perlu
mengulang lagi penyampaian unsur dasar Injil, "Sebab yang sangat
penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima
sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita,
sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia
telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab
Suci;" (1 Korintus 15:3-4).
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama majalah: Berita Mimbar
Edisi: April 1997, No.209, Th.XVII
Penulis: Spiros Zodhiates
Penerbit: Yayasan Berita Hidup, Solo 1997
Halaman: 7 -- 9
CAKRAWALA 2___________________________________________________________
MAKNA KEBANGKITAN KRISTUS
Rasul Paulus, salah seorang pengikut Kristus yang sebelum bertobat
menjadi penantang-Nya bahkan membunuh orang-orang Kristen, menulis
bahwa jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan
kita (baca: 1 Korintus 15:17). Peristiwa kebangkitan tersebut sangat
penting karena kebangkitan Kristus bermakna sebagai berikut.
1. Mengesahkan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang tidak
dapat ditaklukkan oleh maut, bahkan maut telah dikalahkannya
(baca Yohanes 11:25). Oleh karena itu, barang siapa yang percaya
kepada-Nya, sekalipun akan mengalami kematian jasmani, namun akan
tetap hidup dalam roh bersama Tuhan.
2. Menyatakan bahwa iman umat Kristen didasarkan pada fakta sejarah
dan bukanlah mitos (baca 1 Korintus 15:3-8).
3. Mengukuhkan bahwa pernyataan Kristus yang mengatakan bahwa pada
hari yang ketiga Ia akan bangkit dari kematian. Inilah keunikan
Kristus, yang tidak dimiliki penganjur agama lainnya (baca Kisah
Para Rasul 2:23-24).
4. Menunjukkan bahwa penebusan Kristus di kayu salib adalah untuk
membenarkan orang berdosa sehingga mereka bisa diterima oleh
Allah Bapa (baca Roma 4:25).
5. Merupakan inti Injil, tiada berita sukacita yang sempurna dan
sejati bagi umat manusia bila Kristus tidak dibangkitkan
(baca 1 Korintus 15:18-19).
6. Memungkinkan umat manusia mengenal dan menemukan-Nya pada masa
kini karena Dia tetap hidup (baca Wahyu 2:8).
7. Menjamin kebangkitan orang-orang percaya pada masa yang akan
datang, karena Dialah buah sulung kebangkitan (baca 1 Korintus
15:20-22).
8. Mengalahkan kuasa maut. Sekalipun masih ada keresahan dalam
menghadapi kematian, namun kita harus melenyapkan ketakutan
terhadap apa yang akan terjadi di seberang kematian tersebut
(baca 1 Korintus 15:55-56; Ibrani 2:14-15).
9. Memberi kemenangan bagi orang-orang percaya, memperoleh kuasa
ilahi untuk mengalahkan kejahatan (baca Efesus 1:18-21).
10. Menjadi model bagi kebangkitan orang-orang percaya dengan tubuh
yang mulia dalam kehidupan yang tidak berkeputusan, kekal, dan
abadi (baca 1 Korintus 15:35-44, 49).
11. Menegaskan akan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya, untuk
membawa umat manusia pada akhir sejarah (baca Kisah Para Rasul
17:31).
12. Mendorong orang-orang percaya untuk tidak goyah dalam iman dan
giat bekerja bagi kerajaan Allah, mengabarkan Injil Keselamatan
Tuhan Yesus Kristus, karena mengetahui bahwa semua jerih lelah
tersebut tidak sia-sia (baca 1 Korintus 15:58).
Tatkala murid-murid Tuhan Yesus dalam ketakutan yang hebat pada
malam hari kebangkitan Tuhan, pada Paskah Pertama, tiba-tiba Tuhan
Yesus muncul di tengah-tengah mereka dengan mengucapkan sebuah
kalimat yang sungguh menjadi dambaan umat manusia sepanjang sejarah:
"Damai sejahtera bagi kamu!", sambil menunjukkan telapak tangan-Nya
yang bekas dipaku dan rusuk-Nya yang telah ditusuk. Rasul Yohanes
kemudian melaporkan bahwa murid-murid itu bersukacita ketika mereka
melihat Tuhan (baca Yohanes 20:19-20).
Di tengah dunia yang menakutkan ini -- penduduk dunia menghadapi
ketidakpastian ekonomi, sosial, dan politik, serta makin merosotnya
moral dan meningkatnya kejahatan. Kiranya ucapan Tuhan Yesus: "Damai
sejahtera bagi kamu!", akan sungguh-sungguh memberi kita sukacita,
karena mengetahui bahwa Tuhan yang sudah mati dan bangkit itu
berkuasa atas sejarah manusia. Dengan menyadari bahwa sebagai
manusia yang terdiri dari darah dan daging, kita mungkin masih
diresahkan menghadapi kenyataan yang tidak menggembirakan ini,
marilah dengan iman kita menghadapi kehidupan dan masa depan kita
dengan penuh sukacita surgawi, yaitu sukacita yang melebihi akal.
Juga dengan penuh gairah seperti para pengikut Tuhan pada masa
permulaan gereja menyaksikan kasih dan penebusan Kristus kepada
mereka yang belum percaya karena yakin bahwa segala kuasa di bumi
dan di surga telah diberikan kepada-Nya, serta Dia pun berjanji
untuk senantiasa menyertai kita (baca Matius 28:18). Semoga Paskah
tahun ini membawa suatu perubahan radikal dalam kehidupan pribadi,
keluarga maupun pelayanan kita, hingga nama Tuhan dimuliakan.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul artikel: Makna Kebangkitan Kristus
Penulis: Pdt. Bob Jokiman
Dipublikasikan di: e-Jemmi 15 Vol. 6/2003
http://www.sabda.org/publikasi/misi/2003/15/
BIMBINGAN ALKITABIAH _________________________________________________
Kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus tidak hanya ditulis di Kitab
Injil saja, dalam Perjanjian Lama pun, kisah ini telah dinubuatkan.
Inilah ayat-ayat dalam Alkitab yang berkaitan dengan peristiwa
kebangkitan Yesus.
KEBANGKITAN (RESURRESTION)
Perjanjian Lama
1. Ayub 14:12-15, 19:25-27
2. Mazmur 16:9-10, 17:15, 49:15
3. Yesaya 25:8, 26:19
4. Yehezkiel 37:1-14
5. Daniel 12:2-3, 13
6. Hosea 13:14
Perjanjian Baru
1. Matius 22:23-32, 24:31, 25:1-13, 27:52-53
2. Lukas 14:14, 20:35-38
3. Yohanes 5:21, 25, 28-29, 6:39-40, 44, 54, 11:23-25, 14:19
4. Kisah Para Rasul 2:26-31, 4:1-2, 17:18, 32, 23:6, 8, 24:14-15, 26:6-8
5. Roma 4:16-21, 8:10-11, 19, 21-23
6. 1 Korintus 6:14, 15:12-57
7. 2 Korintus 4:14, 5:1-5
8. Filipi 3:10-11, 21
9. 1 Tesalonika 4:14
10. 2 Timotius 1:10, 2:18
11. Ibrani 6:2, 11:19, 35
12. Wahyu 1:18, 20:4-6, 13
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku elektronik: 200 Topik Penting
Judul artikel: Kebangkitan (Resurrestion)
Penulis: Tidak dicantumkan
Dipublikasikan di: Christian Counseling Center Indonesia (C3I)
http://c3i.sabda.org/kebangkitan_resurrection
_______________________________e-KONSEL ______________________________
Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih dan Dian Pradana
Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA
INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN
Copyright(c) 2009
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
silakan kirim ke:
konsel(at)sabda.org atau owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
ARSIP: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Situs C3I: http://c3i.sabda.org/
Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |