|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-konsel/165 |
|
e-Konsel edisi 165 (4-8-2008)
|
|
_______________________________e-KONSEL_______________________________
Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen
_____________________________________________________________________
EDISI 165/1 Agustus 2008
Daftar Isi:
= Pengantar Redaksi: Konflik Antara Menantu dan Mertua
= Cakrawala: Hubungan Mertua dan Menantu
= TELAGA: Mertua dan Menantu
= Tips: Berdamai dengan Mertua
= Info: 40 Hari Mengasihi Bangsa dalam Doa
PENGANTAR REDAKSI ____________________________________________________
Salam dalam kasih Kristus,
Konflik yang terjadi antara mertua dan menantu memang selalu menjadi
topik yang menarik untuk didiskusikan karena tidak sedikit orang
yang memiliki masalah dalam berhubungan dengan mertua atau
menantunya. Tidak hanya menantu perempuan dan ibu mertua saja yang
bisa terlibat dalam konflik, menantu laki-laki pun juga bisa
terjebak dalam masalah relasi ini.
Banyak yang bisa menjadi sebab munculnya konflik ini, bisa karena
cemburu, perselisihan pendapat, perbedaan kebiasaan, atau hal-hal
sepele yang sebenarnya tidak perlu diributkan. Apapun sebabnya,
tentu konflik ini bisa diselesaikan dan selalu ada cara supaya
relasi menantu-mertua ini dapat diperbaiki.
Melalui e-Konsel ini, mari sekali lagi kita lihat apa saja yang
mendasari munculnya konflik ini dan bagaimana menyiasatinya. Bagi
pembaca yang saat ini siap-siap untuk menjadi menantu atau mertua,
kiranya sajian ini bisa menjadi bekal di masa mendatang. Sedang bagi
pembaca yang saat ini sedang bermasalah dalam berhubungan dengan
menantu atau mertua, kiranya sajian ini dapat menolong dalam
memerbaiki relasi. Selamat membaca.
Pimpinan Redaksi e-Konsel,
Christiana Ratri Yuliani
CAKRAWALA ____________________________________________________________
HUBUNGAN MERTUA DAN MENANTU
Ada seseorang yang pernah berdoa demikian, &quor;Tuhan, berikanlah aku
seorang suami. Namun tolong agar suamiku itu sudah tidak punya orang
tua lagi.&quor; Mengapa berdoa demikian? Orang itu menjawab, &quor;Karena saya
sering menjumpai banyak keluarga yang mertuanya bersikap bukan
sebagai penolong, tetapi perongrong.&quor; Memang, sering terjadi masalah
antara mertua dengan menantu, khususnya antara mertua perempuan
dengan menantu perempuannya.
Para menantu sering kali berpikir, bagaimana caranya membuat sang
mertua bersikap baik kepada mereka. Jangan lupa, para mertua juga
memunyai kerinduan yang sama, yakni bagaimana membuat sang menantu
menghormati dan menyayangi mereka.
Namun sebenarnya untuk menjadikan sang mertua atau sang menantu
bersikap baik terhadap Anda, hal itu banyak bergantung pada sikap
Anda sendiri. Benarlah yang dikatakan oleh sebagian orang, &quor;Sebelum
engkau bisa mengubah sikap orang lain terhadap dirimu, ubahlah lebih
dahulu sikapmu sendiri terhadap orang lain.&quor;
Kisah Naomi dan Rut di dalam kitab Rut adalah contoh yang baik bagi
hubungan antara mertua dengan menantu. Mari kita pelajari berikut
ini:
1. Naomi menjalani training iman dan kepribadian. Naomi berarti
kenikmatan. Namun fakta hidupnya ternyata pahit. Ia dan
keluarganya harus mengungsi ke negeri Moab karena kelaparan
terjadi di Israel. Selama sepuluh tahun, mereka tinggal di Moab.
Dan Naomi mengalami hal yang lebih pahit lagi, yakni di tempat
pengungsian, suami dan kedua anak laki-lakinya meninggal dunia
dalam usia yang relatif muda, tanpa sempat memberikan cucu
kepadanya. Namun, kepahitan itu tidaklah membuat Naomi lemah iman
dan mengutuki Tuhan. Banyak kesulitan malah membentuk pribadi dan
imannya sehingga lebih mantap. Berkaitan dengan kesulitan, ada
dua macam kepribadian. Ada yang seperti telur, ada pula yang
seperti bola tenis. Permukaan telur halus, tidak seperti bola
tenis yang kasar. Tetapi telur sangat mudah pecah apabila
terbentur dengan benda keras. Sebagian orang memiliki kepribadian
seperti telur yang sangat rentan terhadap benturan. Sedikit
tersinggung, dia sudah sakit hati. Sedikit kesulitan menimpa, dia
sudah putus asa. Tetapi, bola tenis berbeda. Jangankan terbentur,
dilempar pun tidak apa-apa. Semakin keras lemparannya, semakin
keras pula mentalnya. Kepribadian orang seperti ini tidak mudah
&quor;pecah&quor; dan frustrasi.
2. Naomi bersikap manis terhadap kedua menantunya. Kehilangan kedua
anak lelaki tidaklah membuat Naomi menyalahkan kedua menantunya
dengan menyangka mereka telah berbuat yang tidak pantas kepada
suami mereka. Tidak pernah keluar perkataan tuduhan dari Naomi
kepada kedua menantunya, &quor;Orpa dan Rut, karena kalian tidak bisa
mengurus suami, maka anak-anakku harus mati dalam usia muda.&quor;
Jikalau Naomi tidak bersikap baik terhadap kedua menantunya, mana
mungkin mereka mau mengikuti dia pulang ke negeri Israel, padahal
mereka berasal dari bangsa Moab. &quor;Tidak, kami ikut dengan engkau
pulang kepada bangsamu,&quor; demikianlah kata Orpa dan Rut (Rut
1:10). Untuk kedua kalinya, Naomi menyuruh mereka pulang ke
rumah, dan dengan berat hati, disertai dengan tangisan, Orpa
mohon pamit kepada mertuanya itu, namun Rut tetap bertekad untuk
menemani Naomi dengan berkata, &quor;Janganlah desak aku meninggalkan
engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana
engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau
bermalam, di situ jugalah aku bermalam; bangsamulah bangsaku dan
Allahmulah Allahku.&quor; (Rut 1:14-16).
3. Naomi menganggap kedua menantunya sama seperti anaknya sendiri.
Inilah yang menjadi penyebab mengapa ia bisa bersikap manis
terhadap sang menantu. Naomi memanggil mereka dengan &quor;anak-
anakku&quor; (Rut 1:11-13). Mereka bukanlah &quor;orang luar&quor; yang patut
dicurigai. Tidak ada seorang pun yang senang dicurigai. Apabila
sang mertua selaiu mencurigai menantunya, maka hal itu akan
menyebabkan kesusahan di dalam hati para menantunya.
4. Naomi berhasil menyaksikan imannya kepada menantunya (Rut
1:16-17). Sikap hidupnya yang baik memudahkannya untuk bersaksi
kepada Rut, yang pada mulanya adalah orang kafir. Hasilnya, Rut
menjadi percaya kepada Allah Yahweh. Dia dapat berkata, &quor;Tuhanmu
adalah Tuhanku, Allahmu adalah Allahku.&quor, 5. Naomi tidak memaksakan kehendak kepada menantunya. Dia menyadari
kebutuhan Rut yang masih muda. Dia memberi kebebasan kepada Rut
untuk memilih, apakah akan ikut dengan dia atau pulang ke
negerinya sendiri. Hal memaksakan kehendak sering kali menjadi
masalah. Ada sebagian mertua karena merasa diri cukup kaya,
berjasa, dan berpengalaman, berusaha memaksakan kehendak kepada
anak-anak dan menantu mereka. Cara yang pernah dipakai orang tua
pada masa lalu tidak selalu cocok/efektif pada zaman sekarang
ini. Misalnya, ada seorang mertua yang mau memakaikan pakaian
tebal kepada cucunya yang sedang menderita demam. Namun, hal itu
ditentang oleh menantu perempuannya. Karena berdasarkan nasihat
sang dokter anak, baju yang terlalu tebal akan menyulitkan udara
untuk keluar, akibatnya panas badan sang bayi sulit turun. Namun,
sang mertua tidak memaksakan kehendaknya, melainkan memberikan
kebebasan kepada ibu dari bayi itu untuk merawat dengan caranya
sendiri yang juga balk.
6. Naomi memikirkan kebaikan menantunya. Dia menyadari bahwa Rut
masih muda dan membutuhkan seorang suami yang bisa menjadi
sandaran hidupnya. Naomi mencarikan suami bagi menantunya yang
telah menjadi janda. Hal ini sangat jarang terjadi! Banyak mertua
malah berkata demikian, &quor;Enak saja, anakku sudah mati, sekarang
menantuku itu malah mencari jodoh baru. Aku sudah jadi janda,
biarlah menantuku menjadi janda juga.&quor; Naomi tidaklah bersikap
demikian. Dia memikirkan kebaikan menantunya. Naomi bukan saja
menunjukkan &quor;jalan&quor;, tetapi dia juga mengajari Rut langkah-
langkah yang perlu dilakukan untuk dapat memikat hati Boas (Rut
3:1-5). Naomi menasihati Rut agar ia berdandan rapi, mandi,
berurap, dan berpakaian baru. Karena kemiskinan, Rut menjadi
seorang wanita yang sangat bersahaja; mungkin ia kurang
memerhatikan penampilan, akibatnya dia nampak lebih tua daripada
usia yang sebenarnya. Naomi yang mengetahui kelemahan Rut itu
tidak menyoroti dan menjelek-jelekkannya di depan orang lain,
malah ia mengajari agar Rut terlihat lebih cantik. Hasilnya
adalah Rut dipersunting oleh Boas, pengusaha besar itu. Buah dari
pernikahan mereka adalah lahirlah anak yang bernama: Obed
(artinya: ibadah). Dari Obed, lahirlah Isai yang menjadi ayah
dari Raja Daud. Mereka menjadi nenek moyang dari manusia Yesus.
Selain teladan Naomi, kita juga perlu melihat diri Rut yang
memberikan teladan hidup yang baik sebagai seorang menantu.
1. Ia menganggap mertua sebagai orang tuanya sendiri yang perlu
ditemani, dirawat, dan dikasihi. Perhatikanlah perkataan Rut
kepada Naomi, &quor;Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang
dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke
situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ
jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah
Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah
aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan
lebih lagi daripada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku
dari engkau, selain daripada maut!&quor; (Rut 1:16-17). Sikap Rut yang
demikian manis kepada mertuanya itu diketahui dan dipuji-puji
oleh banyak orang, termasuk oleh Boas (Rut 2:11).
2. Rut tidaklah bersifat materialistis. Kesetiaannya kepada Naomi
bukanlah disebabkan mertuanya itu seorang yang kaya, tetapi
sebaliknya, Naomi telah jatuh miskin. Naomi sendiri berkata
kepada penduduk Betlehem, &quor;Dengan tangan penuh aku pergi, tetapi
dengan tangan kosong TUHAN memulangkan aku.&quor; (Rut 1:21a).
3. Rut menjadi seorang menantu yang rajin dan berinisiatif untuk
bekerja. Dia tidak menjadi seorang pemurung yang hanya menyesali
kemalangan nasibnya. Tanpa disuruh, ia memohon izin kepada
mertuanya untuk bekerja, &quor;Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut
bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.&quor;
(Rut 2:2a). Dengan rajinnya Rut terus sibuk bekerja dari pagi
sampai siang tanpa berhenti (Rut 2:7b).
4. Rut mau mendengar nasihat mertuanya. Sebagai seorang pendatang
dari bangsa Moab, pastilah Rut kurang memahami adat istiadat
orang Yahudi. Oleh karena itu, Naomi banyak membimbingnya,
khususnya pada waktu ia mencari seorang penebusnya, yakni Boas.
Respons Rut terhadap nasihat Naomi adalah: &quor;Segala yang engkau
katakan itu akan kulakukan.&quor; (Rut 3:5).
Jadi kesimpulannya: Naomi dan Rut saling mengasihi, memerhatikan,
dan saling baik. Alhasil, terciptalah hubungan yang begitu indah di
antara sang mertua perempuan dengan menantunya. Hubungan Anda pun
bisa demikian. Kuncinya adalah usaha bersama dan mohon pertolongan
dari Roh Kudus. Amin.
Diambil dari:
Judul buku: Hanya Maut yang Memisahkan Kita
Penulis: Pdt. Roby Setiawan, Th.D.
Penerbit: Setiawan Literature Ministry, Semarang 2007
Halaman: 78 -- 84
TELAGA _______________________________________________________________
MERTUA DAN MENANTU
Relasi mertua dan menantu acap kali menjadi sebuah relasi berduri.
Kesalahpahaman dan luka berjamuran; tidak jarang relasi suami istri
pun terpengaruh dan memburuk akibat masalah ini. Pertama, kita harus
melihat berbagai masalah yang kerap timbul antara mereka, kemudian
barulah kita mencari solusinya.
Jenis Konflik dan Solusi
1. Pasangan nikah tinggal di rumah mertua dan mertua memperlakukan
menantu sebagai &quor;tamu&quor; yang tidak memunyai hak atas pasangan
ataupun anak-anaknya. Dalam kasus ini, mertua harus merelakan
menantu untuk menjadi mitra, bukan bawahannya. Memberikan hak
penuh kepada menantu untuk berbuat sekehendak hatinya di rumah
memang tidak realistis dan tidak seharusnya sebab rumah ini
adalah tempat kediamannya. Jadi, apa yang dapat diharapkan oleh
menantu adalah ia dijadikan mitra. Secara konkretnya, mertua
mengajaknya terlibat dalam pengambilan keputusan menyangkut rumah
dan menantu mengajak mertua terlibat dalam pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan keluarga.
2. Pasangan nikah tinggal di rumah sendiri namun mertua ikut tinggal
bersama. Terjadi konflik karena perebutan hak dan kuasa, baik
atas pasangan, anak-anak, masak-memasak, atau urusan rumah
lainnya.
Dalam kasus ini, sebaiknya menantu yang mengundang mertua,
menjadi mitra, bukan tamu di rumahnya. Libatkanlah mertua dalam
pengambilan keputusan, baik yang menyangkut rumah maupun
keluarga. Mintalah pendapatnya, namun tetap keputusan akhir
berada di tangan menantu. Sebaliknya, mertua pun harus
mengonsultasikan keinginannya yang berkaitan dengan keluarga
kepada menantunya. Dalam pengasuhan anak, menantu dapat bertanya
pendapat mertua dan sebaliknya, mertua pun harus meminta izin
untuk beraktivitas atau melakukan sesuatu bersama anak-anak.
3. Pasangan nikah tinggal sendiri terpisah dari mertua, namun
terjadi konflik akibat tuntutan mertua dan menantu atas pasangan
dan anak. Ini sering terjadi bila mertua bergantung pada pasangan
atau sebaliknya, pasangan masih bergantung pada mertua.
Prinsip Relasi Mertua dan Menantu
1. Kita mesti mengutamakan relasi nikah di atas relasi anak-orang
tua. Kita tidak seharusnya melalaikan kebutuhan orang tua, namun
tidak boleh kita melakukannya di atas pengorbanan pasangan,
kecuali itu dikehendaki pasangan.
2. Orang tua bebas mengemukakan perasaannya kepada anak tanpa harus
dihantui rasa takut kalau-kalau keluh kesah ini akan disampaikan
kepada menantunya. Pernikahan tidak serta merta memutuskan relasi
orang tua-anak; jadi, anak tidak harus menceritakan komentar
orang tua kepada pasangannya dan menantu pun harus menghormati
privasi ini.
3. Pada dasarnya kebutuhan utama yang terkandung dalam setiap relasi
adalah kebutuhan untuk dihargai. Jadi, berikanlah.
4. Jangan memersoalkan hal kecil, maafkan dan lupakanlah. Firman
Tuhan mengingatkan, &quor;Akal budi membuat seseorang panjang sabar
dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran.&quor; (Amsal
19:11).
Sajian di atas, kami ambil dari isi kaset TELAGA No. 189A yang telah
diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan.
-- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat
e-mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org >
atau: < TELAGA(at)sabda.org > atau kunjungi situs TELAGA di:
http://www.telaga.org/ringkasan.php?mertua_dan_menantu.htm
TIPS _________________________________________________________________
BERDAMAI DENGAN MERTUA
Hubungan mertua-menantu menyisakan banyak cerita pahit ketimbang
manis. Beruntunglah Anda jika hubungan Anda dengan mertua berjalan
baik. Tapi di luar sana, begitu banyak menantu yang tersiksa dengan
mertuanya, terutama ibu mertua. Teman dekat saya begitu tertekan
selama lima tahun pernikahannya. Bukan karena suami, harta, atau
anak, tapi karena ibu mertuanya. Sejak ia menikah, ibu mertuanya
selalu saja membuat masalah. Dari protes terhadap hampir semua hal
yang ia lakukan dan menyebutnya sebagai &quor;tidak becus&quor;, ibu mertuanya
juga kerap &quor;meracuni&quor; sang suami sehingga berbuntut pertengkaran.
Lama kelamaan teman saya makin tidak tahan. Dalam beberapa kali
curhat, dia bahkan sempat berpikir untuk meninggalkan suaminya
karena hal ini. Wah, bahaya! Karena kasus ini banyak terjadi, setiap
menantu yang bermasalah dengan mertuanya memang tidak boleh
membiarkan ini terus terjadi. Mereka harus berupaya untuk berdamai
dengan mertuanya.
Ada banyak sebab yang membuat ibu mertua berlaku seperti itu. Sang
ibu mungkin melihat menantunya sebagai saingan yang telah &quor;merebut&quor;
perhatian anaknya. Sang ibu mungkin dulu diperlakukan buruk juga
oleh ibu mertuanya sendiri. Sang ibu mungkin juga memang berperangai
tidak baik sejak dulunya. Alasan lain mungkin juga ada.
Karena itulah, hal pertama yang harus dilakukan untuk berdamai
dengannya ialah dengan mengerti. Jika Anda berusaha mengerti keadaan
mertua dengan alasan apapun, Anda bisa lebih santai dalam menghadapi
beliau.
Hal kedua yaitu menjadi proaktif. Jangan tunggu dia yang lebih dulu
berdamai dengan Anda, tapi Anda yang harus memerlihatkan niat baik
Anda padanya terlebih dahulu. Lakukan apa yang bisa Anda lakukan
secara maksimal untuk membangun hubungan dengannya.
Hal ketiga ialah selalu berpikiran positif. Sekejam apapun ia, Anda
harus tetap selalu berpikiran positif. Paling tidak, berpikirlah
bahwa kekejamannya pada Anda adalah salah satu proses yang harus
Anda lewati untuk mendewasakan dan membuat Anda lebih sabar.
Hal keempat, Anda harus selalu menerima kenyataan dan bersyukur.
Bagaimanapun, ia adalah ibu yang melahirkan dan membesarkan pasangan
Anda. Karena itu, terima ia apa adanya dan bersyukurlah.
Hal kelima, Anda harus belajar mencuri hatinya dengan satu dan lain
cara. Mungkin Anda sudah coba semuanya. Tapi pasti ada satu dua hal
yang masih terlewat. Mungkin Anda jarang memberinya pujian yang
tulus dari hati atau mungkin Anda jarang menurut jika ia menyuruh
Anda melakukan sesuatu. Mungkin juga Anda tidak pernah mengajaknya
keluar bersama dan mentraktirnya makan siang di tempat kesukaannya.
Hal keenam, Anda harus berubah. Selamanya mungkin Anda tidak akan
pernah bisa mengubah ibu mertua. Tapi Anda sendiri bisa berubah
menjadi orang yang lebih baik setiap hari. Daripada mengharapkan
orang berubah, lebih baik berubah lebih dulu. Makin seringlah
tersenyum, mendengar ocehannya dengan serius, mengaku dan meminta
maaf kalau salah, dan lain-lain adalah beberapa contoh. Kalau Anda
berubah, tidak mustahil ibu mertua akan berubah pula. Harapkan yang
terbaik!
Hal ketujuh ialah jangan pernah membuatnya tersingkir dari aktivitas
keluarga. Bagaimanapun, ia adalah orang tua dan harus dihargai
kehadirannya. Dalam acara penting keluarga, seperti ulang tahun atau
pesta, mintalah ia untuk terlibat. Jika selama ini masalah Anda
ialah keterlibatannya yang berlebihan dalam setiap acara keluarga,
Anda harus mulai mengurangi rasa sebal dan berbicara/negosiasi
dengannya untuk bagi-bagi tugas.
Hal kedelapan, jangan menularkan rasa tidak suka Anda pada pasangan
(suami/istri). Jika Anda memang ingin curhat tentang ibunya, lakukan
dengan baik tanpa melebihkan atau ingin dibela. Berusahalah senetral
mungkin karena ia juga pasti menyayangi ibunya dan Anda. Jika niat
ingin berdamai terpancar dan bisa diketahui oleh pasangan, itu bisa
membantu proses terciptanya hubungan baik Anda dengan mertua.
Hal kesembilan yang harus diingat ialah pengampunan. Jika Anda
sangat membenci mertua, Anda harus melepaskan pengampunan atas
dirinya dulu jika ingin berdamai. Tanpa pengampunan, damai yang
berusaha Anda ciptakan akan terlihat pura-pura. Bukannya damai,
mertua malah bisa menyangka Anda punya maksud tidak baik dengan
berlaku manis padanya.
Hal kesepuluh, berdoalah untuk mertua Anda. Ini cara paling jitu
untuk membuatnya berubah menjadi lebih baik. Selalu ada harapan
dalam doa. Selalu ada jalan keluar jika Anda melibatkan Tuhan!
Kasihilah mertua Anda dan berdamailah dengannya ....
Diambil dari:
Nama situs: Jawaban.com
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://jawaban.com/news/relationship/detail.php?id_news=071214170446
INFO _________________________________________________________________
40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Yayasan Lembaga SABDA
<http://www.ylsa.org> dan Pelayanan Bangsa dalam Doa, mengundang
Anda semua untuk kembali bersatu hati berdoa selama bulan puasa,
terhitung mulai tanggal 22 Agustus -- 30 September 2008. Bahan pokok
doa yang disebut &quor,40 Hari Mengasihi Bangsa Dalam Doa&quor; telah
disiapkan. Untuk itu, jika Anda terbeban untuk ambil bagian berdoa
bagi bangsa, kami akan mengirimkan pokok-pokok doa melalui e-mail
untuk menjadi pokok doa kita bersama. Bagi Anda yang ingin
membagikan informasi ini ke teman-teman lain agar mereka pun bisa
ikut berdoa dengan memakai bahan pokok doa ini, silakan mengirim
permintaan ke alamat:
==> < doa(at)sabda.org >
Bagi Anda yang berminat untuk mendapatkan buku cetak &quor,40 Hari
Mengasihi Bangsa dalam Doa&quor;, silakan menghubungi:
Mengasihi Bangsa dalam Doa
P.O. Box 7332 JATMI JAKARTA 13560
atau via e-mail ke: fd40hdbb(at)yahoo.com
Catatan: [Ganti (at) dengan (@) saat mengirim email]
Pemohon yang ingin mendapatkan kiriman buku harap mencantumkan:
Nama jelas:
Alamat lengkap:
Kota dan kode pos:
Provinsi:
Nama lembaga:
No. telp./HP:
E-mail:
Jumlah eksemplar:
Marilah kita bersama berpuasa dan berdoa untuk Indonesia agar tangan
Tuhan yang penuh kuasa menolong dan menggugah hati nurani para
pemimpin bangsa ini untuk bertekad dan bersatu mengeluarkan bangsa
ini dari kemelut berbagai masalah yang berkepanjangan. Selamat
menjadi &quor;penggerak doa&quor; di mana Anda berada dan biarlah karya Tuhan
terjadi di antara umat-Nya, khususnya bagi bangsa Indonesia.
Jika Anda menginginkan arsip bahan pokok doa &quor,40 Hari&quor; dari
tahun-tahun sebelumnya, silakan berkunjung ke:
==> http://www.sabda.org/publikasi/40hari/
_______________________________e-KONSEL ______________________________
Pimpinan Redaksi: Christiana Ratri Yuliani
Staf Redaksi: Evie Wisnubroto
Penanggung Jawab Isi Dan Teknis Yayasan Lembaga SABDA
INFRASTRUKTUR dan DISTRIBUTOR Sistem Network I-KAN
Copyright(c) 2008
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda punya masalah/perlu konseling? atau ingin mengirimkan
Informasi/artikel/bahan/sumber konseling/surat/saran/pertanyaan/dll.
silakan kirim ke: konsel(at)sabda.org
atau ke: owner-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berlangganan: subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org
Arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Situs C3I: http://c3i.sabda.org/
Network Konseling: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_konseling
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |