Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-humor/897

e-Humor edisi 897 (1-10-2004)

MASALAH BESAR

Dear all,
Punya anak nakal? Gampang kok ngatasinnya ... :)

MASALAH BESAR
=============

Di suatu daerah perumahan di pinggir kota, tinggallah dua orang kakak 
beradik, umur 8 dan 10 tahun. Kedua anak itu terkenal dengan 
kenakalannya yang luar biasa. Kalau ada sesuatu yang tidak beres 
terjadi di lingkungan tsb. pastilah karena ulah mereka. Orang tua 
kedua anak ini betul-betul sudah kuwalahan dan tidak sanggup lagi 
menangani mereka. Ketika mendengar ada seorang pendeta yang sering 
menangani kasus anak nakal, maka ibu ini segera berembug dengan 
suaminya supaya pendeta itu berbicara dengan kedua anak mereka. 
Suaminya langsung saja setuju: "Cepat lakukan sebelum aku membunuh 
anak-anak bejat itu!"

Ibu itu segera pergi kepada pendeta dan menyatakan niatnya. Pak 
Pendeta setuju, tapi minta supaya ia bisa berbicara terlebih dahulu 
dengan anak yang berumur 8 tahun sendirian. Maka dikirimlah anak itu 
kepada pak Pendeta.

Bertemulah mereka, pak Pendeta duduk di belakang meja yang sangat 
besar dan berhadapan dengan anak nakal itu. Selama 5 menit pertama 
mereka hanya duduk berhadapan dan saling menatap satu dengan yang 
lain. Tapi akhirnya, pendeta menunjuk dengan jari telunjuknya persis 
ke muka anak itu, dan bertanya: "Di mana Tuhan?"

Anak itu melihat ke bawah meja, ke sudut ruangan, dan ke seluruh 
penjuru tempat, tetapi dengan diam seribu kata.

Sekali lagi dengan suara keras pendeta menunjuk ke arah anak itu dan 
bertanya: "Di mana Tuhan?"

Lagi-lagi anak itu mencoba melihat ke seluruh ruangan dan tetap tidak 
erbicara apa-apa. Untuk ke tiga kalinya, dengan suara yang lebih keras 
dan tajam, pendeta menunjuk jari telunjuknya tepat di depan hidung 
anak itu, dan bertanya: "Di mana Tuhan?"

Anak itu menjadi panik, lalu lari tunggang langgang pulang ke rumah. 
Ketika bertemu dengan kakaknya, ia cepat-cepat menarik kakaknya ke 
ruang atas, di tempat dimana mereka biasa merencanakan akal busuk 
mereka. Akhirnya anak itu berkata: "Wah, celaka, Kak, kita ada dalam 
masalah besar!"

Kakaknya bertanya: "Apa maksudmu kita ada dalam masalah besar?"

Anak itu menjawab: "Kayaknya Tuhan hilang, dan mereka pikir kitalah 
yang mencurinya...!"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
             "Hajarlah anakmu selama ada harapan, 
  tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya." (Amsal 19:18)
        < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+19:18 >
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sumber: Kiriman dari Joe Saladino  

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org