Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-humor/247

e-Humor edisi 247 (19-12-2001)

[KISAH NATAL] DUA BAYI DALAM SEBUAH PALUNGAN

Rabu, 19 Desember 2001

Kisah Natal 
-~-~-~-~-~-

DUA BAYI DALAM SEBUAH PALUNGAN
==============================

Dalam 1994, 2 orang Amerika menerima sebuah undangan Departemen
Pendidikan Rusia untuk mengajar Moral dan Etika (berdasarkan prinsip-
prinsip Alkitab) di sekolah-sekolah umum. Mereka diundang mengajar di
penjara-penjara, kantor-kantor, departemen kepolisian dan pemadam
kebakaran dan di sebuah tempat yatim piatu yang besar. Ada sekitar 100
penghuninya -- anak laki-laki dan perempuan, yang diterlantarkan,
ditinggalkan dan sekarang dirawat dalam program pemerintah.

Beginilah kisah yang diungkapkan dengan kata-kata mereka sendiri:

Waktu itu mendekati musim libur, 1994, saatnya anak-anak yatim piatu 
untuk pertama kalinya mendengar kisah tradisional Natal. Kami 
bercerita tentang Maria dan Jusuf ketika sampai di Bethlehem. Karena 
tidak mendapatkan penginapan mereka lalu pergi ke sebuah kandang 
binatang, dimana bayi Yesus lahir dan diletakkan dalam sebuah 
palungan.

Sepanjang kisah itu, anak-anak maupun staf rumah yatim itu begitu
diam, terpaku, terpukau dan takjub mendengarkan. Beberapa anak bahkan
duduk di tepi depan kursi seakan agar bisa lebih menangkap tiap kata.

Selesai berkisah, semua anak diberi tiga potong kertas karton untuk 
membuat palungan. Tiap anak kami beri sehelai kertas persegi, sobekan 
dari gulungan kertas kuning yang kami bawa. Di kota itu tidak ada 
kertas berwarna. Sesuai instruksi, anak-anak itu menyobek kertasnya, 
dengan hati-hati lalu menyusun sobekan pita-pita ibarat jerami kuning 
di palungan. Potongan-potongan kecil kain flanel, digunting dari gaun-
malam bekas seorang ibu Amerika saat meninggalkan Rusia untuk dipakai 
sebagai selimut kecil bayi itu. Bayi mirip bonekapun digunting dari 
lembaran felt yang kami bawa dari Amerika.

Mereka semua sibuk menyusun palungan masing-masing saat aku lewat 
diantaranya, ingin tahu kalau-kalau ada yang membutuh bantuan. 
Semuanya lancar, beres-beres saja sampai saat aku tiba di meja si 
kecil, Misha (seorang anak laki-laki). Kelihatannya ia berumur 
sekitar 6 tahun dan sudah menyelesaikan proyeknya.

Saat kulihat palungan bocah kecil ini, kaget dan heran sekali kok 
bukannya satu, melainkan ada dua bayi di dalamnya. Cepat-cepat 
kupanggil penterjemah agar menanyai anak kecil ini kenapa ada dua 
bayi. Dengan melipat kedua tangannya, sambil melihat karyanya itu, 
anak ini mulai mengulang kisah Natal itu dengan amat serius.

Untuk usia anak kecil ini, yang baru sekali mendengar kisah Natal, ia
meletakkan semua kejadian-kejadian demikian cermat dan telitinya,
sampai pada bagian kisah dimana Maria meletakkan bayi itu kedalam
palungan. Mulailah si Misha ini bergaya. Ia membuat sendiri penutup
akhir kisah ini dan bercerita,

"Dan saat Maria menaruh bayi itu di palungan, Yesus lalu melihat aku
dan bertanya apa aku punya tempat tinggal?. Aku bilang aku tak punya
mama dan aku tak punya papa, jadi aku tak punya tempat untuk tinggal.
Lalu Yesus bilang aku sih boleh tinggal sama dia. Tapi aku bilang
tidak bisa, sebab aku kan tidak punya apa-apa yang bisa kuberikan
sebagai hadiah seperti orang-orang dalam kisah itu. Tapi aku begitu
ingin tinggal bersamanya, jadi aku mikir-mikir, apa yah yang aku
punya yang bisa dijadikan hadiah. Aku pikir barangkali kalau aku
bantu menghangatkan dia, itu pasti jadi hadiah yang bagus."

"Jadi aku bertanya pada Yesus, 'Kalau aku menghangatkanmu, cukup
tidak itu sebagai kado?'"

Dan Yesus menjawab, "Kalau kamu menjaga dan menghangatkan aku, itu
bakal menjadi hadiah terbaik yang pernah diberikan kepadaku."

"Jadi begitu, terus aku masuk dalam palungan itu, lantas Yesus
melihatku dan bilang aku boleh kok tinggal bersamanya - untuk
selamanya."

Saat si kecil Misha berhenti bercerita, matanya meluber penuh air
mata, berlinang-linang jatuh membasahi pipinya yang kecil mungil.
Wajahnya ia tutupi dengan tangannya, kepalanya ia jatuhkan ke meja
dan seluruh tubuh serta pundaknya begitu bergemetar saat ia menangis
dan menangis. Yatim piatu yang kecil ini telah menemukan seseorang
yang tak pernah akan melupakan dan meninggalkannya, seseorang yang 
akan tinggal dan menemaninya untuk selamanya.

---------------------------------------------------------------------
 "Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di
                kediaman-Nya yang kudus; (Mazmur 68:6)
       < http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz68.htm 68:6 >
---------------------------------------------------------------------
Sumber   : Milis i-kan-ayahbunda (Kiriman dari: Aina <aina@>)
Subscribe: <subscribe-i-kan-ayahbunda@xc.org>

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org