Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-humor/244

e-Humor edisi 244 (14-12-2001)

[KISAH NATAL] MENCARI BAYI YESUS

Jumat, 14 Desember 2001

Kisah Natal 
-~-~-~-~-~-

MENCARI BAYI YESUS
==================

Ibu mertua saya, Ruby, tinggal di Indiana bagian selatan, di kota 
Paoli. Kami biasa merayakan Natal keluarga bersamanya. Penduduk kota 
Paoli mengenal makna Natal yang sesungguhnya. Setiap tahun, tepat 
sebelum parayaan hari "Thanksgiving", Herb --petugas dari instansi 
pemerintah bagian jalan-- menata patung Bayi Yesus, ibu Yesus, dan 
ayah Yesus, serta pelbagai jenis ternak dan orang majus, di halaman 
rumput gedung pengadilan. Keluarga Kudus itu ditempatkan di sudut 
lapangan dan tak seorangpun keberatan akan hal itu.

Meski Natal belum tiba, Wilson Roberts telah menghias toserbanya, 
sehari sesudah hari "Thanksgiving". Setiap tahun dekorasinya selalu 
sama-- sebuah papan berbentuk rusa Rudolf warna kuning emas yang 
digantung diatas meja kasir, dan stoples permen berbentuk tongkat dan 
sisa tahun lalu, di sebelah mesin hitung. Pagi itu tepatnya pukul 
8.50, orang-orang dari segenap penjuru kota menuju toserba itu untuk 
membeli hadiah. Ini semacam imigrasi yang dapat didedikasikan seperti 
yang dilakukan oleh burung layang-layang Capistrano.

Beberapa tahun yang lalu saya mampir ke toko itu untuk membeli satu 
set patung Natal. Minggu sebelumnya istri saya berkata, "Rumah ini 
perlu diisi satu set patung Natal." Maka sehari setelah hari 
"Thanksgiving", sementara setiap orang masih bermalas-malasan setelah 
kenyang menikmati kalkun, saya pergi ke toserba itu. Toko itu sangat 
kecil, namun penuh dengan barang-barang. Motto Wilson adalah "kita 
akan memiliki satu barang jika kita dapat menemukannya." Barang- 
barang dagangan selama 40 tahun ditumpuk hingga kelangit-langit 
ruangan. Kita harus bersusah payah bila ingin mencari barang tertentu. 
Bahkan saya menemukan sebuah poster Michael Jackson berdampingan 
dengan buku berjudul Farmer's Almanac (Almanak Petani) edisi tahun 
1959.

Saya masuk ke dalam mencari Pak Roberts. Ia sedang duduk di belakang
toko sambil mengisap cerutu, sementara abunya berceceran di lantai
toko yang terbuat dari kayu.

"Saya ingin membeli satu set patung Natal," kata saya.

Ia berkata, "Hmm, Anda pasti akan memilikinya bila kita dapat
menemukannya."

Ia pun mulai mencari. Ia mencari-cari di antara jaring rambut dan
jepit-jepit rambut. Tidak ada di sana. Ia mencari diantara selang-
selang kebun. Tidak ada di sana. Lalu di antara alat-alat pertamanan
dan barang-barang lainnya. Patung Keluarga Kudus itu tetap tak
ditemukannya. Ia mencari diantara kursi kebun, lalu di bawah stoples-
stoples permen, dan yap ... di situlah ia menemukannya.

Ia membersihkan debu pada dos itu, membukanya, dan mengecek isinya.
Sebuah palungan, seorang ibu yang sedang berlutut, seorang ayah yang
tampak bangga, tiga orang majus, satu domba, satu sapi, satu keledai,
dan satu Bayi Yesus. Semuanya tampak lengkap.

"Harganya dua belas dollar," katanya.

"Bagaimana kalau sepuluh?" tawar saya, Dosnya sudah robek dan telinga
si sapi hanya tinggal sebelah.

Wilson Roberts mengalihkan pandangannya ke arah saya, memindahkan 
cerutunya dari satu sisi mulutnya ke sisi yang lain, lalu berkata, 
"Baiklah." Kini kami memiliki satu set patung Natal buatan Perancis 
bahkan gipsya asli dari Paris, demikian yang tertulis pada dosnya.

Hari itu adalah kali terakhir saya bertemu dengan Wilson Roberts, 
karena ia meninggal pada tahun berikutnya. Kami harus melewati tokonya 
dalam perjalanan ke rumah Rubby untuk merayakan hari "Thanksgiving". 
Toserba itu sudah tutup. Toko itu mati bersama dengan kematian Wilson. 
Lalu Wal-Mart pindah ke situ dan orang menyebutnya suatu berkat. Saya 
jamin Anda tidak akan menemukan Farmer's Almanac edisi tahun 1959 
disana. Bahkan Anda tidak perlu repot-repot bertanya.

Saya kembali terkenang akan bagaimana Wilson mencari-cari Bayi Yesus
di antara jepit rambut dan alat-alat pertamanan. Terkadang untuk
mencari sang Maha Kudus kita harus menjelajah hingga ke segala sudut.

Setiap tahun pada akhir Natal, saya mengeluarkan satu set patung
Natal kami dan menatanya di atas piano dekat pintu depan. Dengan
demikian, ketika kami sibuk merayakan kelahiran Dia yang menyatakan
agar kita tidak cemas akan apa pun, kami dapat merenung sejenak dan
mengingat makna Natal yang sesungguhnya.


~ Philip Gulley ~

----------------------------------------------------------------------
 "TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk
    melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah."
                             (Mazmur 14:2)
     < http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz14.htm 14:2 >
----------------------------------------------------------------------
Sumber: Embun Bagi Jiwa Anda - Yayasan Gloria, p.36

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org