Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-humor/1625 |
|
e-Humor edisi 1625 (11-8-2009)
|
|
1625. KEKAYAAN DI DARAT BERBEDA DENGAN KEKAYAAN DI LAUT Seorang miliuner bertamasya naik kapal pesiar yang mewah. Namun, nasib sial menimpanya. Kapal pesiar yang ia tumpangi pecah. Ia terkatung-katung pada serpihan kapal tersebut. Dalam keadaan tidak berdaya, ia bernazar kepada Tuhan: "Jika aku selamat sampai di darat, akan kupersembahkan separuh dari kekayaanku." Tak lama kemudian datanglah tim SAR dan ia tertolong, selamatlah ia sampai di rumah. Lalu ia teringat akan nazarnya, ia menghitung kekayaannya dan ternyata sangat besar, lalu timbullah rasa sayang pada kekayaannya. Ia bingung. Ia sudah bernazar dan sekarang selamat. Kemudian, timbul ide dan ia berkata kepada dirinya sendiri, "Ketika aku bernazar di laut, kekayaanku hanya yang ada di dompet," ia membuka dompet dan menghitungnya, lalu membagi uangnya menjadi dua. "Kekayaan di laut beda dengan yang di darat, Tuhan," ia berdoa kepada Tuhan. ______________________________________________________________________ Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia. (Pengkhotbah 5:10) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Pengkhotbah+5:10 > ______________________________________________________________________ Sumber: Kumpulan Humor Segar di Sekitar Hidup Para Rohaniwan, Hal. 46 -- 47 |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |