PLESTER AKU CINTA KAMU

Shalom,

Halo para pelanggan setia e-Humor, sampai juga kita akhirnya di edisi
terakhir e-Humor bulan Juli ini. Seperti biasa, kami sudah menyiapkan
tiga humor yang kami harap dapat menghibur Anda semua. Kali ini, kami
sudah menyiapkan humor-humor dengan tema remaja, khususnya yang
berhubungan dengan cinta, hehehe. Asik ya sepertinya temanya? Jadi,
yuk buruan simak!

In Christ,
Staf Redaksi e-Humor,
Dian Pradana
http://www.sabda.org/publikasi/e-humor/
http://humor.sabda.org/


                    1618. PLESTER AKU CINTA KAMU

Cewek-cewek Jepang sedang dilanda demam Plester Anti Patah Hati.

Konon, plester itu memang manjur untuk mengundang hadirnya seorang
cowok idaman. Caranya mudah sekali.

Tulislah nama cowok yang ditaksir itu di lengan kiri dekat ketiak.
Lalu tutuplah dengan plester itu selama 3 hari. Seminggu kemudian,
sang cowok pasti hadir dan menjalin persahabatan yang amat intim.

Kokhu Bhisiki, seorang gadis Jepang, rupanya percaya pada plester
berjampi-jampi itu. Ia ingin sekali menjadi kekasih cowok ganteng yang
sering dijumpainya di perpustakaan kampusnya. Tetapi sayangnya, ia
tidak tahu nama lengkap cowok itu. Ia hanya tahu bahwa nama cowok itu
ada moto-motonya.

Apa boleh buat! Dengan data seadanya, Kokhu Bhisiki segera menuruti
anjuran plester manjur itu.

Benar! Seminggu kemudian, pada suatu malam yang sepi, pintu
apartemennya diketuk seseorang. Dari balik kaca, Kokhu Bhisiki melihat
bayangan orang yang mengetuk pintu itu persis seperti tampang cowok
idamannya. Dengan hati yang berbunga-bunga dibukanya pintu itu, dan
... Kokhu gemetar lemas.

Tentu saja! Cowok yang berdiri di depan pintu adalah Akimoto, si
tukang potret jalanan yang sudah renta.

"Aku cinta kamu, Kokhu ...."
______________________________________________________________________
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Filipi+4:6 >
______________________________________________________________________
Sumber: Senyum Sana Sini, hal. 108