Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/143

e-Doa edisi 143 (11-1-2018)

Keberanian dalam Doa

Keberanian dalam Doa -- Edisi Januari 2018, Vol. 10 No. 143
 
Gambar: Situs Doa

Publikasi Elektronik Doa
Keberanian dalam Doa

Edisi Januari 2018, Vol. 10 No. 143
 

Salam dalam kasih Kristus,

Halo, bagaimana kabar Anda semua, pelanggan publikasi e-Doa? Mengawali edisi pembuka tahun ini, seluruh redaksi publikasi e-Doa mengucapkan Selamat Tahun Baru 2018 kepada Anda. Kasih karunia dan anugerah Allah kiranya menyertai hidup kita senantiasa sepanjang tahun 2018.

Pada tahun yang baru ini, biarlah kita semua memiliki semangat dan inspirasi yang baru untuk menghadapi tahun yang baru. Apa pun yang pernah menjadi kegagalan atau peristiwa buruk yang kita alami pada tahun lalu kiranya tidak menjadi penghalang bagi kita untuk terus melangkah maju bersama Tuhan. Firman Allah dan kehidupan doa kiranya terus menjadi penuntun kehidupan kita hari lepas hari untuk berjalan bersama Tuhan. Tentu saja, tantangan, pergumulan, serta suka duka akan mewarnai kehidupan kita, tetapi biarlah kita senantiasa dikuatkan karena "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Filipi 4:13). Untuk itu, terimalah dua bahan sajian kami yang akan menjadi berkat bagi Anda untuk mengawali tahun ini. Allah kita adalah Allah yang berkuasa dan setia. Karena itu, mari kita terus melangkah dengan berani bersama Tuhan dalam setiap aspek hidup kita, termasuk dalam kehidupan doa. Amin.

N. Risanti

Pemimpin Redaksi e-Doa,
N. Risanti


RENUNGAN Allah Gunung dan Jalanan

Bacaan: Mazmur 121

Tuhan akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.

Mazmur 121 adalah kesukaan ayah saya. Orang Skotlandia menyebutnya "Mazmur orang yang bepergian". Ketika seorang anggota keluarga, tamu, atau teman akan menempuh suatu perjalanan, Mazmur ini dibacakan, atau lebih seringnya dinyanyikan pada waktu doa keluarga. Saat ayah saya remaja, ia meninggalkan Eropa sendirian untuk pergi ke Amerika Serikat, dan diantar pergi dengan Mazmur ini.

Selama bertahun-tahun, ayah saya menikmati hari-hari yang menyenangkan serta bertahan melalui hari-hari yang gelap dan menakutkan. Ia membawa kata-kata dalam Mazmur 121 ini ketika memasuki medan perang semasa Perang Dunia I, juga saat ia keluar dari medan perang, yakni ketika ia terbaring di rumah sakit selama hampir setahun dalam proses penyembuhan dari luka granat.

Allah gunung dan jalanan

Dalam ayat 1, Pemazmur melayangkan pandangannya melintasi gunung-gunung kepada Allah yang menciptakannya. Ayah saya tinggal di daerah yang paling keras di New York. Walaupun jarang melihat pegunungan, ia berpegang pada jaminan bahwa Allah yang menciptakan gunung-gunung adalah Allah yang menciptakan jalanan berbahaya.

Begitu banyak jalan "keluar masuk" yang telah dilalui ayah saya sepanjang 87 tahun hidupnya. Dan, ketika ia "keluar" untuk terakhir kalinya, saya percaya ia menyanyikan Mazmur 121 sembari turun ke lembah dan pulang ke "rumah di sisi yang lain".

Kita memiliki jaminan bahwa Allah, yang menciptakan gunung dan jalanan, berjalan di depan setiap orang yang percaya Kristus.

Karena Allah beserta kita, kita tidak perlu takut akan apa yang ada di depan kita.

Download Audio

Diambil dari:
Nama situs : SABDA.org
Alamat URL : http://sabda.org/publikasi/e-rh/2004/10/06/
Judul renungan : Allah Gunung dan Jalanan
Penulis renungan : Haddon Robinson
Tanggal akses : 10 Oktober 2017


ARTIKEL Apa pun yang Diperlukan, Tuhan

Kita ingin menjadi orang-orang yang mengasihi Yesus dengan segenap hati, yang memercayai Dia sepenuhnya, mengikuti-Nya dengan setia, dan menghasilkan buah yang maksimal untuk nama-Nya. Kita ingin dipenuhi Allah sebanyak mungkin yang bisa kita pegang (Efesus 3:19). Kita tidak ingin menjadi suam-suam kuku (Wahyu 3:16), atau menyia-nyiakan hidup kita yang singkat di bumi (Wahyu 3:16).

Jadi, mari kita merenda doa kita dengan permintaan "Apa pun yang diperlukan".

Doa Teraman

Selama bertahun-tahun, banyak orang mengatakan kepada saya bahwa mereka takut berdoa "apa pun yang diperlukan" karena Allah mungkin benar-benar menjawabnya. Dan, jika melakukannya, Dia mungkin akan membuat mereka melakukan hal-hal yang sulit atau pergi ke tempat-tempat sulit di mana mereka bisa menderita. Dia mungkin akan menyingkirkan orang-orang dan hal-hal yang mereka cintai. Dia mungkin membuat mereka menderita. Berdoa "apa pun yang diperlukan" terasa berbahaya.

Bold prayer

Saya memahami ketakutan ini. Dahulu, saya juga merasakannya. Kita melihat apa yang dialami beberapa orang kudus, dan kita berpikir, "Tidak, terima kasih". Akan tetapi, jika membaca Ibrani 11, kita mendapati bahwa orang-orang kudus yang sepertinya membayar harga yang besar untuk sepenuhnya mengikuti Allah bukanlah orang kudus stoic (stoic: orang-orang yang mampu menanggung penderitaan tanpa mengeluh - Red.) yang memilih ketaatan di atas sukacita, tetapi orang kudus hedonis (hedonis: orang yang mencari kebahagiaan, dalam hal ini melalui penderitaan - Red.) yang, seperti Yesus, memilih ketaatan yang mahal demi sukacita mereka (Ibrani 12:2). Mereka menganggap kesulitan yang mereka alami pantas dibayar harganya karena sukacita atas upah mereka begitu besar (Ibrani 11:26).

Setelah bertahun-tahun berdoa "apa pun yang diperlukan", saya dapat memberi tahu Anda bahwa ketakutan saya sebelumnya salah tempat. Dahulu, saya takut dengan hal yang salah. Tidak berbahaya untuk berdoa seperti itu; yang berbahaya adalah tidak berdoa seperti itu.

Doa "apa pun yang diperlukan" adalah cara untuk mengalami sukacita yang tidak terkatakan (1 Petrus 1:8), bukan kesengsaraan. Saya telah belajar bahwa memilih untuk tidak meminta Allah melakukan "apa pun yang diperlukan" karena takut kehilangan sesuatu ibarat menukar makan malam Thanksgiving karena saya takut melepaskan sebungkus Cheetos.

Dalam Kristus

Kita tidak pernah lebih aman daripada saat kita berada di tangan Yesus (Yohanes 10:28). Dan, cara teraman yang bisa kita doakan adalah meminta Allah untuk melakukan apa pun yang diperlukan agar sukacita Yesus ada dalam kita dan agar sukacita kita penuh (Yohanes 15:11).

Allah Hanya Ingin Memberi Anda Karunia yang Baik

Saya tidak ingin menyesatkan Anda. Jawaban Allah atas doa saya telah menghasilkan beberapa pengalaman paling sulit dalam hidup saya. Namun, dengarkanlah saya: Saya tidak akan menukarkan satu pun pengalaman itu dengan dunia ini. Semuanya hanya mendorong saya untuk lebih banyak berdoa karena harapan yang mengandung sukacita yang saya rasakan melaluinya (Roma 5:2).

Memang benar bahwa Allah sering menjawab doa kita dengan cara yang tidak kita duga. Namun, Dia hanya melakukan ini untuk sukacita kita. Allah selalu mengejar kita dengan kebaikan dan belas kasihan (Mazmur 23:6). Dengarkan bagaimana Yesus menggambarkan sikap Bapa terhadap kita saat Dia mendorong kita untuk berdoa:

"Jadi, jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Matius 7:11)

"Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu." (Lukas 12:32)

"Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yohanes 15:7)

Bapa sama sekali tidak memiliki keinginan untuk memberi kita kesengsaraan saat kita meminta sukacita (Matius 7:9-10).

Jangan takut untuk berdoa, "Apa pun yang diperlukan, Tuhan"

Jadi, jangan takut untuk berdoa, "Apa pun yang diperlukan, Tuhan." Yang kita lakukan hanyalah meminta hal-hal yang akan membuat kita dan orang lain paling bahagia kepada Bapa kita (Lukas 11:13; Matius 13:44; Efesus 1:17-18; Efesus 3:19; Kolose 4:3). Doa ini tidak akan membahayakan sukacita kita, justru menghasilkan sukacita yang lebih (Yohanes 15:11; Mazmur 16:11).

Setiap kecurigaan yang kita miliki bahwa Allah akan membuat kita menderita dalam menjawab doa kita yang sungguh-sungguh supaya lebih di dalam Dia adalah tipuan setan. Iblis sedang melemparkan pencerahan yang menipu pada Kitab Suci dan pengalaman kita, bermain atas ketakutan kita sehingga ia dapat menipu kita dari sukacita yang Allah ingin berikan kepada kita. Kita tidak boleh membiarkan ketakutan karena tidak percaya kita itu menentukan sifat doa kita.

Whatever it takes

Itulah mengapa sebenarnya lebih berbahaya untuk tidak berdoa seperti itu. Kita hidup di medan perang kosmis, dimusuhi oleh kuasa spiritual yang jahat, yang jauh melampaui kekuatan kita (Efesus 6:12). Kita benar-benar membutuhkan Allah untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk mengalahkan mereka. Dan, Dia memilih sering melakukannya melalui doa-doa kita (Roma 15:18; Filipi 1:19).

Jadi, mari kita dengan berani mendekati takhta kasih karunia (Ibrani 4:16), dan meminta sebanyak yang bisa kita dapatkan, apa pun yang diperlukan. Sebab, permintaan itu ditujukan kepada Dia yang paling kita kasihi untuk memberikan yang paling kita perlukan, yang akan membuat kita paling bahagia. Jangan kita takut karena tidak ada doa lain yang lebih aman. (t/Danang)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat URL : http://www.desiringgod.org/articles/whatever-it-takes-lord
Judul asli artikel : Whatever It Takes, Lord"
Penulis artikel : Jon Bloom
Tanggal akses : 17 Juli 2017
 
Stop Press! Publikasi e-Konsel

Publikasi e-Konsel

Aneka permasalahan hidup senantiasa menjadi bagian yang tidak terelakkan dalam kehidupan orang percaya. Tidak hanya membutuhkan jalan keluar serta solusi yang tepat, bimbingan serta hikmat yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan menjadi kebutuhan yang diperlukan oleh setiap orang Kristen yang bergumul. Dalam menjawab kebutuhan para pelayan kristiani yang bergerak dalam bidang konseling Kristen dan bimbingan alkitabiah, Yayasan Lembaga SABDA menghadirkan publikasi e-Konsel. Dengan berbagai artikel, bimbingan alkitabiah, tanya-jawab, komunitas konselor, tip, serta renungan yang bermutu, publikasi ini akan mendukung pelayanan Anda untuk melayani sesama serta orang-orang percaya yang membutuhkan.

Untuk mendapatkan bahan-bahan e-Konsel secara gratis, Anda cukup mengirimkan alamat email ke < subscribe-i-kan-konsel@hub.xc.org > atau ke < konsel@sabda.org >. Setelah menjadi pelanggan, publikasi e-Konsel akan dikirimkan ke email Anda, setiap hari Selasa minggu kedua.

Tunggu apa lagi, daftarkan diri Anda dan jadilah pelayan bagi sesama bersama publikasi e-Konsel!

Situs C3I
e-Konsel
@sabdakonsel
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Doa.
doa@sabda.org
e-Doa
@sabdadoa
Redaksi: N. Risanti, Margaretha I., dan Rostika
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2018 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org