Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-doa/3

e-Doa edisi 3 (18-5-2009)

Roh Kudus dan Doa

______________________________e-Doa___________________________________
                     (Sekolah Doa Elektronik)
______________________________________________________________________
DAFTAR ISI

EDITORIAL
ARTIKEL DOA: Doa dan Kebangunan Gereja
TOKOH DOA: Nehemia: Doa dan Visi
SURAT ANDA: Mohon Dukungan Doa Agar Urusan Visa Lancar
STOP PRESS: Situs Wanita Kristen: Wanita dalam Kristus
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Shalom,

  Terkadang pada saat kita berdoa, kita tidak tahu apa yang harus kita 
  ucapkan dan doakan. Terkadang pula ketika kita sedang berdoa, ada 
  sebuah "beban" yang Allah taruh di dalam hati kita, di mana kita 
  didorong untuk mendoakan sesuatu. Roh Kudus memainkan andil yang 
  cukup besar ketika kita berdoa, di mana Ia akan memberikan 
  "perkataan" dalam mulut kita ketika kita sudah tidak tahu apa lagi 
  yang harus kita doakan, dan beban yang Tuhan taruh dalam hati kita 
  ketika kita berdoa adalah peran Roh Kudus juga. Adalah sangat 
  penting mengetahui apa saja yang dapat Roh Kudus lakukan dalam 
  kehidupan kita sehari-hari, khususnya ketika kita sedang berdoa.

  Publikasi e-Doa edisi ketiga mencoba memberikan gambaran mengenai 
  peran Roh Kudus di dalam doa. Simak juga seorang tokoh doa, Nehemia, 
  yang memiliki visi yang besar terhadap bangsanya, serta kehidupan 
  doanya yang luar bisa dengan sikap hati yang senantiasa mengandalkan 
  Tuhan dalam segala hal. Kiranya apa yang kami sajikan dapat membantu 
  dan memberkati Anda semua. Tuhan memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-Doa,
  Novita Yuniarti
  http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/

______________________________________________________________________
ARTIKEL DOA

                      DOA DAN KEBANGUNAN GEREJA

  Doa Berkait dengan Kebangunan

  Sebelum Tuhan Yesus lahir ke dunia, Allah telah menyediakan seorang 
  wanita yang siang malam berdoa untuk itu. Wanita itu sudah berusia 
  84 tahun. Akhirnya, sebelum meninggal, ia sempat menyaksikan 
  kelahiran Tuhan Yesus. Selain itu, Allah juga menyediakan seseorang 
  bernama Simeon yang berada di Bait Allah ketika Yesus disunat pada 
  hari kedelapan. Pertama kali Anak Allah mengalirkan darah-Nya di 
  dalam dunia bukan di atas kayu salib, tetapi 33,5 tahun sebelumnya. 
  Dia mengalirkan darah bagi Anda dan saya pada waktu Dia disunat, 
  karena Dia harus menaati semua tuntutan Hukum Taurat. Ketika Yesus 
  disunat pada hari yang kedelapan, Maria dan Yusuf mempersembahkan 
  korban di Bait Allah. Simeon menggendong Yesus yang masih bayi itu 
  sambil berkata, "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi 
  dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah 
  melihat keselamatan yang dari pada-Mu." (Lukas 2:25-30)

  Telah lama dia merindukan hal itu, sampai Tuhan memberinya 
  kesempatan untuk menyaksikan apa yang dia rindukan. Terkadang 
  kebangunan terjadi setelah orang yang mendoakannya meninggal, tetapi 
  ada kalanya kebangunan terjadi sebelum ia meninggal. Berbahagialah 
  orang yang masih sempat menyaksikan kebangunan itu terjadi. Tetapi 
  kalau tidak sempat pun tidak apa-apa, karena setelah mati pun masih 
  bisa menyaksikan. Jangan Anda mengira orang mati tidak bisa 
  menyaksikan, kecuali dia yang mati di dalam dosa. Kalau demikian, 
  mungkinkah tanpa gerakan Tuhan, seorang bisa berdoa untuk 
  kebangunan? Jawabnya tidak. Kalau kita merasa perlu ada kebangunan 
  dan kita mulai berdoa bagi hal tersebut, berarti Roh Kudus telah 
  memberikan pengertian dan menggerakkan kita untuk berdoa.

  Doa Sejati Awal Kebangunan Sejati

  Apakah kebangunan terjadi karena doa manusia? Kebangunan adalah 
  anugerah Tuhan, maka bukan karena kita berdoa lalu Tuhan mengadakan 
  kebangunan, dan bila kita tidak berdoa maka Tuhan tidak mengadakan 
  kebangunan. Kalau demikian, bukankah ini merupakan pernyataan yang 
  bersifat kontradiktif? Bukankah sejarah bungkam dan tidak pernah 
  mencatat kebangunan yang tidak dimulai dengan doa? Berarti kita 
  berdoa dulu, baru kebangunan terjadi. Kalau begitu, bukankah doa 
  yang mengakibatkan kebangunan? Berdoa dahulu, baru terjadi 
  kebangunan, kalau tidak berdoa berarti tidak akan terjadi 
  kebangunan. Secara urutan waktu dan secara tertulis memang betul, 
  berdoa dahulu baru terjadi kebangunan. Jadi, bukankah kebangunan 
  merupakan hasil doa kita? Kita memberi perintah kepada Allah, dan 
  Allah menaatinya? Tidak. Karena doa yang benar sudah merupakan 
  permulaan dari kebangunan yang sesungguhnya. Artinya, anugerah Tuhan 
  selalu mendahului reaksi manusia.

  Kalimat "Karena saya berdoa, maka Allah memberikan anugerah kepada 
  saya," sepintas lalu kedengarannya benar. Namun jika kalimat 
  tersebut dibalik, "Karena saya tidak berdoa, maka Allah tidak 
  memberikan anugerah-Nya kepada saya," menjadi kurang benar. Itulah 
  yang diucapkan oleh Agustinus. Lalu dia menyambung lagi dengan 
  kalimat: "Karena tanpa anugerah-Mu, saya tidak bisa berdoa. Saya 
  bisa menaikkan doa yang benar, yang sesuai dengan kehendak-Mu itu 
  karena doa saya sudah disucikan, sudah Engkau tolong."

  Doa Sejati Digerakkan oleh Roh Kudus

  Di dalam Roma 8:26, dicantumkan bahwa Roh Kudus mengetahui dan 
  menolong kita berdoa dengan keluh kesah dalam kalimat yang tidak 
  terkatakan. Doa kita sering salah dan egosentris. Kalau kita sering 
  berdoa dengan cara yang salah, tidak berfokus, tidak mencari 
  kemuliaan kerajaan dan kebenaran Allah terlebih dahulu, selalu 
  menaikan doa yang membuat Tuhan marah, maka semakin kita berdoa, 
  Tuhan akan semakin jengkel dan semakin membenci kita. Oleh sebab 
  itu, doa kita tidak dikenan Tuhan. Doa kita perlu dikoreksi. Lalu 
  bagaimana doa kita yang egosentris, yang sering salah, yang tidak 
  berfokus, serta yang tidak sesuai dengan kehendak Allah itu bisa 
  dikoreksi dan diterima oleh-Nya? Untuk tugas itulah Allah mengirim 
  "Parakletos". Allah mengirim Penghibur yang agung, yang sekaligus 
  menjadi guru untuk memimpin kita ke dalam kebenaran. Roh Kudus 
  menolong kita berdoa, dengan keluh kesah yang tidak terkatakan. 
  Artinya, Dia menolong kita dengan sabar, bagaikan seorang ibu yang 
  menjaga dan membimbing anaknya yang nakal sekali. Ia diajar, 
  dikoreksi, dan didoakan dengan keluh kesah. Demikian juga cara yang 
  dipakai Roh Kudus.

  Pengertian ayat ini adalah bahwa permintaan kita yang selalu 
  egosentris, bersalah, tidak berfokus, dan tidak sesuai dengan 
  kehendak Tuhan hanya bisa dikoreksi, ditolong, dan diberi kekuatan 
  oleh Roh Kudus. Pada waktu kita malas berdoa, pada waktu kita tidak 
  merasa perlu untuk berdoa, pada waktu kita tidak mau berdoa dengan 
  sungguh-sungguh, Roh Kuduslah yang menolong, memberi kekuatan, dan 
  dorongan kepada kita, sehingga kita bisa berdoa. Kita minta kepada 
  Tuhan untuk bisa merendahkan diri di hadapan-Nya, agar doa kita bisa 
  dibenarkan oleh Roh Kudus dan bisa diterima oleh Tuhan. Bapa di 
  surga menerima doa kita, karena di tengah-tengah surga dan manusia 
  terdapat pengantara, yaitu Yesus Kristus, yang sudah mati dan 
  bangkit, yang telah mengalahkan segala penguasa dengan kuasa-Nya. 
  Bapa di surga menerima Yesus Kristus sebagai Pengantara, sehingga 
  doa kita bisa sampai kepada Dia, karena doa kita sudah dikoreksi, 
  dibenarkan, dan ditolong oleh Roh Kudus. Itulah doa.

  Doa berarti saya sadar bahwa diri saya hanyalah manusia. Saya
  menaklukkan diri di bawah kedaulatan Allah. Saya memerlukan Dia,
  bukan untuk menyombongkan diri atau membanggakan diri, tetapi untuk
  menjadi sandaran di dalam doa saya. Saya berdoa kepada Bapa di dalam
  nama Anak melalui pimpinan Roh. Roh Kudus menolong kita berdoa dan
  memperhalus doa kita, Roh Kudus memberi ketekunan, mengoreksi, dan
  membawa kita ke dalam Roh yang sesungguhnya. Itu yang disebut berdoa
  di dalam Roh.

  Jangan berpikir bahwa berdoa di dalam Roh itu adalah doa yang 
  dinaikkan dengan bahasa roh. Karena dengan berpikiran begitu, 
  berarti kita terlalu berani menafsirkan Alkitab dengan salah. 
  Alkitab berkata, berjalan di dalam Roh, taat di dalam Roh, hidup di 
  dalam Roh, melakukan segala sesuatu di dalam Roh, mengapa kita hanya 
  menafsirkan berdoa di dalam Roh adalah berdoa dengan bahasa roh? 
  Bagaimana dengan berjalan di dalam Roh, hidup di dalam Roh, dan 
  berbuat segala sesuatu di dalam Roh? Adapun maksud berdoa di dalam 
  Roh, hidup di dalam Roh, dan taat pada pimpinan Roh adalah takluk 
  kepada Roh Allah di dalam rohmu, yaitu mengakui akan kedaulatan Roh 
  yang menguasai seluruh keberadaan Anda, baik pada waktu Anda berdoa, 
  bersandar, bertindak, berjalan, maupun hidup. Itulah yang disebut 
  "dalam Roh".

  "En Christos" (di dalam Kristus) adalah status hidup yang baru. "En 
  Pneuma" (di dalam Roh Kudus) adalah hidup baru yang dinaungi dan 
  dipimpin sepenuhnya oleh Roh Kudus. Di dalam Kristus dan di dalam 
  Roh ada dua hal yang membuat kita berada di dalam Allah. Di sini 
  kita menyaksikan bahwa kasih Allah dicurahkan kepada kita melalui 
  Kristus dan kasih Allah memenuhi kita melalui Roh kudus. Dan kasih 
  yang dari Allah kepada kita itulah yang mengakibatkan kita hidup di 
  dalam Kristus melalui pimpinan Roh. Allah Tritunggal terus bekerja, 
  bersirkulasi, dan memberi pengertian tentang Kitab Suci. Biarlah 
  kita memunyai kestabilan dan keseimbangan. Jika "berdoa di dalam 
  roh" diartikan berdoa dengan bahasa roh, apakah "hidup di dalam roh" 
  berarti hidup dengan bahasa roh, dan "berjalan di dalam roh" berarti 
  berjalan dengan bahasa roh atau berjalan tanpa menginjak tanah? 
  Harap kita mengerti dan menafsir firman Tuhan secara lebih 
  bertanggung jawab.

  Lalu bagaimana dengan "beribadah di dalam roh"? Ibadah di dalam roh 
  berarti beribadah dengan hati yang sepenuhnya ditaklukkan kepada 
  pimpinan Roh Kudus. Jika seluruh hidup dan kelakuan kita ditaklukkan 
  di bawah tuntunan Roh Kudus, di situ kita dikatakan "berjalan di 
  dalam roh". Konsep-konsep Alkitab ini sebenarnya sedemikian mudah 
  dimengerti. Meskipun sederhana, tetapi mendalam. Janganlah kita 
  melepas-lepaskannya sehingga menjadi kepingan-kepingan yang artinya 
  menjadi kacau. Paulus menegaskan bahwa berdoa di dalam Roh bukan 
  berarti tidak dengan pengertian. Karena jika Anda hendak berdoa di 
  dalam roh, Anda juga harus berdoa dengan pengertian. Bukan berarti 
  kalau kita mengatakan "roh ... roh ..." maka kita yang berdoa di 
  dalam Roh, tidak lagi memakai pikiran.

  Paulus berkata, "Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan 
  berdoa juga dengan akal budiku." Di dalam Roh, kita betul-betul taat 
  kepada Tuhan, tetapi pengertian (akal budi) kita tetap bertanggung 
  jawab. Kita perlu senantiasa mempertanyakan apakah semua yang kita 
  taati itu sesuai dengan Alkitab atau tidak. Jangan hanya berdoa di 
  dalam Roh, tapi berdoa juga di dalam pengertian (akal budi). Namun, 
  ayat ini sudah dibalikkan oleh banyak orang. Ada orang-orang yang 
  tidak bertanggung jawab mengatakan bahwa jika kita berdoa dengan 
  kalimat-kalimat yang bisa dimengerti, maka orang itu tidak memunyai 
  Roh. Berdoa di dalam Roh, ialah berdoa dengan tidak memakai kalimat, 
  tidak memakai pengertian. Hal ini jelas sekali membalikkan fokus 
  ajaran Alkitab. Di Korintus terdapat banyak orang yang menganggap 
  dirinya bisa berdoa dengan bahasa roh, yaitu mereka kira berdoa 
  dengan tidak memakai pengertian. Oleh karena itu, Paulus berkata, 
  "Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan 
  akal budiku." Jangan dibalikkan. Orang yang menafsirkan Alkitab 
  dengan sembarangan, yang membalikkan ayat-ayat firman Tuhan, telah 
  menghilangkan makna dan fokus dari ajaran Alkitab itu. Ia harus 
  bertanggung jawab kepada Tuhan.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Roh Kudus, Doa, dan Kebangunan
  Penulis: Pdt. DR. Stephen Tong
  Penerbit: Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta 1995
  Halaman: 111 -- 117

______________________________________________________________________
TOKOH DOA

                       NEHEMIA: DOA DAN VISI

  Pada zaman pembuangan bangsa Israel di tanah Persia, Nehemia adalah 
  seorang Yahudi yang memunyai kedudukan cukup tinggi dan memunyai 
  hubungan dengan raja negeri itu, Artahsasta. Ia mendapat izin dan 
  dukungan raja untuk kembali ke Yerusalem guna membangun 
  tembok-tembok kotanya yang telah runtuh. Di bawah kepemimpinan 
  Nehemia, tembok Yerusalem selesai dibangun dalam 52 hari (Nehemia 
  6:15). 
  Keberhasilan itu membuat malu musuh-musuh Israel yang 
  mencemoohnya (Nehemia 6:16).

  Semasa di Persia, Nehemia menjadi juru minum raja, sebuah jabatan 
  yang istimewa. Raja Artahsasta sangat peduli dengan Nehemia dan mau 
  mendengarkan aspirasi orang kepercayaannya itu. Dari hubungan itulah 
  Nehemia berhasil melobi Artahsasta sehingga diberi izin untuk pulang 
  ke Yerusalem guna membangun kota itu kembali (Nehemia 2:5). Bahkan, 
  raja berkenan memberinya bantuan material berupa kayu-kayu untuk 
  membangun pintu-pintu gerbang, bait suci, dan tembok kota Yerusalem 
  (Nehemia 2:8).

  Ketika tiba di Yerusalem, Nehemia melakukan penyelidikan rahasia 
  untuk kemudian membuat perencanaan pembangunan (Nehemia 2:11-15). 
  Selanjutnya, ia membagikan visi pembangunan itu kepada orang-orang 
  Yahudi dan mereka pun merespons sangat positif (Nehemia 2:17). 
  Dengan wibawa kepemimpinan yang kuat, Nehemia segera menggerakkan 
  banyak orang untuk terlibat langsung dalam proses pembangunan tembok 
  Yerusalem (Nehemia 3). Ketika pembangunan menghadapi tantangan, 
  Nehemia menetapkan strategi-strategi yang jitu (Nehemia 4:16-19).

  Nehemia bukan hanya berhasil membangun tembok Yerusalem, tetapi juga 
  menjadi seorang pengembang (developer) yang mengatur perkembangan 
  kota Yerusalem, baik secara teknis maupun tatanan sosial 
  masyarakatnya (Nehemia 7:4-5). Di bawah kepemimpinan Nehemia, kota 
  Yerusalem marak kembali.

  Nehemia juga sangat memerhatikan pembangunan mental-spiritual 
  bangsanya. Ia sangat tegas dalam menjaga kemurnian ibadah. Karena 
  dosa imam Elyasib, Nehemia menjadi marah dan sedikit bersikap kasar 
  (Nehemia 13:7-8). Ia lantas memerintahkan penahiran supaya ibadah 
  Israel dimurnikan kembali (Nehemia 13:9).

  Nehemia adalah seorang pemimpin yang benar-benar menjaga integritas
  kepemimpinannya. Sebagai bupati di tanah Yehuda, ia tidak mencari
  untung sendiri (Nehemia 5:18). Nehemia sangat menentang praktik
  korupsi yang merugikan rakyat!

  KEHIDUPAN DOA NEHEMIA

  Ketika pada suatu hari Raja Artahsasta bertanya kepada Nehemia:
  "Jadi, apa yang kauinginkan?" (Nehemia 2:4a), ia tidak langsung
  menjawab. Tetapi, Nehemia berdoa dulu kepada Tuhan (Nehemia 2:4b).
  Di sini terlihat jelas prinsip iman Nehemia: ia tidak minta kepada
  manusia, tetapi minta kepada Tuhan.

  Jika Anda seorang pendeta yang sedang membangun gedung gereja, lalu 
  tiba-tiba datang kepada Anda seorang pengusaha kaya raya yang 
  menanyakan apa keingian Anda, apa yang akan Anda lakukan? Mungkin 
  secara refleks Anda akan langsung berkata, "Wah, saya sedang butuh 
  seratus juta!", dengan harapan memperoleh donasi. Tetapi, pemimpin 
  yang baik akan cepat mendengar dan lambat untuk berkata-kata 
  (Yakobus 1:19). Lebih dari itu, ungkapkanlah dulu dan yang terutama 
  keinginan Anda pada Tuhan. Jangan pernah berharap pada manusia!

  Ketika menghadapi tantangan, cemooh, dan hinaan musuh, Nehemia tidak 
  membalas, tetapi berdoa. Nehemia berseru, "Ya, Allah kami, dengarlah 
  bagaimana kami dihina ...." (Nehemia 4:4). Pemimpin yang belum 
  dewasa akan mudah terpancing emosi ketika harkat dan martabatnya 
  diusik. Tetapi pemimpin Kristen yang dewasa membalas kejahatan 
  dengan kebaikan, sebab Tuhan sajalah yang memunyai hak untuk 
  melakukan pembalasan (Roma 12:19-21).

  Nehemia menerapkan prinsip "ora et labora" (berdoa dan bekerja). 
  Ketika Sanbalat dan Tobia mencoba menentang dan hendak menyerang 
  pembangunan tembok Yerusalem, Nehemia menggalakkan doa (Nehemia 4:9) 
  tanpa mengurangi semangat kerja yang gigih (Nehemia 4:16-18).

  Ada pemimpin Kristen yang terjerumus dalam salah satu ekstrem: 
  berdoa melulu tanpa bekerja, atau bekerja saja tanpa berdoa. 
  Mengandalkan kekuatan sendiri tanpa doa tidak akan berhasil, malahan 
  terkutuk (Yeremia 17:5). Tetapi, tanpa usaha juga tidak akan ada 
  kemajuan. Ganjaran bagi seorang pemalas adalah kemiskinan (Amsal 
  6:9-11).

  Nehemia selalu memohon perlindungan Tuhan melalui doa-doanya. Pada 
  waktu orang-orang berusaha membunuhnya, Nehemia berdoa kepada Tuhan 
  (Neheima 6:14). Ia tidak mau terancam oleh ancaman manusia, tetapi 
  memohon perlindungan Tuhan.

  Kehidupan doa Nehemia yang kuat membuatnya peka mendengar bisikan 
  Roh Kudus. Meskipun bukan seorang pelihat, roh Nehemia yang sensitif 
  sanggup menangkap kehendak Tuhan. Rencana-rencana yang dibuatnya 
  bukan berasal dari pikirannya sendiri, namun merupakan ilham yang 
  diberikan Tuhan (Nehemia 7:5).

  BEBAN VERSUS PANGGILAN

  Kisah Nehemia dimulai dari bagaimana ia menerima informasi buruk 
  tentang tembok Yerusalem yang telah terbongkar dan pintu-pintu 
  gerbangnya yang telah terbakar habis (Nehemia 1:3). Mendengar kabar 
  itu, Nehemia menangis, berkabung selama beberapa hari, dan berdoa 
  puasa di hadirat Allah semesta langit (Nehemia 1:4). Perasaan duka 
  itu tidak bisa ditutup-tutupinya, Nehemia selalu muram meskipun 
  tubuhnya sehat walafiat (Nehemia 2:2).

  Doa bertumbuh dari beban terhadap orang lain. Seorang pemimpin akan 
  tekun berdoa jika hatinya sensitif dan mudah tergerak oleh belas 
  kasihan. Pemimpin yang cuek biasanya tidak tertarik untuk berdoa. 
  Tetapi, sampai di sini, harus diingat bahwa beban itu berbeda dengan 
  panggilan. Rasa terbeban akan mendorong kita untuk berdoa, tetapi 
  tidak sekaligus menjadikan kita terpanggil dalam beban itu. Melihat 
  gelandangan di perempatan jalan hati kita terbeban, tetapi tidak 
  selalu berarti bahwa Tuhan memanggil kita untuk melakukan pelayanan 
  khusus bagi orang-orang tersebut.

  Itulah sebabnya, Nehemia tidak langsung secara gegabah menetapkan 
  pelayanannya. Begitu beban tentang kehancuran Yerusalem itu muncul 
  di hatinya, Nehemia berdoa untuk beberapa waktu lamanya. Ia tidak 
  langsung pergi ke Yerusalem untuk membangun reruntuhan itu. Bahkan, 
  ketika ditanya oleh raja Artahsasta mengenai keinginan hatinya, 
  Nehemia berdoa dulu (Nehemia 2:4), baru kemudian memberi jawaban 
  yang berupa visi pelayanan untuk membangun kembali tembok Yerusalem.

  Sebelum menangkap visi itu, Nehemia terlebih dahulu berdoa dan 
  berpuasa (Nehemia 1:4). Nehemia kemudian menaikkan syafaat untuk 
  kota Yerusalem (Nehemia 1:5-6). Doa-doa itu dilakukannya siang dan 
  malam dengan tekun dan terus-menerus (Nehemia 1:6). Di dalam doanya, 
  Nehemia juga merendahkan diri dengan mengaku dosa (Nehemia 1:6). 
  Akhirnya, Nehemia mengingatkan Tuhan akan janji-janji-Nya kepada 
  bangsa Israel (Nehemia 1:8-11).

  Banyak pemimpin Kristen tidak berjalan dengan visi dari Tuhan. 
  Pelayanan dan organisasinya dibangun atas dasar cita-cita dan 
  pemikiran akal budi manusia. Pemimpin yang sejati akan diberi visi 
  oleh Tuhan, dan itu diperolehnya melalui doa.

  Pengerjaan visi itu juga dilandasi dengan doa yang kuat. Sebelum 
  memberitahukan visinya kepada raja, Nehemia berdoa lebih dulu 
  (Nehemia 2:4). Alhasil, visi itu direspons dan bahkan didukung penuh. 
  Pelayanan harus kita mulai dan terus kita bangun dengan doa, sebab 
  jika bukan Tuhan yang mendirikan, maka semua akan sia-sia 
  (Mazmur 127:1).

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin
  Penulis: Haryadi Baskoro
  Penerbit Yayasan ANDI, Yogyakarta 2008
  Halaman: 63 -- 68

______________________________________________________________________
SURAT PEMBACA

  Dari: HY <h_t(at)xxxx>

  >Kepada Redaksi e-doa.
  >Syalom.
  >Puji Tuhan atas artikel-artikel doa, saya sangat diberkati Tuhan.
  >Boleh saya titip dukungan doa. Saya akan kembali ke pelayanan misi
  >di Asia Tengah. Doakan urusan visa karena WNI sulit mendapat visa
  >dan sekarang ada larangan pelayanan rohani. Doakan agar undangan
  >yang sedang diproses kementrian luar negri disana memberi izin
  >untuk saya bekerja di sana. Terima kasih atas dukungan doanya.

  Redaksi:  
  Terima kasih untuk surat Anda. Kami sangat senang mendengar 
  "sharing" mengenai pelayanan yang Anda lakukan. Kami percaya apa pun 
  yang Anda lakukan bagi kerajaan-Nya, tidak ada yang kembali dengan 
  sia-sia. Kami juga percaya, jika Tuhan yang sudah memanggil dan 
  menetapkan Anda untuk melayani mereka yang berada di Asia Tengah, 
  Tuhan pasti akan memampukan Anda dan akan senantiasa menolong Anda. 
  Sekali lagi terima kasih atas "sharing"-nya, tetap percaya dan 
  berpengharapan kepada Dia, karena Ia sudah menyediakan yang terbaik 
  untuk Anda. Selamat melayani, Tuhan Yesus memberkati.

______________________________________________________________________
STOP PRESS

              SITUS WANITA KRISTEN: WANITA DALAM KRISTUS                    
                      < http://wanita.sabda.org/ >

  Berbahagialah Anda, para wanita Kristen Indonesia, karena sebuah 
  situs baru yang secara khusus ditujukan bagi Anda telah hadir, yakni 
  situs Wanita Kristen. Situs yang diluncurkan oleh Yayasan Lembaga 
  SABDA < http://www.ylsa.org > ini diharapkan dapat menjadi wadah 
  untuk para wanita Kristen bertemu dan berbagi berkat, baik dengan 
  saling bertukar bahan maupun bertukar pikiran. Mari, segeralah 
  berkunjung ke alamat situs di atas karena kami jamin wawasan dan 
  pengetahuan Anda pasti akan bertambah luas.

  Apakah ada banyak bahan yang bisa dibagikan? Ya, tentu saja! Situs 
  Wanita Kristen menyediakan artikel, renungan, kesaksian, biografi, 
  dan tips yang mengupas berbagai topik, yang semuanya sangat berguna 
  untuk para wanita Kristen, di antaranya topik tentang keluarga, 
  kesehatan, konseling, pernikahan, "single life", karier, kehidupan 
  rohani, relasi, dan pengembangan diri. Selain itu, Anda juga diajak 
  untuk saling berbagi, yakni dengan mengirimkan tulisan dan komentar, 
  sehingga Anda pun dapat menjadi berkat bagi wanita lain.

  Guna menambah kreativitas Anda, silakan nikmati fasilitas sajian
  ayat hari ini, kata bijak, pencarian ayat, dan RSS, yang akan sayang
  sekali untuk dilewatkan. Nah, jangan tunda lagi! Kunjungilah dan
  berpartisipasilah di situs Wanita Kristen -- tempat yang tepat untuk
  para wanita Kristen saling menajamkan pikiran dan memperkuat iman.

  ==> http://wanita.sabda.org/

______________________________________________________________________
Anda diizinkan meng-copy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-Doa
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk
tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil
dan nama e-Doa sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2009 oleh e-Doa --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-doa(at)hub.xc.org >
Arsip e-Doa: http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/
Situs YLSA: http://http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org