|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-doa/83 |
|
e-Doa edisi 83 (25-7-2013)
|
|
_________________________________e-Doa________________________________
(Sekolah Doa Elektronik)
BULETIN DOA -- Doa yang Tidak Terjawab (2)
Edisi Juli 2013, Vol. 05 No. 83
Shalom,
Doa adalah misteri iman. Keberhasilan dalam doa bukan ditentukan oleh
kefasihan lidah dalam berkata-kata, dalam panjangnya doa yang kita
sampaikan, atau bahkan oleh perbuatan baik yang telah kita lakukan.
Ada begitu banyak misteri tentang doa yang masih perlu kita selami.
Edisi kali ini akan melengkapi edisi yang lalu dalam pembahasan
mengenai rahasia doa yang tak terjawab.
Kami berharap apa yang kami sampaikan akan berguna bagi para pembaca
sehingga pertumbuhan iman kita semakin mengembang seiring dengan
kehidupan doa kita yang semakin berkualitas. Amin.
Pemimpin Redaksi e-Doa,
N. Risanti
< okti(at)in-christ.net >
< http://doa.sabda.org >
ARTIKEL DOA: RAHASIA DOA YANG TAK TERJAWAB (2)
Doa -- Bukan Kefasihan Lidah
Dari sudut pandang surga, semua kemenangan rohani diraih bukan di atas
mimbar, pemberitaan di media, ataupun perayaan yang meriah, melainkan
melalui doa. Satu-satunya kuasa yang menaklukkan Iblis dan melepaskan
jiwa-jiwa yang ditawannya adalah kuasa Roh Kudus. Dan, satu-satunya
kuasa yang melepaskan kuasa Roh Kudus adalah kuasa doa yang disertai
iman. Kita pantas bersyukur kepada Allah atas bakat, kemampuan, dan
karunia berkhotbah seperti Billy Graham. Namun, tanpa meremehkan
karunia itu, kuasa yang mengubahkan ribuan orang lewat pelayanan Billy
Graham bukanlah kuasa dari karunia istimewa, khotbah yang hebat,
maupun ajakan yang berpengaruh secara psikologis. Kuasa itu berasal
dari doa dan iman jutaan pendukung doanya. Dari sudut pandang surga,
perpaduan doa dan syafaat yang mendukung pelayanan Billy Grahamlah
penyebab kegerakan rohani itu. Karena besarnya dukungan doa kepadanya,
pasukan Iblis yang melawannya ditaklukkan dan diikat sebagaimana Musa,
Harun, dan Hur mendoakan Yosua dan Bangsa Israel dalam melawan Bangsa
Amalek.
Doa -- Bukan Teori
Efektivitas rohani pemberitaan Injil di mimbar, radio, dan televisi
bukanlah hasil utama dari visi misi maupun program yang istimewa, atau
bahkan kedalaman isi berita yang mereka sampaikan. Semua itu penting
dan tidak layak dianggap remeh. Akan tetapi, kuasa yang mengikat Iblis
dan mengubah manusia hanya dilepaskan oleh doa yang tulus dan disertai
iman. Hal yang sama juga bisa dikatakan tentang pesan Injil. Keahlian
dan pengetahuan penulis memang penting, namun pesannya tetap
termeterai sampai Roh Kudus membuka dan menghidupkannya dalam pikiran
para pembacanya.
Doa dan Upah
Banyak orang bersedih hati karena mereka telah diabaikan dalam
pelayanan di ladang misi atau kegiatan lain yang mereka pilih. Melalui
doa syafaat yang tekun, mereka dapat menyelesaikan tugas dan meraup
upah yang utuh seperti para pekerja di ladang. Melalui doa syafaat
yang tekun, mereka yang mengeluh telah dicurangi dalam hidup karena
tidak punya karunia atau bakat yang luar biasa, maupun mereka yang
pensiun karena usia atau penyakit, dapat berbagi berkat surgawi yang
setara dengan berkat termulia (Matius 10:41). Jika keramahan yang
sederhana saja mendatangkan upah sepadan, doa yang mendukung pelayanan
tentulah tidak akan diabaikan.
Tak Ada Ruang untuk Mengasihani Diri
Tidak ada ruang untuk mengasihani diri atau iri hati terhadap orang-
orang yang lebih berbakat karena tersedia peran bagi seseorang yang
mau menjadi pahlawan doa. Semua pahlawan doa yang setia memberikan
andil yang sama seperti para pemimpin yang berada di garis depan.
Sesungguhnya, "Takdir dunia berada di tangan orang-orang kudus yang
tak dikenal."
Doa Syafaat Daniel
Penglihatan tentang masa depan Bangsa Israel diterima oleh Daniel di
akhir tiga minggu masa puasanya. Selama itu, Daniel berduka atas
bangsanya, sehingga ia berdoa syafaat tentang masa depan Israel. Doa
Daniel didengar di surga tepat pada hari ia memulai syafaatnya dan
segera utusan surgawi ini dikirim beserta jawabannya
(Daniel 10:12-13, FAYH).
Peperangan dalam Dunia Roh
Jauh di tepi sungai, ada seorang manusia yang berpuasa dan berdoa. Ia
berusaha, memohon, memaksa, bertekun, mendesak, bergumul, dan
menderita. Ia berduka dari hari ke hari. Ia telah membaca nubuat
Yeremia tentang masa pembuangan selama 70 tahun dan tahu bahwa
waktunya hampir tiba. Waktu penggenapan nubuat itu sudah dekat.
Meskipun Allah berkuasa dan sanggup -- seandainya Ia berkehendak untuk
menggenapi nubuat-Nya tanpa bantuan pihak lain, Daniel terbukti
menyadari bahwa doa syafaat harus dilakukan untuk mendatangkan
penggenapan nubuat itu. Allah telah bernubuat. Ketika tiba waktu
penggenapannya, Ia tidak menggenapinya sesuai kehendak-Nya tanpa
partisipasi doa yang di rancang-Nya. Ia mencari seseorang yang
menyediakan hatinya untuk memikul beban doa syafaat. Doa syafaat
adalah sesuatu yang paling tidak egois yang dapat dilakukan setiap
orang.
Allah senantiasa membuat keputusan di surga. Seseorang dipanggil untuk
melaksanakan keputusan itu di bumi melalui doa syafaat dan iman.
Bagian konflik ini -- suasana doa di tepi sungai -- adalah satu
tingkatan yang dapat kita amati. Akan tetapi, bagian lain dari
pertempuran ini tak terlihat dari bumi. Saat Daniel berlutut dalam
doa, konflik yang bersamaan dan berkaitan, berkecamuk di surga. Dua
malaikat, mungkin beserta kekuatan roh di bawah perintah mereka,
terlibat dalam pertarungan sengit yang berlangsung selama tiga minggu.
Karena Allah tidak berbuat apa pun selain menjawab doa, jika saja
Daniel menjadi letih dan patah semangat, Allah pasti akan mencari
orang lain untuk berdoa syafaat atau membiarkan malaikat-Nya menderita
kekalahan. Meskipun doa Daniel pasti terkabul dan sedang terjadi, jika
Daniel menyerah, jawaban itu agaknya tidak akan pernah sampai. Dengan
demikian, pertempuran sesungguhnya terjadi dan kemenangan diraih
ketika doa dinaikkan di tepi sungai. Di sanalah tindakan yang
menentukan terjadi.
Perlunya Bertekun
Dalam 1 Yohanes 5 dinyatakan bahwa setiap doa yang diungkapkan dalam
iman dan seturut kehendak Allah akan selalu mendapat jawaban dari
surga. Namun, Iblis tidak pernah membiarkan jawaban doa itu sampai ke
bumi jika ia bisa mencegahnya. Ketekunan dan kegigihan dalam doa tidak
dibutuhkan untuk membujuk kehendak Allah, tetapi untuk memampukan-Nya
menaklukkan perlawanan roh-roh jahat yang menghalangi. Jika tujuan
Allah dalam rancangan doa-Nya adalah memberi kita pelatihan dalam
menaklukkan Iblis, Ia tidak dapat dengan sendirinya menghilangkan
penghalang dari setan itu. Jika Allah bekerja melampaui gereja-Nya,
menyelesaikan semua masalah gereja, dan memberi kemenangan kepada
gereja, itu akan mencegah pertumbuhan gereja menuju kepenuhan dan
membuat gereja tidak layak untuk duduk di takhta sebagai pemenang.
Inilah latar belakang pengajaran Alkitab tentang pentingnya bertekun.
Jawaban atas banyak doa yang telah dikabulkan di surga mungkin
diterima karena yang berdoa tidak menjadi letih, patah semangat,
terintimidasi, atau menyerah dalam pertarungan. Yesus memberi tahu
bahwa pria yang memerlukan 3 roti dari tetangganya itu menerima apa
yang dibutuhkannya karena kegigihannya (Lukas 11:9; Habakuk 2:3).
Salah satu alasan banyak doa sepertinya tidak dijawab adalah gagalnya
si pendoa untuk terus bertekun sampai menerima jawabannya.
S.D. Gordon berkata, "Ini adalah pertikaian yang sangat sengit. Setan
adalah ahli strategi yang terlatih dan petarung yang tangguh. Ia
menolak mengalami kekalahan sampai ia benar-benar kalah. Inilah
pertarungan hidupnya. Musuh menyerah hanya jika ia memang harus
menyerah. Ia hanya menyerahkan apa yang telah dikalahkan. Oleh karena
itu, penaklukan harus dilakukan selangkah demi selangkah. Ia
senantiasa memperbarui serangannya. Oleh sebab itu, ia harus
ditaklukkan dalam nama TUHAN, Sang Pemenang (Efesus 6:13-14). Ini
adalah suatu konflik kehendak. Jika kehendak, kegigihan, dan kebulatan
tekad Iblis jauh melampaui ketekunan si pendoa, maka pendoa itu akan
kalah. Akan tetapi, si pendoa mempunyai keuntungan karena kemenangan
Kristus dan tidak perlu mengalami kematian. Ketekunan dan iman yang
sempurna menjadi perpaduan tak terkalahkan.
Penyebab Kegagalan Berdoa
Berkaitan dengan banyaknya janji Allah yang tegas untuk menjawab doa,
muncul banyak pertanyaan: Mengapa kegiatan doa di gereja sangat
diabaikan? Apa penyebab kegagalan berdoa oleh gereja? Meskipun ada
banyak alasan yang diajukan, barangkali yang paling mendasar adalah
"kurangnya iman akan kebenaran firman Allah" (Matius 7:7).
Ketidakpercayaan akan kebenaran Firman adalah penyebab utama dan
terbesar dari tiadanya doa. Ketidakpercayaan ini bercokol tanpa kita
sadari, namun disingkapkan oleh lemahnya kehidupan doa gereja.
Penilaian yang Tepat atas Firman
Menurut Erich Sauer, hakikat rohani manusia terutama dinyatakan dalam
kuasa perkataannya. "Perkataan adalah penyataan diri yang langsung
dari dalam diri manusia atau kepribadiannya. Pikiran adalah perkataan
di dalam roh, sedangkan perkataan yang ditulis atau diucapkan
merupakan tubuh bagi pikiran itu. Perkataan adalah manifestasi roh."
Anda adalah apa yang Anda pikirkan (Amsal 23:7a). Jika pikiran adalah
bagian integral dari seseorang, maka demikian juga seharusnya
perkataan sebagai tubuh pikiran. Oleh karena itu, firman Allah
pastilah bagian dari diri-Nya dan Allah sendiri sebenarnya hidup dalam
firman-Nya.
Tentu saja, kita harus menyadari, dalam pengertian yang paling
mendasar, bahwa Yesus Kristus adalah Firman (Yohanes 1:1). Yesus
disebut sebagai Logos atau Firman karena Yesus-lah yang dengan
sempurna menyatakan Allah Bapa (Yohanes 1:18). Namun, di zaman ini,
kita tidak mengalami kehadiran Firman yang kekal itu dalam daging.
Namun, kita mempunyai pengganti-Nya, Penghibur yang diutus-Nya, yaitu
Roh Kudus (Yohanes 16:7). Roh Kudus telah mengilhami penyataan hakikat
dan karya Allah secara tertulis yang kita miliki sekarang, yang kita
kenal sebagai Alkitab (2 Timotius 3:16-17). Meskipun Ia menggunakan
orang-orang yang telah dipersiapkan-Nya sebagai penulis, apa yang
dituliskan benar-benar firman Allah. Firman Allah yang tertulis ini
membentuk tubuh bagi pikiran Allah. Firman yang tertulis bukan sekadar
`tulisan`, namun digerakkan oleh napas ilahi-Nya. Dengan demikian,
Firman itu hidup (Ibrani 4:12) sebagai manifestasi Allah, sebuah
`tubuh` bagi Roh Kudus. Dalam hal ini, firman Allah benar-benar bagian
dari Allah sendiri, dan Allah benar-benar hidup dalam firman-Nya.
Firman yang tertulis mengambil alih tempat Yesus di zaman ini dan
dilahirkan dalam kepribadian-Nya, mempunyai semua unsur yang ada di
dalam Yesus. Karena perkataan Yesus sebenarnya adalah bagian dari
diri-Nya, semua kuasa dan kewenangan yang dimiliki-Nya tersembunyi
dalam firman-Nya yang tertulis, yang membawa kewenangan yang sama
seperti ketika diucapkan oleh Yesus sendiri. Dengan demikian, Firman
yang hidup dalam bibir orang yang penuh iman tanpa keraguan, yang
diucapkan oleh seorang kudus yang tidak berkompromi dengan Iblis, akan
membawa kewenangan yang sama seperti ketika diucapkan oleh Yesus
sendiri. Allah adalah penulis sekaligus penggerak Firman. Anda tidak
dapat memisahkan Allah dari firman-Nya (Yohanes 10:35b). Karena diberi
napas oleh Allah, firman-Nya tidak mungkin gagal. Jika Allah tidak
menepati firman-Nya yang keluar dari mulut-Nya, Ia bukanlah Allah.
Penyembuhan untuk Kegagalan Berdoa
Mustahil bagi Allah untuk berdusta (Ibrani 6:18; Bilangan 23:19;
Yeremia 1:12). Yesus sendiri menyatakan dengan tegas bahwa "Alkitab
tidak dapat dibatalkan dan Ia memeteraikan keakuratannya"
(Yohanes 5:39). "Ia sendiri menjamin kebenaran firman-Nya"
(Yohanes 17:17). Penghormatan Allah kepada firman-Nya dinyatakan dalam
pernyataan yang paling mengejutkan ini, "... sebab Kaubuat nama-Mu
dan janji-Mu melebihi segala sesuatu" (Mazmur 138:2). Kita mungkin tidak
sepenuhnya memahami ayat ini, namun kalimat itu memberi kesaksian tentang
komitmen Allah yang luar biasa atas firman-Nya. Kemuliaan-Nya tak
terpisahkan dari firman-Nya. Jika gereja sepenuhnya memercayai
kebenaran firman Allah, itu akan menyembuhkan kegagalannya berdoa.
Keberhasilan Iman yang Sempurna
Dengan demikian, semua doa yang sepertinya tak terjawab, padahal
seturut kehendak Allah, dapat disebabkan karena tipuan, gertakan, dan
perlawanan Iblis, ditambah dengan kebutaan, pengabaian, keseganan,
kelemahan karakter pribadi, dan kegagalan orang percaya untuk bertekun
dalam iman yang kokoh dan berani. Karena Allah tetaplah Allah,
tanggung jawab atas doa yang tak terjawab tidak bisa diletakkan di
pihak surga. "... Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong
...." (Roma 3:4) "... Allah yang tidak berdusta." (Titus 1:2) "...
sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan." (Yohanes 10:35) Marilah
kita berhenti mempertanyakan kebenaran Firman. Iman tidak akan pernah
disempurnakan sampai kita menerima tanggung jawab atas kegagalan itu.
Alexander Maclaren berkata, "Jika kita memahami diri kita sendiri
dengan lebih baik, dan mampu melihat sebagaimana Allah melihat, kita
dapat menelusuri bahwa semua doa yang tidak terjawab menuju kelemahan
dalam karakter kekristenan kita sendiri." Oleh karena itu, ketika
orang percaya terus mencari Allah dengan kehendak yang sepenuhnya
diserahkan dan berjalan dalam terang, ia memiliki jaminan pasti bahwa
ia akan menerima jawaban atas doanya, tanpa kegagalan. Itu terjadi
ketika iman disempurnakan. Saat jawaban doanya tertunda, ia akan
menyadari bahwa imannya kurang
(Matius 9:29, 21:21; Markus 11:24, 9:23). Yesus jelas tidak mengenal
istilah doa yang tidak dijawab. Banyak hal dapat menghalangi iman yang
sempurna, tetapi saat iman itu disempurnakan, jawaban akan diterima.
Ini adalah sebuah hukum ilahi yang sempurna. Rahasia doa yang tak
terjawab hanyalah disebabkan oleh kegagalan manusia, yang pada akhirnya
merupakan kegagalan dari iman yang tidak sempurna. (t/Dicky)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: Destined for the Throne
Judul asli artikel: The Mystery of Unanswered Prayer
Penulis: Paul E. Billheimer
Penerbit: Christian Literature Crusade, Pennsylvania 1975
Halaman: 104 -- 113
STOP PRESS: APLIKASI ANDROID E-RENUNGAN PSM (PAGI, SIANG, MALAM)
Telah hadir! Aplikasi "e-Renungan PSM (Harian)" dari Yayasan Lembaga
SABDA bagi para pengguna "handphone" Android. Aplikasi "e-Renungan PSM
(Harian)" menyediakan tiga bacaan renungan Kristen setiap hari
(untuk renungan pagi, siang, dan malam) sehingga setiap waktu Anda dapat
selalu diisi dengan kebenaran firman Tuhan. "e-Renungan PSM (Harian)"
dilengkapi juga dengan fitur notifikasi yang dapat diatur sendiri,
yang akan mengingatkan Anda untuk menikmati firman Tuhan melalui
renungan pagi, siang, dan malam!
Segera "download" aplikasi ini melalui "Play Store" secara gratis!
Selamat bertumbuh di dalam pengenalan akan Kristus melalui "e-Renungan
PSM (Harian)"!
--> https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.renunganpsm
Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti, Sigit, Ryan, dan Novita Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |