|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-doa/73 |
|
e-Doa edisi 73 (28-2-2013)
|
|
_________________________________e-Doa________________________________
(Sekolah Doa Elektronik)
BULETIN DOA -- Doa dan Pengampunan (2)
Edisi Februari 2013, Vol.05 No.73
Shalom,
Pada edisi yang lalu, edisi No. 72, kita sudah menyimak dan belajar
tentang mengapa kita harus mengampuni. Edisi kali ini, redaksi
menyuguhkan artikel lanjutan mengenai pengampunan. Harapan kami, Anda
dapat menyimak sajian ini sampai selesai sehingga memiliki pemahaman
yang lengkap dan benar mengenai pengampunan. Selamat membaca. Tuhan
Yesus memberkati.
Staf Redaksi e-Doa,
Novita Y.
< http://doa.sabda.org >
ARTIKEL DOA: PENGHALANG BERUPA TIDAK MENGAMPUNI (2)
Kegagalan untuk mengampuni orang lain adalah kejahatan. Dalam
perjalanan pelayanan, saya menemukan tidak terhitung jumlahnya orang-
orang Kristen yang berada di tangan para penyiksa atau algojo-algojo -
- siksaan rohani, siksaan mental, siksaan jasmani. Saya bertanya-tanya
dalam hati, "Tuhan, bagaimana hal ini bisa terjadi? Orang-orang yang
menyerukan nama Tuhan Yesus; orang-orang yang memiliki keselamatan;
orang-orang yang mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan, namun mereka
tidak memunyai damai sejahtera, mereka tidak memiliki sukacita, mereka
dikuasai oleh ketakutan, pikiran mereka tidak tenang; dan mereka
datang kepada saya untuk kelepasan. Kalau saja hal itu terjadi di luar
Gereja, saya dapat mengerti, tetapi ini terjadi di dalam Gereja!"
Tuhan memberi tahu saya, "Mereka ada di tangan penyiksa-penyiksa
(algojo-algojo) karena Aku menyerahkan mereka kepada para penyiksa."
Jika Allah sudah menempatkan siapa pun ke dalam tangan para penyiksa,
tidak ada satu ciptaan pun di bumi yang dapat mengeluarkan mereka.
Tidak satu pun. Jikalau Allah sudah menyerahkan Anda kepada para
penyiksa, Anda akan tetap berada di sana, sampai Anda memenuhi syarat-
syarat Allah untuk keluar dari tempat itu. Anda tidak dapat memiliki
damai sejahtera yang sebenarnya, sampai Anda benar-benar sudah
mengampuni dengan segenap hati, setiap orang yang sudah memusuhi Anda,
yang menyebabkan Anda memendam kemarahan atau tidak mau mengampuni.
Ini adalah persyaratan Allah yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Tidak ada jalan lain selain itu.
Dalam Doa Bapa Kami, Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita untuk berdoa,
"Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami mengampuni orang
yang bersalah kepada kami." Anda tidak dapat mengubah hal itu. Anda
berkewajiban untuk meminta pengampunan dari Allah dalam proporsi yang
sama bahwa Anda mengampuni orang lain, tetapi tidak lebih dari itu.
Jika Anda tidak mengampuni orang lain, Allah tidak mengampuni Anda.
Jika ada seseorang yang tidak Anda ampuni, jangan menipu diri Anda
sendiri, Anda tidak akan diampuni oleh Allah. Itu merupakan sumber
dari semua permasalahan Anda. Anda tidak mendapatkan pengampunan yang
sepenuhnya. Jika Anda tidak mengampuni orang lain, itu artinya Anda
tidak mengampuni diri Anda sendiri. Jika Anda tidak mau mengampuni,
Anda belum siap untuk ke surga.
Efesus 1:7 menjelaskan bahwa penebusan berkaitan dengan pengampunan.
Dengan kata lain, jika semua dosa Anda diampuni, Anda memiliki hak
total penebusan; tetapi jika ada hal-hal berupa dosa yang tidak
diampuni, Anda tidak memiliki hak-hak total pengampunan. Jika Anda
memiliki hak total pengampunan, setan tidak memiliki kuasa atas Anda.
Namun, jika di dalam Anda ada hak penebusan yang tidak diberlakukan,
setan tahu. Dia tahu bahwa jika ada dosa yang belum diampuni dalam
kehidupan Anda, setan memiliki klaim yang sah atas Anda dan Anda tidak
dapat mengusir dia keluar. Anda bisa saja berteriak kepadanya; Anda
bisa menerkam dia, Anda dapat meminta pendeta berdoa untuk Anda,
tetapi kalau dia punya hak sah untuk berada di sana, tidak ada sesuatu
pun yang dapat mengusir dia keluar. Oleh karena itu, Anda tidak dapat
mengalami kelepasan sampai Anda benar-benar dengan segenap hati
mengampuni.
Permohonan terakhir dalam Doa Bapa Kami adalah, "Lepaskanlah kami
daripada yang jahat." Anda tidak punya hak untuk menaikkan doa itu
sampai Anda berdoa "Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami
mengampuni orang yang bersalah kepada kami."
Yohanes 20:22-23 berkata, "Dan sesudah berkata demikian, Ia (Yesus)
mengembusi mereka dan berkata. `Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu
mengampuni dosa orang, dosanya diampuni dan jikalau kamu menyatakan
dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.`" Dalam kata-kata-Nya ini,
Yesus sama sekali tidak menunjuk pada sekelompok orang tertentu.
Sebaliknya, hak mutlak ini harus terjadi sebagai akibat dari pertemuan
yang pasti, langsung, dan pribadi dengan Yesus. Anda berhadapan muka
dengan muka dengan Yesus supaya Roh-Nya diembuskan ke atas Anda. Jadi,
satu akibat dari kedatangan Roh Kudus di dalam kehidupan Anda adalah
Anda menjadi orang yang mengampuni.
Tetapi permasalahannya, anak-anak Allah tetap tidak mau mengampuni
kehidupan anak-anak Allah yang lain, dan sebagai akibatnya seluruh
gereja diikat oleh suasana dosa yang dipertahankan, melawan satu
dengan yang lain. Banyak istri merindukan keselamatan suaminya, tetapi
ia tidak mau mengampuni kesalahan suaminya. Hal ini menyebabkan
suaminya tetap terikat oleh dosa. Jika ada sikap tidak mengampuni
dalam hati Anda, Anda terikat pada mereka. Barangkali, mereka tinggal
di suatu tempat yang ribuan kilometer jauhnya, tetapi Anda masih
terikat dengan ikatan yang tidak kelihatan. Satu-satunya jalan untuk
melepaskan ikatan Anda terhadap orang itu adalah melalui pengampunan.
Orang yang dikuasai dendam dan kemarahan akan paling banyak menderita
daripada orang yang dijadikan sasaran kegeraman.
Kebanyakan wanita tidak punya masalah dengan laki-laki yang
menyampaikan barang-barang belanjaan, atau dengan laki-laki yang
mencatat meteran listrik sebulan sekali, karena laki-laki tersebut
tidak menghalangi jalan mereka. Tetapi dengan laki-laki yang berada di
satu tempat tidur dengan Anda -- dengan dialah Anda bisa punya
masalah. Marilah kita kembali pada pernyataan, "Jika dua orang dari
padamu di dunia ini sepakat." Siapakah dua orang di dunia ini yang
jelas bisa sepakat? Suami dan istri. Berapa banyak dari mereka yang
sepakat? Banyak wanita yang sibuk dalam kegiatan gereja karena mereka
tidak sepakat dengan suami mereka. Mereka lari ke gereja bukan karena
mereka mau melayani Tuhan, melainkan karena mereka mau melarikan diri
atau menghindar dari persoalan-persoalan mereka di rumah.
Tahukah Anda, bahwa perkataan terakhir dalam Perjanjian Lama adalah
sebuah kutukan? Perkataan terakhir dari Nabi Maleakhi adalah, "Aku
datang memukul bumi sehingga musnah!" Dalam terjemahan lain berbunyi,
"Aku datang untuk memukul bumi dengan kutuk!" Dan, tahukah Anda
penyebab dari kutuk atau penghukuman itu? Dijelaskan dalam ayat
sebelum ayat terakhir: "Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia
kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
Maka Ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan
hati anak-anak kepada bapa-bapanya, supaya jangan Aku datang memukul
bumi (dengan kutuk) sehingga musnah." Dan, Dia mengarahkan telunjuk-
Nya secara tepat pada persoalan nomor satu di dalam dunia dewasa ini -
- rumah tangga! Rumah tangga yang berantakan dengan istri-istri dan
suami-suami yang tidak dapat sehati, masing-masing pergi ke jalan
mereka sendiri-sendiri dan menelantarkan anak-anak mereka.
Tahukah Anda mengapa Allah memilih Abraham? Tuhan memilih Abraham
karena Dia dapat memercayai Abraham untuk berada di dalam suatu
hubungan yang sedemikian dengan keluarganya dalam hal memerintahkan
kepada anak-anaknya dan seisi rumahnya supaya tetap hidup menurut
jalan Tuhan (Kejadian 18:17-19).
Sungguh tragis bahwa banyak keluarga yang mengaku Kristen, tetapi
tidak ada keharmonisan antara suami dan istri. Anda tidak perlu
keliling dunia dan memberikan jalan keluar untuk suatu masalah jika
itu tidak berlaku di dalam rumah tangga Anda sendiri. Hal pertama yang
perlu Anda lakukan adalah membereskan atau menata kembali hubungan
dengan orang-orang yang dekat dengan Anda. Mulailah dari sana.
Berdamailah. Singkirkan kepahitan, kemarahan, kegeraman, atau
kebencian Anda.
Beberapa orang berkata kepada saya, "Pak Prince, saya merasa saya
tidak dapat mengampuni." Anda tidak perlu merasa. Anda harus
memutuskan. Bukan emosi atau perasaan Anda, melainkan kehendak Anda.
Masalah besar yang dihadapi oleh pengkhotbah-pengkhotbah masa kini
adalah salah arah karena dimaksudkan untuk membangkitkan emosi atau
perasaan orang-orang, sehingga semua yang dihasilkan adalah emosi
semata-mata. Akan tetapi, setiap pengkhotbah yang benar-benar Allah
pakai untuk mengubah kehidupan, sasaran khotbahnya ditujukan pada
kehendak manusia. Jadi, Anda tidak perlu merasa mengampuni; Anda perlu
untuk berkehendak mengampuni. Jika Anda adalah anak-anak Allah yang
sudah dilahirkan baru, kehendak itu ada di dalam diri Anda untuk
dilakukan.
Pengampunan adalah sederhana. Merupakan tindakan dari kehendak dan
pengucapan dari bibir. Anda yang memutuskannya; Anda yang
mengatakannya; dan terjadilah. Sebutkan nama orang itu, "Tuhan, aku
mengampuni suamiku, aku mengampuni menantuku." Sebutkan secara khusus.
"Sebagaimana aku menghendaki Engkau mengampuniku, Tuhan, aku
mengampuni mereka." Anda mengatakannya dan hal itu terselesaikan.
Jangan kembali dan melakukannya lagi. Jika godaan untuk melakukan hal
itu muncul, katakanlah, "Tuhan, pada hari Jumat lalu, aku sudah
mengampuninya. Semuanya sudah dibereskan."
Bagaimana kalau Anda masih merasa gusar? Mulailah berdoa untuk orang
yang terlibat dalam hal itu. Anda tidak dapat gusar terhadap seseorang
dan mendoakan mereka pada waktu yang bersamaan. Dengan berdoa, Anda
mengganti yang negatif dengan yang positif.
Jika Anda sudah diampuni, Allah menghendaki agar Anda mengampuni orang
lain. Jika Anda ingin doa-doa Anda dijawab, Anda harus mengampuni.
Jika Anda mau mengalami sukacita, damai sejahtera, dan kepuasan yang
penuh sebagai orang Kristen, pengampunan harus bekerja di dalam
kehidupan Anda. Pilihan ada pada Anda! Anda bisa memilih untuk
mengizinkan hal tidak mengampuni menghancurkan kehidupan Anda, atau
Anda dapat memutuskan, baik melalui tindakan atau kehendak, untuk
mengampuni dan mengalami kelepasan.
Diambil dari:
Judul majalah: Hidup dalam Kristus Vol.18, No.2
Penulis : Derek Prince
Penerbit : Yayasan Pusat Hidup Baru
Halaman : 10 -- 13
Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: Ryan, Sigit, dan Novita Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |