|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-doa/5 |
|
e-Doa edisi 5 (9-7-2009)
|
|
______________________________e-Doa___________________________________
(Sekolah Doa Elektronik)
______________________________________________________________________
DAFTAR ISI
EDITORIAL
ARTIKEL DOA: Doa Bapa Kami 2
______________________________________________________________________
EDITORIAL
Shalom,
Pada edisi sebelumnya (edisi 4), sepintas kita sudah belajar
mengenai Doa Bapa Kami. Nah, pada edisi 5 ini, kita akan melanjutkan
pelajaran kita tentang makna di balik Doa Bapa Kami. Tanpa perlu
panjang lebar, kami mengajak Anda untuk bersama-sama belajar dan
memahami arti dari doa yang sangat berkuasa ini.
Selamat menyimak, kami percaya hikmat Tuhan akan memampukan Anda
untuk mengerti dan memahami arti dari Doa Bapa Kami.
Pimpinan Redaksi e-DOA,
Novita Yuniarti
http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/
______________________________________________________________________
ARTIKEL DOA
DOA BAPA KAMI (Matius 6:5-14)
"DIKUDUSKANLAH NAMA-MU." (MATIUS 6:9B)
1 Korintus 3:16 mengatakan bahwa rumah Bapa yang sesungguhnya itu
ada di dalam hidup kita. Bagaimana seseorang dapat mengenal atau
mengetahui siapakah Yesus itu? Dengan cara melihat rumah-Nya, yang
tidak lain adalah hidup kita ini. Jikalau hidup kita (rumah Allah)
ini kudus, benar, dan ada terang, maka orang lain akan mengetahui
juga siapa Juru Selamat dunia itu. Rasul Paulus berkata, "... aku
hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus
yang hidup di dalam aku" (Galatia 2:20a). Matius 5:8 mengatakan,
"Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat
Allah." Bagaimana mereka bisa melihat Allah? Bagaimana orang lain
dan bangsa-bangsa bisa melihat Yesus? Yaitu "DENGAN MELIHAT
kehidupan kita yang kudus".
Buah yang manis dapat dilihat dari pohonnya, dan pohon yang baik
pastilah berbunga dan menghasilkan buah yang manis. Tuhan Yesus
menyampaikan pengajaran tentang kehidupan yang berbuah ini melalui
perumpamaan "Pokok Anggur yang Benar" sebagaimana tertulis dalam
Yohanes 15:1-8. Dalam ayat 5 dikatakan, "Akulah pokok anggur dan
kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku
di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat
berbuat apa-apa." Kita adalah ranting yang menjadi satu dengan pokok
anggur, dan makan seluruh sari makanan dari pokok anggur tersebut,
kemudian baru bisa berbuah dan dinikmati hasilnya oleh orang lain.
2 Tawarikh 7:14 mengatakan, "... umat-Ku, yang atasnya nama-Ku
disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu
berbalik dari jalan-jalan-Nya yang jahat, maka Aku akan mendengar
dari surga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri
mereka." Ada satu jalan agar doa itu berkenan dan didengar Bapa,
yaitu BERBALIK dari jalan-jalan yang jahat.
Ada sebuah ilustrasi. Jika seseorang berjalan dalam dosa, ada
kebencian, kemarahan, kepahitan, pikiran kotor, perzinahan,
kemabukan, perjudian, penyembahan berhala, maka orang tersebut akan
berjalan dalam bayang-bayang kegelapan. Sebagai contoh, ada sebuah
lampu yang memancarkan cahayanya dari sebelah timur, sementara orang
yang berdosa tersebut berjalan menghadap ke barat, sehingga setiap
kali ia melangkah, ada bayang-bayang kegelapan di depannya (sakit
penyakit, kesulitan, kerugian, dan kesedihan). Bagaimanakah jalan
keluar untuk melenyapkan bayang-bayang kegelapan tersebut? Yaitu
BERBALIK ARAH 180 DERAJAT, dari barat ke timur (tinggalkan semua
dosa), kemudian berjalan menuju atau menghadap kepada TERANG. Dengan
demikian, terang inilah yang selanjutnya menerangi setiap langkah
kita, sehingga jalan hidup kita diubah dari gelap kepada TERANG, dan
YESUS ITULAH TERANG DUNIA. Tinggalkan bayang-bayang kegelapan,
tinggalkan bayang-bayang maut dengan jalan berbalik menuju kepada
TERANG agar setiap kali kita melangkah, yang ada hanyalah TERANG
..., TERANG ..., dan TERUS MENJADI TERANG! Dengan kata lain, hidup
kita menjadi semakin kudus, lampu dalam hidup kita semakin terang.
Semakin kudus hidup kita, lampunya menjadi 1.000 Watt, semakin kudus
lagi menjadi 5.000 Watt ... dan terus meningkat lagi menjadi 10.000
Watt, sehingga Iblis menjadi SILAU dan mundur dari kita karena tidak
tahan berhadapan dengan kita.
Kekudusan dalam hidup kita dapat terjadi karena Yesus Kristus Tuhan.
Mengenai kekudusan ini, Alkitab berkata, "Berusahalah hidup damai
dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan
tidak seorang pun akan melihat Tuhan." Kudus adalah sifat hakikat
Allah, PRIBADI ALLAH. Roma 1:7 mengatakan, "Dari Paulus, hamba
Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk
memberitakan Injil Allah." Dalam 1 Korintus 1:2 dituliskan, "Kepada
jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus
Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua
orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus
Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita." Jelas sekali, bahwa
panggilan Allah bagi setiap orang percaya terutama adalah pada
kekudusan. Dan kekudusan itulah yang mendatangkan keselamatan,
berkat, kesehatan, kekuatan, damai sejahtera, sukacita, kemuliaan
Allah. Semua ini terjadi karena kekudusan, sebab tanpa kekudusan,
kita tidak bisa menikmati hadirat-Nya. 1 Petrus 1:15-16 dengan tegas
mengatakan, "... hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh
hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus."
Kekudusan adalah perintah Allah. Dan perintah Allah disertai KUASA
yang membuat perintah-Nya pasti dapat dilakukan. Perintah-Nya adalah
YA dan AMIN! Namun demikian, Bapa tidak sekadar memerintah. Bapa
Surgawi kita tidak seperti ayah duniawi yang sering kali hanya bisa
memerintah tapi tidak memberikan contoh atau teladan. Di dalam
memberikan perintah-Nya, Bapa Surgawi sendiri terlebih dulu
memberikan teladan, sebagaimana dikatakan dalam 1 Petrus 1:15b,
"Sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu." Bapa
Surgawi tidak hanya memerintah dan memberikan teladan, melainkan Ia
juga memberikan jalan keluarnya untuk kita bisa hidup KUDUS, yaitu
seperti yang dinyatakan dalam ayat 16, "Kuduslah kamu, sebab AKU
KUDUS." Inilah jalan keluarnya, yaitu DI DALAM YESUS barulah bisa
HIDUP KUDUS, darah-Nya menahirkan atau menguduskan setiap orang yang
percaya kepada-Nya dan hidup di dalam Dia. Di luar Yesus, manusia
tidak bisa berbuat apa-apa! Kepada jemaat di Tesalonika, dan
ditujukan bagi kita juga, Paulus berkata, "Akan tetapi kami harus
selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara,
yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu
untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam
kebenaran yang kamu percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kamu
oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh
kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita" (2 Tesalonika 2:13-14). Ada
KEBENARAN DAN ADA KEMULIAAN TUHAN YANG MENUNTUN kita, yang
mendatangkan WIBAWA DAN KEHORMATAN.
Apakah tujuan Bapa menghendaki kita supaya hidup kudus?
1. Tubuh atau hidup kita menjadi BAIT Allah tempat Roh Kudus berdiam
di dalamnya (1 Korintus 3:16). Roma 12:1 mengatakan, "... demi
kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang
sejati.", 2. Kita dapat melihat (kemuliaan) Tuhan (Ibrani 12:14).
3. Kita berbuah banyak atau lebat (Yohanes 15:1-8).
4. Kita menjadi terang, yaitu menyatakan kebaikan, keadilan, dan
kebenaran (Efesus 5:9).
Sering kali, kita menghadapi banyak hambatan, kesulitan, sakit
penyakit karena:
1. kita tidak menempatkan kesucian atau kekudusan sebagai tujuan
pokok dari panggilan Allah; atau
2. kita menginginkan berkat kesucian tanpa hidup dalam kesucian.
Apa akibat dari ketidakkudusan? Dapat dilihat dalam Matius 22:11-14,
"Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia
melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya,
`Hai, Saudara, bagaimana engkau masuk kemari dengan tidak mengenakan
pakaian pesta?` Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu
kepada hamba-hambanya, `Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah
orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan
terdapat ratap dan kertak gigi.` Sebab banyak yang dipanggil, tetapi
sedikit yang dipilih." MUSUH kekudusan adalah nafsu kedagingan dan
motivasi.
"DATANGLAH KERAJAAN-MU." (MATIUS 6:10A)
Seorang duta besar Indonesia ditetapkan dan diutus ke negara lain
oleh pemerintah Indonesia, maka otoritasnya pun adalah dari
pemerintah Indonesia, legitimasi yang diperolehnya juga dari rakyat
dan bangsa Indonesia. Duta besar tersebut bertindak di negara asing
tempat ia diutus, bukan atas dasar otoritas pribadi, golongan,
organisasi, atau kelompok tertentu, melainkan atas nama pemerintah
Indonesia. Demikianlah pula halnya dengan pendoa. Otoritas yang ia
miliki adalah otoritas Kerajaan Allah, dan legitimasinya juga dari
Kerajaan Allah. Pendoa tidak bisa dibatasi oleh organisasi,
denominasi, atau golongan. "Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan
minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh
Roh Kudus" (Roma 14:17). Karena otoritasnya adalah Kerajaan Allah,
maka pendoa bertindak atas KUASA dan KEDAULATAN BAPA. Pendoa adalah
seorang IMAM yang ditetapkan oleh Bapa Surgawi. Ia menerima tugas,
semua perlengkapan, dan kasih karunia dari Bapa, dan ia bertanggung
jawab kepada Bapa di surga. Pemerintahan surgawi itu adalah Bapa,
Yesus, dan Roh Kudus yang menjadi satu, fungsinya berbeda, tapi
menjadi satu. Gereja Tuhan yang menangkap pemerintahan surgawi akan
menangkap pula kehendak Bapa. Gereja yang demikian akan mengerti
hati Bapa, akan menangkap hati Yesus, dan akan berjalan atas
tuntunan Roh Kudus.
Di dalam OTORITAS Kerajaan Allah, ada tiga tanda ajaib. Hal tersebut
dapat dilihat dalam peristiwa ketika Yesus dimuliakan di atas gunung
(Lukas 9:28-36). Pada ayat 28-31 ditulis, "Kira-kira delapan hari
sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes, dan
Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang
berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih
berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia,
yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan
berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di
Yerusalem." Pada waktu Yesus menampakkan diri dalam kemuliaan
bersama Musa dan Elia, maka sesungguhnya ini adalah gambaran
otoritas Kerajaan Allah dengan 3 tanda ajaib di dalamnya, yaitu:
1. MUSA yang diberi kepercayaan oleh Allah untuk memimpin bangsa
Israel keluar dari perbudakan Mesir menuju tanah yang dijanjikan
Allah. Kita tahu bahwa di dalam seluruh perjalanannya, Musa
menghadapi berbagai tantangan dan hambatan yang amat berat, namun
demikian MUSA BERDOA menghadap Allah dan ia memperoleh
KEMENANGAN. Inilah tanda ajaib pertama, yaitu KEMENANGAN.
2. ELIA berdoa, dan sebagai jawabannya, selama tiga setengah tahun
hujan tidak turun di seluruh tanah Israel. Kemudian saat Elia
menghadapi 450 nabi Baal di Gunung Karmel, ia membangun mezbah
korban bakaran dan ia berdoa kepada Allah yang hidup. Maka
sebagai jawabannya, API DARI SURGA TURUN membakar seluruh korban
bakaran itu, dan sesudah itu dibunuhnyalah seluruh nabi Baal.
Lalu Elia berdoa kembali supaya hujan turun, dan sebagai
jawabannya, hujan pun turun dengan lebatnya. Inilah tanda ajaib
kedua, yaitu MUKJIZAT TERJADI.
3. YESUS adalah Surya Kebenaran (Maleakhi 4:2). YESUS adalah Surya
Pagi (Lukas 1:78). YESUS adalah TERANG DUNIA (Yohanes 8:12).
Inilah tanda ajaib ketiga, yaitu TERANG. Terang inilah yang
mengalahkan kegelapan, dan saatnya kegelapan akan mencari terang.
Jadi, KEMENANGAN, MUKJIZAT, dan TERANG adalah OTORITAS Kerajaan
Allah.
Dalam Mazmur 97, ada 4 unsur yang terdapat dalam Kerajaan Allah,
yaitu:
1. kebenaran dan keadilan (ayat 2),
2. kuasa-Nya untuk memerintah seluruh bumi (ayat 1, 6, dan 9),
3. kemenangan-Nya atas ilah-ilah palsu (ayat 7), dan
4. sukacita orang benar (ayat 8-12).
Ester 4:15-17 mengatakan, "Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab
ini kepada Mordekhai, `Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi
yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan
dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu
siang. Aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa demikian, dan
kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan
undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.` Maka
pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan
Ester kepadanya." Oleh karena kehendak Allah, pada waktu itu Ester,
yang diangkat sebagai anak oleh Mordekhai yang berasal dari
keturunan Yahudi, terpilih sebagai ratu yang mendampingi Raja
Ahasyweros dari Kerajaan Persia. Suatu saat Mordekhai mengetahui
suatu upaya persekongkolan, yang diprakarsai Haman dengan rencana
dan muslihatnya yang jahat, untuk memusnahkan semua orang Yahudi
yang tinggal di wilayah kerajaan tersebut. Pada waktu itu, Haman
adalah tangan kanan raja, kedudukannya ditetapkan di atas semua
pembesar yang ada di hadapan raja. Rencana dan muslihat Haman
menyebabkan terjadinya suasana perkabungan yang besar di antara
orang Yahudi (ayat 3). Dalam ayat 4 ditulis, "Ketika dayang-dayang
dan sida-sida Ester memberitahukan hal itu kepadanya, maka sangatlah
risau hati sang ratu, lalu dikirimkannyalah pakaian supaya
dipakaikan kepada Mordekhai dan supaya ditanggalkan kain kabungnya
dari padanya, tetapi tidak diterimanya."
Saat Ester mengetahui semua permasalahan yang tengah dihadapi
bangsanya, maka ia menyuruh Hatah untuk memberitahukan kepada
Mordekhai demikian: "Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah
kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang
menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya
berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang
kepadanya raja mengulurkan tongkat emas yang akan tetap hidup. Dan
aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja" (ayat
10-11). Di sini, Ester menyatakan bahwa ada risiko yang sangat besar
yang harus dihadapinya, yakni HUKUMAN MATI, apabila raja tidak
berkenan saat ia menghadap raja. Apa yang dilakukan Ester
sungguh-sungguh luar biasa! Ia ternyata tidak berpikir demi keamanan
dan kepentingan dirinya sendiri. Ester kemudian menyuruh orang
menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai, "Pergilah, kumpulkanlah
semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku;
janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu
malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa
demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun
berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah
aku mati" (ayat 15-16). Ester membangun gerakan doa. Ia yakin akan
KUASA dan OTORITAS Kerajaan Allah yang sanggup membuka jalan, yang
dapat menerobos dan yang membuat dia berani melawan arus kerajaan
dunia.
"Pada hari yang ketiga Ester mengenakan pakaian ratu, lalu
berdirilah ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana
raja. Raja bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam istana,
berhadapan dengan pintu istana itu. Ketika raja melihat Ester, sang
ratu, berdiri di pelataran, berkenanlah raja kepadanya, sehingga
raja mengulurkan tongkat emas yang di tangannya ke arah Ester, lalu
mendekatlah Ester dan menyentuh ujung tongkat itu" (Ester 5:1-2).
Alkitab mencatat bahwa kemenangan ada di tangan Ester dan
orang-orang Yahudi. Haman dihukum mati dan Mordekhai dihormati.
Kemenangan itu terjadi karena:
1. Wawasan, mental, dan paradigma lokal diubah menjadi wawasan,
mental, dan paradigma regional -- teritorial. Wawasan dan mental
yang berpusat pada diri sendiri, denominasiku, kelompokku, dan
kotaku diubah menjadi wawasan dan mental untuk kepentingan
bangsa, negara, wawasan kebangsaan.
2. Wawasan denominasi diubah menjadi wawasan Kerajaan Allah.
Generasi seperti Ester inilah yang bisa mempersatukan semua gereja
masuk ke dalam gerakan doa untuk bangsa-bangsa. Inilah generasi yang
mampu mengubah, menerobos, melawan arus, dan generasi yang
memerintah teritorial. Inilah generasi Ester yang dapat mengubah
nasib bangsanya dengan gerakan DOA PUASA yang sangat luar biasa!
Sekarang inilah saatnya para pendoa masuk dalam gerakan doa puasa
yang sungguh-sungguh dapat mengubah perjalanan sejarah dan nasib
bangsa kita, sebagaimana dinyatakan oleh nabi Yesaya, "Sesungguhnya,
kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan
tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti
sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.
Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan
hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti
gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur?
Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari
yang berkenan pada TUHAN? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah
supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan
tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan
mematahkan setiap kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang
teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah
rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin
yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang,
supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri
terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah
seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi
barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu. Pada waktu
itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan
berteriak minta tolong dan Ia akan berkata, `Ini Aku!`" (Yesaya
58:4-9a)
"JADILAH KEHENDAK-MU DI BUMI SEPERTI DI SURGA." (MATIUS 6:10B)
Doa tidak bisa memaksakan supaya kehendak kitalah yang jadi, tetapi
kehendak Bapalah yang jadi, sebab kehendak-Nya adalah yang terbaik
untuk kita. Dan kehendak Bapa tersebut tertulis dalam Kitab Yeremia
29:11, "
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada
pada-Ku mengenai kamu, demikianlah Firman TUHAN, yaitu rancangan
damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan
kepadamu hari depan yang penuh harapan." Orang yang dalam keadaan
apapun, dan setiap hari hatinya serta doanya mengatakan: "Jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di surga", adalah orang yang di dalam
hidupnya terdapat ciri-ciri sebagai berikut:
1. Takut akan Allah. Orang yang hidupnya takut akan Allah adalah
orang yang sangat suka akan perintah-Nya (Mazmur 1:12); juga
adalah orang yang merenungkan firman siang dan malam, ia seperti
pohon yang ditanam di tepi aliran air yang menghasilkan buahnya
pada musimnya dan yang tidak layu daunnya, apa saja yang
diperbuatnya berhasil (Mazmur 1); IALAH ORANG YANG BERBAHAGIA.
2. Bersandar kepada Bapa, berharap sepenuhnya kepada Bapa, dan
selalu menanti-nantikan Bapa setiap waktu. Inilah orang yang
hatinya teguh, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada Tuhan, dan
tidak takut menghadapi masalah apapun (Mazmur 112).
3. Rohnya orang itu kuat, tidak mudah goyah, dan hidupnya menjadi
berkat untuk orang lain serta berkemenangan.
Ilustrasi berikut ini menjelaskan bahwa kehendak Bapa itu yang
terbaik. Ada sebuah kapal yang tenggelam di tengah lautan lepas
karena amukan badai. Semua penumpang beserta awak kapal tewas,
kecuali satu-satunya pemuda yang selamat. Ia terdampar di sebuah
pulau kecil yang tak berpenghuni, sehingga mustahil ada seseorang
lainnya yang menolong dia. Pemuda yang ternyata adalah orang Kristen
tersebut terus berdoa memohon pertolongan kepada Tuhan, namun sejauh
mata memandang hanya terlihat lautan luas dan semak di
sekelilingnya. Tidak ada tanda-tanda akan ada orang yang datang
menolongnya. Maka ia pun lalu membuat pondok kecil dari beberapa
potong kayu dengan atap alang-alang kering. Ia tidak punya
persediaan makanan, sehingga setiap hari ia masuk ke dalam hutan
dekat pondoknya untuk mencari buah yang dapat dimakan. Pemuda ini
terus berdoa kepada Tuhan untuk mendapatkan pertolongan dan
perlindungan. Suatu hari ketika ia kembali dari mencari makanan, ia
menemukan pondoknya telah habis dilalap api. Rupa-rupanya ia lupa
mematikan api sehingga menyebabkan kebakaran pondoknya. Pemuda itu
termenung sambil memandangi asap yang membumbung tinggi. Ia menjadi
kecewa dan marah kepada Tuhan karena ia merasa bahwa semuanya telah
dirampas darinya, sepertinya Tuhan menghendaki ia menjalani
penderitaan yang lebih berat lagi. Ia duduk dan menangis sambil
berteriak, "Tuhan, apakah semua penderitaan saya belum cukup?
Mengapa Engkau membiarkan saya seperti ini?" Di dalam
keputusasaannya, ia tertidur lelap sepanjang malam itu. Keesokan
paginya ia terbangun karena mendengar suara yang menderu, dan suara
itu sepertinya semakin mendekat. Ia berdiri dan memandangi lautan di
depannya di mana tampak sebuah kapal yang terus melaju ke arahnya,
ternyata kapal tersebut datang untuk menyelamatkannya. "Bagaimana
Anda bisa datang ke sini, padahal pulau ini jarang sekali dikunjungi
orang?" tanyanya kepada orang yang datang menyelamatkan dia. "Kami
melihat asap yang naik ke atas," jawab mereka.
Ketika sesuatu yang amat sulit, beban berat, masalah besar terjadi
dalam hidup kita, sering kali kita menjadi kecewa, marah,
bersungut-sungut, dan sering kali kita berpikir bahwa Tuhan
mengabaikan kita. Di tengah-tengah penderitaan, kita sering kali
kecewa dan lupa bahwa sesungguhnya Bapa mengasihi kita,
pertolongan-Nya yang ajaib pasti datang, Bapa pasti menyatakan
KEHENDAK-NYA yang terbaik buat kita. Bapa selalu bekerja dengan
cara-Nya yang ajaib untuk membebaskan kita. Kasih-Nya tidak akan
membiarkan kita berada di tengah-tengah penderitaan yang
berkepanjangan. Di tengah-tengah keterbatasan kita, sering kali Ia
mengizinkan sesuatu yang berat terjadi dalam hidup kita, tetapi di
balik itu, rencana-Nya dan pertolongan-Nya yang ajaib dinyatakan
kepada kita. Oleh karena itu, TETAPLAH BERDOA: "JADILAH
KEHENDAK-MU."
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Sekolah Doa
Judul asli artikel: Hal Berdoa -- Doa Bapa Kami
Penulis: J. H. Gondowijoyo
Penerbit: Andi, Yogyakarta 2004
Halaman: 44 -- 56
______________________________________________________________________
Anda diizinkan mengcopy/memerbanyak semua/sebagian bahan dari e-Doa
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk
tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil
dan nama e-Doa sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2009 oleh e-Doa --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-doa(at)hub.xc.org >
Arsip e-Doa: http://www.sabda.org/publikasi/doa/
Situs DOA: http://doa.sabda.org/
Situs YLSA: http://ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |