|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-doa/4 |
|
e-Doa edisi 4 (11-6-2009)
|
|
______________________________e-Doa___________________________________
(Sekolah Doa Elektronik)
______________________________________________________________________
DAFTAR ISI
EDITORIAL
ARTIKEL DOA: Doa Bapa Kami 1 (Matius 6:5-14)
STOP PRESS: Baru! Situs Doa: Komunitas Pendoa Syafaat Indonesia
______________________________________________________________________
EDITORIAL
Shalom,
Kita, sebagai orang percaya, pasti mengenal "Doa Bapa Kami", dan itu
adalah hal yang baik. Namun, alangkah lebih baik jika kita tidak
hanya mengenalnya, namun juga memahami esensi dari Doa Bapa Kami
yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Ya, Doa Bapa Kami adalah
doa yang sempurna dan sangat berkuasa bila kita mengucapkannya
dengan iman. Pada kesempatan ini, e-DOA akan membahas makna di balik
setiap kata yang terdapat dalam Doa Bapa Kami.
Karena artikel yang kami sajikan cukup panjang, maka kami akan
membaginya menjadi tiga edisi. Besar harapan kami apa yang kami
sajikan dapat memberkati Anda semua.
Selamat berdoa, Tuhan memberkati.
Pimpinan Redaksi e-Doa,
Novita Yuniarti
http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/
______________________________________________________________________
ARTIKEL DOA
DOA BAPA KAMI 1 (Matius 6:5-14)
Seluruh isi Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru,
menggambarkan dan membimbing kita untuk berada dalam suatu
"hubungan", yaitu hubungan antara Bapa dengan kita sebagai
anak-anak-Nya dan hubungan antara kita dengan sesama kita. Doa Bapa
Kami menyatakan secara jelas hubungan antara Bapa dengan anak, dan
pengakuan kita sebagai anak serta Dia sebagai Bapa. Secara duniawi,
hubungan antara bapa dengan anak memberikan gambaran bapa yang
mengayomi anaknya, bapa yang melindungi anaknya, bapa yang
senantiasa mendidik, serta membimbing anaknya. Tetapi hubungan Bapa
dengan anak secara rohani adalah hubungan pribadi, kesatuan antara
Bapa dengan anak, dan kemanunggalan antara Bapa dengan anak. Dengan
demikian, apa yang dilakukan oleh Bapa Surgawi tidak berbeda dengan
apa yang dilakukan oleh bapa duniawi, yaitu melindungi dan
membimbing kita dalam satu hubungan batin yang intim, sehingga roh
kita dan Roh Kristus menjadi satu, dan dari kesatuan ini akan
terjadi perkara-perkara yang besar, yang mendatangkan mukjizat dan
berkat.
Doa Bapa Kami membawa kita untuk memiliki hati Bapa yang pasti
memberikan dampak kepada pemulihan antara Bapa dengan anak dan
antara Bapa dengan gereja-Nya. Yang mengajarkan Doa Bapa Kami adalah
Tuhan Yesus sendiri, dan Ia berfirman: "Akulah jalan dan kebenaran
dan hidup" (Yohanes 14:6a). Oleh karena itu, dalam Doa Bapa Kami,
Yesus menuntun kita kepada jalan, kebenaran, dan hidup. Ada dua hal
penting yang diajarkan Yesus dalam Doa Bapa Kami, yaitu pengakuan
iman dan permohonan. Dalam Doa Bapa Kami, ada dua prinsip yang harus
dilakukan.
1. Doa Bapa Kami harus disampaikan secara roh, bukan secara
lahiriah, sebab kalau hanya diucapkan secara lahiriah saja, maka
tidak akan menghasilkan apa-apa. Jadi, Doa Bapa Kami tidak bisa
dilakukan hanya secara agamawi. Jika Doa Bapa Kami dilakukan
secara roh, maka akan menghasilkan kuasa yang berdampak pada
jalan, kebenaran, dan hidup yang menghasilkan perubahan demi
perubahan. Jika Doa Bapa Kami diucapkan secara lahiriah saja
dalam kedagingan, maka hasilnya bukanlah kehidupan.
2. Doa Bapa Kami harus dilahirkan dari sikap hati yang mengucap
syukur karena doa ini dilahirkan dari Yesus sendiri yang sudah
memberikan hidup-Nya dan berkorban untuk umat manusia. Sebagai
contoh, dalam Lukas 17:11-19 dikisahkan bahwa pada waktu Yesus
menyembuhkan sepuluh orang kusta, ternyata hanya satu orang saja
yang datang kepada Yesus untuk mengucap syukur dan berterima
kasih, sedangkan sembilan orang lainnya tidak kembali. Dari
contoh ini, kita belajar bahwa KESELAMATAN itu ada 2 hal, yaitu
berkaitan dengan tubuh dan berkaitan dengan roh. Keselamatan yang
berkaitan dengan tubuh sifatnya sementara, tetapi yang berkaitan
dengan roh adalah keselamatan kekal. Dari contoh tersebut, hanya
satu orang Samaria itu yang merespons dan memahami arti
keselamatan yang sejati, sehingga dalam ayat 19 Yesus sendiri
berkata, "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan
engkau." Kesimpulannya, iman akan mendatangkan keselamatan, dan
dari keselamatan itu akan membuat kita memiliki sikap hati untuk
mengucap syukur. Doa yang disertai ucapan syukur akan
menyenangkan hati Tuhan, dan inilah kunci bahwa Doa Bapa Kami
dengan sikap hati yang mengucap syukur akan mendatangkan
perubahan yang luar biasa, Kerajaan Allah turun, permohonan
dikabulkan, dan kebutuhan hidup dicukupkan sebab Ia adalah jalan,
kebenaran, dan hidup.
"Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik.
Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah
ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat
orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat
upahnya." (Matius 6:5)
Pelajaran doa yang disampaikan oleh Tuhan Yesus di sini adalah bahwa
doa bukanlah pekerjaan daging yang harus tampak dan dilihat orang
lain; pekerjaan daging akan menghasilkan daging. Doa itu bukan
bentuk lahiriahnya yang tampak oleh orang lain, melainkan pekerjaan
roh dari dalam batin kita. Dalam Efesus 6:18 dikatakan "....
Berdoalah setiap waktu di dalam Roh ...." Demikian juga dalam 1
Korintus 14:15, Paulus mengatakan, "Jadi, apakah yang harus kubuat?
Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan
akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku
akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku." Jadi, ada
waktunya kita berdoa dengan roh kita, tapi ada waktunya juga kita
berdoa dengan akal budi kita. Oleh karena itu, jiwa (akal budi,
perasaan, dan kemauan) kita juga ikut berdoa. Dalam 1 Petrus 4:7
dikatakan, "Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu,
kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa." Jiwa
harus tenang supaya kita bisa berdoa.
Sehubungan dengan akal budi atau pikiran ini, firman Tuhan secara
khusus menyatakan sebagai berikut.
1. "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus." (Filipi 2:5)
2. "... supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu."
(Efesus 4:23)
3. ".... Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada
Kristus." (2 Korintus 10:5b)
4. "Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada
mereka, `Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu?`" (Lukas 5:22)
Berdasarkan ayat-ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa jiwa dan
pikiran itu dipakai oleh Tuhan di dalam berdoa. Yang dimaksudkan di
sini adalah pikiran yang sudah ditundukkan oleh pikiran Kristus.
Jadi, doa adalah pertemuan atau perjumpaan di alam roh, yang membuat
kita dituntun untuk hidup di dalam roh, dibimbing untuk hidup oleh
roh. Dalam Roma 8:1-2, 5-9 dikatakan, "Demikianlah sekarang tidak
ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh,
yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum
dosa dan hukum maut .... Sebab mereka yang hidup menurut daging,
memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh,
memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah
maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab
keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak
takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika
memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak
memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus."
Dengan demikian, buah doa itu adalah "... kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri ..." (Galatia 5:22-23). Pada
ayat-ayat sebelumnya, Paulus berkata, "Maksudku ialah: hiduplah oleh
Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan
daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan
dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga
kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan
tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu
tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata,
yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala,
sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri
sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora
dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti
yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang
demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah"
(Galatia 5:16-21). Perbuatan daging inilah yang menjadi salah satu
penghambat doa, yang dapat menjauhkan hubungan intim antara Bapa dan
anak-Nya.
"Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah
pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya
kepadamu." (Matius 6:6)
Doa adalah pertemuan yang intim. Doa adalah pertemuan pribadi. Doa
adalah pertemuan khusus antara Bapa dengan anak. Doa adalah
pembicaraan atau komunikasi yang sangat spesifik. Doa digambarkan
seperti hubungan antara suami istri di dalam kamar dengan pintu yang
tertutup, untuk menyatakan hubungan yang sangat intim. Hubungan
seperti inilah yang membuat roh kita menjadi kuat. Contoh yang
konkret mengenai hal ini dapat kita lihat dalam kehidupan Yusuf
(Kejadian 39:1-23) dan kehidupan Simson (Hakim-hakim 15). Baik Yusuf
maupun Simson, keduanya dikenal oleh Tuhan. Mereka sama-sama
dipilih, dipanggil, ditetapkan, diberi kekuatan, dan dipakai secara
luar biasa oleh Tuhan. Penyertaan dan hikmat yang Tuhan berikan
kepada Yusuf sungguh luar biasa. Demikian pula kekuatan yang
diberikan Tuhan kepada Simson pun sungguh luar biasa, sehingga hanya
dengan sebuah tulang rahang keledai ia bisa membunuh seribu orang
Filistin.
Akan tetapi, apa sebabnya ketika Delila terus-menerus
merengek-rengek, maka Simson pun kemudian menjadi tak tahan, jatuh
dalam pelukan Delila dan akhirnya ia mati? Sedangkan Yusuf, ia
dibenci oleh saudara-saudaranya, dimasukkan ke dalam sumur, dijual,
dijadikan budak, digoda terus-menerus oleh istri Potifar, dan
kemudian difitnah hingga ia dijebloskan ke dalam penjara. Secara
nalar manusia, semestinya Yusuflah yang jatuh atau meninggalkan
Tuhan karena ujian dan godaan yang dihadapinya jauh lebih berat.
Tetapi hal itu tidak terjadi pada diri Yusuf. Ia tetap bertahan,
setia, dan taat sampai ia akhirnya menjadi raja di Mesir. Secara
jasmani dan rohani, seharusnya bukan Simson yang jatuh, melainkan
Yusuf yang jatuh dalam menghadapi segala penderitaan, tekanan,
hinaan, godaan, dan fitnah. Tetapi justru Yusuf tidak jatuh, malah
sebaliknya kariernya terus naik sampai ia menjadi pribadi yang
benar-benar sukses. Mengapa bisa demikian? Penyebabnya karena roh
yang dimiliki Yusuf lebih kuat daripada roh yang dimiliki Simson.
Seorang hamba Tuhan bisa saja ketika berdiri di mimbar ia kelihatan
kuat, penuh urapan, dan bersemangat melayani Tuhan. Tetapi begitu ia
turun dari mimbar dan saat menghadapi sakit-penyakit,
tekanan-tekanan, masalah keuangan, ia bisa jatuh sebab rohnya
sendiri lemah.
Bagaimanakah supaya roh kita bisa menjadi kuat? Roh kita bisa
menjadi kuat jika kita hidup di dalam doa, dan di dalam firman
Allah. Kita melayani Tuhan seperti domba di tengah-tengah serigala.
Ada banyak hal, banyak tantangan di depan yang tidak kita duga bisa
terjadi. Musuh kita bukanlah darah dan daging, melainkan
pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia
yang gelap, dan roh-roh jahat di udara. Kita dapat menang jika roh
kita kuat, dan sekali lagi, kekuatan roh kita terletak pada doa dan
firman yang secara konsisten kita terima setiap hari. Makanan bagi
tubuh adalah nasi, lauk-pauk, dan olahraga. Makanan bagi jiwa adalah
ilmu pengetahuan, bacaan yang sehat, musik, dan hiburan. Tetapi
makanan bagi roh adalah firman Allah yang hidup dan doa yang membuat
roh kita menjadi kuat serta menjadikan roh, jiwa, dan tubuh
seimbang. Roh tidak bisa diberi makanan ilmu pengetahuan,
kepandaian, harta benda, roh-roh lain di gunung-gunung, dan di
lautan. Orang yang rohnya kuat akan menyala-nyala, siap, serta
berani menghadapi masalah apapun dan imannya semakin bertumbuh.
Orang yang rohnya kuat adalah orang yang sedang membangun hidupnya
menjadi manusia Roh, karakter dan gaya hidupnya akan terbentuk dari
rohnya yang kuat.
Seorang hamba Tuhan, meski pelayanannya besar dan hebat, tanda-tanda
ajaib dan mukjizat-mukjizat menyertai pelayanannya, tapi kalau
rohnya lemah ia bisa saja jatuh. Orang yang rohnya kuat, hidupnya
berpusat pada Tuhan. Orang yang rohnya lemah, hidupnya berpusat pada
dunia. Orang yang rohnya kuat bagaikan pohon dengan akarnya yang
kuat, bisa menghasilkan buah yang manis (Galatia 5:22-23), ia
menjadi terang dan dapat mengimpartasikannya kepada dunia. Karena di
dalam doa itu ada pertemuan yang intim, pertemuan pribadi, pertemuan
khusus yang mendalam, maka dampak yang dihasilkan dari kehidupan doa
yang dalam adalah sebagai berikut.
1. Pendoa Mengerti Kehendak Bapa (Yeremia 29:11-14a)
Pendoa yang memiliki hubungan yang intim dengan Bapa pasti dapat
mengerti kehendak Bapa, sehingga dalam pelayanannya ia bisa
dengan jelas dan tegas memberikan arah, menyatakan visi dan misi
yang dari Tuhan, dengan mantap ia menentukan langkah-langkah
pelayanan dan menyampaikan firman dengan berani.
2. Pendoa Mengerti Perasaan Yesus (Lukas 19:41-44)
Pendoa yang memiliki kehidupan doa yang mendalam pasti dapat
mengerti perasaan Yesus. Ia mengetahui hati Yesus. Ia bersyafaat
berjam-jam, mencucurkan air mata, mencurahkan isi hatinya,
memikul beban, dan menangisi bangsa-bangsa. Dengan tetesan air
matanya, ia memuji, menyembah, dan masuk lebih dalam lagi ke hati
Yesus. Pendoa seperti ini, di mana pun dan kapan pun ia berada,
akan amat peka terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi, mudah
meneteskan air mata, dan sering kali muncul nyanyian baru dalam
hatinya.
3. Pendoa Mengerti Pikiran Bapa, Yesus, dan Roh Kudus
(1 Korintus 2:16)
Pendoa yang mengerti pikiran Bapa, Yesus, dan Roh Kudus, ke mana
pun atau di mana pun berada, ia akan mengajar dan menyampaikan
kebenaran firman Allah dengan pengajaran yang sistematis dan
jelas. Hatinya dan tutur katanya selalu mengarah kepada mengajar.
Jika ketiga kategori hamba pendoa tersebut bersatu di dalam
pelayanan, maka akan terjadi suatu gerakan pembangunan pelayanan
yang luar biasa, yang dampaknya akan membuat terobosan-terobosan
baru di dalam lima gerakan Roh Allah (gerakan doa, gerakan pujian
dan penyembahan, gerakan wujud kasih, gerakan misi, dan gerakan
kesatuan tubuh Kristus) dan pemulihan lima jawatan di dalam gereja
Tuhan (nabi, rasul, gembala, penginjil, dan pengajar).
Roh yang kuat:
1. Dibangun dalam kehidupan doa.
2. Dibangun oleh firman Tuhan, sebagai dasar yang kokoh, dan ini
berpengaruh besar untuk pembangunan selanjutnya, yaitu bila
tantangan datang akan tetap berdiri tegak, teguh, tak akan jatuh,
tak akan roboh. Tujuannya supaya menjadi bangunan Allah yang
sempurna, siap untuk dipakai. Fondasi yang kuat akan membuat roh
menjadi kuat, sebaliknya fondasi yang lemah akan membuat roh
menjadi lemah.
3. Dibangun melalui tantangan, masalah. Segala sesuatu diizinkan
oleh Tuhan dengan maksud supaya melalui segala tantangan ini,
kedagingan dimatikan dan memunculkan manusia roh. Jadi, semakin
banyak menghadapi tantangan, semakin pula membangun manusia roh
sehingga kuat, muncul karakter ilahi, dan kerendahan hati
(1 Petrus 1:3-9).
"Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti
kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa
karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan." (Matius 6:7)
Doa memiliki fokus, sasaran, dan tujuannya. Doa itu bukan
formalitas, namun keluar dari hati dan dilukiskan seperti Bapa dan
anak yang berunding. Doa yang ada sasarannya sama seperti panah-
panah api yang diluncurkan. Yang dilihat oleh Bapa adalah hati kita
ini, bukan kepandaian berbicara atau fasih lidah kita, bukan ilmu
pengetahuan atau kekuatan kekayaan kita. Manusia batiniah yang di
dalam inilah yang diperhitungkan oleh Bapa; dan yang tersembunyi,
yang di dalam hati itulah yang dibalas oleh Bapa. 1 Korintus 3:16
mengatakan, "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan
bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?" Ayat ini menjadi prinsip yang
amat penting, yaitu bahwa Roh Allah itu berada dan diam di dalam
kita, sehingga Bapa mengetahui segala keperluan kita. Selanjutnya,
Roma 8:26-27 mengatakan, "Roh membantu kita dalam kelemahan kita;
sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh
sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang
tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui
maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa
untuk orang-orang kudus."
"Karena itu berdoalah demikian: "Bapa kami yang di surga."
(Matius 6:9a)
Ungkapan yang diajarkan Tuhan Yesus dalam bagian awal doa ini
menggambarkan bahwa dasar doa, prinsip doa, dan arti doa
sesungguhnya adalah hubungan yang intim, hubungan yang manis, ikatan
kasih dan komunikasi antara Bapa dengan anak, dan sebaliknya. Ada
banyak doa yang hambar, hanya formalitas, tak ada hubungan kasih
yang intim karena kita tidak bisa menggambarkan atau membayangkan
hubungan yang baik antara Bapa dengan anak seperti hubungan dengan
ayah kita di dunia ini. Yang mendorong adanya hubungan intim antara
Bapa dengan anak, dan sebaliknya antara anak dengan Bapa, adalah
kerinduan. Tanpa adanya kerinduan yang dalam, maka hubungan itu akan
menjadi formal atau sekadar bertemu saja. Pertumbuhan rohani
seseorang juga sangat ditentukan oleh kerinduan hatinya, yaitu rindu
untuk berdoa, rindu untuk beribadah, rindu untuk memuji dan
menyembah Tuhan, rindu untuk mendengarkan firman Tuhan serta
melakukannya, dan rindu untuk berjumpa dengan Yesus. Besarnya
kerinduan inilah yang sangat menentukan pertumbuhan rohani
seseorang.
Pada hakikatnya, karakter Bapa adalah kasih agape, artinya kasih
yang berkorban atau kasih yang memberi. Kasih Bapa ini adalah kasih
yang tak ada batasnya, kasih yang tanpa syarat. Meskipun saya jatuh
dalam dosa, Bapa tetap mengasihi saya. Walaupun saya memberontak,
Bapa tetap mengasihi saya. Sekalipun saya menjauhi Bapa, Ia tetap
sabar menanti saya kembali dengan kasih-Nya. Inilah kasih yang tanpa
syarat! Kasih agape selalu berkaitan dengan "koinonia", artinya
persekutuan yang sangat dalam. Bapa selalu rindu bersekutu dengan
anak-anak-Nya supaya Ia bisa menyalurkan atau memberikan kasih-Nya
kepada anak-anak-Nya. Dalam bahasa Ibrani, doa selalu dihubungkan
dengan tiga kata berikut: "Pene Hala Yahweh", yang arti harafiahnya,
mengusap wajah atau membelai wajah. Inilah gambaran doa, yaitu
pertemuan dengan dasar kasih dan dengan kerinduan yang dalam di mana
antara Bapa dengan anak saling membelai, saling mengusap wajah, dan
saling bergurau. Dan inilah yang menyebabkan seseorang tahan berdoa
sampai berjam-jam karena menerima kasih sayang Bapa, menerima
kesegaran, ada ikatan batin yang dalam, ada hubungan/komunikasi yang
intim. Oleh karena itu, pada tingkat hubungan dalam doa seperti
tersebutlah yang menyebabkan pendoa terus-menerus memburu atau
mengejar Yesus di mana pun, bagaimana pun keadaannya, dan sampai
kapan pun.
Doa adalah perjumpaan antara anak dengan Bapa, perjumpaan dengan
kebenaran, dan kebenaran inilah yang memerdekakan kita. Kebenaran
itu merupakan pelita bagi kaki kita, yang menuntun kita ke
jalan-jalan Allah. Kebenaran itu mendatangkan kuasa yang mengungkap,
menerobos, membongkar, membangun, dan memurnikan. Perjumpaan antara
anak dengan Bapa adalah perjumpaan dengan kasih yang melembutkan,
memulihkan, menghidupkan, menyelesaikan segala perkara, dan membuat
kita bisa mengasihi orang lain. Perjumpaan antara anak dengan Bapa
adalah perjumpaan dengan terang yang mengalahkan kegelapan,
menyatakan keadilan, kebenaran dan kasih, serta yang menerobos
jalan-jalan yang sukar. Perjumpaan antara anak dengan Bapa adalah
perjumpaan dengan kuasa yang melumpuhkan si jahat, memberikan
kemenangan demi kemenangan, dan memberikan keberanian kepada kita
untuk menyatakan bahwa: "Yesus adalah Juru Selamat dunia!"
Doa adalah perjumpaan dengan sang Pencipta. Doa adalah perjumpaan
dengan sang Juru Selamat. Doa adalah perjumpaan dengan sang
Pembimbing. Dari perjumpaan di dalam doa inilah terjadi impartasi
dan transfer karakter Yesus, impartasi kuasa, impartasi kasih,
impartasi terang, dan impartasi kebenaran sehingga kita bisa menjadi
saksi-saksi yang hidup. Perjumpaan dengan Bapa di dalam doa adalah
perjumpaan dengan sumber kuasa, sumber kasih, dan sumber kebenaran
yang mendatangkan kekuatan dahsyat untuk mengalahkan kuasa gelap.
Perjumpaan dengan Sumber kuasa, kasih, dan kebenaran itulah yang
membuat aliran kuasa, kasih, dan kebenaran tersebut keluar melalui
kehidupan kita, dan inilah kuasa terang yang mengalahkan kegelapan.
Oleh karena itu, doa membuat kita melekat dengan Sumber kuasa,
kasih, dan kebenaran itu.
Orang yang berdoa sama dengan menerima napas kehidupan Allah, yang
membuat kita berada dalam kehidupan Allah. Dan kehidupan Allah
adalah kekal, tidak ada kematian. Waktu kita menerima Yesus, itu
sama dengan artinya kita menerima kehidupan Allah dan hidup kita
dikendalikan oleh kehidupan Allah. Inilah sebabnya pendoa berani
menghadapi tantangan karena ada Yesus di dalam dirinya. Firman Tuhan
mengatakan bahwa Roh Dia yang telah membangkitkan Yesus dari
kematian ada di dalam kita (Roma 8:11). Inilah pendoa yang berjalan
dalam kehidupan Allah! Kita akan memanifestasikan kehidupan Yesus.
Firman-Nya mengatakan, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup,
dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b)
Dalam 2 Tawarikh 7:14 dikatakan: "... umat-Ku, yang atasnya nama-Ku
disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, dan berbalik
dari jalan-jalan-Nya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari surga
dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." Berdoa
dan mencari wajah Bapa ini adalah satu kesatuan yang menggambarkan
kehidupan serta hubungan yang intim antara anak dan Bapa, seperti
seorang anak yang berada di pangkuan ayahnya, dengan tangannya yang
selalu diangkat untuk menggapai serta membelai wajah ayahnya dengan
kelembutan mata yang memandang wajah ayahnya, dan sang ayah juga
membelai wajah anaknya. Seperti seorang anak kecil, pada saat ia
terjatuh atau mengalami kesulitan, pasti ia menangis dan mencari
ayahnya. Begitu ia melihat wajah ayahnya, ia sudah merasa aman dan
tenteram, ayahnya pasti segera memangku atau menggendong dia dan
membelai wajahnya. Hal ini menggambarkan pertemuan yang manis antara
anak dan Bapa di dalam doa.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Sekolah Doa
Penulis: J. H. Gondowijoyo
Penerbit: Andi, Yogyakarta 2004
Halaman: 29 -- 43
______________________________________________________________________
STOP PRESS
BARU! SITUS DOA:
KOMUNITAS PENDOA SYAFAAT INDONESIA
< http://doa.sabda.org >
Anda rindu melihat pemulihan terjadi atas keluarga, gereja, kota,
dan bangsa Anda?
Anda ingin belajar lebih banyak tentang doa?
Anda ingin memiliki partner untuk berdoa dan berbagi?
Situs Doa, yang diluncurkan oleh Yayasan Lembaga SABDA
<http://www.ylsa.org>, adalah tempat yang tepat untuk menjawab
kerinduan dan keinginan Anda.
Kami percaya situs Doa, yang dilengkapi dengan Artikel, Renungan,
Ilustrasi, Kesaksian, serta Riwayat Tokoh-Tokoh Doa, akan memperluas
wawasan dan pengetahuan Anda tentang doa.
Istimewanya, situs ini menyediakan beberapa kalender doa yang
bisa Anda pakai sebagai panduan Anda berdoa, baik secara pribadi
maupun kelompok. Bagi Anda yang ingin berbagi beban doa, situs Doa
juga menyediakan fasilitas untuk mengirimkan permohonan doa agar
Anda mendapatkan dukungan doa dari saudara-saudara seiman yang lain.
Khusus bagi Anda yang dilengkapi Tuhan dengan karunia berdoa, situs
ini menyediakan fasilitas forum yang mengundang Anda bergabung dalam
"Komunitas Pendoa Syafaat Indonesia" untuk berdoa bersama bagi
Indonesia. Forum ini disediakan bukan untuk berdiskusi atau berdebat
tentang doa, namun untuk menyatukan hati kita dalam berdoa bagi
bangsa kita yang tercinta, yaitu Indonesia. Untuk mendaftarkan diri,
silakan menghubungi < doa(at)sabda.org >.
Segera kunjungi situs DOA <http://doa.sabda.org>! Ingatlah selalu
untuk memberitahukan informasi ini kepada rekan-rekan pendoa yang
lain, sehingga kita semua mendapat berkat dan menjadi berkat bagi
orang lain. Tuhan memberkati.
______________________________________________________________________
Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-DOA
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk
tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil
dan nama e-DOA sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2009 oleh e-DOA --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-doa(at)hub.xc.org >
Arsip e-DOA: http://www.sabda.org/publikasi/doa/
Situs YLSA: http://http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org/
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |