|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-doa/102 |
|
e-Doa edisi 102 (14-8-2014)
|
|
_________________________________e-Doa________________________________
(Sekolah Doa Elektronik)
BULETIN DOA -- Doa untuk Bangsa
Edisi Agustus 2014, Vol. 06 No. 102
Salam kasih,
Puji syukur kepada Tuhan Yang Mahakasih untuk 69 tahun kemerdekaan
Indonesia yang telah kita capai hingga saat ini. Sungguh merupakan
anugerah-Nya jika sekarang kita dapat menjadi bangsa yang merdeka,
berdaulat, dan bebas untuk menentukan nasibnya sendiri. Akan tetapi,
kemerdekaan tidak menjadi akhir dari segalanya. Cita-cita bangsa untuk
mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia masih butuh perjuangan panjang. Hambatan geografis,
keragaman suku, agama, bahasa dan budaya, korupsi, demokrasi yang
masih carut marut, persoalan moral dan karakter bangsa merupakan hal-
hal yang masih menjadi persoalan utama dari bangsa ini. Sebagai umat
percaya, kita tentunya harus menjadi bagian dari jawaban atas
persoalan bangsa, yang salah satunya bisa dilakukan melalui doa.
Berkenaan dengan bulan kemerdekaan Republik Indonesia yang tengah
berlangsung, maka publikasi e-Doa kali ini akan mengetengahkan artikel
mengenai Doa untuk Bangsa. Harapan kami, artikel ini akan menggugah
sahabat e-Doa semua untuk berdoa bagi Indonesia, demi kemajuan dan
kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia tercinta.
Dirgahayu Indonesia
Merdeka!
Pemimpin Redaksi e-Doa,
N. Risanti
< okti(at)in-christ.net >
< http://doa.sabda.org >
ARTIKEL: BERDOALAH UNTUK BANGSA KITA
Harga minyak naik; ongkos perjalanan bertambah; biaya kontrak rumah
membumbung tinggi; harga-harga makanan melaju cepat. Masalah-masalah
dunia seperti ini membuat banyak orang masa kini mengkritik mereka
yang menjadi pemimpin lebih daripada waktu-waktu sebelumnya. Orang-
orang bangsa kita juga tidak terkecuali dan sering kali, kita
mendengar orang bersungut-sungut mengenai pemerintah.
Sungguh menyedihkan bahwa banyak orang percaya melakukan kesalahan
yang sama seperti orang-orang lain di dalam mengemukakan
ketidaksenangan mereka terhadap situasi yang terjadi. Seharusnya tidak
demikian. Allah sudah memberikan tanggung jawab kepada gereja untuk
mendoakan mereka yang duduk dalam pemerintahan, tetapi kita lihat
bahwa hanya sedikit sekali orang percaya yang mengambil tantangan dan
tanggung jawab ini. Doa seperti ini dikenal sebagai doa syafaat.
Berdiri di Antara
Perkataan "Juru syafaat/pengantara" berasal dari kata Latin yang
berarti "bertindak di antara" atau "berdiri di antara". Kita dapat
menggambarkan hal ini dalam tingkatan yang dapat dimengerti secara
alami. Pertandingan bola basket sedang berlangsung di sebuah kota.
Perselisihan pendapat terjadi di antara anggota kedua tim yang
bertanding dan seorang di antaranya menjadi sangat marah. Ia mencoba
memukul yang lain, tetapi orang ketiga segera berdiri di antara
keduanya dan menyatakan bahwa ia bersedia untuk menerima pukulan yang
ditujukan bagi anggota tim pihak lawan. Orang yang marah tadi tidak
mau melukai orang yang tidak bersalah ini, maka pertikaian pun
berhenti dan terjadilah perdamaian.
Pengantara berarti mengambil alih tempat seseorang atau orang-orang
yang kita doakan. Seorang juru syafaat yang berdoa untuk suatu bangsa
berdiri di antara Allah dan mereka yang sebetulnya layak dijatuhi
murka dan hukuman-Nya. Kita semua mengetahui bahwa Allah menghendaki
penyembah-penyembah (Yohanes 4:23), tetapi sadarkah kita bahwa Allah
juga menghendaki adanya para juru syafaat (Yesaya 59:16, 63:5;
Yehezkiel 22:30)? Allah ingin membangkitkan para juru syafaat -- pria
maupun wanita -- yang mau berdoa untuk suatu bangsa dan melihat maksud
Allah terwujud untuk bangsa itu.
Ada banyak hal yang dapat dikatakan sehubungan dengan hal syafaat ini,
tetapi marilah kita memusatkan diri pada satu ayat khusus yang berisi
banyak prinsip kunci, yang akan menolong kita saat kita mulai berdoa
untuk bangsa kita.
"dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa
dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat,
maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta
memulihkan negeri mereka." (2 Tawarikh 7:14)
Hampir semua janji Allah memiliki syarat; kadang-kadang tersembunyi,
tetapi di lain kesempatan secara jelas dinyatakan. Dalam ayat ini,
kita melihat serangkaian syarat khusus, yang akan kita lihat secara
terperinci. Ada tiga janji pada akhir ayat itu sebagai akibat dari
kepatuhan kita terhadap syarat-syarat tersebut. Kita tidak perlu
menyibukkan diri dengan hasilnya karena Allah dapat dipercaya untuk
menggenapi janji-janji-Nya (Bilangan 23:19). Marilah kita mengerjakan
bagian kita dengan menggenapi syarat-syarat ini.
"dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut ....", atau dengan kata
lain "jika orang-orang-Ku, yang dipanggil dalam nama-Ku ...."
Siapakah yang diminta Allah untuk menggenapi syarat-syarat ini? Itu
bukanlah orang-orang yang tidak percaya ataupun satu bangsa secara
keseluruhan, tetapi umat-Ku yang atasnya nama-Ku disebut. Kita
mengetahui bahwa ayat ini diberikan kepada bangsa Israel ketika baru
mereka sajalah yang menjadi umat pilihan Allah. Akan tetapi, dengan
kedatangan Yesus Kristus, keselamatan melalui iman kepada-Nya tersedia
bagi semua orang. Umat Allah tidak lagi hanya satu nasionalitas. Umat
Allah adalah gereja-Nya; bangsa-Nya yang kudus yang hidup di antara
banyak bangsa. Sungguh suatu godaan untuk menimpakan kesalahan kepada
pemimpin-pemimpin negara atas keadaan dunia masa kini. Akan tetapi,
menurut Alkitab, Allah tidak begitu peduli tentang siapa yang patut
disalahkan seperti Dia menghendaki kita, sebagai umat-Nya, berada di
dalam hubungan yang benar dengan Dia sendiri dan dengan yang lain.
Orang-orang Kristen adalah garam dunia. Garam berfungsi menyedapkan
dan mengawetkan. Kita bukan hanya menjadikan bumi ini sedap bagi
Allah, melainkan juga harus bertindak sebagai pengawet, melawan dosa-
dosa yang bertumbuh dan yang merusak di dunia ini. Yesus juga
mengatakan bahwa kita adalah terang, satu-satunya terang di dalam
dunia (Matius 5:13). Pengaruh ilahi dari gereja akan menyedapkan dan
menerangi seluruh masyarakat kita di dalam jalan yang positif. Kita
perlu mengakui di hadapan Allah bahwa tanggung jawab untuk
menyelesaikan masalah-masalah negara bukan hanya terletak di tangan
para pemimpin dan penguasa yang memerintah, melainkan juga merupakan
tanggung jawab kita sebagai gereja Yesus Kristus, untuk berdoa.
Mau Merendahkan Diri
Syarat pertama yang harus dipenuhi oleh Gereja agar Allah bertindak
bagi mereka adalah merendahkan diri. Tidak dikatakan bahwa Allah yang
melakukan proses itu, tetapi kitalah yang harus merendahkan diri. Pada
langkah pertama inilah, banyak orang Kristen gagal. Salah satu
penyebab utama mengapa sedikit sekali orang percaya mempergunakan
pelayanan sebagai juru syafaat ini adalah adanya sifat mementingkan
diri sendiri dan sombong di dalam diri kita, dan bukannya rendah hati.
Kita sering kali begitu terlibat dalam masalah-masalah pribadi dan
berdoa hanya untuk keperluan kita sendiri sehingga hampir tidak
mungkin bagi kita untuk terbeban dengan persoalan atau perasaan teman,
gereja, atau suatu kota, dan menyediakan diri untuk menjadi pengantara
atas nama seluruh bangsa dan berdoa untuk mereka. Alasan lain mengapa
pelayanan ini dikesampingkan adalah adanya kenyataan bahwa pada
dasarnya, hal itu merupakan kegiatan yang tersembunyi di hadapan Allah
dan tidak dilakukan secara terbuka seperti pelayanan pendeta-pendeta
atau penginjil-penginjil. Jika ingin dipakai sebagai juru syafaat,
kita harus bersedia untuk tidak diketahui oleh kawan-kawan kita.
Kerendahan hati adalah kondisi dari hati kita -- yaitu menyadari bahwa
secara total, kita bergantung kepada Allah untuk digerakkan oleh Roh-
Nya jika kita ingin melihat bangsa kita disembuhkan dan dibarui. Hal
itu bukan dengan keperkasaan, ataupun dengan kekuatan, melainkan hanya
dengan Roh Allah (Zakharia 4:6). Kita dapat merendahkan diri kita
dengan berpuasa. Tidak makan untuk masa-masa berdoa adalah disiplin
yang akan memengaruhi roh, pikiran, dan tubuh, dan menunjukkan
ketulusan, kesungguhan, dan ketekunan kita sebagai juru syafaat.
Dan Berdoa
Syarat kedua adalah berdoa. Doa itu sendiri adalah suatu bentuk dari
merendahkan diri. Berdoa adalah menyadari kebutuhan kita sendiri dan
kemampuan dari yang lain untuk memenuhi kebutuhan itu. Itu juga
berarti memohon, mengharap, meminta dengan sungguh-sungguh untuk
sesuatu; orang yang lebih kecil meminta dari yang lebih besar. Jika
kita berdoa, kita mengakui ketergantungan kita kepada Allah; saya
tidak dapat melakukannya, tetapi Engkau dapat.
Marilah kita melihat pada pasal-pasal dalam Perjanjian Baru, yang
mengajar kita tentang mendoakan bangsa.
1 Timotius 2:1-4, "Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah
permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk
raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan
tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan
yang berkenan kepada Allah, Juru Selamat kita, yang menghendaki supaya
semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran."
Pertama-tama, Paulus memberitahukan kepada kita, siapa yang perlu kita
doakan. Kenyataannya, masing-masing kita tahu bahwa banyak orang yang
perlu kita doakan -- keluarga, kawan-kawan, rekan sekerja, anggota-
anggota gereja, dan lain sebagainya. Meski demikian, di sini Paulus
menunjukkan bahwa ada sekelompok orang yang perlu didahulukan dalam
daftar doa kita; yaitu orang-orang yang duduk dalam pemerintahan,
entah dia raja, presiden, perdana menteri, gubernur, walikota,
pejabat-pejabat teras, dan yang seperti itu. Sering kali, jika kita
memikirkan tentang orang-orang tersebut, kesan pertama kita adalah
mengkritik dan menyalahkan mereka karena tidak memberikan jalan keluar
atas masalah-masalah yang dihadapi oleh negara kita. Akan tetapi,
Allah mengatakan bahwa orang-orang Kristen mempunyai tanggung jawab
yang utama untuk mendoakan mereka yang duduk dalam pemerintahan. Kita
perlu berdoa agar mereka memiliki hikmat untuk memerintah dengan baik
dan menentukan keputusan yang benar. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya kestabilan dan ketenangan, serta keadaan yang lebih baik
untuk memberitakan Injil karena merupakan kehendak Allah agar semua
manusia mendengar dan mampu memberikan tanggapan kepada kebenaran.
Jadi, Allah mengajar agar kita berdoa dengan sungguh-sungguh untuk
pemerintah kita supaya banyak orang dapat diselamatkan. Setan selalu
membenci pemerintah dan penguasa (Yesaya 14:12-15). Dia menyerang
pemimpin-pemimpin dalam rumah tangga, sekolah-sekolah, gereja, dan
pemimpin bangsa. Untuk dapat berdoa dengan berhasil, kita harus tahu
kekuasaan kita di dalam Kristus. Kita perlu berdoa secara khusus untuk
keadaan bangsa-bangsa dan rakyat. Kita dapat mengalahkan kuasa-kuasa
jahat dan kekuatan mereka. Kita dapat menyebabkan dicurahkannya banjir
kebenaran dengan mendoakan pemerintah kita. Jika orang-orang Kristen
tidak mau mendoakan negara mereka, siapakah yang bersedia?
Dan Mencari Wajah-Ku
Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh umat Allah agar mendapatkan
respons dari Allah adalah mencari wajah-Nya. Doa yang benar harus
meliputi hal mencari wajah Allah, tetapi mencari wajah Allah adalah
lebih daripada meminta Dia untuk sesuatu. Allah menghendaki agar kita
mencari Dia karena keberadaan-Nya, bukan sekadar karena hal-hal yang
dapat kita terima dari Dia. Sementara kita mencari Allah, mengenal Dia
dengan lebih baik, doa kita akan jauh lebih efektif karena kita akan
mengetahui kehendak-Nya dan jalan-jalan-Nya dengan lebih baik. Tidak
ada satu ayat pun di dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa Allah
menyatakan diri-Nya kepada setiap orang yang mencari Dia secara
kebetulan. Seluruh ayat Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Allah
menyatakan diri-Nya kepada setiap orang yang mencari Dia secara
kebetulan. Seluruh ayat Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Allah
menyatakan diri-Nya kepada mereka yang mencari Dia dengan tekun dan
sungguh-sungguh (Yeremia 29:13; Yesaya 55:6; Ibrani 11:6). Kapan
terakhir kali Saudara benar-benar menyendiri dengan Allah yang hidup
dan mengucapkan kata-kata yang sama sebagaimana diucapkan oleh Yakub -
- "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak
memberkati aku?" Musa, Ester, Daniel, Nehemia, Hana, Paulus, semuanya
berdoa dan berpuasa dengan hasil yang besar karena mereka mencari
Tuhan dengan segenap hati mereka. Ada tertulis tentang Elia di dalam
Yakobus 5:16 bahwa doa orang benar yang bersungguh-sungguh itu besar
khasiatnya. Hal itu masih tetap berlaku sampai sekarang.
Dan Berpaling dari Jalan yang Sesat
Syarat yang keempat ini, yaitu berbalik dari jalan-jalan yang jahat,
tidak ditujukan kepada orang-orang luar, tetapi sekali lagi, merupakan
tuntutan yang ditujukan kepada umat Allah. Penghukuman dimulai dalam
rumah Allah, yaitu gereja (1 Petrus 4:17-18). Jika dunia menyaksikan
orang-orang Kristen bertobat dan kehidupan mereka berubah, mereka akan
mulai memerhatikan dan bersedia untuk mendengar. Kita perlu bertobat
dari perpecahan di dalam gereja, dari kurangnya kasih dan kesatuan,
dari kemunafikan, dari kedangkalan rohani, dan tidak mau memerhatikan
kebutuhan-kebutuhan jasmani, mental, dan rohani dari orang-orang lain.
Sebagai umat Allah, kita harus menunjukkan adanya kesatuan kasih di
dalam Yesus, yang dapat memengaruhi mereka yang ada di dalam dunia.
Hanya sesudah kita mau merendahkan diri kita, berdoa, dan bersungguh-
sungguh menghampiri hadirat Allah, kita akan dapat melihat keadaan
yang sebenarnya dari hati kita. Kita tidak lagi menilai diri kita
menurut ukuran-ukuran manusia, tetapi di dalam terang kesucian Allah.
Maka Aku Akan Mendengar dari Surga
Jika kita dengan setia melaksanakan tanggung jawab, kita dapat yakin
bahwa Allah bukan hanya mendengar doa-doa kita, tetapi juga akan
menggerakkan Roh Kudus-Nya untuk menggenapi janji-janji-Nya.
Pengampunan atas dosa-dosa dan kesembuhan tubuh, jiwa, dan roh akan
mulai dicurahkan jika orang-orang Kristen dari segala bangsa
menanggapi tantangan untuk bersama-sama dengan Allah bekerja dan
melaksanakan rencana-rencana-Nya melalui doa dan syafaat. Setiap
bangsa perlu secara tetap, setia, dan tekun melaksanakan doa-doa
syafaat, dan hanya kekekalan sajalah yang akan menyatakan sepenuh-
penuhnya mengenai bagaimana doa-doa tersebut telah mengubah sejarah
banyak bangsa.
Diambil dan disunting dari:
Nama buletin: Hidup Dalam Kristus Vol. 19 No. 2
Judul asli artikel: Berdoalah bagi Bangsa Kita
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Halaman: 18 -- 20
Kontak: doa(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti dan Amidya
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-doa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |