|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-doa/10 |
|
e-Doa edisi 10 (9-12-2009)
|
|
______________________________e-Doa___________________________________
(Sekolah Doa Elektronik)
______________________________________________________________________
DAFTAR ISI
EDITORIAL
RENUNGAN NATAL: Natal Bukan Sekadar Perayaan Semata
ARTIKEL DOA: Bagaimana Allah Menjawab Doa-Doa Kita
TOKOH DOA: Salomo: Memohon Hikmat
______________________________________________________________________
EDITORIAL
Shalom,
Setiap manusia pasti memunyai pergumulan hidup. Dan ketika
diperhadapkan dengan masalah, manusia akan berupaya mencari jalan
keluarnya. Namun, terkadang jalan keluar yang kelihatannya baik
ternyata tidak membawa satu perubahan apa pun. Hal tersebut dapat
membuat kita putus asa dan kehilangan arah tujuan hidup. Merupakan
hal yang berbahaya ketika seorang manusia tidak lagi memiliki
harapan dan tujuan hidup.
Namun bagi orang percaya, dalam keadaan yang tersulit sekalipun,
kita tidak akan sendirian karena ada satu Pribadi yang tidak pernah
meninggalkan kita. Dalam kelemahan dan keterbatasan, kita dapat
selalu datang kepada-Nya dan bergantung penuh kepada-Nya melalui
doa. Tuhan pun selalu punya waktu dan cara yang indah menurut
kehendak-Nya untuk menjawab doa-doa kita. Oleh sebab itu, janganlah
jemu-jemu untuk berdoa dan menantikan janji-Nya digenapi di dalam
hidup kita. Biarlah sajian-sajian e-Doa pada akhir tahun 2009 ini
membawa kita lebih berserah penuh kepada Tuhan yang selalu punya
berbagai cara untuk menyatakan kehendak-Nya dalam hidup kita.
Segenap Redaksi e-Doa mengucapkan:
Selamat Natal 2009 dan selamat menyambut tahun 2010. Kiranya hidup
kita terus menjadi mezbah doa bagi kemuliaan Tuhan. Amin.
Redaksi Tamu e-Doa,
Desi Rianto
http://www.sabda.org/publikasi/e-Doa/
http://doa.sabda.org/
http://fb.sabda.org/doa
______________________________________________________________________
RENUNGAN NATAL
NATAL BUKAN SEKADAR PERAYAAN
Pada masa Natal ini, kita diajak untuk merenungkan beberapa
pertanyaan. Natal tahun ini (2009) merupakan Natal yang keberapa
dalam kehidupan Anda? Kalau Anda sudah menjawabnya, maka pertanyaan
berikutnya, apa arti Natal dalam kehidupan Anda? Apakah Natal itu
hanya sebagai sebuah sejarah Kristen yang harus dirayakan dengan
perayaan yang megah, pohon Natal yang tinggi bertabur gemerlapan
lampu yang indah, serta lagu-lagu Natal yang merdu?
Memang, tidak ada salahnya merayakan Natal dengan kemegahan. Namun
akan salah artinya jika Natal hanya sejauh itu saja. Natal
seharusnya menjadi pengalaman yang indah bagi seseorang dalam
kehadiran/kelahiran/kedatangan Tuhan Yesus Kristus ke dunia. Firman
Tuhan menjelaskan ada banyak tokoh yang ada di sekitar peristiwa
kelahiran Tuhan Yesus (kisah Natal), namun hanya ada beberapa tokoh
yang menyaksikan Natal itu sendiri, yaitu:
1. Gembala-Gembala
Suatu komunitas yang tidak diperhitungkan oleh banyak orang pada
zaman itu. Yang hanya mendengar berita kelahiran itu begitu
singkat, namun mereka dengan segala kerinduan segera pergi untuk
membuktikan berita yang baru saja mereka dengar. Mereka datang
kepada Tuhan dengan segala keberadaan mereka sebagai orang-orang
yang sederhana. Mereka datang ke kandang yang hina hanya dengan
satu tujuan atau motivasi, yaitu berjumpa dengan Tuhan Yesus. Dan
akhirnya mereka berjumpa dengan Maria dan Yusuf serta bayi Yesus,
sang Putra Natal Yang Kudus, mereka mengalami Natal (Lukas 2:16).
Perjumpaan mereka dengan Yesus membawa perubahan hidup yang luar
biasa dalam kehidupan mereka. Firman Tuhan berkata, "Maka
kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah
...." (Lukas 2:20)
2. Orang-Orang Majus dari Timur
Komunitas kaum terpelajar. Ahli perbintangan dari Timur (Babel)
yang harus meninggalkan segala sesuatu dan bertanya-tanya karena
rindu bertemu dengan Bayi Natal dengan tujuan untuk menyembah
Dia -- Tuhan Yesus (Matius 2:2). Mereka bertemu dengan Tuhan
Yesus lalu sujud menyembah Dia -- mereka mengalami Natal. Firman
Tuhan berkata, "Mereka membuka tempat harta bendanya dan
mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan, dan
mur." (Matius 2:11)
3. Imam-Imam Kepala dan Ahli Taurat
Mereka adalah kaum rohaniawan yang selalu berada di Bait Allah
(Sinagoge) dan mengetahui banyak tentang Kitab Suci. Bahkan
mengetahui nubuatan mesianis serta kelahiran Yesus dengan baik
dan tepat. Mereka tahu tentang kedatangan Mesias, tapi mereka
tidak menyambut Mesias, apalagi berjumpa dengan-Nya. Matius 2:4
berkata, "Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat
bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana
Mesias akan dilahirkan.", 4. Herodes
Seorang penguasa yang terkejut, merasa teracam atas hadirnya
Yesus Kristus di dunia. Seorang yang sangat licik dan penuh
kepalsuan. Ia berpura-pura atau seakan-akan ingin menyembah
Yesus, tetapi pada dasarnya ingin membunuh-Nya. Seorang yang
memiliki penyembahan palsu yang pada dasarnya ingin menyakiti
Tuhan. Matius 2:3, 7-8 berkata, "Ketika Raja Herodes mendengar
hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Lalu dengan
diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan
teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu tampak.
Kemudian ia menyuruh mereka ke Bethlehem, katanya, `pergilah dan
selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera
sesudah kamu menemukan Dia, kabarkan kepadaku supaya aku pun
datang menyembah Dia.`"
Ada dua kelompok yang berbeda yang kita lihat di kisah di atas,
yaitu kelompok pertama, para gembala dan orang Majus; kelompok ini
adalah orang-orang yang datang, mencari dan mendapatkan Tuhan, serta
merespons kasih Tuhan dalam kehidupannya, melalui hidup yang
memuliakan Allah dan menyembah serta mempersembahkan sesuatu kepada
Tuhan. Sedangkan kelompok yang kedua adalah para Imam dan Ahli
Taurat serta Herodes; kelompok ini adalah bagaikan orang Kristen
tradisional (kristen nenek moyang), aktif dalam setiap kegiatan
rohani, mengetahui keseluruhan isi Alkitab, namun tidak pernah
mengalami Natal (Yesus lahir di hati -- menerima kasih Allah) dalam
hidupnya. Hidup penuh dengan kemunafikan dan kepalsuan.
Saat ini, Anda termasuk kelompok yang mana? Natal bukan sekadar
perayaan sejarah kristiani, tetapi Natal adalah pengalaman ilahi,
perjumpaan dengan Allah dalam Kristus Yesus, Sang Juru Selamat.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama majalah: Yasuma, Edisi IX, Tahun 2000
Judul artikel asli: Natal Bukan Sekadar Perayaan Semata
Penulis: Ev. Rafles Mandiangan, S.Th
Penerbit: Yayasan Sumber Sejahtera, Jakarta 2000
Halaman: 3
______________________________________________________________________
ARTIKEL DOA
BAGAIMANA ALLAH MENJAWAB DOA-DOA KITA
Apakah doa Anda pernah dijawab? Demikian pertanyaan yang saya ajukan
dalam suatu artikel di surat kabar. Saya sendiri tak berharap
memperoleh banyak jawaban. Namun ternyata saya memerlukan waktu
hampir 1 minggu untuk membaca semua jawaban itu. Saat membaca
surat-surat yang saya terima itu, saya terkesan akan kenyataan bahwa
Tuhan tak mengenal pilih kasih terhadap manusia.
Beberapa jawaban datang dari pengusaha-pengusaha ternama yang
ditulis di atas surat berkop mewah. Sebagian lagi ditulis di atas
kertas surat yang amat sederhana dan ditulis dengan pensil. Beberapa
dari surat itu kelihatannya ditulis oleh orang-orang terpelajar,
sedangkan yang lain datang dari orang-orang yang dengan susah payah
mengutarakan isi hatinya.
Beberapa surat mengungkapkan bahwa penulisnya adalah orang yang
hidupnya dekat dengan Tuhan, sedangkan penulis yang lain
menceritakan betapa besar dosa mereka dan betapa malunya mereka akan
hidupnya. Tapi dalam doa, kita semua berdiri sama tinggi dan duduk
sama rendah, setiap orang memunyai hak untuk berhubungan dengan
Tuhan. Yang terpelajar maupun tak terpelajar, yang kaya dan yang
miskin, yang saleh maupun orang berdosa, semuanya datang memohon
pertolongan kepada Tuhan, dan bilamana mereka berdoa serta memohon
sesuatu kepada Tuhan, maka Ia akan menjawab. Seperti kata Tuhan
Yesus, "Karena setiap orang yang meminta, menerima, ...."
Saya juga terkesan dengan ketulusan mereka yang menulis kepada saya.
Dalam meremehkan doa, beberapa orang menganggap bahwa apa yang
dikatakan jawaban doa itu sebenarnya hanya merupakan kebetulan saja,
bahwa berdoa atau tidak sebenarnya sama saja. Akan tetapi, banyak
sekali orang yang percaya bahwa doalah yang membuat perbedaan itu.
Dan sungguh berat untuk berdebat dengan seseorang yang telah berdoa
dan telah mendapatkan jawaban atas doanya itu.
Dalam beberapa hal, jawaban datang berupa pemberitahuan Tuhan kepada
orang yang berdoa itu tentang segala sesuatu yang harus dilakukan.
Seorang penulis mengatakan, "Sebenarnya aku ingin berbuat sesuatu
untuk sekolah Chinzei Gakui di Nagasaki, Jepang. Banyak di antara
guru-guru dan murid yang telah mati akibat meledaknya bom atom. Tapi
aku tak memiliki uang. Aku telah berdoa kepada Allah agar ia
menunjukkan kepadaku apa yang harus aku lakukan. Beberapa hari
kemudian, aku membaca sebuah artikel di Wesley Christian Advocate.
Dalam artikel itu dikatakan bahwa sekolah itu memerlukan majalah
National Geographic. Ayahku berlangganan majalah itu dan aku
memiliki banyak terbitan lama. Aku sangat senang dapat memberikan
majalah-majalah tua itu kepada sekolah itu. Inilah jawaban doaku.
Kepala sekolahnya, yaitu Pendeta Taneo Chiba, kelihatan sangat
berterima kasih atas pengiriman majalah tersebut."
Seorang wanita berumur 82 tahun menceritakan bahwa setelah menjalani
pembedahan, ia diberitahu bahwa ia tidak akan dapat berjalan lagi.
Dia menulis, "Esok harinya aku berkata kepada perawat bahwa aku
ingin berdiri dan jika aku jatuh, saya yakin Tuhan akan memegangku.
Juru rawat itu berkata bahwa aku tidak boleh berbuat demikian, tapi
aku berkata kepadanya agar jangan menghalangiku, lalu aku berjalan
dan aku tetap berjalan selama 5 tahun ini. Puji Tuhan sumber segala
berkat." Hal ini mengingatkanku akan Tuhan Yesus yang berkata
kepada orang lumpuh, "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah"
(Yohanes 5:8). Sebenarnya banyak orang dapat berjalan dengan
berbagai cara, asalkan mereka memiliki cukup iman dan semangat
seperti wanita itu. Ia yakin bahwa doa dapat memberikan apa yang ia
butuhkan.
Dalam menanggapi doa-doa manusia, Tuhan sering bekerja melalui orang
lain. Seseorang menulis, "Seorang istri pendeta yang tinggal dekat
rumahku sering menolong seorang anak perempuan tetangganya. Orang
tua anak itu memang membutuhkan pakaian yang lebih baik. Aku
mengatakan kepada istri pendeta itu bahwa aku ingin mempersembahkan
sedikit uang untuk dibelikan sesuatu untuk anak itu. Istri pendeta
itu hampir menangis karena terharu. Ia berkata bahwa pagi itu,
sebelum berangkat ke gereja, ia telah berdoa agar ada orang yang mau
menolong membelikan pakaian anak itu. Beberapa wanita lain yang
mendengar percakapan itu juga ingin memberi dan kini anak perempuan
itu telah mendapatkan apa yang dibutuhkannya." Apakah kita mengira
bahwa Tuhan telah menggerakkan hati wanita-wanita itu sehingga
mereka memunyai keinginan untuk memberi pakaian kepada anak itu?
Wanita yang telah memberi dan istri pendeta yang telah mendoakannya
percaya bahwa hal itu adalah berkat doa. Ya, saya pun percaya.
Selama bertahun-tahun, saya membaca banyak tentang telepati mental,
pemindahan pikiran, dan lainnya. Di antara jawaban-jawaban doa,
banyak yang bisa digolongkan dalam kategori itu. Sebagai contoh,
pada saat-saat tertentu, saya memprihatinkan anak saya yang bertugas
dalam Perang Dunia II. Bila perasaan itu datang, saya segera
berlutut dan memohon kepada Allah kiranya Ia ingin dekat sekali
dengan anak saya. Pada suatu malam, saya menulis surat kepadanya dan
bertanya apakah ia pernah merasa sedih dan kecil hati, dan dia
menjawab bahwa ia memang merasa begitu, tapi kemudian ia merasa
hatinya menjadi ringan dan ada perasaan damai dalam hatinya. Lalu
saya tahu bahwa Allah telah menjawab doa saya.
Seorang ibu lain menulis sebagai berikut: "Salah seorang putraku
jatuh sakit beberapa waktu lamanya, ia tidak memberi kabar sedikit
pun tentang keadaannya kepadaku. Aku merasa amat bingung, akhirnya
aku tak dapat bertahan lebih lama lagi. Karena aku tak mengetahui
nomor teleponnya, aku bertelut di hadapan Tuhan dan mohon agar
anakku mau menulis surat kepadaku sehingga aku dapat mengetahui
keadaannya yang sebenarnya. Pada saat itulah telepon berdering.
Ternyata anakku yang sakit itu meneleponku, Ia berkata "Mama, malam
ini saya terus-menerus memikirkan engkau, maka saya meneleponmu."
Tuhan mendengar doaku dan menjawab. Apakah anak itu kebetulan saja
menelepon ibunya ataukah ada suatu kuasa yang lebih tinggi yang
mendorongnya?
Apakah Tuhan memimpin kita secara langsung dalam mengambil keputusan
tertentu? Seseorang menulis, "Aku sedang menghadapi sebuah
persoalan. Ada sesuatu yang tak ingin aku lakukan. Namun aku ingin
melakukan kehendak Tuhan. Aku lalu pergi ke ruang duduk dan bertelut
untuk mohon kepada Tuhan agar aku diberitahu dengan jelas apakah aku
harus melakukannya atau tidak. Kelihatannya aku tak mendapat
jawaban, maka aku berdiri dan meninggalkan ruangan. Pada saat aku
memegang knop pintu, jelas sekali aku mendengar suara yang berkata,
"Lakukanlah, lakukanlah!" Pada saat itu bebanku telah diangkat dan
melakukan perkara itu terasa mudah sekali karena aku tahu Tuhan
menghendaki aku berbuat demikian."
Tentang jawaban-jawaban doa ini, seseorang yang lain menulis, "Kita
ingat bagaimana cerita di dalam Alkitab tentang Nabi Elia dan Samuel
yang masih kecil, bagaimana Tuhan berbicara kepada anak itu dan
mengatakan apa yang harus ia lakukan. Nah, aku percaya bahwa jika
Tuhan telah berbicara kepada Samuel yang kecil itu, pasti Ia juga
akan berbicara kepadaku. Kami pergi ke Miami untuk tinggal di sana.
Seseorang menawarkan untuk memiliki sebuah flat bersama-sama.
Kelihatannya ini memang suatu kesempatan baik. Ibu, suami, serta
saudaraku berpendapat bahwa ini merupakan pembelian yang akan
menguntungkan dan mereka mendesakku supaya menyetujuinya. Aku
mengambil keputusan untuk berdoa, menanti suara Tuhan. Lalu kudengar
suara Tuhan yang meminta aku tidak membeli flat itu. Kemudian,
mereka yang telah membeli dan menanam uangnya di flat itu ternyata
kehilangan segalanya. Bagi beberapa orang, cerita ini mungkin tak
masuk akal. Namun aku sendiri mengenal banyak orang yang berhasil
dalam bidang bisnis, mereka tak pernah memutuskan sesuatu sebelum
mereka berdoa dan mencari bimbingan Tuhan."
Banyak di antara surat-surat yang aku terima berisi tentang jawaban
doa yang berhubungan dengan penyakit dan kesembuhan. Saya sungguh
percaya akan penyembuhan ilahi. Tiada 1 hari pun berlalu tanpa saya
mendoakan orang-orang yang sedang menderita sakit. Surat-surat yang
saya terima dan berisi tentang jawaban doa, bisa memenuhi satu buku
dan ini memperkuat iman saya sendiri.
Ada juga yang menulis, "Aku baru saja pulang dari rumah sakit
setelah mengalami serangan jantung yang parah 1 minggu yang lalu.
Setelah aku cukup sembuh dan boleh menerima kunjungan orang lain,
cucu perempuanku yang berumur 9 tahun datang mengunjungi aku bersama
orang tuanya. Waktu mereka pamit pulang, cucuku kembali mendekati
aku dan berkata, `Kek, tahukah engkau mengapa engkau sembuh
kembali?` Aku menjawabnya, `Tidak, mengapa?` Lalu cucuku menjawab,
`Karena aku telah berdoa dengan sungguh-sungguh agar engkau sembuh
kembali.` Percayakah Anda bahwa doa anak umur 9 tahun dapat
memengaruhi sesuatu? Aku percaya bahwa Allah telah mendengar doa
cucuku itu dan telah menjawabnya."
Yang lain lagi menulis tentang kekhawatirannya akan pembedahan yang
harus ia jalani. "Aku mohon kepada Allah agar Ia memimpin para ahli
bedah dan para pembantunya dan agar Tuhan mendampingi aku selama
pembedahan itu. Aku berdoa kiranya Tuhan mengambil alih seluruh
diriku dan, terlepas dari apa pun hasilnya, kiranya aku dapat merasa
puas karena aku tahu bahwa Ia lebih mengetahui apa yang paling baik
untukku. Aku telah menyerahkan seluruh persoalan, termasuk diriku,
kepada-Nya dan berkata, `Tuhan, di sinilah aku. Jika Engkau
menginginkan aku hidup maka aku akan hidup, jika Engkau menghendaki
aku mati, aku akan mati.` Maka pada saat itu juga kekhawatiranku
lenyap dan seluruh beban telah diambil dari padaku. Lalu segera aku
merasakan kehadiran-Nya. Aku tahu Ia ada di sampingku, Ia telah
menjawab doaku."
Memang ada kemungkinan bahwa perasaan damai dan ketenangan di dalam
hati dan pikiran seseorang dapat sangat memengaruhi hasil
pembedahan itu. Di dalam hal ini, Allah telah bekerja melalui para
dokter, tapi dokter itu juga memerlukan kerja sama dari si pasien.
Dan hal ini mungkin terjadi karena Tuhan telah menjawab doa itu.
Memang sungguh menakjubkan mempelajari jawaban-jawaban doa, terutama
dalam contoh berikut ini: "Anakku meninggal dunia karena mengalami
kecelakaan mobil dan meninggalkan seorang istri yang masih muda.
Hatinya hancur sehingga mentalnya hampir mengalami keruntuhan total.
Kami semua menghibur dan menolongnya sedapat-dapatnya, tapi
tampaknya tidak berhasil. Aku kemudian mulai berdoa kiranya Tuhan
mencarikan orang lain untuk menggantikan tempat anakku di dalam
hatinya. Tuhan telah menjawab doaku. Tuhan memang mengirim seorang
perjaka di dalam hidupnya, dan tak lama kemudian, kesedihannya
berubah menjadi sukacita. Mereka telah menikah dan kini sudah
dikaruniai seorang putra. Mereka sangat bahagia sehingga orang tua
menantuku maupun aku sendiri juga bahagia. Aku tahu bahwa Allah
telah mendengar doaku dan memungkinkan kedua anak muda itu untuk
saling bertemu. Aku telah mendengar bahwa pernikahan ditentukan di
surga. Bagaimanapun juga, kelihatannya memang demikian."
Yang lain menulis, "Aku ingin menceritakan kepada Anda tentang
jawaban Tuhan terhadap doaku selama 4 tahun ini. Aku memunyai anak
laki-laki yang masih kecil. Ketika ia berumur 1 tahun, kami
menginginkan anak lagi, agar anakku yang pertama memunyai kawan
bermain. Tidak lama setelah ulang tahun anakku yang pertama, kami
mendapat berita bahagia bahwa kami akan mendapat seorang anak lagi.
Anda dapat membayangkan betapa kami kecewa karena kandungan istriku
ternyata gugur. Ini merupakan kekecewaan yang pertama, kemudian kami
kehilangan 2 bayi lagi dalam 3 tahun berikutnya. Sepanjang masa itu,
aku tetap berdoa kiranya Tuhan memberikan seorang anak lagi kepada
kami. Setiap malam kami berdoa dengan segenap hati. Namun
lama-kelamaan, aku mulai bertanya kepada diri sendiri apakah aku ini
orang yang egois. Kami telah memiliki seorang anak, sedang banyak
orang lain tidak memunyai sama sekali. Lalu mulai berdoa, "Bukan
kehendakku, tapi kehendak-Mu yang jadi." Dan saat itu keputusasaanku
lenyap. Aku meminta agar Tuhan membimbing aku sesuai dengan
rencana-Nya. Mungkin kesediaanku untuk menerima sesuatu yang tidak
kuinginkan membuat doaku dijawab. Akhirnya, 2 minggu setelah hari
ulang tahun keempat anakku, kami dianugerahi seorang anak laki-laki
yang manis. Aku betul-betul percaya bahwa Allah telah menjawab
doaku, dan setiap malam aku bersyukur kepada-Nya atas semua berkat
itu.
Kadang Allah memang berkata, "Tunggu." Mungkin Ia harus menunggu
sampai kita siap untuk menerima anugerah dan berkat-Nya. Pengertian
saya tentang doa tak lebih banyak daripada pengertian saya tentang
listrik. Tapi saya mengerti bahwa manusia membangun pembangkit
tenaga listrik untuk membuat tenaga listrik dan kita menggunakan
tenaga itu untuk memenuhi bermacam-macam keperluan kita. Tuhan telah
menciptakan tenaga listrik ini dan saya percaya bahwa Allah yang
telah membuat tenaga untuk menerangi rumah-rumah kita, tidak lupa
menciptakan tenaga untuk menerangi hidup kita. Allah yang membuat
tenaga untuk menjalankan mesin-mesin, tidak lupa untuk menolong
anak-anak-Nya di sepanjang jalan hidupnya.
Doa ialah alat yang kita gunakan untuk mendapatkan kekuatan Allah.
Tuhan, ajarilah kami berdoa!
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Segala Sesuatu Mungkin Melalui Doa
Penulis: Charles L. Allen
Penrbit: Yayasan Gloria, Yogyakarta 1988
Halaman: 55 -- 60
______________________________________________________________________
TOKOH DOA
SALOMO: MEMOHON HIKMAT
Setelah Daud mangkat, Salomo naik takhta dengan proses yang tidak
mulus. Adonia, anak Daud yang tertua, sangat berambisi mewarisi
takhta pemerintahan ayahnya (1 Raja-raja 1:5). Adonia mengumpulkan
dukungan dan bahkan sempat mengadakan pesta penobatan di En-Rogel.
Tetapi akhirnya Salomo yang naik, dengan dukungan penuh dari
Panglima Benaya, Imam Zadok, dan Nabi Natan.
Salomo menjadi Raja Israel yang sangat terkenal, terutama karena
hikmatnya yang luar biasa. Tercatat bahwa orang dari segala bangsa
mendengarkan hikmat Salomo, dan ia menerima upeti dari semua
raja-raja di bumi, yang telah mendengar tentang hikmatnya itu
(1 Raja-raja 4:34). Ia lebih bijaksana dibanding tokoh-tokoh bijak
dari Mesir, Arab, Kanaan, dan Edom (1 Raja-Raja 4:31).
Kerajaan Israel menjadi sangat kuat selama era kepemimpinan Salomo.
Pertahanan militer Salomo adalah berupa benteng-benteng yang
dibangun melingkari kota-kota strategis di dekat
perbatasan-perbatasan Israel. Di kota-kota tersebut selalu
disiagakan kompi-kompi pasukan kereta perang (1 Raja-raja 9:15-19).
Lagipula Salomo memunyai kuda di 40.000 kandang untuk
kereta-keretanya dan 12.000 orang berkuda (1 Raja-raja 4:26).
Salomo adalah seorang pedagang yang gesit. Ia tahu benar betapa
pentingnya posisi Israel sebagai jembatan yang menghubungkan Mesir
dengan Asia. Salomo memanfaatkan letak geografis yang strategis itu
untuk menguasai jalan kafilah utama dari utara ke selatan.
Perjanjian dengan Raja Tirus memungkinkan Israel memonopoli jalur
pelayaran laut. Di bawah strategi perdagangannya, tingkat
perekonomian Israel menjadi sangat tinggi.
Kekayaan Salomo tidak terbilang besarnya, sampai-sampai seluruh
perkakas minuman dan semua perabot di istana terbuat dari emas murni
(1 Raja-raja 10:21). Takhta Salomo dibuat dari gading yang disalut
dengan emas tua (1 Raja-raja 10:18). Tercatat bahwa raja Salomo
melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat
(1 Raja-raja 10:23).
Kerajaan Israel berkembang luas: Salomo berkuasa atas segala
kerajaan mulai dari Sungai Efrat sampai negeri orang Filistin dan
sampai ke tapal batas Mesir (1 Raja-raja 4:21a). Di bawah
kepemimpinan Salomo, negeri dan rakyatnya hidup makmur dan damai
(1 Raja-raja 4:24).
Kehidupan Doanya
Tuhan memberkati kepemimpinan Salomo karena ia tekun berdoa. Ia
mengutamakan pembangunan rumah Tuhan (Bait Suci) sebelum membangun
istananya sendiri (1 Raja-raja 5-6). Bait Suci merupakan sentral
kegiatan ibadah dan doa bagi umat Israel, tempat suci di mana Allah
hadir menyatakan diri-Nya.
Untuk konteks saat ini, tubuh kitalah bait suci itu, rumah Tuhan
(1 Korintus 6:19). Roh Tuhan tinggal dan memenuhi kita dan kita pun
bisa menjalin hubungan roh dengan Allah. Kepenuhan akan Roh Tuhan
dan kehidupan doa merupakan perkara utama yang harus kita bangun.
Salomo senantiasa berkomunikasi dengan Tuhan. Ada kalanya ia
berbicara, ada waktunya Tuhan berfirman kepadanya. Ketika mendirikan
Bait Suci, Tuhan bersabda kepada Salomo (1 Raja-raja 6:11).
Sering kali kita hanya sibuk membangun, membuat proyek, mengerjakan
pelayanan, tetapi lupa berdoa untuk mendengarkan suara-Nya. Pemimpin
sejati memang harus bekerja keras, tetapi jangan melupakan doa
supaya tidak kehilangan kontrol dari Tuhan.
Salomo adalah seorang raja yang tidak mengenal istilah boros ketika
memberi persembahan untuk Tuhan. Dalam penahbisan Bait Suci
misalnya, Salomo mempersembahkan 22.000 ekor lembu sapi dan 120.000
ekor kambing domba (1 Raja-raja 8:63).
Jangan terlalu berhemat dan kikir di dalam doa. Karena sibuk dan
takut tersita waktunya, kadang seorang pemimpin tak mau berlama-lama
dalam hadirat Tuhan. Berdoa cukup 5 menit saja, sebab baginya "time
is money" (waktu adalah uang). Jangan pula kikir dalam mendoakan
orang lain. Kalau perlu doakan semua jemaat Anda, dan seluruh
karyawan Anda. Yesus sendiri berdoa semalam-malaman sebelum memilih
murid-Nya (Lukas 6:12).
Salomo adalah motivator dan fasilitator gerakan doa. Ia menggerakkan
para tua-tua, semua kepala suku, dan para pemimpin puak Israel untuk
berdoa (2 Tawarikh 5:2). Salomo memobilisasi para imam dan pemuji
dalam ibadah akbar penahbisan Bait Suci (2 Tawarikh 5:11-12).
Gerakan doa sekota maupun nasional sekarang ini juga membutuhkan
keterlibatan proaktif dari para pemimpin Kristen.
Kehidupan doa Salomo memunyai dimensi pengalaman supernatural yang
dahsyat. Bayangkan, setelah Salomo mengakhiri doanya, api pun turun
dari langit memakan habis korban bakaran dan korban-korban
sembelihan itu, dan kemuliaan Tuhan memenuhi rumah itu (2 Tawarikh
7:1)!
Permohonan yang Baik
Salomo memulai karier kepemimpinannya dengan doa. Hal itu
menunjukkan bahwa ia mengandalkan Tuhan di dalam hidupnya. Ia sadar
bahwa dirinya masih sangat muda dan belum berpengalaman (1 Raja-raja
3:7).
Ia juga menyadari bahwa dirinya menjadi raja karena warisan
takhta (ascribed status) dari ayahnya, bukan karena penunjukan
profetis oleh seorang nabi Tuhan seperti pada pemilihan Saul dan
Daud dulu.
Kini banyak pemimpin muda yang sombong. Mereka bergerak dengan
samangat muda dan idealisme yang tinggi, namun tanpa pengalaman.
Ketika tidak mengandalkan Tuhan melalui doa, jatuhlah mereka. Salomo
memberi kita teladan kerendahan hati.
Setelah mempersembahkan korban, Tuhan menampakkan diri dalam
mimpinya pada suatu malam (1 Raja-raja 3:5a). Ini merupakan bentuk
"personal encounter" atau perjumpaan pribadinya dengan Tuhan.
Seorang pemimpin perlu mengalami Tuhan secara pribadi, meskipun
tidak harus sensasional. Tuhan menampakkan diri kepada Musa dalam
wujud api di semak belukar, tetapi kepada Salomo Tuhan menyatakan
diri melalui mimpi. Jangan membatasi cara Tuhan berbicara, jangan
pula merasa "kurang rohani" manakala Tuhan tidak menjumpai kita
secara spektakuler. Jangan seperti Tomas yang belum percaya kalau
belum menjamah Yesus secara fisik (Yohanes 20:25).
Tuhan pernah memuji Salomo sebab ia menaikkan suatu permohonan
(permintaan) yang dianggap baik. Saat itu Tuhan memberi tawaran:
"Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu" (1 Raja-raja 3:5b).
Salomo tidak meminta umur panjang, kekayaan, nyawa, atau hal-hal
material dan duniawi lainnya. Tetapi, Salomo meminta agar Tuhan
memberinya "hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi
umat-Nya" (1 Raja-raja 3:9) atau "pengertian untuk memutuskan hukum"
(1 Raja-raja 3:11).
Coba seandainya Tuhan datang dan bertanya kepada kita tentang apa
permintaan kita. Sebagai pendeta, mungkin kita akan berseru, "Tuhan,
berilah aku gedung ibadah yang besar!" Sebagai pemimpin perusahaan,
mungkin kita akan berdoa, "Tuhan berilah aku modal yang besar!"
Belajarlah seperti Salomo, memohon hikmat kebijaksanaan untuk
menjadi pemimpin yang baik.
Permintaan Salomo dipandang baik karena berkadar rohani tinggi dan
mengutamakan panggilan pelayanannya sebagai pemimpin. Ia tidak
serakah, namun hanya ingin menyenangkan hati Bapa dengan menjadi
pemimpin yang baik. Karena itu, doanya dijawab plus diberi bonus
berupa kekayaan, umur panjang, dan kemuliaan (1 Raja-raja 3:13).
Tuhan memberi jauh lebih banyak dari apa yang kita doakan (Efesus
3:20)!
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin
Penulis: Haryadi Baskoro
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 2008
Halaman: 33 -- 38
______________________________________________________________________
Anda diizinkan mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-DOA
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak untuk
tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan yang diambil
dan nama e-DOA sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2009 oleh e-DOA --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Kontak Redaksi: < doa(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-doa(at)hub.xc.org >
Arsip e-DOA: http://www.sabda.org/publikasi/doa/
Situs YLSA: http://http://www.ylsa.org/
Situs SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org/
Halaman Facebook e-DOA: http://fb.sabda.org/doa
______________________________________________________________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |