|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-buku/18 |
|
e-Buku edisi 18 (19-4-2007)
|
|
________________________________e-BUKU________________________________
Berbagi Berkat Melalui Buku
18/April/2007
______________________________________________________________________
Editorial : Yesus Kristus
Resensi Buku : 1. Hikayat Yesus, SAAT
2. Penderitaan Yesus Kristus, Momentum
3. Kemuliaan Kristus, Momentum
4. Merekayasa Yesus, ANDI
5. Jalan Kematian, Jalan Kehidupan, BPK Gunung
Mulia
Renungan Paskah : Untuk Belajar Taat dan Disempurnakan
Tips Buku : Mengatasi Masalah-Masalah dalam Membaca Cepat
Edisi Mei : Khotbah
Penerbit Edisi Ini
______________________________________________________________________
EDITORIAL
Salam kasih,
Kelahiran dan kematian Yesus tidak menjadi sia-sia ketika Dia
bangkit mengalahkan maut. Iman percaya kita pun menjadi sempurna
(1Kor. 15:14). Kelahiran, kematian, kebangkitan sampai kenaikan-Nya
ke surga menjadi serangkaian peristiwa rencana penyelamatan manusia
dari dosa. Siapakah Yesus yang rela berkorban di atas kayu salib?
Lima resensi buku dihadirkan di hadapan Anda. Buku-buku yang bertema
Yesus Kristus tersebut bisa dijadikan referensi bacaan Anda untuk
memperdalam pengenalan akan Yesus Kristus. Untuk Belajar Taat dan
Disempurnakan menjadi renungan bagi Anda pada masa kematian dan
kebangkitan-Nya kali ini.
"SELAMAT PASKAH 2007"
Pimred e-Buku,
Puji Arya Yanti
"Akulah kebangkitan dan hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku,
ia akan hidup walaupun ia sudah mati." (Yohanes 11:25)
< http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yohanes+11:25 >
______________________________________________________________________
RESENSI 1
Penulis : Dr. Peter Wongso
Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT), Malang 1998
Ukuran : 14,5 x 21 cm
Tebal : 361 halaman
HIKAYAT YESUS
=============
Ketika menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, pastilah
kita ingin mengenal-Nya lebih lagi. Siapakah Dia dan apa saja yang
Dia lakukan di dunia ini menjadi pertanyaan-pertanyaan yang ingin
kita ketahui jawabannya.
Peter Wongso menyajikan hikayat Yesus dalam tiga bagian. Diawali
dengan membagikan cara menyelidiki dan hasil pengenalannya pada
keempat Injil mulai dari penulis, tujuan, dan perikop-perikop yang
terdapat di Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.
Hasil penyelidikannya dilanjutkan dengan mengajak kita menelusuri
hikayat Yesus yang dibagi dalam dua belas bagian dari Pra-eksistensi
Yesus, Masa Persembunyian Kristus, Permulaan Pelayanan Kristus,
Kesengsaraan Yesus hingga hal-hal yang terjadi setelah kebangkitan
Yesus.
Rangkuman kronologi riwayat Tuhan Yesus sesuai kebenaran keempat
Injil dalam buku ini akan menolong pembaca untuk mengenal Yesus
Kristus dengan menyeluruh. Kita juga akan mempelajari prinsip
praktis sebagai bekal untuk bekerja sama dengan rekan dalam
pelayanan.
Kiriman dari: Puji
RESENSI 2
Judul asli: The Passion Of Jesus Christ
Penulis : John Piper
Penerjemah: Stevy Tilaar
Penerbit : Penerbit Momentum, Surabaya 2005
Ukuran : 14 x 21 cm
Tebal : 115 halaman
PENDERITAAN YESUS KRISTUS
=========================
Gambar kepala Yesus yang bermahkota duri pada sampul depan
mencerminkan buku ini. Buku karya John Piper yang berjudul "The
Passion Of Jesus Christ" ini patut dijadikan refleksi Paskah Anda
tahun ini. Sebuah rencana yang tidak dapat terselami secara akal
manusia perihal rencana Allah akan penderitaan Yesus tersebut.
Kematian Yesus Kristus juga sempat menjadi isu politik dan isu
personal pada abad ke-21, bahwa penderitaan Yesus merupakan suatu
hal yang menakutkan. Akan tetapi, di sisi lain ada anggapan bahwa
kematian Yesus di kayu salib adalah untuk suatu alasan simpati agama
saja.
Lepas dari isu di atas, hal terpenting dari tulisan John Piper ini
ialah ajakannya bagi setiap orang percaya untuk semakin mengenal
tujuan Allah yang agung dalam kematian Anak-Nya bagi kita. Ada lima
puluh alasan kenapa Yesus mati berdasarkan Perjanjian Baru. Beberapa
tujuan Kristus menderita bagi kita di antaranya adalah untuk membawa
kita kepada iman dan menjaga kita agar tetap beriman; menjadikan
kita kudus, tak bercacat, dan sempurna. Sempurna di sini berarti
bahwa kematian Yesus adalah kunci kita dalam melawan dosa yang
didasarkan akan jaminan kesempurnaan yang telah kita miliki. Masih
ada 48 alasan Allah lainnya atas pengorbanan Yesus yang bisa Anda
ketahui dari buku John Piper ini.
Sebuah referensi yang bagus dijadikan penuntun bagi Anda untuk
mendalami anugerah agung dari Allah bagi setiap orang percaya lewat
pengorbanan Yesus Kristus. Rasakan berkat yang luar biasa yang bisa
Anda peroleh dari buku John Piper ini. Selamat Paskah.
Kiriman: Kristina
RESENSI 3
Judul asli: The Glory of Christ
Penulis : John Owen
Penerjemah: Hendry Ongkowidjojo
Penerbit : Penerbit Momentum, Surabaya 1998
Ukuran : 14 x 21 cm
Tebal : 105 halaman
KEMULIAAN KRISTUS
=================
Buku yang ditulis oleh John Owen ini bermaksud menjelaskan
bagaimana Alkitab menggambarkan kemuliaan Tuhan Yesus. Dalam buku
ini, beliau menunjukkan betapa kemuliaan Kristus merupakan hal yang
tidak terpisahkan dari keberadaan diri-Nya. Dengan demikian kalau
kita mengenal Kristus, kita juga akan mengenal kemuliaan-Nya.
Melalui halaman demi halaman yang terdapat di buku ini Anda akan
memperoleh pemaparan mengenai keberadaan-Nya sebagai satu-satunya
Gambar Allah bagi orang percaya sekaligus Pengantara Allah dengan
manusia yang dapat kita lihat melalui kerendahan hati-Nya,
kasih-Nya, ketaatan-Nya, dan kemuliaan-Nya.
Adanya perbedaan cara pandang kita dalam melihat kemuliaan Kristus
di masa sekarang dan di masa depan juga dijelaskan dalam tiga bab
pembahasan di buku ini. Diawali dengan penjelasan bagaimana kita
melihat Kristus di masa sekarang, yaitu dengan iman, dan melihat
Kristus di masa yang akan datang, yaitu dengan bertemu muka dengan
muka. Kita diajak untuk menguji diri kita sendiri untuk melihat
apakah kita sedang terus berusaha untuk semakin mendekat kepada
penglihatan yang sempurna akan kemuliaan Kristus di surga kelak.
Pada bab terakhir buku ini, John Owen menyampaikan kepada kita
betapa sebagai orang Kristen, kita dapat memperoleh anugerah baru
yang akan memperbaharui kehidupan rohani kita.
Kiriman dari: Pipin
RESENSI 4
Penulis : Craig A. Evans
Penerbit : ANDI, Yogyakarta 2007 (cet. I)
Ukuran Buku: 16 x 23 cm
Tebal : 346 halaman
MEREKAYASA YESUS
================
Di tengah gencarnya upaya para ahli modern untuk membelokkan
kebenaran tentang Yesus dan Injil, tak sekalipun Injil kehilangan
taji untuk membungkam setiap pendapat "miring" tentang sosok Yesus.
Injil Yudas, Injil Maria, dan Injil Thomas yang beredar belakangan
ini mungkin membuat banyak orang percaya menjadi bingung dan
meragukan keabsahan Injil dan sosok Yesus yang menjadi tokoh
sentral. Buku ini memberi satu "pukulan" telak untuk membungkam
pendapat para ahli yang meyakini bahwa ketiga Injil tersebut layak
dipercayai.
Apakah Yesus sungguh-sungguh menikah dengan Maria Magdalena seperti
didesas-desuskan Dan Brown dalam The Da Vinci Code? Apakah Gulungan
Laut Mati yang ditemukan baru-baru ini layak kita percayai? Atau,
jangan-jangan semua ini adalah sebuah konspirasi rapi para ahli
untuk menciptakan gambaran Yesus yang berbeda dengan yang kita
percayai selama ini? Sebelum Anda mengambil kesimpulan terlalu dini,
ada baiknya Anda menelusuri jejak-jejak Yesus yang dipaparkan secara
cermat dalam buku ini lengkap dengan penjelasan rinci mengenai
klaim-klaim sepihak tanpa bukti akurat.
Bahan diambil dan diedit seperlunya dari sumber:
Situs: Penebit ANDI
URL : http://www.pbmr-andi.com/buku-buku/index.php?buku-rohani=Merekayasa%20Yesus&penerbit=&kategori=Penginjilan&p=productsMore&iProduct=470
RESENSI 5
Penulis : Pdt. Dr. Eka Darmaputera
Penerbit : Gunung Mulia, Jakarta 2006
Ukuran Buku: 14,5 X 21 cm
Tebal : 120 halaman
JALAN KEMATIAN, JALAN KEHIDUPAN
===============================
Buku berjudul "Jalan Kematian, Jalan Kehidupan" ini adalah salah
satu buku yang patut dibaca setelah kita melewati hari kelahiran
Yesus Kristus (baca: hari Natal). Pasalnya, di dalam buku bersampul
biru dan bergambar bukit berwarna keputihan ini, Pdt. Dr. Eka
Darmaputera (alm.) mengajak kita untuk menghayati makna Paskah dan
makna kematian Yesus Kristus di kayu salib. Buku yang ditulis Pdt.
Eka di masa hidupnya ini, sebetulnya merupakan kumpulan khotbahnya
dalam sebuah buku berjudul "Sapaan Sabda dari Mimbar Gereja". Di
sampul belakang buku ini, pihak penerbit menulis, "Buku ini memuat
kumpulan khotbah Eka yang berisi khotbah menjelang Yesus disalibkan.
Uraiannya yang gamblang, mudah dipahami, dan mengena membuat kita
seolah-olah turut menyaksikan peristiwa menjelang Yesus disalibkan
ribuan tahun yang lalu."
Apa yang dituliskan oleh pihak penerbit tersebut memang tak
berlebihan. Soalnya, dalam 23 renungan yang ditulis Pdt. Eka di buku
ini, pembaca diajak merenungkan makna kehadiran Yesus di dunia
hingga pada kematian dan kebangkitan-Nya. Dalam tulisan pertama yang
berjudul Mengapa Dia Disalibkan, yang ayat acuannya diambil dari
Yohanes 19:17-22, ditulis, "Saya bayangkan, kalau saya ada di situ
pada waktu itu, di jalan antara Yerusalem dan Golgota, di tengah
kerumunan massa yang menonton Yesus yang tertatih-tatih memikul
salib, maka bukan saya saja, tetapi juga orang-orang lain, akan
bertanya-tanya: Mengapa Ia disalibkan? Mengapa Ia mesti disalibkan?
Orang yang begitu baik, yang cuma ada kelembutan memandang dari
wajah-Nya, yang cuma ada kebaikan tersimpan dalam hati-Nya, dan yang
cuma ada welas-asih keluar dari tindakan-Nya, kalau Ia begitu baik,
mengapa orang sebaik itu disalibkan? (halaman 1). Tapi, di halaman
4, Pdt. Eka menjawab pertanyaan mengapa dan mengapa tadi.
Dalam tulisan kesembilan berjudul Jalan Salib, yang ayat acuannya
diambil dari Yohanes 12:20-28, ada ditulis, "Apa inti yang paling
pokok dari kekristenan atau menjadi orang Kristen itu? Dalam
pembacaan kita, Yesus mengemukakan tiga hal. Pertama, menurut Yesus,
ajaran yang paling pokok dari kekristenan adalah penyangkalan diri.
Kesediaan untuk mematikan "keakuan" dan pementingan diri sendiri.
Sesungguhnya, jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan
mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah. Menjadi orang Kristen berarti Anda mesti
bangun, berdiri, bergerak, berjalan, mengikut Yesus. "Barang siapa
melayani Aku, ia harus mengikut Aku." Di sini salah paham paling
banyak terjadi. "Bukan kita yang mengikut Yesus, tetapi Yesus yang
mengikut kita" (halaman 39-41). Buku ini sangat menolong kita guna
menghayati makna pengorbanan Yesus, jadi patut dibaca.
Diambil dan diedit seperlunya dari:
Situs : BPK Gunung Mulia
Peresensi: Jonro I. Munthe
URL : http://bpkgm.com/eResensi1.asp?id=1007046004
______________________________________________________________________
ARTIKEL BUKU
Berikut ini merupakan satu di antara lima puluh alasan Kristus
menderita dan mati yang terdapat di dalam buku yang diresensi kali
ini, yaitu "Penderitaan Yesus Kristus" yang ditulis oleh John Piper.
Kiranya menjadi bahan renungan bagi kita dalam memperingati kematian
dan kebangkitan-Nya. Selamat menyimak.
UNTUK BELAJAR TAAT DAN DISEMPURNAKAN
====================================
Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa
yang telah diderita-Nya. (Ibrani 5:81)
Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah - yang bagi-Nya dan
oleh-Nya segala sesuatu dijadikan - yaitu Allah yang membawa
banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang
memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.
(Ibrani 2:10)
Surat yang mengatakan bahwa Kristus "belajar taat" melalui
penderitaan, bahwa Dia "[di]sempurnakan" dengan penderitaan, adalah
surat yang sama yang juga mengatakan bahwa Dia tidak berdosa: "Sama
dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibrani
4:15).
Ajaran ini disampaikan secara konsisten di dalam seluruh Alkitab.
Kristus tidak berdosa. Walaupun Dia adalah Anak Allah, Dia juga
adalah manusia sejati, yang pernah merasakan segala pencobaan,
keinginan, dan kelemahan fisik seperti yang kita rasakan. Dia pernah
merasa lapar (Matius 21:18), merasa marah serta sedih (Markus 3:5),
dan merasa sakit (Matius 17:12). Tetapi hati-Nya secara sempurna
mengasihi Allah dan Dia bertindak sesuai dengan kasih tersebut: "Ia
tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya" (1 Petrus
2:22).
Oleh karena itu, ketika Alkitab mengatakan Yesus "belajar menjadi
taat dari apa yang telah diderita-Nya," ini bukan berarti Dia
belajar untuk menghentikan ketidaktaatan-Nya. Makna dari ayat ini
adalah bahwa di dalam setiap pencobaan, Dia belajar dalam praktik --
dan di dalam kesengsaraan -- apa yang dimaksudkan dengan menaati.
Ketika Alkitab mengatakan bahwa Dia "[di]sempurnakan ... dengan
penderitaan," ini bukan berarti Dia secara perlahan-lahan
menghilangkan kekurangan yang ada pada diri-Nya. Makna ayat ini
adalah bahwa Dia secara bertahap menggenapi kebenaran dan keadilan
yang sempurna yang harus dimiliki-Nya agar bisa menyelamatkan kita.
Itulah yang dikatakan-Nya pada saat Dia dibaptis. Dia tidak perlu
dibaptis karena Dia tidak berdosa. Tetapi Dia menjelaskan kepada
Yohanes Pembaptis, "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah
sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah" (Matius 3:15).
Maksudnya adalah jika Anak Allah bergerak dari inkarnasi kepada
salib tanpa menjalani kehidupan yang penuh pencobaan dan
kesengsaraan untuk menguji kebenaran dan kasih-Nya, Dia bukanlah
Juru Selamat yang sesuai bagi manusia. Penderitaan-Nya bukan hanya
karena menanggung murka Allah. Penderitaan-Nya juga menggenapkan
kemanusiaan-Nya dan menjadikan Dia layak memanggil kita sebagai
saudara (Ibrani 2:17).
Bahan diambil dan diedit seperlunya dari:
Judul buku: Penderitaan Yesus Kristus
Judul asli: The Passion of Jesus Christ
Penulis : John Piper
Halaman : 14 -- 15
______________________________________________________________________
TIPS BUKU
MENGATASI MASALAH-MASALAH DALAM MEMBACA CEPAT
=============================================
Dirangkum oleh: Christiana Ratri Yuliani
Metode membaca cepat memberi banyak keuntungan bagi setiap orang.
Dengan membaca cepat kita bisa mengetahui seluruh isi buku dalam
waktu yang singkat. Hal ini sangat menguntungkan bagi kita yang
memerlukan banyak informasi, namun tidak memiliki waktu yang banyak
untuk membaca.
Untuk bisa membaca cepat, ada teknik-teknik khusus yang harus
dikuasai. Memang tidak semua orang akan langsung mahir untuk membaca
cepat. Keterampilan ini membutuhkan latihan yang mungkin bisa sampai
berulang-ulang agar seseorang dapat menguasai teknik-teknik yang
tepat dalam membaca cepat. Latihan-latihan ini dipandang penting
untuk dilakukan karena biasanya seseorang yang baru pertama kali
belajar membaca cepat akan menemui beberapa masalah yang bisa
menjadi penghambat dalam membaca cepat.
Kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki seseorang dalam membaca pun secara
tidak sadar bisa menjadi penghambat untuk bisa membaca dengan cepat.
Kebiasaan-kebiasaan yang biasanya sudah dimiliki selama
bertahun-tahun ini di antaranya:
1. vokalisasi atau bergumam ketika membaca, 2. membaca dengan menggerakkan bibir namun tidak bersuara
(komat-kamit);
3. kepala yang bergerak searah dengan arah tulisan yang dibaca, 4. jari-jari tangan yang selalu menunjuk tulisan yang dibaca, 5. gerakan mata yang selalu kembali ke kata-kata sebelumnya atau
mengulang membaca kalimat dari depan, 6. membaca di dalam hati.
Kebiasaan-kebiasaan ini menjadi penghambat karena kecepatan membaca,
melakukan gerakan, dan bersuara tidaklah sama. Melakukan suatu
gerakan maupun bersuara pada waktu membaca membutuhkan waktu yang
lebih banyak daripada membaca tulisan. Demikian pula dengan membaca
dalam hati. Dengan membaca dalam hati, kita cenderung memerhatikan
pelafalan, bukan makna yang terkandung dalam bacaan tersebut.
Untuk mengatasi masalah-masalah ini, usahakan untuk mencegah bibir,
jari-jari tangan, dan kepala untuk bergerak pada saat membaca. Cara
pencegahannya bisa dengan mengatupkan bibir, memasukkan tangan ke
dalam saku atau memegangi kepala pada waktu membaca. Sedangkan untuk
menghindari supaya tidak bersuara pada waktu membaca adalah dengan
merasakan getaran suara di leher. Dengan meletakkan tangan di leher,
akan diketahui apakah kita bersuara atau tidak. Membaca dalam hati
memang tidak bisa dicegah, tetapi usahakan supaya tidak memerhatikan
pelafalannya.
Selain masalah-masalah yang tersebut di atas, ada beberapa masalah
lain yang berkaitan dengan materi bacaan yang kita baca, misalnya:
1. kepadatan dan beragamnya informasi yang disajikan oleh bacaan,
misalnya seperti yang terdapat pada koran dan majalah, 2. bentuk kalimat yang formal, kaku, dan bahasa yang susah dipahami
serta berbelit-belit, misalnya seperti dalam korespondensi,
perundang-undangan, 3. baik buruknya tulisan, jika ditulis tangan, 4. format, susunan kalimat yang tidak baik dan jumlah halaman yang
banyak, misalnya seperti dalam laporan-laporan, 5. faktor teknis, jika dalam e-mail dan teleteks, 6. terlalu panjang dan detail, misalnya dalam perincian dan laporan
keuangan yang sebagian besar berupa angka.
Meskipun ada banyak masalah yang bisa menjadi penghambat dalam
belajar membaca cepat, tidak berarti tidak ada jalan keluarnya.
Berikut ini ada beberapa langkah yang bisa digunakan untuk membantu
mengatasi masalah-masalah dalam membaca cepat.
1. Miliki kosakata yang luas
Jika saat ini Anda masih memiliki kosakata yang terbatas, ada
cara-cara yang bisa ditempuh untuk mengatasinya, yaitu dengan
menyiapkan catatan kata-kata baru yang belum Anda ketahui.
Setelah itu, carilah artinya di dalam kamus. Perbendaharaan kata
yang banyak sangat membantu dalam memahami suatu bacaan.
2. Sikap tubuh
Membaca cepat memang memerlukan konsentrasi yang tinggi. Tidak
jarang pembaca justru berada dalam posisi tegang. Kondisi yang
seperti ini justru menjadi penghambat. Untuk itu, ambilah posisi
santai saat membaca.
3. Membaca sepintas lalu
Dengan membaca sepintas lalu, Anda bisa mengantisipasi hal-hal
yang mungkin akan terjadi.
4. Konsentrasi
Konsentrasi yang penuh menghindarkan Anda dari melamun atau
pikiran yang melayang-layang. Kesulitan dalam berkonsentrasi
menunjukkan kecepatan membaca yang rendah. Untuk itu, usahakan
agar selalu berkonsentrasi ketika membaca cepat.
5. Retensi/mengingat kembali informasi dari bacaaan
Mengingat kembali informasi yang baru saja Anda baca bisa
dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan, diskusi, maupun menulis kembali informasi
yang sudah diterima.
6. Tujuan dari membaca itu sendiri
Dengan menentukan tujuan dari membaca, Anda akan mengetahui
apakah bacaan tersebut sesuai dengan kebutuhan Anda atau seperti
yang Anda inginkan.
7. Motivasi
Motivasi yang jelas dalam membaca akan memengaruhi tingkat
pemahaman bacaan. Jika Anda sudah memiliki motivasi yang jelas
dalam membaca suatu bacaan, Anda akan lebih mudah menyerap
informasi dalam bacaan tersebut. Untuk itu, tumbuhkanlah motivasi
dalam membaca.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca cepat sangat
efektif dilakukan. Dengan membaca cepat kita bisa mengetahui seluruh
isi buku tanpa harus menghabiskan waktu berjam-jam atau bahkan
berhari-hari untuk bisa membaca seluruh isi buku. Kendala dalam
membaca cepat sangat mungkin terjadi sehingga kita memerlukan waktu
dan latihan-latihan supaya kita bisa menguasai teknik membaca cepat.
Selain itu konsentrasi, motivasi dan tujuan membaca sangat mendukung
untuk bisa mahir dalam membaca cepat.
Sumber:
Soedarso. 2005. "Speed Reading, Sistem Membaca Cepat dan Efektif".
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wainwright, Gordon. 2006. "Speed Reading Better Recalling". Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
______________________________________________________________________
"Try Not To Become A Man Of Succes
But Rather Try To Become A Man Of Value"
(Albert Einstein)
______________________________________________________________________
EDISI MEI
KHOTBAH
Menjadi seorang pengkhotbah tidaklah mudah. Apakah yang perlu
diperhatikan dan diperlukan agar khotbah bisa disampaikan dengan
benar dan menarik bagi pendengarnya? Edisi e-Buku akan hadir di
hadapan Anda dengan tema "Khotbah". Silakan ikut berpartisipasi
mengisi edisi bulan depan dengan cara mengirimkan resensi, kesaksian
buku yang sudah Anda baca, informasi buku baru seputar Khotbah yang
Anda ketahui ke alamat:
==> < staf-buku(at)sabda.org >
Mari membudayakan membaca!
______________________________________________________________________
PENERBIT EDISI INI
Penerbit Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT)
Jln. Arief Margono 18 (Box 74)
Malang 65117 Indonesia
Telp. (0341) 366025, 325056
Faks. (0341) 323941
E-mail: SAAT(at)indo.net.id
PENERBIT MOMENTUM
Andhika Plaza C/5-7
Jln. Simpang Dukuh 38-40
Surabaya 60275
Telp. 031-5472422
Faks. 031-5459275
E-mail: momentum-cl(at)indo-net.id
PENERBIT ANDI
Jln. Beo 38-40 Yogyakarta 55281
Telp. (0274) 55281
E-mail: pemasaran(at)andipublisher.com
URL: http://www.andipublisher.com/
http://www.pbmr-andi.com/
PT. BPK GUNUNG MULIA
Jln. Kwitang 22-23 Jakarta 10420
Telp. (021) 3901208
Faks. (021) 3901633
E-mail: bpkgm(at)centrin.net.id
URL: http://www.bpkgm.com/
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
Copyright(c) e-Buku 2007
YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
Arsip Publikasi e-Buku bisa dibaca online di:
http://www.sabda.org/publikasi/e-buku/
http://gubuk.sabda.org/
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi : Puji Arya Yanti
Berlangganan : subscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org
Berhenti : unsubscribe-i-kan-buku(at)hub.xc.org
Kontak e-Buku : staf-buku(at)sabda.org
______________________________________________________________________
"Sementara itu, sampai aku datang
bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci,
dalam membangun dan dalam mengajar."
(1 Timotius 4:13)
http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Timotius+4:13
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |