Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/99

e-BinaSiswa edisi 99 (11-6-2018)

Pendidikan Karakter Kristen bagi Remaja Kristen (II)

Pendidikan Karakter Kristen bagi Remaja Kristen (II) -- Edisi 99/II/Juni 2018
 
Pendidikan Karakter Kristen bagi Remaja Kristen (II)
Edisi 99/II/Juni 2018
 
e-BinaSiswa Salam damai sejahtera,

Pdt. Stephen Tong dalam buku Seni Membentuk Karakter Kristen pernah berkata, "... sekolah-sekolah sudah tidak lagi mementingkan pendidikan karakter. Yang dipentingkan hanyalah pengetahuan akademik dan gelar. Bagi saya, pendidikan akademik yang tidak diimbangi dengan pendidikan karakter, bukanlah pendidikan. Jikalau seseorang pandai dalam membuat makalah, tetapi tidak jujur, saya rasa jika ia lulus seharusnya merasa malu." (2008:54)

Apa yang disampaikan oleh Pdt. Stephen Tong seharusnya menjadi refleksi bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan Kristen. Tujuan pendidikan Kristen adalah pendidikan karakter Kristen yang alkitabiah. Karakter ini harus ditanamkan pada anak-anak sejak usia dini. Hal ini menjadi PR bagi seluruh orang tua Kristen dan pembina siswa untuk tidak sekadar mendidik, tetapi juga menjadikan anak-anak kita berkarakter Kristus. Untuk itu, publikasi e-BinaSiswa menyajikan bahan yang dapat menolong pembentukan karakter anak-anak dan remaja yang kita layani. Simak juga sebuah renungan mengenai Daniel, tokoh Alkitab yang berkarakter kuat dan gigih dalam mempertahankan imannya. Selamat membaca. Soli Deo gloria!

Amidya

Pemimpin redaksi e-BinaSiswa,
Amidya

 

KIAT PEMBINA Memperlengkapi Remaja Anda dengan Karakter

Gambar: Karakter

Mengapa para remaja zaman sekarang menjawab pertanyaan, “Apa itu karakter?” dengan "keindahan wajah"? Sejak kapan penampilan fisik menjadi ciri dari karakter?

Masyarakat dan budaya populer mengirim pesan-pesan non-Kristen seperti:

  • Semua adalah tentang saya.
  • Seks di luar pernikahan adalah sesuatu yang biasa.
  • Gadis harus berpakaian seksi supaya menarik.

Apa bahaya dari pemikiran-pemikiran seperti ini? Kompas moral budaya kita -- dan masa depan anak-anak kita.

Bisakah kita menolong remaja kita memperoleh kembali nilai-nilai Kristen supaya hidup mereka memberi dampak bagi Kristus? Ya. Pengaruh kita masih penting.

Perkataan klise ini masih berlaku: Nilai-nilai hidup lebih sering ditangkap melalui perbuatan daripada diajarkan dalam kata-kata. Para pengikut Yesus belajar untuk menjadi seperti Dia dengan mencontoh perilaku-Nya. “Ikutlah Aku,” kata Kristus kepada murid-murid-Nya. Mereka melakukannya, tetapi bukan tanpa pertanyaan, keraguan, dan beberapa penolakan.

Kedengarannya tidak asing?

Perbuatan lebih diingat daripada perkataan. Santo Fransiskus dari Assisi mengatakannya demikian: “Percuma berjalan ke mana-mana untuk mengajar kecuali apa yang kita lakukan adalah apa yang kita ajarkan” (dengan penekanan dari saya). Selama bertahun-tahun, remaja Anda telah mengikuti Anda -- kadang menentang, kadang tidak. Mereka menentukan apa yang penting dengan mengamati Anda. Jika pendapat ini membuat Anda ngeri, jangan biarkan kegagalan Anda pada masa lalu membuat Anda berhenti menunjukkan kasih dan kesabaran pada hari ini. Teruslah bertumbuh dalam relasi Anda dengan Allah sehingga remaja Anda akan melihat iman Anda dan ingin mengetahuinya lebih banyak.

Iman. Pengharapan. Kasih. Begitu banyak ciri-ciri karakter positif yang direfleksikan dalam arti di balik tiga kata sederhana ini. Jika kita ingin remaja kita berusaha mengikuti ciri-ciri karakter ini, kita perlu menghidupinya di rumah. Berikut adalah beberapa hal untuk memulainya:

1. Kerendahan Hati

Sebagai orang tua, mari kita memperbaiki kesalahan kita dengan berkata, “Maaf.” Anak-anak kita akan lebih mudah memaafkan orang lain jika mereka mengalami pengampunan di rumah.

2. Rasa Berterima Kasih

Remaja perlu mendengar kita berkata, “Terima kasih,” saat mereka mengawasi adik mereka atau ketika mereka memasukkan peralatan makan ke mesin pencuci. Terutama, katakan terima kasih ketika mereka menceritakan rahasia mereka kepada Anda. Remaja cenderung menceritakan rahasia dan pergumulan mereka kepada teman-teman mereka; jadi, jika mereka memilih untuk berbicara kepada Anda -- berhentilah, dan dengarkan. Biarkan mereka mencurahkannya dan menangis jika perlu. Berikanlah pengertian dan doa daripada penjelasan yang panjang. Tanyakan kepada mereka apakah mereka menginginkan saran dari Anda.

3. Pengendalian Diri

Ketika Anda memberikan saran, beritahukanlah tentang cara untuk mengatasi godaan sebelum remaja Anda menghadiri sebuah pesta atau permainan. Berikan batasan-batasan yang tegas. Beri tahu mereka tentang konsekuensi dari seks sebelum pernikahan. Ceritakan kesaksian Anda jika itu berkaitan. Untuk menjaga kesopanan, belilah gaun pesta dansa yang bagus dan trendy, tetapi sopan. Saat remaja Anda berjalan keluar, katakan, “Saya percaya kamu akan membuat pilihan yang bijaksana malam ini.”

4. Kabarkan Injil

Siapa yang mengikuti remaja Anda? Kemungkinan besar, ada seseorang atau beberapa grup yang sedang mengamati putra atau putri Anda, entah itu teman sekelas, teman satu tim, atau teman sekerja. Remaja sudah memiliki kesempatan untuk memberitakan terang Injil. Sebagian besar kesempatan mereka untuk menyaksikan iman mereka dalam Yesus akan datang sejak mereka mulai menghidupi iman mereka. Inilah maksud St. Francis dari Assisi ketika dia memberi nasihat, “Kabarkan Injil setiap waktu, dan jika perlu gunakan kata-kata.” Doronglah remaja Anda untuk menjalani hidup yang mengikuti iman, pengharapan, dan kasih Kristus sehingga setiap orang yang melihat akan tertarik kepada Yesus.

5. Belas Kasihan

Gambar: Belas kasih

Apakah Anda menunjukkan belas kasihan kepada remaja Anda ketika mereka membutuhkannya?

Saya tidak selalu. Misalnya, Justin mendapat masalah karena tertawa di dalam kelas, maka saya mengabaikan dia. Pesan saya? Bersikaplah dengan baik jika kamu ingin aku mengasihimu! Momen ibu yang buruk, saya tahu. Kapan pun masalah muncul antara saya dan putra saya, saya berusaha untuk mengingat bahwa kasih Allah yang tidak bersyarat bagi kita tidaklah berdasarkan perilaku kita.

Ketika lain kali anak Anda mengecewakan, lakukan sesuatu yang sedikit berbeda. Pikirkan tentang teladan Yesus terhadap wanita yang didapati melakukan perzinaan. Berikan pelukan dan pengampunan daripada kata-kata kasar, dan lihatlah apa yang akan terjadi. Adakalanya perlakuan seperti itu bukanlah pilihan terbaik. Akan tetapi, terkadang anak-anak kita sangat membutuhkan kasih karunia. Alkitab mengatakan bahwa belas kasihan akan menang atas penghakiman (Yakobus 2:13, AYT).

Dengan memberikan belas kasih, teman saya, Beth, melihat hasil dalam cara remajanya memberi tanggapan terhadap satu sama lain. Sekali waktu, ketika Beth mendisiplinkan putrinya, putranya yang tertua menginterupsi dan bertanya, “Bu, bisakah kau tunjukkan belas kasihan kepadanya kali ini?”

6. Kasih Sayang

Jika kita menunjukkan kasih sayang kepada remaja kita, mereka akan belajar untuk mengasihi, dan pelajaran itu akan mereka bawa ke dalam pekerjaan, kampus, relasi, dan pernikahan mereka. Ketika orang-orang tersakiti, mereka perlu tempat yang aman dan pemahaman -- bukan penghakiman. Berilah motivasi kepada remaja Anda untuk menjadi tempat bagi seseorang yang membutuhkan.

7. Melayani

Di tengah dunia yang berfokus pada diri sendiri, kita perlu menantang remaja kita untuk melihat ke luar diri mereka sendiri. Kita mulai dengan melayani remaja kita dan orang-orang lain yang membutuhkan. Langkah sederhana bisa membuat perbedaan.

Beth melayani dua remaja putrinya dengan merapikan tempat tidur untuk mereka setelah mereka pergi ke sekolah. Dia menolong mereka saat mereka sibuk dengan sekolah dan kegiatan.

Setelah mengemudi melewati seorang laki-laki tunawisma, Scoti berputar balik dan membeli makanan terbaik di McDonalds. Putranya yang remaja memberikan makanan itu kepada orang tersebut dan berkata, “Terimalah ini dalam nama Yesus.”

Teladan kita yang serupa Kristus merupakan pengaruh yang paling kuat untuk mendorong remaja kita menjadi murid Kristus. Kita bisa memperlengkapi remaja kita untuk memberi yang lebih baik kepada dunia -- sesuatu yang memiliki nilai kekal. “Jadi, sekarang ketiga hal ini yang tetap tinggal, yaitu iman, pengharapan, dan kasih; tetapi yang terbesar dari ketiganya adalah kasih.” (1 Korintus 13:13, AYT) (t/Jing-Jing)

Unduh Audio

Diambil dari:
Nama situs : Focus On The Family
Alamat situs : https://www.focusonthefamily.com/parenting/teens/your-teen-needs-you/equipping-your-teen-with-character
Judul artikel : Equipping Your Teen with Character
Penulis artikel : Tiffany Stuart
Tanggal akses : 11 Januari 2018
 

RENUNGAN Karakter dan Ketetapan Hati Daniel Ditulis oleh: Amidya

Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya. (Daniel 1:8)

Daniel adalah salah satu dari ribuan orang Yehuda yang dibuang ke Kerajaan Babel. Daniel berusia muda ketika dia harus meninggalkan tanah kelahirannya, dan dibuang ke Babel. Kendati menjadi seorang tawanan, rupanya Daniel memiliki kriteria yang pantas untuk bekerja untuk raja. Dalam Daniel 1:4 dicatat, "yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim." Daniel memiliki semua kriteria tersebut, dan dia bekerja kepada raja Babel, yaitu Nebukadnezar.

Gambar: Daniel menolak

Hidup di negeri asing tidak mengubah karakter dan ketetapan Daniel untuk hidup benar bagi Allah. Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan minum anggur yang biasa diminum oleh raja. Mengapa demikian? Tafsiran Alkitab Full Life menjelaskan bahwa makanan dan minuman yang dimakan oleh raja sebelumnya telah dipersembahkan kepada berhala. Memakan dan meminum semua itu berarti melanggar hukum Allah.

Daniel telah berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya, dan dia tidak akan mengubah pendiriannya sekalipun itu berarti bahwa dia harus menerima hukuman dari raja. Kasihnya kepada Allah dan hukum-Nya telah begitu tertanam dalam hatinya sejak dia masih anak-anak sehingga dia ingin melayani Allah dengan sepenuh hatinya. Ini juga yang harus kita tanamkan dalam hati dan hidup kita bahwa di mana pun kita berada, tantangan apa saja yang ada di depan mata kita tidak akan mengubah kasih kita kepada Allah dan ketetapan hati kita untuk menaati hukum-Nya.

ALLAH MEMBERI KEKUATAN DAN KETABAHAN BAGI ORANG YANG BERKETETAPAN SETIA KEPADA-NYA

Sumber Referensi:

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaSiswa.
binasiswa@sabda.org
e-BinaSiswa
@sabdabinasiswa
Redaksi: Amidya, Ariel, dan Lena
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2018 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org