Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/79

e-BinaSiswa edisi 79 (3-7-2017)

Menanamkan Nilai-Nilai Kristiani kepada Remaja Kristen (1)

Menanamkan Nilai-Nilai Kristiani kepada Remaja Kristen (1) -- Edisi 79/I/Juli 2017
 
Menanamkan Nilai-Nilai Kristiani kepada Remaja Kristen (1)
Edisi 79/I/Juli 2017
 
e-BinaSiswa

Salam kasih dalam Kristus,

Memiliki anak-anak yang sehat dan cerdas tentu menjadi impian dan harapan semua orangtua, guru, dan pembina remaja Kristen. Akan tetapi, ada satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh orangtua, guru, dan pembina remaja, yaitu menanamkan nilai-nilai kristiani kepada anak-anak dan siswa yang kita layani. Generasi muda Kristen seharusnya tidak hanya menjadi generasi yang cerdas dan sehat, tetapi juga memiliki karakter Kristus dalam hidup-Nya dan menjadi terang di mana pun mereka berada.

Simaklah sajian Publikasi e-BinaSiswa kali ini dengan tema "Menanamkan Nilai-Nilai Kristiani kepada Remaja Kristen". Dalam kolom artikel, kita bisa mengajarkan delapan hal yang bernilai bagi remaja Kristen, dan di kolom bahan ajar, kita bisa mengajarkan nilai kristiani dari Mazmur 119:9-15 dan Amsal 22:6 kepada remaja untuk terus mencintai firman Tuhan dan hidup dalam jalan yang sesuai dengan ketetapan Tuhan. Kiranya kita sebagai pelayan dan pembina remaja digugah untuk memberikan pengajaran-pengajaran yang berdasar pada Alkitab, sebagai satu-satunya dasar iman Kristen. Immanuel!

Amidya

Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa,
Amidya

 

ARTIKEL Delapan Hal yang Dianggap Bernilai bagi Remaja Kristen

Kemarin, saya bersukacita karena memiliki hak istimewa untuk berbagi dengan 12 praremaja dan remaja di sekolah minggu tradisional di gereja teman saya. Saya mulai berbesar hati terhadap generasi ini. Serius, jika Anda belum menghabiskan waktu akhir-akhir ini dengan remaja, lakukanlah. Anda kemudian bisa menolak kebohongan media bahwa mereka semua tersesat, semuanya egois, dan semuanya manja. Anak-anak ini "semuanya" adalah sesuatu, tetapi bukan hal-hal yang disebutkan tadi.

Awal acara membesarkan hati saya. Mereka tidak tahu apa yang akan saya sampaikan karena saya tidak ingin membuat mereka bias terhadap sebuah topik. Saya mulai dengan bertanya kepada mereka, "Apa hal-hal yang bernilai menurutmu? Apa yang penting bagimu?" Mereka menjawab:

Gambar: Remaja
  • Persahabatan
  • Pendidikan
  • Gereja kecil
  • Kelinci saya
  • Waktu dengan keluarga
  • Tertawa
  • Mencoba menemukan kebenaran
  • Kelas kecil sekolah minggu
  • Teman
  • Anak-anak
  • Musik
  • Iman

Setelah bertanya kepada mereka tentang teknologi yang mereka gunakan dan tidak gunakan, saya mengingatkan mereka untuk berhati-hati. Ketika saya secara singkat mengajarkan tentang kebohongan dari masing-masing (alat teknologi), mereka mulai melihat bahwa penggunaan teknologi bisa mengubah nilai-nilai mereka. Mereka mendengarkan dengan saksama. Nilai-nilai yang mereka miliki baik dan penting. (Saya harap Anda bisa mendengar tentang kelinci itu.)

Mereka bereaksi kuat terhadap kemungkinan bahwa teknologi dapat memengaruhi mereka untuk percaya bahwa kebahagiaan adalah apa yang harus mereka cari. Dengan setiap contoh yang saya bagikan dari bab lima di Screens and Teens (Layar dan Remaja), mereka semakin mengerti.

Supaya mereka menjauh dari kebohongan bahwa kebahagiaan adalah apa yang harus kita miliki, saya bertanya kepada mereka apa yang Allah inginkan untuk kita cari dan prioritaskan. Dengan cepat, mereka menyebutkan hal-hal berikut. Saya terkesan dan berbesar hati. Saya menambahkan ayat-ayat Alkitab di sini. Saya membayangkan jika kami punya cukup waktu, mereka bisa saja mengutip beberapa ayat yang relevan.

Mengetahui Kitab Suci itu penting. Mengenal Allah dan keinginan-Nya bagi kita itu penting. Ya! Apa yang akan disebutkan anak-anak Anda jika Anda bertanya kepada mereka apa yang Allah inginkan untuk mereka prioritaskan? Apa yang Anda ingin untuk mereka prioritaskan? Apakah kita menjelaskan dengan tepat apa yang kita maksudkan atau kita telah membiarkan adanya kebohongan?

1. Melayani.

"Layanilah seorang terhadap yang lain dengan kasih." (Galatia 5:13) "Karena setiap orang telah menerima anugerah, pergunakanlah itu untuk melayani satu dengan lainnya sebagai pelayan yang baik atas berbagai karunia Allah." (1 Petrus 4:10)

2. Mengenal Dia.

"Inilah hidup kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yohanes 17:3)

3. Saling mengasihi.

"Satu perintah baru Aku berikan kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kalian, demikianlah kamu juga saling mengasihi. Dengan begitu, semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jika kamu saling mengasihi." (Yohanes 13:34-35)

4. Rasa syukur.

"Biarlah damai sejahtera Kristus mengendalikan hatimu karena memang untuk itulah kamu dipanggil menjadi satu tubuh dan bersyukurlah." (Kolose 3:15)

5. Ikuti Dia.

"Dan siapa yang tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, tidak layak bagi-Ku." (Matius 10:38)

6. Pikul salib kita.

"Kemudian Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, 'Jika ada orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya sendiri, memikul salibnya dan mengikut Aku.'" (Matius 16:24)

7. Setia.

"Akan tetapi, buah Roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, keramahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Tidak ada hukum yang melawan hal-hal ini." (Galatia 5:22-23) "Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya." (Amsal 12:22)

8. Memuji Dia.

"Sebab besar TUHAN dan terpuji sangat, dan lebih dahsyat Ia dari pada segala allah." (1 Tawarikh 16:25)

Praremaja dan remaja menyebutkan prioritas-prioritas ini. Mengesankan! Mereka "semua" dewasa. Semua tentang Tuhan. Semua penasaran. Semua patuh. Semua tertarik. Semua mendukung.

Sewaktu saya menulis di buku saya, kita tidak dapat menempatkan anak-anak dari generasi-generasi ini di dalam kotak. Mereka memiliki kesamaan dan hampir semua memprioritaskan kebahagiaan. Namun, ada orang-orang muda seperti ini yang menginginkan sesuatu yang lain yang lebih bermakna di hidup mereka. Puji Tuhan! Sekali lagi, saya bertanya, apa yang akan disebutkan oleh anak-anak Anda? (t/Jing-Jing).

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Charisma Magazine
Alamat situs : http://www.charismamag.com/life/women/23369-8-things-that-christian-teens-value
Judul asli artikel : 8 Things that Christian Teens Value
Penulis artikel : Dr. Kathy Koch
Tanggal akses : 16 Juni 2017
 

BAHAN AJAR Mengajarkan Nilai Kristiani kepada Remaja Ditulis oleh: Amidya

A. Dasar Alkitab

B. Tujuan

  • Mendorong para pembina remaja untuk menjadi agen perubahan dengan mengajarkan nilai-nilai kristiani kepada remaja.
  • Memberikan pembelajaran pentingnya penanaman nilai kristiani yang berdasar pada Alkitab bagi remaja Kristen.
  • Mendorong para remaja dan siswa Kristen bertumbuh dalam Kristus dan memiliki karakter yang sesuai dengan kebenaran Alkitab.

C. Refleksi

Mazmur adalah sebuah kitab yang ditulis oleh para penulis mazmur yang terdiri dari beberapa orang, yaitu Daud, Salomo, Musa, Bani Korah, Asaf, dan beberapa penulis mazmur lainnya, sedangkan kitab Amsal ditulis oleh Salomo. Mazmur 119:9 dan Amsal 22:6 memberikan kita pelajaran pentingnya mendidik anak muda/remaja sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.

Yang pertama dalam Mazmur 119:9, Daud menuliskan satu mazmur yang indah tentang pengajaran yang masih relevan untuk diterapkan pada masa kini. Bagaimana caranya mengajar remaja untuk dapat mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan jelas, pemazmur menjawab:

  • Menjaga sesuai dengan firman Tuhan (ayat 9).
  • Mencari Tuhan dengan segenap hati supaya kita tidak menyimpang dari jalan-Nya (ayat 10).
  • Menyimpan janji Tuhan dalam hati supaya kita tidak berdosa kepada Tuhan (ayat 11).
  • Orangtua maupun pembina perlu mengajarkan ketetapan-ketetapan Tuhan kepada anak-anak (ayat 12).
  • Lidah dan bibir kita menceritakan firman Tuhan senantiasa (ayat 13).
  • Merenungkan titah Tuhan dan mengamati jalan-jalan Tuhan (ayat 15).

Lebih lanjut Tafsiran Alkitab Wycliffe menuliskan, "Mazmur 119 adalah sebuah syair didaktis (bersifat mendidik - Red.) dengan tujuan utama mengagungkan Tora (Taurat atau ajaran Allah)." Dengan demikian, kita boleh belajar bahwa Alkitab mengajarkan kepada seluruh umat untuk hidup berpegang pada firman Tuhan hingga keluarlah nilai-nilai kristiani yang menyatakan ciri khas seorang pengikut Kristus.

Yang kedua dalam Amsal 22:6, Salomo mengajak seluruh umat Israel untuk mendidik anak muda seturut dengan jalan Tuhan. Lebih lanjut Alkitab PEDIA memberikan penjelasan, "Mereka yang rendah hati berjalan dengan Allah dalam ketaatan pada perintah Firman-Nya dan dalam kepatuhan pada pemberian pemeliharaan-Nya, akan mendapatkan kekayaan, hormat, dan panjang umur yang sesungguhnya di dunia ini, dan hidup yang kekal pada akhirnya". Penekan dalam Amsal 22:6 dari Alkitab PEDIA ada dua hal, yaitu:

  • Ketaatan pada perintah Firman-Nya.
  • Kepatuhan pada pemberian pemeliharaan-Nya.

Pengajaran Kristen yang sejati harus berdasar pada Alkitab (Sola Scriptura). Untuk itu, cara orangtua, guru, dan pembina untuk menanamkan nilai kristiani adalah dengan mengajarkan Alkitab kepada anak-anak sejak ia masih kecil hingga mereka bertumbuh dewasa. Sebab, apa yang telah diajarkan tentu akan tercermin dalam sikap dan karakter anak ketika mereka bertumbuh dewasa. Pdt. Stephen Tong dalam bukunya yang berjudul "Arsitek Jiwa 1" mengatakan, "Celakalah jika pendidikan Kristen tidak berdasar pada Alkitab, karena jika itu terjadi maka pendidikan Kristen sedang mengarah pada humanisme dan sekularisme." (2008:56)

Kita semua tentu menginginkan anak-anak kita menjadi pribadi yang tidak hanya sehat dan cerdas, tetapi juga berkarakter Kristus, itulah tujuan utama pendidikan Kristen. Sudah saatnya para pelaku pendidikan (orangtua, guru, dan pembina remaja) menyadari pentingnya Alkitab bagi anak-anak kita. Jangan biarkan mereka menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi jadikan mereka "kristus-kristus kecil" yang hidup selaras dengan firman Tuhan dan menjadi saksi yang hidup di tengah-tengah dunia.

D. Diskusi

  1. Apa inti nasihat dalam Mazmur 119:9-16 dan Amsal 22:6?
  2. Bagaimana cara mengajar remaja menurut Mazmur 119:9-16?
  3. Menurut Saudara, apa pentingnya taat pada perintah Tuhan dalam Amsal Amsal 22:6?
  4. Sharingkan pengalaman Anda berkaitan dengan mengajar anak sesuai Alkitab! Apakah sulit mengajar anak untuk seturut dengan firman Tuhan?

E. Kesimpulan

Pengajaran nilai-nilai kristiani harus berdasar pada Alkitab (Sola Scriptura). Hal inilah yang menjadi seruan Martin Luther dan para reformator untuk kembali pada kemurnian Alkitab. Alkitab tidak sekadar buku kuno yang perlu dibaca kisah-kisah-Nya, tetapi Alkitab adalah firman Allah yang hidup, yang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:16). Tidak ada cara lain untuk mendidik dan mengajar anak untuk memiliki karakter Kristus jikalau tidak mengajarkan Alkitab kepada mereka. "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6)

Sumber bacaan:

  • Tafsiran Alkitab Wycliffe Mazmur 119. Dalam Aplikasi Android Tafsiran Alkitab.
  • Alkitab PEDIA Amsal 22. Dalam Aplikasi Android Alkitab PEDIA.
  • Stephen, Tong. "Arsitek Jiwa 1". Surabaya: Momentum, 2008. Hlm. 56.
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-BinaSiswa.
binasiswa@sabda.org
e-BinaSiswa
@sabdabinasiswa
Redaksi: Amidya dan Ariel
Berlangganan|Berhenti|Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org