Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/44

e-BinaSiswa edisi 44 (2-2-2015)

Pertumbuhan Iman Remaja (2)



e-BinaSiswa -- Pertumbuhan Iman Remaja (2)
Edisi 44/Februari 2015

DAFTAR ISI:
KIAT PEMBINA: METODE BARU PEMURIDAN PELAYANAN REMAJA
BAHAN MENGAJAR: MEMBANGUN DISIPLIN ROHANI
STOP PRESS: PUBLIKASI E-PENULIS: REFERENSI BAGI PENULIS KRISTEN


Shalom,

Pemuridan adalah proses untuk terus bertumbuh menjadi serupa dengan 
Kristus. Kita adalah murid-murid Kristus, tetapi sudahkah karakter 
Kristus ada dalam hidup kita? Kini, ada banyak metode yang dapat 
digunakan untuk memuridkan remaja. Metode-metode tersebut akan 
membantu setiap pembina untuk membuat kelas pemuridan menjadi lebih 
bervariasi, tetapi tetap dengan tujuan menolong remaja mengalami 
pertumbuhan iman secara mandiri. Publikasi e-BinaSiswa edisi ini 
menyajikan kiat bagi pembina dalam membina pemuridan remaja dan 
menyediakan bahan ajar yang akan menolong adik-adik remaja kita 
menerapkan disiplin rohani dalam kehidupan sehari-hari. Mari bersama-
sama berjalan dalam mencapai pertumbuhan iman bersama adik-adik 
rohani! Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaSiswa,
Amidya
< http://remaja.sabda.org >


         KIAT PEMBINA: METODE BARU PEMURIDAN PELAYANAN REMAJA

Saya agak curiga setiap kali membaca kata "baru" yang dikaitkan dengan 
pelayanan. Saya yakin ada pelayanan pemuda yang sedang melakukan apa 
yang akan saya jelaskan dengan langkah-langkah berikut. Akan tetapi, 
saya tahu tidak ada sumber tertulis lainnya yang mencerminkan jenis 
strategi pemuridan.

Letakkan Antusiasme Anda di Belakang Kebiasaan, Bukannya di Belakang 
Program

Jika siswa ingin mempertahankan iman mereka dalam jangka panjang, 
mereka harus mengembangkan kebiasaan pertumbuhan rohani secara 
konsisten, selain menghadiri program kelompok kecil tempat mereka 
belajar untuk mempelajari, berdiskusi, dan menerapkan firman Tuhan. 
Dorongan untuk membentuk kebiasaan dapat menjadi hadiah terbesar yang 
dapat kita berikan kepada siswa saat mereka menghadapi tantangan, 
pilihan, dan krisis kehidupan. Pertanyaannya sederhana: "Jauh setelah 
zaman program dan keteladanan dari pelayanan pemuda hilang dari 
pemikiran seorang lulusan senior, apa yang akan mempertahankan iman 
orang muda tersebut di bawah pencobaan?" Jawabannya: kasih karunia 
Allah dan kebiasaan belajar.

Itulah sebabnya, pelayanan pemuda kami secara antusias dan konsisten 
berfokus pada pengembangan disiplin rohani sebagai bagian penting dari 
waktu pendidikan dan relasi kami. Dengan menggunakan model percobaan 
dari kelompok kecil siswa, para pemimpin mampu untuk memberi semangat 
dan sumber daya dibanding mengharapkan siswa untuk menghadiri program 
pemuridan tambahan malam berikutnya dalam minggu itu.

Definisikan Kebiasaan-Kebiasaan Seorang Kristen yang Berkomitmen

Sebelum Anda dapat menemukan sumber daya yang tepat untuk membantu 
siswa Anda mengembangkan kebiasaan rohani, Anda harus terlebih dahulu 
mengidentifikasi kebiasaan yang Anda inginkan untuk selalu dilakukan 
oleh lulusan Anda. Sementara ada beberapa kebenaran yang kita inginkan 
agar dipahami oleh para siswa tentang kekristenan (pendidikan), hanya 
ada sedikit kebiasaan rohani yang kita inginkan untuk mereka 
kembangkan saat mereka berada dalam pelayanan pemuda kita. Di gereja 
Saddleback, kami telah mendefinisikan enam kebiasaan yang kami harap 
dilakukan oleh para siswa yang berkomitmen. Enam kebiasaan tersebut 
mungkin berbeda dari kebiasaan-kebiasaan yang akan Anda pilih, tetapi 
jangan mengabaikan ide ini (hasil akhir) hanya karena daftar kita 
(sarana) mungkin berbeda. Prinsip menolong siswa mengembangkan 
kebiasaan dapat ditransfer ke pelayanan pemuda Anda, terlepas dari 
hal-hal yang Anda tetapkan.

Kami mendefinisikan enam kebiasaan kami dengan bertanya, "Kebiasaan 
apa yang penting untuk pertumbuhan rohani yang mandiri seumur hidup?" 
Cara lain untuk melihat hal itu adalah, "Kebiasaan apa yang Anda 
andalkan untuk mempertahankan hubungan yang benar dengan Yesus 
Kristus?" Yang kami daftarkan adalah hal-hal yang telah saya 
kembangkan dan andalkan sejak saya memulai peziarahan rohani sebagai 
seorang remaja. Kami ingin siswa kami berkomitmen untuk:

- memiliki waktu yang konsisten bersama Tuhan melalui doa dan 
  pembacaan Alkitab;
- memiliki hubungan yang bertanggung jawab dengan orang Kristen yang 
  lain;
- berkomitmen pada tubuh Kristus dan tubuh gereja kami (bukan hanya 
  pelayanan kaum muda);
- memahami dan berpartisipasi dalam persembahan/persepuluhan;
- menghafal Kitab Suci;
- mempelajari Alkitab sendiri (di luar saat teduh).

Karena kami berfokus pada kata "kebiasaan", kami telah membuat daftar 
kami menjadi akronim dengan menggunakan kata "HABIT" (kebiasaan). 
Sedikit memaksa, tetapi tetap membantu untuk menghafal.

Hang (waktu bersama dengan Tuhan).
Accountability (tanggung jawab dengan orang percaya lainnya).
Bible (menghafal Alkitab).
Involvement (keterlibatan dengan anggota jemaat).
Tithing (komitmen perpuluhan).
Study (belajar firman Tuhan).

Ingat, ini hanyalah kebiasaan yang kami inginkan untuk dikembangkan 
oleh siswa. Daftar ini tidak mencakup semua informasi yang kami 
inginkan untuk mereka ketahui sebelum mereka lulus dari pelayanan 
pemuda kami. Kami mencoba untuk memenuhi elemen pendidikan pemuridan 
melalui berbagai waktu mengajar kami selama pelayanan akhir pekan, 
kelompok-kelompok kecil untuk belajar Alkitab, dan program pemuridan 
sekunder yang ditujukan bagi siswa yang berkomitmen. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Judul asli buku: Purpose Driven Youth Ministry
Judul bab: Mempersiapkan Siswa yang berkomitmen - Memenuhi Tujuan Allah Pemuridan
Judul asli artikel: A New Method of Youth Ministry Discipleship
Penulis: Doug Fields
Penerbit: OMF Sastra Inc, Michigan 1999
Halaman: 159 -- 160


              BAHAN MENGAJAR: MEMBANGUN DISIPLIN ROHANI
                         Ditulis oleh: Adiana

A. TUJUAN

Mendorong dan melatih remaja untuk melakukan disiplin rohani demi 
pertumbuhan iman mereka.

B. ILUSTRASI

Ada sebuah kisah tentang seorang atlet lari wanita pertama yang 
berhasil meraih tiga medali emas dalam Olimpiade Roma tahun 1960. Ia 
adalah Wilma Rudolph. Padahal, ketika kecil, ia terserang penyakit 
polio yang menyebabkannya lumpuh selama bertahun-tahun. Namun, pada 
usia sekitar 11 tahun, ia mulai bisa berjalan dan bercita-cita menjadi 
seorang pelari. Awalnya, orang-orang di lingkungannya tidak percaya. 
Namun, ibunya terus mendukung cita-cita Wilma. Setelah itu, Wilma 
terus berlatih dan berlatih, selama bertahun-tahun dengan disiplin. 
Sampai akhirnya, ia berhasil mewujudkan impiannya menjadi wanita 
pertama yang merebut tiga medali emas di cabang lari tersebut. Wilma 
Rudolf membutuhkan banyak tantangan, latihan, dan disiplin tinggi 
untuk menjadi juara, bukan dengan cara yang instan, tetapi dengan 
disiplin yang tinggi tanpa mengenal lelah.

C. REFLEKSI

Sebagai seorang remaja Kristen, sudahkah kamu membangun kedisiplinan 
untuk membangun hubungan yang dekat dengan Allah? Berapa kali kamu 
berpuasa dalam satu minggu? Bagaimana dengan perpuluhanmu? Saat 
teduhmu? Persekutuan? Ayat hafalan? Banyak di antara kita mungkin 
masih memiliki kehidupan rohani yang biasa-biasa saja. Itulah 
sebabnya, kehidupan kita menjadi tidak ada bedanya dengan remaja-
remaja lain yang tidak mengenal Kristus.

Faktanya adalah Allah memanggil setiap anak-Nya untuk membangun 
hubungan yang intim dengan-Nya. Bagaimana cara kita membangun 
persekutuan yang intim dengan Allah? Jika kita ingin meninggalkan 
kehidupan rohani kita yang biasa-biasa saja, kini saatnya kita melatih 
diri untuk bertumbuh dalam iman dan pengenalan akan Tuhan. Sama 
seperti seorang atlet yang harus rajin berlatih demi meraih 
kemenangan, begitu juga kita harus terus melatih rohani kita melalui 
disiplin-disiplin rohani sehingga kita dapat memelihara iman kita dan 
meraih mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan-Nya kepada kita (2 
Timotius 4:7-8).

Disiplin bukanlah hukuman, tetapi wujud kedewasaan seseorang untuk 
menghargai waktu yang dimilikinya demi mencapai sebuah hasil yang 
optimal. Oleh karena itu, menjaga agar disiplin rohani kita tidak 
menjadi sekadar rutinitas merupakan hal yang sangat penting. Jika kita 
sudah terjebak ke dalam rutinitas, kita tidak akan mengalami 
pertumbuhan iman yang sesungguhnya. Berikut adalah disiplin-disiplin 
rohani yang dapat kita terapkan, yang akan menumbuhkan iman kita:

a. Disiplin Doa
   Berkomunikasi dengan Allah (termasuk berdoa puasa) secara teratur.
   - 1 Tesalonika 5:17 _____________________________________.
   - Matius 24:42 ________________________________________.
   - Yeremia 33:3 ________________________________________.

b. Disiplin Membaca Firman Tuhan
   Membaca, menggali, dan menghafal firman Tuhan secara teratur.
   - Mazmur 1:1-3 ________________________________________.
   - Roma 15:4 ___________________________________________.

c. Disiplin Persekutuan
   Membangun persekutuan dengan saudara seiman secara teratur.
   - Kisah para Rasul 2:42-45 ______________________________.
   - Ibrani 10:25 __________________________________________.

d. Disiplin Melayani
   Terlibat dalam pelayanan tubuh Kristus secara teratur.
   - Roma 14:8 ___________________________________________.

D. DISKUSI
1. Menurut kamu, mengapa disiplin rohani itu penting?
2. Apa yang menyulitkan kamu untuk menerapkan satu dari daftar 
   disiplin rohani di atas?
3. Apa yang dapat kamu ubah dalam hidupmu minggu ini agar kamu dapat 
   melatih diri dalam satu disiplin tadi?

E. KESIMPULAN

Disiplin rohani bukanlah tujuan akhir dari semua usaha kita, 
pertumbuhan imanlah yang menjadi tujuan kita, seperti nasihat Rasul 
Paulus kepada Timotius, anak rohaninya, "Sebab, latihan jasmani 
terbatas gunanya, tetapi kesalehan berguna dalam segala hal karena 
mengandung janji untuk kehidupan sekarang dan juga kehidupan yang akan 
datang" (1 Timotius 4:8, Draft AYT). Jadi, hargailah waktu yang kita 
miliki untuk melatih kehidupan rohani kita sehingga kita dapat menjadi 
remaja Kristen yang kedewasaan imannya tampak dalam kehidupan sehari-
hari.

Sumber bacaan:

1. Baker, Tim. 2006. "Merenda Iman". Yogyakarta: ANDI Offset. Hlm. 33-
   37.
2. Tambunan, Fernando. 2010. "Disiplin". Dalam 
   http://pemudaypdpa.blogspot.com/2010/07/disiplin.html
3. Lassa, Samuel. 2010. "Resolving Your Spirit". Dalam 
   http://ikan.blog.com/2010/05/17/resolving-your-spirit/


   STOP PRESS: PUBLIKASI E-PENULIS: REFERENSI BAGI PENULIS KRISTEN

Anda tertarik dengan dunia tulis-menulis? Anda memerlukan referensi 
berkualitas untuk mengembangkan kemampuan tulis-menulis Anda?

Bagi Anda penulis Kristen, Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > 
telah menyediakan Publikasi e-Penulis. Sejak tahun 2004, Publikasi e-
Penulis < http://sabda.org/publikasi/e-penulis/ > telah melayani 
ribuan pelanggannya dengan bahan-bahan bermutu seputar pelayanan 
penulisan. Artikel tentang literatur Kristen maupun umum, kiat 
penulisan, kaidah penggunaan Bahasa Indonesia, tokoh penulis, serta 
ulasan situs-situs kepenulisan bisa Anda dapatkan secara GRATIS dalam 
e-Penulis!

Tunggu apa lagi? Segeralah berlangganan publikasi e-Penulis secara 
GRATIS dengan mengirimkan email kosong ke: < subscribe-i-kan-
penulis(at)hub.xc.org > atau ke < penulis(at)sabda.org >

Kunjungi pula situs Pelitaku (Penulis Literatur Kristen dan Umum) di: 
< http://pelitaku.sabda.org/ >

Selamat menikmati pelayanan kami dan teruslah berkarya!


Kontak: binasiswa(at)sabda.org
Redaksi: Adiana, Bayu, dan Amidya
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org