Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/35

e-BinaSiswa edisi 35 (5-5-2014)

Remaja dan Pemuridan (1)

e-BinaSiswa -- Remaja dan Pemuridan (1)
Edisi 35/Mei 2014

DAFTAR ISI:
ARTIKEL: MENJADI MURID SEUMUR HIDUP
SHARING PEMBINA: KUALIFIKASI PEMBIMBING KELOMPOK KECIL
PUBLIKASI E-LEADERSHIP: MITRA PEMIMPIN KRISTEN INDONESIA


Shalom,

Proses pembelajaran tidak terlepas dari dua tokoh utama pelaku dalam 
pembelajaran, yaitu guru dan murid. Peran guru dalam pendidikan tentu 
sangat besar, namun murid pun juga memiliki peran dalam proses belajar 
mengajar. Setiap kita tentu sudah mengalami bagaimana menjadi murid di 
sekolah, akan tetapi sudahkah kita menjadi murid Kristus? Kristus 
adalah seorang Guru yang Agung, sementara kita adalah murid-murid-Nya. 
Maukah kita menyatakan diri sebagai murid yang setia dan mengiring 
Kristus di sepanjang hidup kita?

Edisi kali ini akan menyajikan artikel dan sharing bagi para pembina 
siswa tentang kualitas seorang murid Kristus. Biarlah kita semakin 
mengenal Kristus dan menjadi murid-Nya yang setia. Selamat membaca. 
Tuhan Yesus memberkati.

Redaksi e-BinaSiswa,
Amidya
< http://remaja.sabda.org >


                ARTIKEL: MENJADI MURID SEUMUR HIDUP
                 
Ditulis oleh: Adiana

Siapa di antara Anda yang mau menjadi murid seumur hidup? Mungkin kita 
mulai berpikir, bagaimana mungkin kita bisa menjadi seorang pembina 
sementara tetap menjadi murid? Memang, sebutan `murid` paling mudah 
kita jumpai di sekolah-sekolah. Secara umum, kita memandang murid-
murid sebagai ?anak-anak? yang masih harus diberi banyak pengajaran, 
harus dididik dengan kedisiplinan, diawasi dengan berbagai macam 
aturan, dan lain sebagainya. Lantas, apakah begitu juga halnya dengan 
sebutan `murid` Kristus? Apakah jika kita sudah lulus dari bangku 
sekolah, kita akan selesai disebut sebagai ?murid-murid`-nya Kristus?

Tentu tidak. Mengapa istilah `murid` menjadi begitu penting dalam 
kehidupan kekristenan?  Seorang teolog dan penulis Kristen asal 
Jerman, Dietrich Bonhoeffer, pernah menyampaikan bahwa ?Kekristenan 
tanpa pemuridan adalah kekristenan tanpa Kristus?. Mengapa? Karena 
kenyataannya, Yesus bukan memerintahkan agar ada semakin banyak orang 
yang percaya kepada-Nya (sebut saja mereka yang menyebut dirinya 
`orang Kristen`), melainkan agar semua bangsa menjadi murid-murid-Nya 
yang melakukan kehendak-Nya (Matius 28:19). Jadi, apakah Anda memiliki 
kualitas murid Kristus? Dan, maukah Anda menjadi murid-Nya seumur 
hidup Anda?

Yang perlu kita perhatikan adalah orang yang disebut sebagai murid 
Kristus berbeda dengan orang yang sekadar percaya atau kagum kepada 
Kristus. Lihat saja, orang banyak yang selalu mengikuti Yesus ke mana 
saja Ia pergi dan melihat mukjizat-mukjizat-Nya adalah orang yang sama 
yang meneriakkan, "Salibkan Dia! Salibkan Dia!" (Lukas 23:21). Mereka 
bukanlah murid Kristus. Mereka mungkin hanyalah penggemar atau 
`suporter` bagi Yesus, tetapi bukan murid. Dalam kitab Injil, kita 
tahu bahwa Kristus memilih beberapa orang saja untuk menjadi murid-
murid-Nya. Dari ribuan orang, Ia memilih dua belas orang untuk 
mendapat pengajaran secara khusus dari-Nya walaupun akhirnya ada satu 
orang yang akhirnya berkhianat pada-Nya. Murid-murid Kristus itu 
adalah mereka yang rela meninggalkan segala sesuatunya dan pergi 
mengikuti Kristus ke mana pun Ia pergi (Markus 1:17-18). Mereka 
mendapat `keistimewaan` untuk mendengarkan pengajaran Yesus secara 
pribadi (Markus 4:10-11), mereka bahkan mendapat pengalaman pribadi 
bersama dengan Kristus (Markus 9:2-8). Namun, tidak hanya sampai di 
situ, seorang murid Kristus yang sejati juga rela menanggung 
penderitaan demi mengikut Kristus (Matius 16:24).

Murid Kristus adalah orang yang sungguh-sungguh mengalami penebusan 
Kristus dan mengalami pengudusan melalui kehidupan yang 
bertransformasi menjadi semakin serupa dengan Kristus. Bill Hull dalam 
bukunya "Choose The Life" menjelaskan bahwa pemuridan berarti percaya 
pada apa yang Yesus percayai (transformasi pikiran), hidup seperti 
Yesus hidup (transformasi karakter), mengasihi seperti Yesus mengasihi 
(transformasi hubungan), melayani seperti Yesus melayani (transformasi 
pelayanan), dan memimpin seperti Yesus memimpin (transformasi kuasa 
pengaruh).

Tentu saja untuk mencapai transformasi tersebut membutuhkan komitmen 
dalam meluangkan waktu untuk membaca, merenungkan, dan menggali firman 
Tuhan, serta berdoa demi mendengar suara Tuhan. Tidak hanya percaya 
pada firman dan suara Tuhan itu saja, seorang murid Kristus akan 
mewujudkan apa yang diyakininya melalui perubahan karakter, dan itu 
semua terwujud dalam perilakunya sehari-hari. Ia memiliki kasih dan 
hati yang melayani, bahkan sebagai seorang pemimpin sekalipun.

Menjadi murid-murid-Nya adalah panggilan setiap kita yang sudah 
percaya. Dan, menjadi murid adalah proses yang harus kita perjuangkan 
seumur hidup kita. Dari sini, kita juga dapat mengetahui bahwa 
pemuridan sangatlah penting dalam setiap aspek pelayanan gereja selama 
ini, termasuk di dalam pelayanan remaja dan kaum muda. Anak-anak muda 
sangat membutuhkan bimbingan agar dapat terus bertumbuh. Namun, kita 
tidak dapat menolong seseorang memiliki hidup kudus jika kita sendiri 
tidak hidup kudus. Kita harus hidup kudus terlebih dahulu (Wahyu 
22:11) 
barulah orang-orang yang kita layani dapat mengalaminya juga. 
Bagaimana kita dapat menolong orang lain bertransformasi jika kita 
tidak lebih dulu bertransformasi? Bagaimana kita tidak dapat menolong 
mereka hidup berkemenangan jika kita tidak hidup dalam kemenangan? 
Banyak orang Kristen terikat dan tidak pernah mengalami kemenangan 
atas dosa. Dan, satu-satunya alasan mengapa dosa semakin berkuasa atas 
orang-orang Kristen adalah karena mereka tidak dimuridkan.

Sumber bacaan:
1. Hull, Bill.  2004. "Choose The Life". Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur. Hal. 18-20.
2. ___________. "Discipleship - One on One". http://abbalove.org/index.php?option=com_content&view=article&id=847%3Adisciples.


      SHARING PEMBINA: KUALIFIKASI PEMBIMBING KELOMPOK KECIL

Siapakah yang pantas membimbing kelompok kecil? Jika didasarkan pada 
pandangan orang tentang kelompok kecil, jawabannya biasanya ada dua. 
Orang yang menganggap kelompok kecil hanya sebagai mesin pencetak 
murid akan menghendaki kelompok ini dipimpin oleh Rasul Paulus atau 
seorang pemimpin gereja seperti Priskila. Menurut pandangan mereka, 
kelompok kecil harus mempelajari Alkitab, melatih anggota dalam 
seluruh kehidupan kristiani, menantang mereka melayani di bidang misi, 
dan menguasai setiap kategori teologi kristiani. Ekstrem lainnya 
adalah yang menganggap siapa saja yang tergerak dan mau, dapat 
memimpin kawanan kecil Namun, cara yang bijaksana adalah kita perlu 
menyampaikan tentang betapa penting dan seriusnya menggembalakan orang 
untuk bertumbuh dalam Kristus, tetapi kita juga perlu menyadari bahwa 
pembimbing yang berbakat pun memerlukan waktu untuk memperoleh segala 
keterampilan dan kepekaan untuk membimbing secara efektif.

Kami sudah mengindentifikasi tujuh hal yang perlu diperhatikan ketika 
Anda menerima tantangan untuk menjadi pembimbing atau mengembangkan 
calon pembimbing. Kualifikasi-kualifikasi ini seharusnya dipandang 
sebagai aspirasi yang bisa ditanyakan kepada para calon, apakah mereka 
bersedia bertumbuh dalam hal-hal itu. Anda sendiri pun perlu 
memakainya sebagai panduan membimbing.

1. Membangun Hubungan Pribadi dengan Kristus

Setiap orang percaya, apalagi pembimbing kelompok, perlu membangun 
hubungan pribadi dengan Kristus setiap hari. Kita mendapatkan kekuatan 
dan pengharapan, kepercayaan diri, dan penyucian dari Kristus. 
Kepemimpinan Anda yang terbaik muncul dari kehidupan rohani yang 
bertumbuh dalam keintiman hubungan dengan Kristus. Dengan demikian, 
Anda dapat mengarahkan kelompok kepada komitmen yang sama. Paulus 
berkata, "Ikutilah teladanku, sama seperti aku juga mengikuti teladan 
Kristus" (1 Korintus 11:1). Sediakanlah waktu untuk berdiam di hadirat 
Allah dan mendapatkan pemuasan dahaga di dalam Dia pada saat Anda 
menderita atau mengalami kehancuran (Mazmur 42:1).

2. Memenuhi Panggilan

Di Yeremia 20:9, Nabi Yeremia merasa dipaksa oleh Allah untuk terus 
menyampaikan pesan yang sulit kepada bangsanya. Perhatikan kata-
katanya: "Tetapi apabila aku berpikir: Aku tidak mau mengingat Dia dan 
tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya, maka dalam hatiku ada 
sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-
tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak 
sanggup."

Yeremia memiliki tugas yang harus dilaksanakan sekalipun ia merasa 
lelah atau tidak yakin akan hasilnya. Allah telah memilihnya untuk 
menyampaikan pesan dan ia tidak dapat menolak.

Kepemimpinan kelompok kecil mungkin tidak memanggil Anda untuk 
melayani seperti Yeremia, namun kepemimpinan ini tetap memerlukan 
panggilan bahwa Allah ada di dalam semua ini dan Dia akan menopang 
Anda melalui masa sukar dan pergumulan. Panggilan Anda akan membuat 
Anda percaya diri dan yakin bahwa Anda sedang melakukan hal yang 
benar.

3. Menjaga Karakter

Berelasi dengan Kristus dan tetap teguh memenuhi panggilan, tentu saja 
akan membantu Anda dalam hal ini. Namun, pemimpin juga perlu menjaga 
hati--integritas. Amsal 4:23 menasihati orang bijak agar "menjaga hati 
dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan" 
(lihat Matius 12:35). Pemimpin harus memiliki karakter yang bisa 
dipercaya dan diandalkan; kepercayaan yang hancur sukar dipulihkan.

Kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dari kepercayaan. Paulus mendorong 
seorang pemimpin muda, Timotius, untuk menjadi teladan bagi orang-
orang percaya, dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan 
kemurnian (1 Timotius 4:12). Paulus ingin Timotius menjaga 
integritasnya dan menjadi teladan dalam kehidupan kristianinya bagi 
anggota jemaat lain. Anda juga harus berusaha menjaga pikiran, 
tindakan, dan sikap dari yang dapat mencemari atau mengeraskan hati 
Anda. Bersedialah melakukan pemeriksaan diri, baik secara pribadi 
maupun bersama rekan. Mintalah masukan dari orang lain tentang 
kelemahan dan kekuatan karakter Anda; dan selidikilah hati Anda di 
hadapan Allah dan berdasarkan Kitab Suci.

4.  Menghargai Keunikan

Ada pemimpin yang mengikut Kristus, memenuhi panggilan pelayanan, dan 
bertumbuh dalam karakter, tetapi masih saja merasa frustrasi. Boleh 
jadi mereka berada dalam pelayanan yang kurang tepat. Di 1 Korintus 
12:4-7 
dijelaskan bahwa setiap pengikut Kristus memiliki karunia-
karunia untuk membangun tubuh Kristus. Karunia ini yang dipadukan 
dengan keunikan kepribadian, pengalaman, dan kemampuan yang diberikan 
Tuhan kepada masing-masing--bisa berkembang di bidang pelayanan 
tertentu, tetapi bisa juga terhambat di bidang lainnya. Setiap 
pembimbing harus mengetahui jenis pelayanan kelompok kecil yang paling 
sesuai dengan diri mereka masing-masing sebagaimana diciptakan Allah.

Sediakanlah waktu untuk mengetahui, apakah Anda paling cocok melayani 
bersama orang dewasa ataukah anak-anak; mengerjakan suatu tugas 
ataukah memberi perhatian kepada orang; membimbing kelompok studi 
ataukah proyek misi. Setiap pelayanan ini dilakukan dalam komunitas 
dan memerlukan pemimpin berbakat agar bisa mencapai yang terbaik.

5. Mengembangkan Kompetensi

Setiap pekerjaan membutuhkan kompetensi dasar. Pembimbing kelompok 
kecil memerlukan kemampuan berelasi dan menggembalakan sebagai 
kompetensi dasar karena jika tidak, ia akan mengalami kesulitan dalam 
membimbing komunitas kecil. Paulus ingin Timotius menekuni ajarannya 
agar ia dapat menjadi komunikator yang kompeten tentang kebenaran 
Allah. Paulus berkata kepada Timotius, "Usahakanlah supaya engkau 
layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, 
yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu" (2 Timotius 
2:15). Berkompeten di bidang pelayanan Anda sangatlah penting.

Kompeten berarti mengusahakan pengembangan pribadi dan pelatihan 
keterampilan di bidang yang Anda layani. Selain keterampilan dasar 
kelompok kecil yang diperlukan di segala kelompok, ada banyak 
keterampilan lain yang juga membutuhkan pelatihan khusus. Kenalilah 
kemampuan-kemampuan dasar Anda dan berusahalah mengasah kompetensi 
itu, sambil Anda mempelajari keterampilan membimbing lain.

6. Mempertahankan Komitmen

Yesus berkata kepada para pengikut-Nya, "Setiap orang yang siap untuk 
membajak, tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan 
Allah." Perkataan keras mengenai penyerahan diri penuh ini dilontarkan 
Yesus kepada orang yang belum memahami harga mengikut Kristus dan 
tingkat komitmen yang dikehendaki-Nya. Para pembimbing membuktikan 
kasih mereka kepada Kristus melalui komitmen mereka kepada para 
pengikut Nya (Yohanes 21:15-19).

Mengadakan pertemuan kelompok itu mudah--yang sulit adalah memuridkan 
mereka. Pembimbing kelompok kecil melayani atas dasar komitmen, bukan 
kenyamanan. Komitmen untuk tetap teguh, tekun, dan berani meskipun 
mengalami kekecewaan atau berbeban berat. Pembimbing perlu tetap 
berkomitmen pada tujuan, pada Kristus, pada gereja, dan pada orang-
orang di kelompoknya. Apakah Anda bersedia melakukan yang diperlukan 
agar dapat membimbing dan memperhatikan anggota secara efektif?

7. Meningkatkan Kapasitas

Kejenuhan bisa melanda banyak pembimbing yang memiliki tujuan baik. 
Lagi-lagi, dengarkanlah nasihat Paulus kepada Timotius: "Awasilah 
dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu" (1 Timotius 4:16). Kita 
memerlukan doktrin yang sehat dan juga pembimbing yang sehat, yaitu 
pembimbing yang memiliki energi untuk melakukan pelayanan. Pembimbing 
yang baik memperhatikan diri mereka sendiri dengan saksama--mereka 
mengawasi kehidupan mereka. Apakah Anda memperhatikan kehidupan 
emosional, spiritual, dan fisik Anda sehingga Anda memiliki energi--
kapasitas--untuk membimbing kelompok?

Jangan sekali-kali mengorbankan hidup dan keluarga Anda di mezbah 
pelayanan. Allah tidak ingin Anda menjadi letih lesu karena berusaha 
melayani orang lain. Memang, akan ada masa-masa berat dan sulit, 
tetapi Anda tidak dapat terus berbuah dalam pelayanan jika Anda selalu 
dalam keadaan lelah dan tertekan. Berikut ini ada beberapa kiat yang 
dapat menopang Anda dan menghindari kejenuhan.

Pertama, tetapkan batas-batas waktu dan prioritas Anda. Belajarlah 
untuk mengatakan "Tidak" sekalipun Anda mungkin akan mengecewakan 
orang lain. Kedua, buatlah marjin dalam kehidupan Anda. Sediakan tiga 
sampai empat blok kosong pada jadwal Anda untuk rekreasi, teman-teman, 
istirahat, dan menghadapi hal-hal tak terduga. Ketiga, isi kembali 
tandon energi Anda. Lakukan retret dan sediakan waktu untuk merayakan. 
Penuhi tandon Anda dengan sukacita, istirahat, dan keeratan hubungan 
dengan Allah.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Membimbing Kelompok Kecil untuk Mengubah Hidup
Judul artikel: Kualifikasi Pembimbing Kelompok Kecil
Penulis: Bill Donahue
Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2010
Halaman: 44 -- 48


    PUBLIKASI E-LEADERSHIP: MITRA PEMIMPIN KRISTEN INDONESIA

Jika Anda ingin menjadi pemimpin Kristen berkualitas, bacalah pula 
sumber-sumber bahan kepemimpinan Kristen yang berkualitas.

Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > menerbitkan Publikasi e-
Leadership menyediakan bahan-bahan bermutu kepemimpinan yang Anda 
butuhkan! Bagi Anda yang ingin menambah wawasan mengenai kepemimpinan 
silakan mengirimkan email kosong ke < subscribe-i-kan-
leadership(at)hub.xc.org >. Jangan lupa berkunjung ke Situs Indo Lead 
< http://lead.sabda.org >

Harapan melalui publikasi ini setiap pemimpin Kristen semakin 
diperlengkapi dengan baik dan diberdayakan untuk melayani dan bersaksi 
bagi kemuliaan nama Tuhan.


Kontak: binasiswa(at)sabda.org
Redaksi: Adiana, Bayu, dan Amidya
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org