Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/30

e-BinaSiswa edisi 30 (16-12-2013)

Natal, Yesus, dan Remaja (2)

e-BinaSiswa -- Natal, Yesus, dan Remaja (2)
Edisi 30/Desember 2013

DAFTAR ISI:
RENUNGAN: SEBUAH PERTANYAAN NATAL: APAKAH YESUS MASIH MENJADI PUSAT HIDUPKU?
BAHAN MENGAJAR: IKUT DIA!


Syalom,

Natal adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh umat Kristen di seluruh dunia karena 
merupakan hari lahir Sang Juru Selamat manusia. Dalam Natal yang kita rayakan 
setiap tahunnya, apa makna yang dapat kita renungkan? Jika Tuhan rela hadir ke 
dunia untuk menebus dosa manusia, sudahkah Allah lahir di dalam setiap hati 
kita? Apakah kita sudah mengikut Yesus dengan kesungguhan hati dan menjadikan-
Nya pusat dari semua perayaan Natal kita? Pada Natal tahun ini, marilah kita 
kembali merenungkan makna Natal di hati kita masing-masing.

Staf Redaksi e-BinaSiswa,
Bayu
< http://remaja.sabda.org >


RENUNGAN: SEBUAH PERTANYAAN NATAL: APAKAH YESUS MASIH MENJADI PUSAT HIDUPKU?

Akhir tahun, biasanya dijadikan momentum oleh banyak orang untuk mengevaluasi 
diri. Mereka yang mau maju, yang tidak takut belajar dari kesalahan, dan yang 
menerima keberhasilan dengan kerendahan hati, melakukan introspeksi untuk 
membangun pengertian tentang hal-hal apa yang harus diubah, yang harus 
ditingkatkan, dan yang harus ditinggalkan.

Begitu pun dengan pengikut Kristus, yang sepanjang perjalanan hidup memiliki 
satu tujuan, yaitu memuliakan Tuhan lewat hidup dan panggilan mereka. Akhir 
tahun seharusnya menjadi momentum untuk bertanya lagi, apakah Yesus masih 
menjadi pusat dalam hidupku?

Setiap pengikut Kristus yang berbakti kepada-Nya menyadari satu hal ini: mereka 
lahir tanpa membawa apa-apa dan ketika mati nanti, juga tidak membawa apa-apa. 
Dan, hidup di antara keduanya adalah hidup sebagai hamba untuk memuliakan Tuhan. 
Hidup hamba, hidup yang setia kepada Tuhan, adalah hidup yang berpusat pada 
Tuhan karena itu penting. Tidak hanya di akhir tahun saja. Seharusnya, setiap 
hari kita bertanya kepada diri kita sendiri: apakah Yesus masih menjadi pusat 
hidupku?

Mari mengakui bersama bahwa tekanan, tantangan, bahkan kenyamanan bisa saja 
membuat pusat hidup kita berubah-ubah dan tidak lagi ada Yesus di sana. Mari 
periksa hati kita, untuk apa dan bagi siapakah terakhir kali pengorbanan 
terbesar telah kita lakukan? Apakah bagi Yesus karena kita mau tetap setia 
menjadi pelaku-pelaku firman? Atau, ada hal lain yang lebih menarik perhatian 
hati kita? Ambisi? Kekhawatiran? Ketakutan? Kemarahan? Keengganan untuk 
memaafkan? Atau, bahkan kita lebih tertarik pada diri sendiri?

Momentum akhir tahun ini, khususnya ketika kita semua tengah bersiap menyambut 
Natal, bisa menolong kita untuk diam sejenak dan jujur pada hati kita sendiri 
dan kepada Tuhan.

Natal yang kita rayakan untuk mengenang kelahiran Kristus ke dunia, seharusnya 
juga menjadi Natal yang kita khususkan bagi Yesus untuk lahir di dalam hati 
kita. Hati yang bernoda menjadi bersih, hati yang tidak lagi terpusat kepada-Nya 
menjadi terisi penuh oleh Tuhan lagi.

"Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada 
mereka yang bersungguh hati terhadap Dia." (2 Tawarikh 16:9)

Marilah menjadi pengikut-pengikut Yesus yang berpusat hanya kepada-Nya, yang 
gelisah bukan karena berapa besar pengorbanan yang harus kita lakukan, tetapi 
gelisah dengan sebuah pertanyaan: apakah Yesus masih jadi pusat hidupku? Karena, 
ketika Yesus menjadi pusat hidup kita, pengorbanan yang kita lakukan merupakan 
ekspresi ucapan syukur kita kepada-Nya, mengalir begitu alamiah karena kita 
telah menjadi orang-orang pilihan yang menerima kasih-Nya, dan karena kita ingin 
meneladani-Nya: saat Ia memilih menjadi bayi yang tidak berdaya dan lahir di 
kandang domba agar Ia dapat menggenapi karya penebusan bagi umat manusia, bagi 
kita.

Diambil dari:
Nama situs: Artikel Kristen
Alamat URL: http://artikelkristen.com/sebuah-pertanyaan-apakah-yesus-masih-menjadi-pusat-hidupku.html
Penulis: Melani Pedro
Tanggal akses: 25 Oktober 2013


                          BAHAN MENGAJAR: IKUT DIA!

A. Landasan Alkitab:
Matius 2:1-12

Ayat Indah:
"Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, 
ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan 
mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur." (Matius 
2:11)

B. Nilai Kristiani:
Sikap hidup dan keteguhan hati orang-orang Majus menunjukkan kesetiaan dan 
kepercayaan yang penuh, yang pada dasarnya sangat dibutuhkan oleh setiap 
pengikut Kristus.

C. Pujian:
KJ 116: 1-4 "Yang Dipuji Kaum Gembala"
NKB 60: 1-3 "Gerangan Bayi Apakah"

D. Refleksi:
Ikut Dia? Inilah keputusan atau ketetapan hati orang-orang Majus yang datang 
mencari, dan kemudian menemukan Sang Bayi Kudus. Perikop bacaan kali ini yang 
bercerita tentang kisah orang-orang Majus yang berjalan dari negeri Timur menuju 
Betlehem, tempat Yesus dilahirkan. Orang Majus adalah orang-orang yang ahli 
dalam ilmu perbintangan dan juga sejarah. Saat itu, ada nubuat yang menyatakan 
bahwa akan lahir seorang Mesias, Raja di atas segala raja, yang akan membebaskan 
bangsa Yahudi dari keterpurukan dan penindasan yang mereka alami. Kelahiran 
seorang Mesias tersebut dikatakan akan menjadi pertanda awal datangnya perubahan 
hidup, dari yang penuh ketidakadilan dan penindasan menuju ke kehidupan yang 
lebih baik. Raja-raja di dunia, yang selama ini ada, akan tunduk di hadapan-Nya.

Berita kelahiran Mesias membuat Herodes takut dan merasa terancam posisinya 
sebagai raja pada saat itu. Herodes kemudian mencoba mencari tahu kebenaran 
tentang raja yang akan lahir tersebut. Ia mengumpulkan para imam kepala dan ahli 
Taurat untuk menanyakan tentang kebenaran itu dan di mana Mesias dilahirkan 
(ayat 4). Dikatakan kepada mereka bahwa Mesias itu dilahirkan di Betlehem, di 
tanah Yudea, sebagaimana yang tertulis dalam kitab nabi (ayat 5).

Orang-orang Majus yang mencari-cari Sang Bayi Kudus kemudian dipanggil oleh 
Herodes. Ia meminta mereka untuk terus mencari hingga menemukan Mesias yang baru 
lahir tersebut. Herodes pun meminta agar orang-orang Majus tersebut memberi 
kabar kepada dirinya agar ia turut serta menyembah Bayi Kudus tersebut (ayat 7-
8). Segera setelah itu, orang-orang Majus itu melanjutkan perjalanan mereka 
mencari Yesus, Sang Bayi Kudus. Orang-orang Majus sebagai orang-orang yang 
pintar dan ahli dalam perbintangan terus mencari Yesus dengan mengikuti bintang 
yang muncul mendahului mereka (ayat 9), sebagai tanda yang menunjukkan tempat 
kelahiran Yesus. Mereka adalah orang-orang yang, dengan penuh ketulusan dan niat 
keluar dari rumah mereka di dunia Timur, melakukan perjalanan yang cukup jauh 
dan memiliki kekuatan fisik dan kesabaran. Namun, kesetiaan dan keyakinan mereka 
untuk menemukan Mesias yang baru lahir menjadi kekuatan tersendiri bagi mereka 
untuk terus mencari. Akhirnya, pencarian mereka memang tidak sia-sia. Mereka 
menemukan Yesus yang lahir di kandang domba. Sinar bintang telah menunjukkan 
tempat Yesus lahir, dan bersukacitalah mereka karena nubuat itu benar adanya 
(ayat 10). Orang-orang Majus tersebut kemudian memberikan persembahan berupa 
emas, kemenyan, dan mur, yang merupakan lambang kebesaran dan kuasa sang raja.

Hal yang menarik adalah orang-orang Majus tersebut tidak kembali kepada Herodes 
untuk memberitakan keberadaan Yesus yang baru lahir tersebut. Mereka mendapatkan 
peringatan dalam mimpi dan kemudian menurutinya. Bukan tidak mungkin peringatan 
tersebut adalah dari Allah sendiri karena jika orang-orang Majus memberitakan 
keberadaan Yesus yang baru lahir tersebut, pun dapat menjalankan niatnya untuk 
membunuh anak-anak di Betlehem, termasuk Yesus. Sikap dan tindakan yang diambil 
orang-orang Majus turut menunjukkan keyakinan dan kepercayaan mereka yang teguh 
terhadap datangnya Sang Bayi Kudus yang merupakan Mesias dan Raja di atas segala 
raja.

Orang-orang Majus menunjukkan keyakinan dan kepercayaan mereka kepada nubuat 
akan lahirnya seorang Mesias. Mereka setia, berjuang dengan gigih, dan akhirnya 
dengan segala keyakinan mereka berani untuk melanggar perintah Herodes, yang 
kemungkinan dapat membuat Herodes marah terhadap mereka. Namun, inilah yang 
menjadi pelajaran penting bagi kita. Mau ikut raja dunia atau ikut Raja di atas 
segala raja, yaitu Mesias? Orang-orang Majus telah menunjukkan bagaimana 
keteguhan hati mereka walau penuh perjuangan, tantangan, bahkan ancaman.

E. Aktivitas:
1. Kegiatan Pembukaan:
Bagian ini dilakukan pada awal ibadah remaja:
a. Doa pembukaan
b. Pujian
c. Pembacaan Mazmur, Hukum Kasih
d. Pujian
e. Pembacaan Alkitab
f. Sampaikan uraian pelajaran hari ini sebagai landasan belajar remaja.

2. Kegiatan dalam Kelompok Kecil:
a. Bagilah remaja yang hadir ke dalam kelompok kecil terdiri atas 3 -- 4 orang. 
   Tunjuk satu orang untuk menjadi pemimpin.
b. Setiap kelompok diminta untuk menjawab empat pertanyaan yang telah disiapkan. 
   Beri waktu 20 menit untuk bekerja. Jelaskan bahwa pemimpin akan mencatat hasil 
   dan menyampaikannya dalam sharing bersama.

3. Pertanyaan Penolong:
a. Tuliskanlah pendapat remaja tentang orang-orang Majus!
b. Menurut remaja, apakah nilai-nilai positif yang ditunjukkan oleh orang-orang 
   Majus tersebut?
c. Apakah remaja telah melakukan atau setidaknya mengikuti nilai-nilai positif 
   yang ditunjukkan oleh orang-orang Majus tersebut? Jelaskan!
d. Apa komitmen remaja (tuliskan minimal 3) untuk tetap teguh dan setia dalam 
   mengikut Yesus?

F. Kegiatan Sharing Bersama:
1. Minta semua kelompok untuk berkumpul kembali dan menyanyikan satu pujian agar 
   suasana menyatu kembali.
2. Setiap kelompok menyampaikan jawaban-jawabannya.
3. Setelah melihat hasil semua kelompok, maka remaja akan melihat hasil yang 
   mereka kerjakan. Hargailah upaya mereka!

G. Kesimpulan:
Orang-orang Majus dapat dikatakan telah menunjukkan banyak hal yang penting bagi 
pengikut Kristus saat ini. Kesetiaan, kesabaran, keyakinan yang teguh, ungkapan 
syukur, dan keberanian untuk melawan dan meninggalkan hal-hal yang duniawi untuk 
dengan serius mengikut dan menjalankan perintah Yesus dalam kehidupan. Godaan, 
tantangan, dan ancaman sering dijumpai oleh setiap pengikut Kristus, tetapi 
keyakinan, kesetiaan, dan keteguhan hati kepada Kristus dapat menjadi bekal dan 
kekuatan untuk menghadapinya.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Sinode Gereja-Gereja Kristen Jawa
Alamat URL: http://gkj.or.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=678
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 23 Oktober 2013


Kontak: binasiswa(at)sabda.org
Redaksi: Adiana, Bayu, dan Amidya
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org