Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/29

e-BinaSiswa edisi 29 (2-12-2013)

Natal, Yesus, dan Remaja (1)

e-BinaSiswa -- Natal, Yesus, dan Remaja (1)
Edisi 29/Desember 2013

DAFTAR ISI:
ARTIKEL: NATAL KOK BIKIN KESAL?
KESAKSIAN: KEPEKAAN LEWAT SEPOTONG ROTI
STOP PRESS: FACEBOOK PEMUDA DAN REMAJA KRISTEN INDONESIA

Shalom,

Natal telah tiba! Semua umat bersukacita menyambut kelahiran Juru Selamat dunia. 
Natal adalah sebuah momentum yang paling dinantikan karena semua orang di segala 
penjuru dunia akan merayakan dan menyambut hari Natal dengan sukacita. Namun, 
ada beberapa orang yang justru kehilangan sukacita dan damai sejahtera di hari 
Natal. Mengapa ada beberapa yang malah merasa kesal saat Natal tiba? Natal bukan 
hanya bicara soal kemeriahan sebuah perayaan, melainkan waktu bagi kita dapat 
mengingat kembali betapa besarnya kasih yang Allah nyatakan di dalam hidup kita. 
Dapatkah kita merefleksikan kasih Kristus yang sangat besar ini kepada sesama 
kita? Maukah kita berbagi di hari Natal? Selamat menyambut Natal. Damai Kristus 
beserta kita. Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaSiswa,
Amidya
< http://remaja.sabda.org >


                    ARTIKEL: NATAL KOK BIKIN KESAL?

Natal adalah kabar sukacita. Yesus lahir ke dunia. Dia tokoh sentral dalam 
peristiwa Natal. Namun, pada kenyataannya, tidak sedikit perayaan Natal yang 
mengabaikan tokoh sentral itu. Orang ramai bertukar kado, tetapi Yesus yang 
kelahiran-Nya diperingati justru terabaikan, bahkan cenderung dilupakan.

Peringatan Natal tentu merupakan sesuatu yang baik. Tokoh sehebat Yesus pantas 
diperingati hari jadi-Nya. Yesus adalah tokoh terbesar sepanjang zaman. Tokoh 
yang tak ada bandingnya. Dengan demikian, sangat pantas untuk memperingati hari 
bersejarah dalam kehidupan sang tokoh. Ini sangat masuk akal.

Akan tetapi, pada praktiknya, perayaan Natal hanya menyisakan kekesalan dan tak 
jarang luka mendalam. Kesal terhadap sesama panitia. Terluka karena perselisihan 
di antara rekan kerja. Belum lagi harta benda yang dikurbankan demi kelancaran 
acara Natal. Selesai Natal, yang tersisa hanyalah kekesalan. Kekuatan rohani 
justru tak didapatkan.

Tak jarang pula, Natal hanya menguras energi dan harta. Energi tersita untuk 
menyiapkan acara Natal, baik di gereja maupun di keluarga. Belum lagi mereka 
yang harus melakukan tradisi pulang kampung. Tidak sedikit harta harus direlakan 
demi kesenangan saat menjelang Natal. Ketika kembali ke kehidupan normal, 
kebahagiaan Natal ternyata semu karena hanya hura-hura dan pesta biasa. Esensi 
Natal, pengharapan dalam Kristus justru sirna.

Segeralah temukan makna Natal yang sesungguhnya bila ingin merasakan semangat 
Natal sepanjang tahun. Bila kita tidak segera mendapatkan makna Natal yang 
seharusnya, Natal tidak punya arti apa pun. Peringatan Natal tidak membawa 
perubahan hidup. Sejatinya, Natal harus berdampak. Natal membawa perubahan 
hidup.

Diambil dari:
Nama situs: Hati Gembira Itu Obat
Alamat URL: http://hati-gembira-itoe-obat.blogspot.com/2012/12/natal-kok-bikin-kesal-mencari-makna.html
Judul artikel: Natal, Kok Bikin Kesal? Mencari Makna Natal yang Hilang
Penulis: Bona Parte
Tanggal akses: 25 Oktober 2013


                KESAKSIAN: KEPEKAAN LEWAT SEPOTONG ROTI

Malam ini adalah malam Natal. Seisi rumah mulai sibuk mempersiapkan segala 
sesuatu sejak pagi tadi. Begitu juga dengan aku. Sesudah misa malam Natal, 
biasanya kami sekeluarga berkumpul untuk saling mengucapkan selamat Natal dan 
makan malam bersama.

Siang ini, aku berencana membeli dua loyang kue kesukaan keluarga kami. Satu 
untuk keluarga orang tuaku dan satu lagi untuk keluarga suamiku.

Setelah menentukan toko roti tempat kami akan membeli kue, kami segera berangkat 
ke tempat tujuan. Setibanya di toko kue, kami segera memilih kue yang dimaksud. 
Karena belum sempat sarapan, suamiku memintaku untuk membelikannya roti isi. 
Satu bungkus plastik berisi tiga buah roti dengan rasa yang berbeda.

Sesudah membayar semua belanjaan, kami segera menuju ke rumah mertuaku untuk 
mengirimkan kue yang baru aku beli. Dalam perjalanan menuju rumah mertuaku, kami 
sempat terhenti oleh lampu merah. Begitu aku mengerem mobil, tidak berapa lama 
kemudian seorang gadis kecil peminta-minta menghampiri kaca jendelaku. Seperti 
pengemis lain, ia langsung menengadahkan tangannya memohon sekeping uang. 
Seketika itu juga, aku langsung melambaikan tanganku, menandakan menolak untuk 
memberi. Tanpa menunggu lebih lama, gadis kecil itu langsung meninggalkan 
mobilku.

Pada saat yang bersamaan, suamiku memberikan roti terakhirnya kepadaku. Ia 
memintaku untuk memberikan roti terakhirnya kepada gadis kecil tadi. Segera 
kubuka jendela mobil, dan setengah berteriak kupanggil gadis kecil tadi. Setelah 
mendekat, kuberikan roti tadi sambil tersenyum. Gadis itu segera menerima roti 
dariku sambil mengucapkan terima kasih.

Sambil memegang roti itu, gadis kecil itu segera berlari ke arah ibu-ibu 
berpakaian lusuh yang duduk di tepi jalan. Mungkin perempuan tua itu adalah 
ibunya, begitu pikirku. Gadis kecil itu menyerahkan roti tadi kepada ibunya 
sambil menunjuk-nunjuk dan tertawa lebar, ke arah mobilku. Begitu lampu hijau 
menyala, aku segera melajukan mobilku. Tepat saat mobilku melewati mereka, si 
ibu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, begitu juga dengan gadis kecil 
itu. Tampak sukacita di wajah mereka. Sungguh, ucapan syukur yang terungkap 
lewat segaris senyum yang tulus.

Aku baru menyadari, betapa berartinya pemberian yang kami pikir tidak seberapa, 
tetapi bagi mereka, roti itu mungkin adalah sesuatu yang membahagiakan mereka. 
Aku jadi teringat bahwa Yesus hadir dalam diri orang-orang yang tidak memiliki 
apa pun. Aku meyakini bahwa di malam Natal tahun ini, aku sungguh-sungguh telah 
melihat senyum Yesus dari wajah gadis kecil dan ibu tadi. Terima kasih Tuhan 
karena Engkau telah membuat hatiku menjadi peka dengan orang di sekitarku.

Nama situs: Kekal -- Kesaksian Kasih Allah
Alamat URL: http://kesaksian.sabda.org/kepekaan_lewat_sepotong_roti
Judul kesaksian: Kepekaan Lewat Sepotong Roti
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 25 Oktober 2013


        STOP PRESS: FACEBOOK PEMUDA DAN REMAJA KRISTEN INDONESIA

Apakah Anda rindu untuk mengetahui lebih banyak tentang kekristenan, renungan-
renungan Kristen, dan tempat untuk berbagi pengalaman rohani? Silakan bergabung 
di Facebook Pemuda dan Remaja Kristen Indonesia (Praktis). Facebook ini akan 
menolong Anda untuk menemukan banyak hal tentang kekristenan, semakin bertumbuh 
di dalam Kristus, dan menambah persahabatan bersama saudara-saudari seiman yang 
lainnya.

Tunggu apa lagi, silakan kunjungi Facebook Praktis di < 
http://fb.sabda.org/praktis >


Kontak: binasiswa(at)sabda.org
Redaksi: Adiana, Bayu, dan Amidya
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org