Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/20

e-BinaSiswa edisi 20 (16-7-2013)

Kepemimpinan Kristen (2)


e-BinaSiswa -- Kepemimpinan Kristen (2)
Edisi 20/Juli 2013

DAFTAR ISI:
RENUNGAN: TUHAN MELIHAT KARAKTER PEMIMPIN
BAHAN MENGAJAR: PEMIMPIN MUDA YANG BERKENAN DI HADAPAN TUHAN

Shalom,

Mungkin masih segar dalam ingatan kita artikel tentang kepemimpinan bagi remaja, 
yang kami sajikan dalam publikasi e-BinaSiswa pada edisi sebelumnya. Dalam 
artikel tersebut, telah dibahas tentang bagaimana membentuk karakter pemimpin 
Kristen dalam diri remaja, yang ternyata semuanya berpusat pada firman Tuhan. 
Pada edisi ini, kami kembali menyajikan dua bahan menarik seputar kepemimpinan 
remaja, yang di dalamnya kami melibatkan dua pemimpin besar Israel, yaitu Daud 
dan Yosia. Bahan yang kami kemas dalam bentuk renungan dan bahan pengajaran ini, 
kiranya dapat menolong Anda dalam menanamkan nilai kepemimpinan ke dalam diri 
remaja Kristen di gereja. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa,
Doni K.
< doni(at)in-christ.net >
< http://remaja.sabda.org >


                  RENUNGAN: TUHAN MELIHAT KARAKTER PEMIMPIN
                           Ditulis oleh: Doni K.

"Janganlah pandang parasnya atau perawakannya yang tinggi, sebab Aku telah 
menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa 
yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati." (1 Samuel 16:7)

Kita semua tentu mengenal tokoh Daud dalam Alkitab, seorang yang dipakai Tuhan 
secara luar biasa untuk memimpin Bangsa Israel. Pada masa kepemimpinan Daud, 
Bangsa Israel mencapai kejayaan yang luar biasa. Pada masa itu, Bangsa Israel 
mampu menundukkan setiap musuh yang melawan mereka. Hal ini karena Daud adalah 
pemimpin yang berkenan di hadapan Tuhan. Sebab, Daud mengerti apa yang Tuhan 
inginkan dan ia memiliki hubungan yang begitu intim dengan Tuhan selama ia 
melayani-Nya.

Sebelum Daud diangkat menjadi pemimpin (raja) atas umat Israel, Tuhan sudah 
memilih Daud sejak ia masih remaja. Ini merupakan bukti bahwa karakter 
kepemimpinan Daud sudah ada dalam dirinya sejak ia masih remaja. Lalu, karakter 
apa saja yang dimiliki Daud sejak remaja sehingga Tuhan menjadikannya seorang 
pemimpin bagi Bangsa Israel? Daud memiliki tujuh keunggulan yang dipandang baik 
oleh Tuhan.

1. Daud memiliki hati yang terpaut pada Tuhan (1 Samuel 16:7). Sejak masih 
   remaja, hati Daud selalu memandang Tuhan dan takut kepada-Nya.

2. Daud memiliki iman (1 Samuel 17:34-39, 45). Itu terbukti ketika ia 
   diperhadapkan dengan Goliat dan beberapa musuh lain. Di saat itulah, ia tetap 
   mengandalkan Tuhan.

3. Penyerahan diri (1 Samuel 16:13). Sejak masih kecil, Daud memiliki hati yang 
   selalu berserah kepada Tuhan. Ketika ia diperhadapkan dengan Goliat, Daud 
   menyerahkan segala tindakan dan ketakutannya hanya kepada Tuhan.

4. Hidup sebagai penyembah Tuhan (1 Samuel 16:18, 23).

5. Mencintai Tuhan (1 Samuel 17:26-27).

6. Tekun (1 Samuel 16:11, 17:34-36).

7. Pengampun (1 Samuel 17:28).

   Ketujuh keunggulan Daud tersebut seharusnya menjadi contoh bagi para remaja masa 
   kini, untuk menanamkan karakter kepemimpinan yang berkenan di hadapan Tuhan. 
   Ketujuh hal tersebut sangat penting untuk dimiliki setiap remaja Kristen.

1. Hati yang unggul.
   Hati yang unggul perlu dimiliki remaja masa kini supaya Tuhan senantiasa 
   memandang para remaja sebagai orang yang berkenan. Sebab, Tuhan menilai hati.

2. Iman dan penyerahan diri.
   Remaja masa kini juga perlu memiliki iman yang besar supaya Tuhan menunjukkan 
   hal-hal besar dalam kehidupan mereka. Kita perlu melihat kembali ke belakang 
   ketika Tuhan memberikan pertolongan-Nya kepada kita. Hal itulah yang harus kita 
   gunakan untuk menumbuhkan iman kita saat ini dan saat yang akan datang ketika 
   kita diperhadapkan pada suatu masalah.

3. Menyembah dan memuji Tuhan.
   Jangan sampai kita menghabiskan masa muda hanya untuk hal-hal duniawi yang sama 
   sekali tidak menyukakan hati Tuhan. Menunjukkan penyembahan kita kepada Tuhan 
   dapat kita lakukan dengan mengambil waktu khusus untuk berkomunikasi dengan-Nya 
   melalui doa dan penyembahan secara pribadi maupun berkelompok.

4. Mencintai Tuhan.
   Penyembahan yang kita lakukan juga merupakan wujud kecintaan kita kepada Tuhan.

5. Memiliki ketekunan.
   Sebagai seorang remaja, kita harus menjadi seorang yang rajin dalam segala hal, 
   terutama dalam melayani Tuhan. Sebab, Tuhan tidak menyukai pemalas. Alkitab 
   sendiri mengatakan bahwa kemalasan akan menimbulkan kemiskinan.

6. Pengampunan.
   Sebagai remaja, kita harus melatih diri untuk menjadi seorang pengampun, tidak 
   mudah marah atau sakit hati saat diremehkan, direndahkan, atau dianggap culun.

   Seperti halnya Daud, sebagai anak Allah, kita juga memiliki hak dan kesempatan 
   untuk menjadi pemimpin. Masalahnya adalah apakah kita sudah betul-betul siap dan 
   layak untuk menjadi seorang pemimpin? Jika kita sudah memiliki karakter seperti 
   Daud, tentu saja kita sudah layak untuk memiliki peran pemimpin. Jika belum, 
   kita harus belajar banyak untuk dapat menjadi seorang pemimpin seperti Daud. 
   Marilah kita menyelidiki hati kita masing-masing.

Sumber bacaan:
1. ______________. "Hikmat dan urapan Roh". 
       Dalam http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=9&chapter=16&verse=7
2. ______________. 
       "Remaja Dalam Alkitab". Dalam http://remajabagikristus.wordpress.com/category/i-remaja-dalam-alkitab/


             BAHAN MENGAJAR: PEMIMPIN MUDA YANG BERKENAN DI HADAPAN TUHAN
                                 Ditulis oleh: Doni K.

I. LANDASAN ALKITAB

Dua Tawarikh 34:2-3 -- "Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup 
seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. Pada 
tahun kedelapan dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, ia mulai 
mencari Allah Daud, bapa leluhurnya, dan pada tahun kedua belas ia mulai 
mentahirkan Yehuda dan Yerusalem dari pada bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang 
berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan."

II. TUJUAN

Mendorong remaja untuk memahami bahwa syarat menjadi seorang pemimpin muda yang 
berkenan adalah takut akan Tuhan dan hidup benar di hadapan-Nya.

III. REFLEKSI

Yosia, Raja Belia

Kita semua tentu mengenal tokoh yang satu ini. Dalam sejarah Kerajaan Israel, 
Yosia tercatat sebagai raja Israel yang paling belia. Ia menjadi raja ketika 
masih berusia delapan tahun. Yosia lahir dari sebuah keluarga yang takut akan 
Tuhan, ayahnya bernama Amon, dan kakeknya adalah Raja Manasye. Saat itu, Manasye 
masih memerintah di Yerusalem pada usia 61 tahun. Ibu Yosia adalah Yedida anak 
Adaya. Pada usianya yang ke-67 tahun, Raja Manasye (kakek Yosia) meninggal dan 
digantikan oleh Amon (22 tahun). Lalu, pada tahun yang kedua masa 
pemerintahannya, Amon mati karena dibunuh oleh para pegawainya yang memberontak 
kepadanya. Namun sesudah itu, seluruh rakyat Israel membunuh para pemberontak 
itu dan rakyat mengangkat Yosia menjadi raja atas Israel pada usianya yang ke-8.

Selama hidupnya, Yosia dikatakan selalu hidup benar di hadapan Tuhan. Ia 
mengikuti jejak hidup Daud, yang selalu mengikuti kehendak Tuhan dengan tidak 
menyimpang dari perintah Tuhan. Saat Yosia berusia 16 Tahun, yaitu pada tahun 
ke-8 masa pemerintahannya, ia mulai mencari Allah yang benar, yaitu Allah Daud 
leluhurnya. Dan, pada tahun ke-12, ia membersihkan Yehuda dan Yerusalem dari 
penyembahan berhala. Ia memusnahkan tempat-tempat persembahan berhala di bukit-
bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung dewa asing, mezbah Baal, 
lalu menghamburkannya ke kuburan orang-orang yang mempersembahkan korban. Ia 
juga merobohkan seluruh mezbah dan tiang berhala di Kota Manasye, Efraim, dan 
Simeon, serta menghancurkan segala tempat persembahan berhala di seluruh Israel. 
Sesudah melakukan semua itu, ia baru kembali ke Yerusalem. Yosia melakukan semua 
itu karena ia begitu menyadari bahwa takut akan Tuhan dan hidup benar di hadapan 
Tuhan merupakan satu syarat mutlak bagi seorang pemimpin yang berkenan di 
hadapan Tuhan.

IV. DISKUSI

1. Yosia diangkat menjadi raja Israel pada usia 8 tahun. Menurut Anda, apakah 
   anak seusia itu layak dijadikan raja?

2. Mengapa Tuhan memilih Yosia untuk menjadi pemimpin baru di Israel, padahal 
   usianya masih sangat muda?

3. Apakah yang membuat Yosia berkenan di hadapan Tuhan?

4. Apakah hanya orang yang sudah dewasa saja yang layak menjadi pemimpin?

5. Dapatkah seorang remaja dipilih Tuhan untuk menjadi pemimpin?

6. Syarat apakah yang dibutuhkan supaya seorang remaja layak menjadi pemimpin?

7. Menurut Anda, apakah kedewasaan rohani hanya diukur dari kedewasaan usia?

8. Jika lingkungan tidak mendukung kerohanian kita, apakah remaja bisa menjadi 
   orang yang takut akan Tuhan, bahkan menjadi teladan bagi lingkungan?

V. APLIKASI

Kita sering kali berpikir bahwa remaja tidak layak untuk memimpin karena masalah 
usia. Namun, mata kita telah dibukakan oleh kehidupan Yosia yang dicatat 
Alkitab. Melalui pelajaran yang kita ambil dari kehidupan Yosia, marilah kita 
mulai belajar untuk:

1. Mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pemimpin, yaitu dengan melatih diri 
   untuk takut akan Tuhan dan hidup benar di hadapan-Nya.
2. Mengembangkan sikap keteladanan dalam diri kita supaya melalui keteladanan 
   yang kita berikan, orang lain dapat hidup benar seperti kita.
3. Menunjukkan karakter Kristus di lingkungan kita supaya melalui kita, orang 
   lain dapat mengenal Kristus.
4. Mulai memberi diri untuk melayani Tuhan meski usia kita masih remaja, dimulai 
   dari pelayanan dalam gereja.
5. Seperti Yosia yang telah melakukan reformasi keagamaan di Israel, kita pun 
   harus mampu mengadakan reformasi di kalangan anak remaja. Caranya adalah dengan 
   mengubah diri dan lingkungan kita dari kebiasaan hidup yang duniawi menjadi 
   surgawi.

Sumber bacaan:
1. ______________. "Raja Yosia -- Pembaharuan yang dilakukan Yosia". 
         Dalam http://alkitab.sabda.org/bible.php?book=2Taw&chapter=34
2. ______________. "Raja Yosia". Dalam id.wikipedia.org/wiki/Yosia
3. ______________. "Raja Yosia Belia". 
         Dalam http://renungan-harian-online.blogspot.com/2013/01/yosia-raja-belia.html
4. ______________. "Yang Mudapun Juga Bisa Menjadi Teladan". 
         Dalam http://gkysydney.org/renungan-gema-2007/yang-mudapun-juga-bisa-menjadi-teladan.html
5. Richard Angelus. "Refleksi Saya tentang 2 Tawarikh 34: Raja Yosia mendengar Kitab Taurat". 
         dalam http://wordspeakstoday.blogspot.com/2013/03/refleksi-saya-tentang-2-tawarikh-34.html


Kontak: binasiswa(at)sabda.org
Redaksi: Doni K. dan Bayu
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org