Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/19

e-BinaSiswa edisi 19 (4-7-2013)

Kepemimpinan Kristen (1)



e-BinaSiswa -- Kepemimpinan Kristen (1)
Edisi 19/Juli 2013

DAFTAR ISI:
ARTIKEL: MEMBENTUK KARAKTER KEPEMIMPINAN KRISTEN DALAM DIRI REMAJA
STOP PRESS: PUBLIKASI e-BINA ANAK: MEMPERELENGKAPI PELAYAN ANAK KRISTEN DI INDONESIA

Shalom,

Kepemimpinan merupakan hal yang selalu hangat untuk dibicarakan, bahkan kita 
sendiri mungkin juga sering membicarakannya. Sebab, tanpa kita sadari, kita juga 
masih sering bergelut dengan dunia kepemimpinan, baik dalam ranah politik, 
sosial, maupun hal-hal yang lebih sederhana, bahkan gereja. Dalam lingkup 
gereja, kepemimpinan selalu dikaitkan dengan penggembalaan dan pendidikan. 
Namun, tahukah Anda bahwa menanamkan kepemimpinan pada remaja merupakan hal yang 
sangat penting? Dan, bagaimanakah cara membentuk remaja untuk menjadi seorang 
pemimpin rohani yang baik di masa depan?

Pada kesempatan ini, kami menyajikan sebuah artikel menarik tentang bagaimana 
membentuk karakter kepemimpinan dalam diri remaja. Kiranya, apa yang disajikan 
dalam artikel ini dapat membekali kaum muda gereja untuk dapat menjadi seorang 
pemimpin yang baik di mata Tuhan. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa,
Doni K.
< doni(at)in-christ.net >
< http://remaja.sabda.org >


ARTIKEL: MEMBENTUK KARAKTER KEPEMIMPINAN KRISTEN DALAM DIRI REMAJA
Ditulis oleh: Doni K.

Semua gereja di dunia selalu menuntut kehadiran seorang pemimpin Kristen 
(Pendeta/Gembala) yang memiliki dedikasi tinggi dan mampu memimpin suatu 
organisasi gereja lokal dengan baik. Namun, sedikit sekali gereja yang memiliki 
kesadaran untuk mempersiapkan calon pemimpin Kristen masa depan sejak dini. 
Akibatnya, banyak pemimpin yang `sesungguhnya` belum siap menjadi seorang 
pemimpin. Hal ini tentunya membuka pikiran kita bahwa sangat penting bagi kita 
untuk mempersiapkan para pemimpin Kristen sejak dini, dan itu dimulai dari usia 
remaja.

Kita percaya bahwa siapa pun memiliki hak dan kesempatan untuk menjadi seorang 
pemimpin. Jika tidak menjadi seorang pemimpin bagi orang lain, minimal ia 
menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Sebab, Tuhan menciptakan manusia sebagai 
makhluk yang memiliki kemampuan untuk memimpin. Dengan prinsip seperti ini, kita 
dapat meyakini bahwa mempersiapkan para remaja untuk menjadi seorang pemimpin 
merupakan hal yang sangat penting bagi masa depan gereja. Sebab, merekalah 
penerus yang akan memengaruhi kemajuan dan kemunduran kualitas dan kuantitas 
gereja di masa yang akan datang.

Melatih kepemimpinan remaja memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. 
Perlu kerja keras dan pengorbanan untuk membentuk remaja menjadi pemimpin 
Kristen yang berkualitas dan berkenan di hadapan Tuhan. Berikut, kita akan 
melihat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mempersiapkan remaja menjadi 
pemimpin Kristen yang berkualitas dan berkenan di hadapan Tuhan.

A. Pilar-Pilar Kepemimpinan Kristiani

Ketika kita mempersiapkan remaja Kristen untuk menjadi seorang pemimpin, kita 
perlu memperhatikan beberapa pilar kepemimpinan Kristen. Berikut ini adalah 
pilar-pilar kepemimpinan kristiani yang penting dimiliki oleh remaja Kristen:

1. Menjadi Garam (Matius 5:13)

Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan seorang pemimpin adalah 
kemampuannya dalam memengaruhi orang lain. Demikian juga, bagi seorang remaja 
Kristen. Untuk menjadi seorang pemimpin, hal pertama yang harus diperhatikan 
adalah bagaimana ia dapat memberikan pengaruh positif terhadap lingkungannya. 
Sebab, pengaruh positif akan menjadi suatu penahan bagi kerusakan dunia sehingga 
orang `dunia` akan terlindung dari perbuatan jahat mereka dengan melihat setiap 
tindakan moral yang baik, yang telah diberikan oleh orang percaya. Seorang 
remaja harus dididik untuk menjadi garam dunia sehingga ia mampu menjadi 
pelindung bagi orang-orang di sekitarnya supaya tidak mudah jatuh dalam dosa. 
Dan, jika karakter ini ditanamkan pada remaja sejak dini, itu akan menjadi pola 
hidupnya dan akan mengakar dalam dirinya. Dengan demikian, kelak jika ia menjadi 
seorang pemimpin, ia akan menjadi pemimpin yang mampu memberikan pengaruh baik 
kepada orang-orang yang dipimpinnya.

2. Menjadi Terang (Matius 5:14-16)

Selain mengajar remaja untuk menjadi garam, kita juga harus mendorong mereka 
untuk menjadi terang bagi orang lain. Hal ini diwujudkan melalui perkataan dan 
perbuatan yang memancarkan cahaya kemuliaan Kristus, yaitu perbuatan yang 
dipandang baik di mata Tuhan dan manusia. Dengan begitu, ketika ia memimpin, ia 
dapat menunjukkan kebenaran melalui perbuatannya kepada orang yang masih belum 
mengenal kebenaran, untuk menuntun orang-orang itu kepada kebenaran dan 
kemuliaan Allah.

3. Tamparan (Matius 5:38-39)

Ini berbicara tentang kerelaan hati. Seorang remaja harus diajari untuk memiliki 
hati yang rela berkorban demi kepentingan dan pelayanan Tuhan. Seorang pemimpin 
Kristen sudah seharusnya menjadi orang yang rela rugi karena menanggung beban 
yang mungkin bukan bagian dari tanggung jawabnya. Hal ini akan membuat orang-
orang yang dipimpin merasa yakin bahwa pemimpin tersebut benar-benar mencintai, 
bukan hanya pekerjaannya, namun juga kesungguhannya dalam memimpin suatu 
organisasi.

4. Ular dan Merpati (Matius 10:16)

Alkitab mengajarkan bahwa anak Tuhan harus memiliki kedua sifat ini, yaitu 
cerdik dan tulus. Kedua sifat ini sangat penting dimiliki seorang remaja apabila 
ia hendak menjadi seorang pemimpin. Sebab, kelak ia akan menjadi seorang yang 
cerdik dalam berpikir dan tulus dalam bertindak. Sehubungan dengan kedua sifat 
ini, bila berdiri sendiri-sendiri, kecerdikan ular tidaklah lebih daripada 
kelicikan, dan ketulusan seekor merpati tidaklah lebih baik daripada kelemahan. 
Akan tetapi, jika keduanya digabungkan, kecerdikan ular akan menyelamatkan 
seorang pemimpin dan orang-orang yang dipimpinnya dari keterbukaan yang tidak 
perlu terhadap bahaya, sementara ketulusan merpati akan mencegah mereka dari 
cara yang berdosa untuk meloloskan diri dari bahaya tersebut. Hal ini tentu 
sangat penting, mengingat bahwa seorang pemimpin akan menghadapi begitu banyak 
bahaya dan tantangan dari berbagai pihak ketika ia memimpin sesuatu.

B. Peran Pemimpin dalam Partisipasi Aktif dan Kesatuan Anggota

Ketika kita memberikan pelatihan kepemimpinan kepada seorang remaja, kita harus 
menanamkan motif kepemimpinan Kristen terlebih dahulu. Salah satu motif tersebut 
adalah kemampuan membina hubungan antara pemimpin dan orang yang dipimpin, serta 
orang lain secara umum (Markus 3:13-19; Matius 10:1-4; Lukas 6:12-16). Dalam 
kepemimpinan, remaja harus menyadari bahwa keberhasilan seseorang dalam memimpin 
ditentukan oleh kadar hubungan. Sebab, hubungan tersebut akan memberikan 
pengaruh yang sangat besar dalam kesatuan dan keharmonisan anggota. Jika kita 
menggambarkan seorang pemimpin sebagai seorang nakhoda, pemimpin itu harus mampu 
mengendalikan kapal yang dikemudikan, juga menyatukan dan mengatur seluruh awak 
kapal yang dipimpinnya. Selain itu, seorang pemimpin juga harus tahu betul 
posisi dan arah yang ia tuju bersama anggota yang dipimpinnya.

Secara umum, kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi orang lain supaya 
secara sukarela mereka berpartisipasi dalam mencapai suatu tujuan tertentu. 
Seorang pemimpin pasti tidak akan mencapai tujuan suatu organisasi jika ia tidak 
dapat menggerakkan anggotanya untuk berpartisipasi. Mengingat bahwa pemimpin 
bukanlah satu-satunya kunci kesuksesan suatu organisasi dalam mencapai tujuan 
tertentu, maka remaja harus dilatih dan disadarkan supaya ia mampu memberdayakan 
partisipasi anggota dan menjaga kesatuan mereka. Hal ini sangat penting bagi 
pemimpin Kristen. Ketika pemimpin mampu memberdayakan dan menyatukan anggota, ia 
dapat membangkitkan inisiatif dan partisipasi aktif setiap anggotanya tanpa 
harus bertindak otoriter. Satu cara paling ampuh untuk mewujudkan hal itu adalah 
dengan rela berkorban. Seorang pemimpin akan berhasil memberikan pengaruh besar 
kepada anggotanya apabila ia rela berkorban demi tercapainya suatu tujuan. 
Pengorbanan pemimpin akan dilihat sebagai sinyal bahwa pemimpin menghargai 
organisasi sehingga anggota semakin percaya diri dan bangga menjadi bagian dari 
organisasi. Lebih lanjut, pengorbanan diri pemimpin merupakan contoh nyata bagi 
anggota untuk melakukan hal yang sama. Anggota akan semakin termotivasi untuk 
bekerja mencapai tujuan organisasi. Inilah yang menjadi catatan ketika kita 
hendak melatih atau mempersiapkan remaja menjadi pemimpin rohani, yaitu dengan 
mengajarkan kepada mereka sikap rela berkorban demi pelayanan Tuhan. Ketika kita 
memberikan pelatihan sikap itu sejak dini, remaja akan menjadi seorang pemimpin 
yang menyadari pentingnya pengorbanan dan sanggup melakukannya demi membangun 
kesadaran anggota untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan tertentu.

C. Persyaratan Pemimpin Rohani

Dalam kepemimpinan secara umum, mungkin kualitas karakter dan sosial dianggap 
sebagai hal yang cukup relatif. Namun, dalam kepemimpinan Kristen, kedua hal itu 
merupakan hal yang sangat ditekankan. Dalam Titus 1:5-9, kita melihat ada dua 
puluh kriteria yang diberikan bagi seorang pemimpin Kristen. Delapan belas 
Kriteria berkaitan dengan reputasi, etika, moralitas, temperamen, kebiasaan, dan 
kedewasaan rohani serta psikisnya. Demikian juga yang diajarkan dalam 1 Timotius 
3:1-7. 
Jika diperhatikan, ada tiga ciri menonjol yang diajarkan, yaitu mencakup:

1) persyaratan fundamen, bukan tugas,

2) tingkah laku yang teramati, dan

3) karakter. Karakter yang tertulis dalam ayat tersebut sesungguhnya bukan 
   karakter khas Kristen, melainkan merupakan ideal tertinggi moralitas konteks 
   Hellenistis pada zaman itu. Ini berguna demi kesaksian gereja secara kontekstual 
   pada masa itu. Jadi, kriteria di atas menunjukkan bahwa persyaratan seorang 
   pemimpin rohani sangat ketat dan menuntut kedewasaan jiwa, rohani, dan sosial.

Sehubungan dengan kepemimpinan Kristen, Tuhan Yesus juga menegaskan adanya 
perbedaan antara kepemimpinan Kristen dan sekuler, tertulis dalam Markus 10:42-
45, "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah 
rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya 
dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin 
menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa 
ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk 
semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk 
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Konsep kepemimpinan yang diberikan Alkitab dan perlu diajarkan kepada remaja 
adalah seorang disebut pemimpin rohani (Kristen) bukan karena ia seorang Kristen 
yang melibatkan diri dalam pelayanan kepemimpinan di gereja, melainkan seorang 
yang mengenal Allah dalam Kristus secara pribadi dan memiliki hubungan secara 
pribadi dengan-Nya. Selain itu, seorang pemimpin Kristen juga harus memiliki 
perpaduan antara sifat-sifat alamiah dan kerohanian Kristen. Sifat-sifat 
alamiahnya mencapai efektivitas yang benar dan tertinggi karena dipakai untuk 
melayani dan memuliakan Allah. Sedangkan, sifat-sifat rohani Kristennya membuat 
remaja sanggup memengaruhi orang-orang yang dipimpinnya untuk menaati dan 
memuliakan Allah. Sebab, kemampuan memengaruhi orang lain bukan berasal dari 
kemampuan diri sendiri, melainkan dari kepribadian yang diperbarui Roh Kudus dan 
karunia yang dianugerahkan Roh Kudus.

Sebagai seorang pembina remaja, memperkenalkan dan menanamkan suatu pemahaman 
tentang Allah di dalam Kristus kepada remaja sangatlah penting, sebagai langkah 
awal bagi keberhasilan kepemimpinan mereka kelak. Hal ini mengingat bahwa Roh 
Kudus dan karunia roh merupakan syarat mutlak bagi remaja supaya mereka siap 
menjadi pemimpin di masa kini dan yang akan datang. Sebab, hanya Roh Kuduslah 
yang mampu mengubah karakter dan mengajarkan berbagai kebijakan yang perlu 
dimiliki oleh seorang pemimpin Kristen. Langkah kedua yang harus kita ambil 
adalah memberikan pengajaran tentang kebenaran firman Tuhan. Itu akan menuntun 
remaja untuk menjalani kehidupan dan kepemimpinan mereka kelak. Dengan melakukan 
langkah-langkah tersebut, kita percaya bahwa remaja gereja akan siap secara 
mental dan spiritual ketika nantinya ia harus menjadi pemimpin gereja di masa 
depan.

Sumber bacaan:

1. Jacksen Nainggolan. "Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Kristiani". Dalam 
      http://jacksennainggolan.wordpress.com/2013/02/11/materi-latihan-dasar-
      kepemimpinan-kristiani/

2. __________________. "Remaja Dalam Alkitab". Dalam 
       http://remajabagikristus.wordpress.com/category/i-remaja-dalam-alkitab/

3. __________________. "Fungsi Warga Kerajaan". Dalam 
       http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=40&chapter=10&verse=16


STOP PRESS: PUBLIKASI e-BINA ANAK: 
MEMPERELENGKAPI PELAYAN ANAK KRISTEN DI INDONESIA

Anda adalah pelayan anak-anak Kristen? Anda membutuhkan banyak bahan untuk 
memperlengkapi diri dalam pelayanan? Anda rindu generasi muda masa depan gereja 
dilayani dengan bertanggung jawab dan di dalam takut akan Tuhan?

Lengkapilah diri Anda dengan publikasi e-BinaAnak dari Yayasan Lembaga SABDA 
< http://www.ylsa.org >. Publikasi e-BinaAnak memperlengkapi para pelayan anak 
Kristen dengan bahan-bahan yang alkitabiah dan bertanggung jawab. Gratis untuk 
Anda semua, meliputi artikel-artikel, tips, bahan mengajar, ide-ide aktivitas, 
kesaksian pelayan anak, informasi penting seputar pelayanan anak, dan masih 
banyak bahan lagi. Cara berlangganan sangat mudah dan GRATIS! Kirimkanlah email 
Anda ke < subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org > atau ke 
< binaanak(at)sabda.org >, setiap minggunya Anda akan memperoleh bahan-bahan 
tertulis dalam email Anda. Jika Anda adalah pelayan anak yang peduli terhadap 
kualitas pengajaran Anda, pastikan Anda tidak menunda untuk berlangganan 
publikasi e-BinaAnak.

Dapatkan arsip e-BinaAnak sejak tahun 2000 di: 
< http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/ >


Kontak: binasiswa(at)sabda.org
Redaksi: Doni K. dan Bayu
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org