Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/15

e-BinaSiswa edisi 15 (7-5-2013)

Remaja dan Pendidikan (1)

e-BinaSiswa -- Remaja dan Pendidikan (1)
Edisi 15/Mei 2013

DAFTAR ISI:
ARTIKEL: PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN REMAJA
RENUNGAN: DIDIKAN TUHAN
STOP PRESS: PUBLIKASI ICW (INDONESIAN CHRISTIAN WEBWATCH)

Shalom,

Dalam ranah kehidupan Kristen, pendidikan iman merupakan hal yang sangat vital 
dalam mendukung pertumbuhan kerohanian dan pengenalan akan Tuhan orang-orang 
percaya. Karena tanpa pendidikan iman Kristen melalui firman Tuhan, kehidupan 
orang-orang percaya tidak akan pernah bertumbuh dan akan tetap sama dengan 
orang-orang yang belum mengenal Allah. Karena itu, sangat penting bagi kita 
untuk senantiasa memberikan pendidikan Kristen kepada kaum muda dan remaja.

Pada edisi ini, e-BinaSiswa menyajikan artikel menarik tentang pentingnya 
pendidikan agama Kristen bagi kaum muda dan remaja, serta implikasinya terhadap 
kebenaran Allah. Simak juga renungan yang akan memberikan inspirasi kepada Anda 
dan anak didik Anda dalam menyikapi pendidikan. Kiranya apa yang kami sajikan 
dapat bermanfaat bagi pelayanan Anda. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa,
Doni K.
< doni(at)in-christ.net >
< http://remaja.sabda.org >


                 ARTIKEL: PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN REMAJA

Pendidikan Agama Kristen Remaja adalah pendidikan yang berupaya menolong para 
remaja untuk hidup dalam terang Injil, menemukan kepribadian yang tepat, 
menerima tanggung jawab bagi makna dan nilai yang menjadi jelas bagi mereka 
ketika mereka mengidentifikasikan diri mereka sendiri dengan tujuan dan misi 
gereja dalam dunia. Para remaja dibentuk dalam paguyuban Kristen sehingga mereka 
dapat mendengar Injil, mengalami maknanya, menyadari kasih Allah atas hidup 
mereka, dan meresponsnya dalam iman dan kasih.

Pendidikan Agama Kristen untuk remaja merupakan pendidikan yang menyadarkan 
setiap remaja akan Allah dan kasih-Nya dalam Yesus Kristus, agar mereka 
mengetahui diri mereka yang sebenarnya. Pendidikan ini bertujuan untuk 
menjadikan remaja bertumbuh sebagai anak Allah dalam persekutuan Kristen, 
memenuhi panggilan bersama sebagai murid Yesus di dunia dan tetap pada 
pengharapan Kristen. Kaum remaja harus mengenal Yesus Kristus dan jika sudah 
mengenal Dia, harus rela memutuskan segala ikatan lain untuk mengikut dan 
melayani Yesus. Jika remaja mau dipakai Tuhan bagi pekerjaan-Nya, justru 
merekalah yang dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk membangun kerajaan-
Nya di antara umat manusia.

A. Pendidikan Agama Kristen Remaja di Gereja Lokal

Setiap gereja harus berusaha menerapkan Amanat Agung Tuhan Yesus yang berisi 
penginjilan, baptisan, dan pengajaran (Matius 28:18-20) melalui program remaja 
di gerejanya. Fungsi dan bentuk program pengajaran remaja mencerminkan apa yang 
dilakukan gereja lokal. Apa pun program gereja yang direncanakan dan diterapkan 
harus diarahkan pada sasaran yang tepat karena gereja merupakan tubuh Kristus. 
Tujuannya adalah supaya para remaja memaknai Amanat Agung.

Tugas gereja lokal adalah menggerakkan remaja untuk menginjil atau membawa jiwa-
jiwa kepada Kristus Yesus dan mengajar sesuai perintah dan pengajaran dalam 
firman-Nya. Secara tidak langsung, Amanat Agung bagi gereja lokal adalah melatih 
dan memperlengkapi remaja supaya dapat menginjil dan menumbuhkan iman sehingga 
menjadi dewasa. Bagaimana mereka dapat pergi untuk memuridkan jika tidak 
diperlengkapi dengan berbagai cara untuk melakukannya? Bandingkan dengan Efesus 
4:12-13.

Setiap remaja harus diterima dengan baik dalam gereja lokal. Kemudian, mereka 
diajar tentang keselamatan, pertumbuhan iman Kristen, dan pelayanan. Mereka 
harus diajar kebenaran Alkitab supaya terus berjalan dan bertumbuh di dalam 
Kristus. Mereka harus dilatih untuk membagikan iman dan saling menumbuhkan iman 
melalui pelayanan dan perbuatan.

Dalam mengembangkan program, gereja lokal harus melibatkan dan melayani setiap 
pribadi secara utuh. Sisi intelektual, sikap, perasaan, kehendak, dan kapasitas 
yang berhubungan dengan Allah dan sesama harus mencakup lima hal utama, yaitu 
pengajaran, penyembahan atau ibadah, persekutuan, pelayanan, dan penginjilan. 
Kelima hal itu dilakukan gereja mula-mula sebagaimana digambarkan dalam Kisah 
Para Rasul 2:41-47. Tercatat bahwa petobat baru bertekun dalam pengajaran para 
rasul (pengajaran), bertekun pada persekutuan yaitu memecah roti dan berdoa 
(persekutuan), dilanjutkan di dalam bait Allah yaitu menyembah Allah 
(penyembahan), dan membagi-bagikan apa yang mereka miliki kepada yang lain 
sesuai kebutuhan (pemberian). Kemudian, mereka disukai oleh semua orang yang ada 
di kota itu, dan Allah menambahkan jumlah orang hari lepas hari (penginjilan).

B. Pendidikan Agama Kristen Remaja dalam Keluarga

Lembaga masyarakat yang terkecil, tetapi paling penting, adalah keluarga. Di 
dalamnya terdapat anak-anak yang dipersiapkan untuk bertumbuh. Keluarga pertama 
yang diciptakan Allah adalah keluarga Adam dan Hawa (Kejadian 1:27-28). Allah 
menghendaki Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga (Ulangan 6:4-9). Keluarga 
merupakan tempat untuk bertumbuh, meliputi tubuh, akal budi, hubungan sosial, 
kasih, dan rohani. Keluarga juga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. 
Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai, laboratorium hidup bagi 
setiap anggota keluarga, dan saling belajar hal baik.

Orang tua mempunyai peranan penting dalam kehidupan remaja dalam keluarga. Tuhan 
Yesus menunjukkan perhatian terhadap peran orang tua di rumah "Jadi jika kamu 
yang jahat tahu bagaimana memberikan kepada anak-anakmu apa yang baik, terlebih 
lagi, Bapamu yang di surga" (Matius 7:11). Orang tua berperan memenuhi kebutuhan 
fisik dan psikologis, mendidik, memberi perlindungan dan perhatian kepada anak 
remajanya.

Orang tua perlu memberi peraturan untuk kehidupan anak remajanya dengan hikmat 
dan perlu dikomunikasikan dengan kasih. Menanamkan disiplin pada anak remaja 
merupakan suatu proses mengajar bagi orang tua dan suatu proses belajar bagi 
anak remaja. Kata disiplin mempunyai arti bukan saja membentuk perilaku dan 
sikap remaja, melainkan juga memberikan kepadanya suatu ukuran dalam 
pengendalian diri dan kemampuan untuk menunda kepuasan.

Supaya efektif, disiplin harus memenuhi tiga syarat. Pertama, disiplin harus 
menghasilkan dan menimbulkan suatu keinginan perubahan atau pertumbuhan pada 
anak. Kedua, dalam menerapkan disiplin harus tetap menjaga harga diri anak. 
Ketiga, dalam menerapkan disiplin harus tetap memelihara suatu hubungan yang 
erat antara orang tua dan anak.

Remaja memerlukan cinta dan kasih sayang dari orang tua. Cinta dan kasih perlu 
diungkapkan dan didemonstrasikan. Bagi beberapa orang tua, pengungkapan kasih 
sayang kepada anaknya tidak begitu mudah. Banyak orang tua menemukan kesulitan 
untuk mengungkapkan atau menunjukkan kasihnya secara emosional. Orang tua perlu 
memahami perasaan anak remajanya. Kadang-kadang, mereka mengalami luka hati, 
marah, merasa kesepian atau sedih. Orang tua juga perlu menyadari dan mengakui 
kesalahan di hadapan anak remajanya. Pengakuan itu tidak akan mengurangi cinta 
dan hormat anak remajanya, justru pengakuan itu akan mendorong anak remajanya 
menjadi lebih dekat dan lebih berani berkomunikasi dengan orang tuanya.

C. Peranan Pendidikan Agama Kristen dalam Mengatasi Kenakalan Remaja

Remaja sering dipengaruhi oleh orang-orang di sekelilingnya. Mereka bukan hanya 
dipengaruhi suasana rumah tangganya, mereka juga dipengaruhi oleh zaman, 
masyarakat umum, tempat mereka hidup dan bertumbuh. Mereka sering kurang puas 
dengan keadaan masyarakat yang ditinggalkan kepada mereka oleh generasi tua dan 
mengkritik segala yang kolot. Karena remaja sedang meninggalkan masa kanak-kanak 
dan beralih kepada masa dewasa, rasa antusiasme mereka begitu menggebu. Mereka 
ingin mencoba segala pilihan dan kemungkinan yang diperhadapkan kepada mereka. 
Banyak remaja sulit mengendalikan diri atau memilih mana yang baik sehingga 
banyak terjadi kenakalan remaja.

Dalam menghadapi masalah kenakalan remaja, yang terpenting ialah hubungan 
kreatif dengan Allah dalam Yesus. Roh Kudus hidup di dalam setiap orang yang 
percaya (Roma 8:9-11) dan peran serta Roh Kudus merupakan sumber kemampuan yang 
tidak terbatas. Di antara semua hal yang dikerjakan Roh itu, yang luar biasa 
adalah pembaruan sifat dan sikap seseorang. Buah karya Roh Kudus tidak lain 
adalah pembaruan watak menuju kesehatan mental. Sifat-sifat baru itu tidak 
melahirkan masalah, tetapi menyelesaikannya. Remaja perlu belajar untuk memiliki 
sebuah hati yang bertobat, bangkit berdiri, dan menjauhkan diri dari dosa. 
Biarkan darah Kristus menguduskan mereka (1 Yohanes 1:5-9), berkarya bersama 
Allah untuk menghindari dosa yang sama, dan terus berusaha untuk hidup kudus di 
hadapan-Nya.

Paulus amat memperhatikan perbuatan dan tingkah laku. Ia berkata kepada orang-
orang di Korintus, "Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa 
Roh Allah diam di dalam kamu?" (1 Korintus 3:16) Paulus menulis kepada umat 
Tuhan di Korintus dengan berkata, "Tidak tahukah kamu," yang mempunyai 
pengertian bahwa mereka seharusnya sudah tahu bahwa tubuh mereka adalah bait 
Allah, yang hidup di mana Roh Kudus diam di dalam mereka.

Rasul Paulus membandingkan sifat orang duniawi dan rohani dalam surat Galatia 
pasal 5, yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, 
perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, 
percederaan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora. Daftar tersebut 
tidak berbeda jauh dari sifat-sifat yang dibahas dalam surat Roma pasal satu. 
Dalam pasal itu, Paulus memperkenalkan sebuah hukum sebab akibat, yaitu bahwa 
penindasan kebenaran dapat merusak relasi seseorang dengan orang lain (Roma 
1:18-21, 32).

Sebagai kontras, surat Galatia 5:22-23 mengutarakan sifat-sifat yang dapat 
diharapkan kalau seseorang diinjili dan dibina untuk hidup beriman. Sifat-sifat 
itu merupakan hasil atau buah dari karya Roh Kudus dalam batinnya. Daftar ini 
terdiri dari sifat-sifat terpuji, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, 
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri.

Ray Mossholder dalam bukunya "Cara Mendidik Anak di Tengah Lingkungan yang Makin 
Sekular" menjelaskan beberapa ajaran dasar untuk remaja.

Pertama, ajarlah remaja untuk mempercayai Alkitab (Yohanes 8:31-32). Allah tidak 
pernah berbohong karena firman Tuhan tetap teguh untuk selama-lamanya (Mazmur 
119:89). 
Mereka dapat mempercayai firman Tuhan karena firman Tuhan tidak pernah 
berubah. Kedua, ajarlah mereka tentang baptisan air (Roma 6:4-6). Tuntutan Allah 
kepada setiap orang Kristen baru adalah baptisan air. Ketiga, ajarlah mereka 
untuk melayani Tuhan (Efesus 2:8-10). Sebagai orang tua, adalah hal yang 
menggetarkan ketika melihat anak remajanya bersukacita melayani Kristus. 
Keempat, ajarlah mereka tentang kuasa doa. Kristus pun menjadi teladan bagi 
semua orang bahwa di dalam doa ada kuasa yang berasal dari Allah.

Pendidikan Agama Kristen berperan membentuk remaja yang memuliakan Kristus yang 
adalah Tuhan dan Juru Selamat. Dengan Pendidikan Agama Kristen yang berlandaskan 
iman kepada Kristus, para remaja dapat melihat terang dan iman kepada Yesus 
sebagai Allah yang benar. Pendidikan Agama Kristen tidak harus menjadi 
pendidikan yang eksklusif di tengah dunia remaja, tetapi mengakar di setiap segi 
kehidupan remaja.

Diambil dan disunting dari:
Nama Situs: choyho.blogspot.com
Alamat URL: http://choyho.blogspot.com/2011/03/pendidikan-agama-kristen-remaja.html
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 01 Mei 2013


                       RENUNGAN: DIDIKAN TUHAN
                         Ditulis oleh: Doni K.

"Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi 
anaknya menghajar dia pada waktunya." (Amsal 13:24)

Saya masih ingat dengan salah satu pengalaman masa kecil saya yang begitu 
menyakitkan sekaligus mendidik. Kala itu, saya baru berusia delapan tahun dan 
masih duduk di bangku kelas tiga Sekolah Dasar. Suatu malam, saya dihajar oleh 
ayah saya menggunakan rotan dan dimasukkan ke dalam bak mandi sambil diguyur 
air. Saya merasa sangat kesakitan dan kedinginan, dan saya memandang bahwa hal 
itu tidaklah adil bagi saya. Namun, segala sesuatu memang selalu memiliki 
alasan. Ayah saya menghajar saya karena saya lebih memilih menonton film 
daripada belajar. Padahal, minggu itu adalah minggu tes kenaikan kelas, yang 
mana jika saya gagal dalam tes, saya akan tinggal kelas.

Sama seperti orang tua kita, Tuhan tidak akan pernah berhenti memberikan 
didikan-Nya kepada umat yang dikasihi-Nya (Amsal 3:12). Hal itu dilakukan Tuhan 
supaya kita selalu berada di dalam jalan yang benar. Jika tidak demikian, Iblis 
akan menggiring kita ke dalam jurang maut, yang akan memisahkan kita dari Tuhan. 
Didikan yang diberikan oleh Tuhan pun tidak selalu lembut. Tidak jarang, Tuhan 
menggunakan cara-cara yang kasar untuk memberikan didikan jika hal itu memang 
diperlukan (Ibrani 12:6).

Jika kita menoleh ke belakang, kita melihat bagaimana Tuhan telah mendidik umat 
pilihan-Nya, yaitu Israel, dengan tujuan membentuk karakter mereka sehingga 
mereka menjadi orang yang taat kepada Tuhan. Dalam mendidik umat Israel, Tuhan 
tidak tanggung-tanggung. Tuhan mengizinkan umat Israel berputar-putar di padang 
gurun selama empat puluh tahun. Bahkan, pembuangan ke Babel juga pernah 
dirasakan umat Israel sebagai hukuman atas ketidaktaatan mereka. Namun, melalui 
cara seperti itulah, umat Israel menjadi umat yang benar-benar setia dan taat 
kepada Tuhan.

Kehidupan kita sebagai orang percaya tentu tidak jauh berbeda dari umat Israel, 
yaitu sama-sama menerima didikan dari Tuhan. Ada kalanya, kita sebagai orang 
percaya mungkin harus mengalami rasa sakit dan penderitaan yang luar biasa. Hal 
ini harus kita alami supaya karakter kita sebagai anak Tuhan semakin terbentuk 
sempurna dan iman kita menjadi lebih murni. Namun sebagai manusia, kita sering 
kali menilai didikan dengan cara pandang kita sendiri sehingga kita menilai 
didikan Tuhan sebagai sesuatu yang negatif. Padahal, didikan tersebut adalah 
untuk kebaikan kita. Melalui renungan ini, mari kita belajar untuk lebih 
memahami didikan Tuhan karena Tuhan tidak akan membiarkan kita menjadi orang 
yang hidup tanpa didikan dari-Nya. Karena ketika perjalanan hidup kita jauh dari 
didikan Tuhan, sangat mudah bagi Iblis untuk menjatuhkan kita.


        STOP PRESS: PUBLIKASI ICW (INDONESIAN CHRISTIAN WEBWATCH)

Apakah Anda pernah mengalami kebingungan mencari situs Kristen yang sesuai 
kebutuhan Anda? Anda perlu referensi situs-situs Kristen maupun umum yang dapat 
dipercaya?

GRATIS! Publikasi ICW (Indonesian Christian Webwatch) yang diterbitkan oleh 
Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >. Publikasi ICW menyajikan berbagai 
informasi dan ulasan lengkap tentang situs-situs Kristen maupun umum, situs 
blog, jejaring sosial, forum diskusi online, dan artikel-artikel menarik seputar 
dunia teknologi. Publikasi ICW dapat menjadi tempat pertama yang dapat Anda tuju 
untuk mencari referensi situs-situs yang dapat dipercaya dan bermutu sesuai 
kebutuhan Anda.

Pastikan Anda sudah berlangganan Publikasi ICW! Kirimkan email Anda ke < 
subscribe-i-kan-icw(at)hub.xc.org > atau ke < icw(at)sabda.org >.

Untuk informasi selengkapnya silakan kunjungi http://www.sabda.org/publikasi/icw


Kontak: binasiswa(at)sabda.org
Redaksi: Doni K. dan Yusak
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org