Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/11

e-BinaSiswa edisi 11 (7-3-2013)

PI bagi Pemuda Remaja (1)


e-BinaSiswa -- PI bagi Pemuda Remaja (1)

Edisi 11/Maret 2013

DAFTAR ISI
ARTIKEL: PENGINJILAN DAN PEMURIDAN DALAM PELAYANAN REMAJA
KIAT PEMBINAAN: TIPS PENGINJILAN

Shalom,

Dalam pelayanan pemuda dan remaja, ada begitu banyak pengajaran yang 
dapat kita berikan kepada mereka, misalnya hukum-hukum Tuhan, kisah 
tokoh-tokoh Alkitab dan makna filosofisnya, dan masih banyak lagi. 
Namun, dasar yang paling utama yang harus kita berikan kepada mereka 
adalah Injil. Dan, satu-satunya cara yang dapat kita lakukan untuk 
menyampaikan Injil tidak lain adalah melalui penginjilan, yaitu 
memperkenalkan kepada mereka secara jelas bahwa Yesus adalah satu-
satunya Juru Selamat manusia. Dengan demikian, pandangan mereka 
terhadap Yesus tidaklah samar-samar. Ini sangat penting supaya mereka 
menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadi, sehingga mereka tidak 
mudah diombang-ambingkan oleh pengajaran yang sesat.

Untuk itu, dalam edisi ini kami telah menyediakan bahan-bahan yang 
baik untuk membekali Anda sebelum melakukan penginjilan kepada pemuda 
dan remaja. Di antaranya, artikel seputar penginjilan dan tips-tips 
menginjil. Bagaimana, apakah Anda tertarik? Simaklah artikel-artikel 
menarik di bawah ini. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.

Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa,
Doni K.
< doni(at)in-christ.net >
< http://remaja.sabda.org >


      ARTIKEL: PENGINJILAN DAN PEMURIDAN DALAM PELAYANAN REMAJA

Saya yakin jika remaja "tergila-gila" menyaksikan iman mereka, pada 
akhirnya mereka akan lelah. Namun, jika mereka "tergila-gila" kepada 
Yesus, mereka akan senantiasa melayani. Oleh karena itu, tujuan utama 
dan terpentingnya adalah membuat remaja berserah sepenuhnya kepada 
Kristus. Jika mereka menawarkan hidup mereka sebagai kurban yang hidup 
(Roma 12:1), saya percaya mereka akan bersemangat menyaksikan iman 
dari cinta mereka yang melimpah kepada Allah!

Pada acara "Dare 2 Share" (Berani Bersaksi), kami tidak memisahkan 
penginjilan dan pemuridan. Saya percaya bahwa sesungguhnya penginjilan 
dan pemuridan merupakan satu kesatuan. Saya sangat percaya bahwa 
penginjilan mempercepat proses pemuridan lebih dari yang bisa dicapai 
kelas pendalaman Alkitab. Ketika remaja mulai menyampaikan kesaksian 
tentang iman mereka, mereka merasakan rasa haus yang baru untuk 
mempelajari firman Allah, berdoa, dan bergantung kepada Roh Kudus.

Contohnya, dalam konferensi pelatihan tahun ini, kami menghadapi 
perang mengalahkan dosa dengan menerapkan kekuatan salib (atau 
"pengudusan"). Jika remaja hidup dalam kehidupan tanpa Allah, tidak 
ada teman yang akan menanggapi mereka dengan serius ketika 
memberitakan Injil; inilah hubungannya secara langsung dengan 
penginjilan. Oleh karena itu, kita mengajarkan kebenaran utama yang 
langsung berhubungan dengan teologi mendalam yang penting (kebenaran 
firman Allah, Tritunggal, doa, penyembahan, kehidupan yang diperbarui, 
dll.), tetapi semua hal ini juga berhubungan langsung dengan kesaksian 
iman Anda.

Menekankan penginjilan akan membuka peluang bagi risiko dan penyiksaan 
(1 Timotius 3:12), tetapi hal ini menolong remaja mencerna teologi 
dengan lebih cepat dan efektif. Hal ini menciptakan suasana seperti 
gereja abad pertama, alih-alih gereja abad ke-21. Hal ini memberi 
mereka landasan kuat (alasan yang PALING penting) yang mendesak, 
menarik, dan dapat mengubah kehidupan. Remaja menyimak dan merasa 
lapar untuk mempelajari teologi karena mereka diutus ke medan 
peperangan demi jiwa teman-teman mereka.

Menyesuaikan teologi dalam penginjilan berarti "memisikan" teologi dan 
menerapkannya dari sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang praktis. 
Yesus melengkapi murid-murid-Nya dalam konteks misi. Pertama-tama, Ia 
memanggil mereka dalam Kitab Matius 4:19, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu 
akan Kujadikan penjala manusia." Kemudian, Ia resmi menunjuk mereka 
sebagai murid-murid-Nya dalam Matius 10 dan melepaskan mereka untuk 
gerakan penginjilan. Sampai kata-kata terakhir-Nya dalam Kisah Para 
Rasul 1:8, Yesus melengkapi murid-murid-Nya dengan pokok kebenaran 
iman dalam konteks misi. Dengan berfokus pada penginjilan, kita dapat 
memuridkan remaja dengan lebih efektif karena kita menambahkan bahaya 
serta risiko ke dalam skenario.

Pembina remaja memegang peranan penting dalam menjaga lingkungan 
pelayanan remaja yang menekankan pada filsafat ini; pembina menjaga 
alasan yang PALING penting tersebut sebagai pusat strategi mereka demi 
pertumbuhan kerohanian remaja. Strategi "pelayanan remaja yang 
mendalam dan meluas", dan juga kesaksian praktik-praktik dari pembina 
remaja lainnya, penting untuk menolong mereka mempertahankan model 
perubahan paradigma ini.

Jadi, apakah kita harus berfokus pada penginjilan atau pemuridan dalam 
pelayanan remaja? Jawabannya adalah keduanya, bukan salah satunya. 
(t/Uly)

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen (PEPAK)
Alamat URL: http://pepak.sabda.org/penginjilan_dan_pemuridan_dalam_pelayanan_remaja
Penulis artikel: Greg Stier
Tanggal akses: 26 Februari 2013


                   KIAT PEMBINAAN: TIP PENGINJILAN

Penginjilan adalah Amanat Agung dari Kristus sendiri bagi orang-orang 
percaya. Namun, mengapa sampai sekarang sebagian besar orang percaya 
masih tidak melakukan penginjilan?

Mungkin beberapa alasan yang dimiliki adalah takut ditolak, bingung, 
tidak pandai berbicara, tidak menguasai materi, malas, dsb.. Hal-hal 
inilah yang menghambat orang percaya dalam melakukan penginjilan.

Dasar dari semangat penginjilan yang harus kita miliki adalah 
keyakinan bahwa Kristus adalah SATU-SATUNYA jalan keselamatan. Dengan 
keyakinan ini, diharapkan kita memiliki keprihatinan dan keterbebanan 
lebih terhadap jiwa-jiwa yang belum mengenal Kristus. Jika kita masih 
berpikir bahwa "banyak jalan menuju surga", bisa dipastikan kita tidak 
akan memiliki kerinduan untuk menginjili orang lain.

Penginjilan dapat dibagi menjadi dua, yaitu verbal dan nonverbal. 
Sebagian orang berkata, "Tidak perlu memberitakan Injil lewat mulutmu, 
tetapi beritakanlah melalui hidupmu. Hidupmu itulah penginjilanmu." 
Hal ini tidak sepenuhnya benar. Memang cara hidup kita merupakan 
landasan dari kita dapat menginjili. Seseorang yang tidak menjaga 
kekudusan hidup tidak berkompeten untuk melakukan penginjilan dan 
tentunya akan menjadi batu sandungan bagi orang yang diinjili. Namun, 
jika kita hanya melakukan penginjilan nonverbal saja, orang hanya 
sampai pada melihat kebaikan kita. Padahal, firman Tuhan berkata, 
"Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya 
mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di 
sorga." (Matius 5:16) Supaya orang dapat memuliakan Bapa di surga, 
tentu Anda harus membuka mulut untuk menyatakan Injil. Dengan 
demikian, penginjilan verbal dan nonverbal harus dilakukan kedua-
duanya.

Ketika Anda takut untuk memulai penginjilan dengan alasan tidak pandai 
berbicara dan tidak mampu menjelaskan, cara yang paling mudah adalah 
dengan meninggalkan traktat di tempat yang kira-kira orang tertarik 
untuk membacanya. Tentu lebih baik jika kita menyerahkan traktat itu 
sendiri kepada orang yang kita ingin ia mengenal Injil, sambil 
menjelaskan tentang isi traktat tersebut. Cara semudah ini pun dapat 
dipakai Roh Kudus untuk mengubahkan hati seseorang yang memang 
dikehendaki-Nya. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan 
mengenalkan orang yang ingin kita injili kepada orang-orang yang 
memang sudah berkompeten dalam penginjilan seperti pendeta, evangelis, 
pengerja, ataupun kakak rohani.

Ketika Anda takut untuk memulai penginjilan dengan alasan takut 
ditolak, salah satu tips praktis adalah jangan berpikir "takut 
ditolak", tetapi berpikirlah "paling-paling ditolak, tidak apa-apa". 
Dengan begitu, kita akan menganggap ditolak sebagai hal yang biasa 
sehingga kita tidak lagi takut ditolak saat melakukan penginjilan. 
Semakin banyak yang kita injili memang semakin banyak yang menolak, 
namun semakin banyak juga kesempatan orang untuk menerima Injil.

Penginjilan dapat dilakukan dalam banyak cara dengan sekreatif 
mungkin. Bahkan, gereja juga perlu mengadakan sekolah atau kursus 
penginjilan mengingat Amanat Agung ini semakin lama semakin 
terabaikan. Yang terpenting adalah bahwa penginjilan yang kita lakukan 
haruslah tulus dan berfokus pada kemuliaan Allah. Penginjilan adalah 
tugas kita, tetapi pertobatan adalah karya Roh Kudus.

Selamat menginjili. Soli Deo Gloria!

Diambil dari:
Nama situs: teddysie.wordpress.com
Alamat URL: http://teddysie.wordpress.com/2012/01/02/tips-penginjilan/
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 26 Februari 2013


Kontak: binasiswa(at)sabda.org
Redaksi: Doni K. dan Yusak
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
        

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org