Pemuridan Kristen bagi Generasi Digital |
Edisi 97/II/Mei 2018 |
Salam damai sejahtera,
Digital native adalah generasi yang lahir pada saat teknologi sudah berada di lingkungan sehari-harinya. Dengan kata lain, digital native adalah generasi yang akrab dengan teknologi. Metode penyampaian Injil untuk generasi ini tentu berbeda dengan metode konvensional yang sering dipakai oleh penginjil-penginjil zaman dahulu. Untuk mendekati mereka, tentu kita harus menggunakan sesuatu yang dekat dengan mereka, yaitu teknologi. Lantas, bagaimana cara kita menggunakan teknologi untuk melayani digital native ini? Artikel kali ini membahas bukan hanya cara mendekati dan menginjili digital native, melainkan juga cara memuridkan digital native. Simak juga dalam kolom Bahan Ajar mengenai penjabaran singkat tentang Amanat Agung dan tugas utama kita sebagai orang Kristen.
Karena itu, pergilah dan muridkanlah semua bangsa, baptiskanlah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus, ajarkanlah mereka untuk menaati semua yang Aku perintahkan kepadamu; dan lihatlah, Aku selalu bersamamu, bahkan sampai kepada akhir zaman. (Matius 28:19-20, AYT)
|
ARTIKEL
Pemuridan untuk Digital Native
Disusun oleh: Amidya
Pemuridan Kristen didahului dengan panggilan Yesus kepada manusia untuk mengikuti Dia (Matius 4:19). Lalu, Dia melanjutkannya dengan perintah agar kita juga mengikuti teladan-Nya, yaitu membuat murid (Matius 28:19-20). Itulah perintah terakhir yang Dia berikan agar kita semua mengerjakannya hingga hari ini, termasuk pada era digital ini.
Secara harfiah, kata murid berasal dari bahasa Yunani mathetes, yang artinya seorang pengikut dari guru/tuannya, seorang pembelajar, seorang pelajar, seorang yang meneladani gurunya. Murid-murid disebut Kristen pertama kali di Antiokhia (Kisah Para Rasul 11:26). Orang yang mengaku sebagai murid hendaknya belajar tentang Kristus, meneladani Kristus, dan setia mengikut Kristus sampai akhir hayat.
Era digital telah melahirkan generasi baru, yaitu digital native. Siapa yang dimaksud dengan digital native? Menurut Marc Prensky, digital native adalah kelompok yang saat mulai belajar menulis sudah mengenal internet, atau yang saat ini berusia di bawah 24 tahun. Digital native memiliki karakteristik antara lain:
- Akrab dengan teknologi digital sejak lahir.
- Mengadaptasi cara belajar, cara berpikir, dan cara hidup dengan dunia digital secara alami.
Mengapa pemuridan untuk digital native sangat penting?
1. Digital native tanpa pemuridan alkitabiah adalah ancaman bagi masa depan gereja.
Digital native adalah masa depan gereja. Mereka adalah penerus yang akan memimpin gereja pada masa mendatang. Untuk itu, gereja harus memuridkan mereka supaya gereja dapat terus berdiri dan tidak kehilangan jiwa-jiwa pada masa depan. Gereja yang kehilangan kesempatan emas ini akan merasakan bahwa gereja hanya menjadi sebuah bangunan yang dihuni oleh generasi tua dengan rutinitas ibadah tanpa ada pertumbuhan jemaat secara kuantitas. Tentu gereja tidak ingin kehilangan generasi penerusnya, bukan? Muridkanlah digital native ini segera!
2. Tongkat estafet untuk pemuridan selanjutnya.
Dalam Mazmur 78:1-8, Tuhan Allah memerintahkan umat Israel untuk menceritakan puji-pujian kepada Allah dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah Allah lakukan kepada angkatan yang kemudian. Hal ini dilakukan supaya angkatan yang kemudian, anak-anak yang lahir pada masa mendatang, akan mengenal Allah, menaruh iman kepada Allah, tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib, dan teguh memegang perintah Allah.
Demikian juga dengan pemuridan, para murid yang sudah dimuridkan sekarang ini harus mulai memuridkan generasi berikutnya hingga terjadi multiplikasi, sebab hanya seorang murid yang bisa menghasilkan murid. Dengan terus melakukan pemuridan, kita terus didorong untuk memuridkan yang lain supaya generasi yang akan datang kelak tetap memegang iman-Nya kepada Allah, mengingat perbuatan tangan Allah, dan teguh memegang perintah Allah untuk memuridkan.
Bagaimana pemuridan untuk digital native?
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. (Matius 28:19-20)
- Kita perlu "pergi" ke dunia digital native! Kenal, jalin relasi, dan pelajari budaya mereka. Belajarlah bersama mereka untuk menggunakan dan mengintegrasikan teknologi bagi Tuhan. Kita juga harus kreatif untuk memuridkan mereka. Kita perlu mengubah metode dan pendekatan untuk memuridkan mereka.
- Jadikanlah digital native murid Kristus. Gunakan teknologi untuk menuntun digital native bertemu, berinteraksi, dan berkoneksi dengan Juru Selamatnya. Teknologi yang digunakan sesuai dengan kehendak Allah akan menjadi alat yang efektif dalam pemuridan untuk digital native. Digital native memerlukan scripture engagement, yaitu sebuah proses menuju pendisiplinan diri dan hidup yang menghidupi kebenaran firman Allah, yaitu Alkitab.
- Prinsip pemuridan alkitabiah bagi digital native adalah 4H (HEAD, HEART, HAND, HP). Dalam pemuridan, firman Tuhan tertanam dalam pikiran kita dan menguasainya. Dengan begitu, firman Tuhan dapat terus-menerus membersihkan hati kita untuk hidup sesuai dengan firman-Nya. Firman yang tertanam dalam hati dan pikiran kita akan terus menggerakkan kita untuk hidup sesuai kehendak-Nya dan giat melayani Dia. Pada era digital ini, kita juga dituntut untuk menggunakan HP kita terutama untuk kepentingan firman Tuhan agar nama Tuhan makin dimuliakan.
Pemuridan untuk digital native adalah Amanat Agung pada era digital ini. Ketahuilah bahwa Tuhan Allah akan senantiasa menyertai kita untuk memuridkan mereka dan memenangkan mereka bagi Kristus. Mari jadikan digital native pengikut Kristus. Siap sedialah karena ini adalah Amanat Agung dari Tuhan sepanjang masa. Amin!
Unduh Audio
|
BAHAN AJAR
Amanat Agung dan Tugas Pemuridan Kristen
Ditulis oleh: Amidya
A. Dasar Alkitab
Matius 28:18-20
B. Tujuan:
- Agar siswa memahami pentingnya pemuridan.
- Agar siswa mengerti bahwa Amanat Agung adalah dasar pemuridan.
- Agar siswa mulai dimuridkan, dibaptis, dan diajarkan segala hal tentang Kristus.
C. Penjelasan
Hidup alkitabiah hanya dimungkinkan ada dan tumbuh dalam hidup kita karena adanya pemuridan. John Stott memberikan definisi dalam bukunya Radical Disciple bahwa, "Pemuridan Kristen adalah proses tempat para murid bertumbuh dan berkembang dalam Tuhan Yesus Kristus dan diperlengkapi oleh Roh Kudus, yang mendiami hati kita, dalam mengatasi tekanan dan penderitaan di dalam kehidupan ini dan semakin menyerupai Kristus." (2008:12) Proses pemuridan mengharuskan setiap orang percaya untuk merespons Roh Kudus yang akan menganalisis pikiran, ucapan, dan perilaku kita, dan mendorong kita untuk senantiasa berubah menjadi pribadi yang menyerupai Kristus.
1. Arti Kata Murid
Secara harfiah, kata murid berasal dari bahasa Yunani mathetes. Kata mathetes muncul sebanyak 252 kali dalam teks Perjanjian Baru. Berdasarkan penjelasan dari Leksikon, mathetes berarti:
- seorang pengikut dari guru/tuannya.
- seorang pembelajar.
- seorang pelajar.
- seorang yang meneladani gurunya.
Menurut Andar Ismail dalam bukunya Selamat Berkiprah, menjadi murid dalam Matius 28:19 berarti mengikut guru dan melakukan kehendak-Nya. Dengan melakukan kehendak sang Guru, diharapkan akan ada buah yang ditunjukkan lewat perilaku sehari-hari sehingga orang lain yang melihatnya akan tertarik dan mau menjadi murid Yesus. Pertobatan adalah karya Roh Kudus, tetapi pemuridan adalah tanggung jawab murid Kristus! (2001:34)
2. Amanat Agung dan Tugas Pemuridan
Amanat Agung diberikan Yesus kepada para rasul, yang merupakan para arsitek yang membangun dasar gereja, dan kepada para pelayan Injil Tuhan pada segala zaman dan di mana pun berada untuk memberitakan Injil kepada semua telinga yang belum pernah mendengar Injil Yesus Kristus.
- Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku.
Pergi dan menjadikan semua bangsa murid Yesus adalah amanat yang harus dilakukan oleh murid Kristus. Tujuan utama pengutusan para murid adalah untuk menjadikan semua bangsa murid Kristus. Murid dalam ayat 19 menggunakan kata matheteusate yang berarti "terimalah mereka sebagai murid-murid." Oleh karena itu, baik bangsa Israel, bangsa Yunani, maupun bangsa-bangsa lain harus diterima para rasul untuk dimuridkan.
- Baptislah mereka.
Baptisan menjadi tanda bahwa kita telah menjadi milik Kristus. Melalui baptisan, kita telah dipersekutukan dengan Kristus dalam kesengsaraan, kematian, kebangkitan, dan kemuliaan-Nya. Setiap orang yang sudah diterima sebagai seorang murid harus dibaptiskan dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dibaptis dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus juga menjadi kredo (pengakuan iman) bagi gereja mula-mula. Hal ini bukan berarti kita dibaptiskan dalam berbagai nama, melainkan kita dibaptiskan dalam Satu Allah yang Esa.
- Ajarlah mereka.
Orang-orang yang sudah diterima sebagai murid dan dibaptis harus diajar. Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu (Ayat 20). Tugas para murid harus memperhatikan dan melaksanakan segala hal yang telah diperintahkan Kristus. Saat Kristus telah menjadikan kita murid-Nya, bukan berarti Dia telah berurusan dengan kita. Dia justru sedang membentuk komunitas orang percaya yang siap untuk melayani-Nya.
D. Diskusi
- Apa arti kata murid?
- Apa hubungan Amanat Agung dan Pemuridan? Jelaskan!
- Sudahkah Anda dimuridkan? Apa yang Anda rasakan selama mengikuti proses pemuridan?
- Mengapa pemuridan itu penting?
- Sebutkan dampak negatif apabila gereja tidak melaksanakan pemuridan!
E. Kesimpulan dan Aplikasi
Pemuridan menjadikan kita seorang murid yang siap untuk melakukan proses dimuridkan dan memuridkan. Tugas menjadikan bangsa murid Kristus tidak berhenti saat Yesus menyampaikan Amanat Agung-Nya, melainkan tugas ini berlangsung hingga zaman ini. Oleh karena itu, pemuridan harus dibentuk di dalam gereja, sekolah, dan keluarga Kristen hingga kita mencapai kedewasaan rohani (Efesus 4:11-13). Inilah jaminan yang Tuhan Yesus berikan, "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Janji yang agung ini adalah janji yang terus menguatkan iman kita supaya kita tetap teguh dan mampu bertahan menjadi murid Kristus.
|
|