Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/709

e-BinaAnak edisi 709 (23-7-2015)

Hari Anak Nasional 2015: Anak Indonesia yang Berhasil (II)


e-BinaAnak -- Hari Anak Nasional 2015: Anak Indonesia yang Berhasil (II)
Edisi 709/Juli/II/2015

Selamat Hari Anak Nasional 2015!!

Mari kita bersyukur atas kepedulian pemerintah RI kepada anak-anak 
yang adalah generasi masa depan bangsa. Pada hari yang istimewa ini, 
redaksi akan mengirimkan dua edisi khusus sekaligus. Dalam edisi yang 
pertama, kami suguhkan tip yang akan menolong orang tua melihat betapa 
besarnya tanggung jawab orang tua untuk membawa anak-anak yang 
berhasil kepada Tuhan. Dan, dalam edisi yang kedua, kita akan membuka 
pikiran kita bersama mengenai pergumulan dan tantangan untuk membawa 
anak-anak menggunakan teknologi abad ini, khususnya aplikasi-aplikasi 
(apps), untuk kemuliaan Tuhan (Apps4God).

Mari, rayakan Hari Anak Nasional dengan membawa anak-anak kepada Tuhan 
dan mendorong mereka menggunakan aplikasi dalam berbagai perangkat 
untuk kemuliaan nama Tuhan (Apps4God)!

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


  TIP: PANDUAN UNTUK MEMBESARKAN ANAK YANG BERHASIL MENURUT ALKITAB

Tidak ada orang yang bisa berhasil dalam tugas apa pun tanpa memiliki 
tujuan yang jelas dalam pikirannya.

Bayangkan sebuah tim sepak bola yang begitu sibuk dengan seragam 
mereka yang indah, lapangan bola yang bagus, dan membuat berbagai 
iklan sehingga mereka lupa tentang memenangkan pertandingan. Seragam 
dan lapangan bola tentu akan menolong -- bahkan iklan-iklan pun 
mungkin adalah tindakan yang tepat -- tetapi para pemain harus 
mengingat tujuan mereka, yaitu untuk memenangkan pertandingan!

Jadi, orang tua harus punya kejelasan dalam pikirannya mengenai 
tanggung jawab mereka sebagai orang tua. Menurut Anda, sebagai orang 
tua, apakah tujuan Anda? Apa yang harus dilakukan untuk membuat Anda 
merasa bahwa Anda telah sukses atau gagal sebagai orang tua?

I. Orang Tua Harus Menetapkan Tujuan

Jika Anda adalah orang tua, Anda harus memiliki tujuan-tujuan yang 
tepat dan Anda harus bekerja dengan tekun menuju tujuan-tujuan 
tersebut. Suka atau tidak suka, jika Anda memiliki anak, Anda harus 
menyadari bahwa Anda bertanggung jawab untuk membesarkan anak-anak 
dengan benar. Terlalu banyak orang tua yang tidak ingin menerima 
tanggung jawab mereka sebagai orang tua. Mereka hanya mengharapkan 
orang lain untuk membesarkan anak-anak mereka: pemerintah, sekolah, 
gereja, pengasuh bayi, tempat penitipan anak, teman-teman, atau 
kerabat mereka. Sementara itu, orang tua mengejar kepentingan lain.

Beberapa ayah berpikir akan meninggalkan anak-anak bersama dengan sang 
ibu yang membesarkan mereka (atau sebaliknya), beberapa memilih untuk 
bercerai, meninggalkan rumah, atau meninggalkan anak-anak mereka 
begitu saja, beberapa memilih untuk berada jauh dari rumah demi 
mengejar kepentingan lain, dan beberapa tidak mau direpotkan oleh 
urusan anak. Tentu saja hal ini tidak bisa diterima!

A. Anda Membawa Anak-Anak Ini ke Dunia

Ketika Anda melakukan tindakan yang menghasilkan anak-anak, hal itu 
berarti Anda menerima tanggung jawab untuk merawat setiap anak yang 
dikandung. Anak-anak Anda tidak meminta untuk datang ke dunia. Anda 
yang membawa mereka ke sini. Sekarang, tugas Anda untuk merawat 
mereka!

Anda mungkin mengatakan bahwa anak ini adalah "kecelakaan" -- Anda 
tidak berniat untuk hamil. Namun, kenyataannya adalah jika Anda 
memilih untuk terlibat dan melakukan tindakan yang dapat menghasilkan 
seorang anak, Anda bertanggung jawab untuk setiap anak yang lahir 
tersebut.

Bukan pemerintah yang membawa anak Anda ke dunia ini. Anda yang 
melakukannya! Jadi, jangan berharap pemerintah membesarkan anak Anda. 
Demikian juga dengan gereja, sekolah, tempat penitipan anak, orang tua 
Anda, atau kerabat Anda -- tidak satu pun dari mereka membawa anak-
anak Anda ke dunia ini. Anda yang membawa mereka ke sini. Sekarang, 
Anda yang harus merawat mereka dan tujuan Anda adalah merawat mereka 
dengan benar!

B. Allah Menuntut Tanggung Jawab Anda untuk Membesarkan Anak-Anak

Titus 2:4 - Perempuan muda harus diajar untuk mencintai anak-anaknya. 
Cinta menuntut pemeliharaan terhadap mereka. Hal ini adalah sesuatu 
yang dapat dan harus dipelajari. Wanita yang tidak belajar tentang hal 
itu akan membuat firman Tuhan tidak dihormati (Titus 2:5).

Efesus 6:4 - Ayah diperintahkan untuk membawa anak-anak mereka 
bertumbuh di bawah pemeliharaan dan perintah Tuhan. Anda tidak bisa 
melimpahkan tugas ini kepada orang lain, termasuk istri Anda 
(meskipun, tentu saja, istri Anda bertanggung jawab juga). Anda 
bertanggung jawab dan tidak punya hak untuk tidak melaksanakan tugas 
ini atau mencoba untuk mengalihkannya kepada orang lain.

Kejadian 18:19 - Allah berkenan kepada Abraham karena ia memerintahkan 
anak-anaknya untuk tetap di jalan Tuhan. Dia tidak meninggalkan tugas 
ini kepada orang lain.

1 Samuel 3:12-14 - Di sisi lain, ketika anak-anak Eli menjadi 
koruptor, Allah menuntut tanggung jawab Eli. Tuhan menegur Eli, bukan 
sekolah, atau pemerintah, atau bahkan istri Eli.

Orang tua harus menerima tujuan dari membesarkan anak-anak mereka 
dengan baik dan dengan rajin mengusahakan tujuan tersebut. Mereka 
seharusnya tidak meninggalkan tugas ini kepada orang lain.

II. Beberapa Tujuan Sudah Tepat, tetapi Bukanlah Tujuan Utama

A. Orang Tua Mungkin Memiliki Berbagai Tujuan dalam Membesarkan Anak

Beberapa orang tua mungkin menekankan tujuan yang tidak begitu penting 
dan hal ini bisa menimbulkan masalah, seperti kecantikan fisik, 
prestasi atletik, popularitas, dll.. Namun, ada tujuan lain yang 
seharusnya orang tua kejar bagi anak-anak mereka, yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan fisik anak.
2. Memberikan pendidikan yang baik.
3. Mempersiapkan anak untuk hidup sehingga mereka dapat memiliki 
   pernikahan yang bahagia dan menjadi warga negara dan tetangga yang 
   baik.
4. Sebisa mungkin menyediakan beberapa rekreasi, hiburan, dan 
   kegembiraan bagi mereka.

1 Timotius 5:8 - Akan tetapi, jika seseorang tidak memelihara sanak 
keluarganya, dan khususnya anggota-anggota keluarga yang ada di 
rumahnya sendiri, ia sudah menyangkal iman dan ia lebih buruk daripada 
orang yang tidak percaya. (AYT DRAFT)

Orang Kristen harus menyediakan manfaat yang baik bagi anak-anaknya 
(Matius 7:9-11).

B. Mengejar Tujuan Utama

Banyak orang tua terlalu fokus untuk mengejar hal-hal fisik.

Lukas 12:15 - Kemudian, Yesus berkata kepada mereka, "Berjaga-jagalah 
dan waspadalah atas segala bentuk keserakahan sebab hidup seseorang 
tidak bergantung pada banyaknya harta yang ia miliki." (AYT DRAFT)

Yesus kemudian menceritakan tentang seorang pria yang mempunyai 
kekayaan besar, tetapi diabaikan oleh Allah (Lukas 12:16-21). Ketika 
orang itu meninggal, hal baik apa yang sudah dilakukan kekayaannya 
baginya?

Matius 16:26 - Apa untungnya jika seseorang memperoleh seluruh dunia, 
tetapi kehilangan nyawanya? Atau, apa yang bisa seseorang berikan 
sebagai ganti nyawanya? (AYT DRAFT).

Demikian juga, apa keuntungannya bagi anak-anak jika Anda memberikan 
seluruh kekayaan dunia kepada mereka, tetapi mereka terhilang 
selamanya? Banyak orang tua menghabiskan waktu berjam-jam untuk 
bekerja supaya bisa memberikan hal-hal fisik/materi bagi anak-anak 
mereka. Namun, mereka begitu sibuk bekerja dan lalai untuk memberikan 
waktu serta perhatian kepada anak-anak mereka. Di sisi lain, banyak 
orang tua yang menghabiskan berjam-jam dengan anak-anak mereka dalam 
kegiatan fisik atau materi: olahraga, klub, kegiatan sekolah, musik, 
dll.. Hal ini dilakukan terus-menerus, tetapi penekanannya adalah 
materi, fisik, dan sosial.

Saya tahu seorang ibu di gereja yang punya seorang anak perempuan yang 
memenangkan kontes pemilihan putri di sekolahnya. Sang ibu mengatakan 
bahwa hal tersebut adalah peristiwa yang paling indah, yang pernah 
terjadi dalam hidupnya. Ketika keberhasilan dalam hal-hal yang 
bersifat sementara menjadi sukacita terbesar Anda, tidak heran jika 
anak-anak Anda tidak melayani Tuhan! Dan, benar saja, anak ibu itu 
tidak pernah menjadi seorang Kristen!

Hasil pendekatan ini adalah hal-hal yang Anda lihat dalam masyarakat: 
anak memiliki banyak kelebihan dan fasilitas di bidang fisik, tetapi 
ia bukan anak yang saleh atau anak yang bahagia. Di sisi lain, banyak 
keluarga "miskin" yang menjadi sangat sukses. Saya tahu keluarga 
dengan satu mobil tua, tidak ada TV, rumah dengan empat kamar, pakaian 
sederhana, dan hanya menempuh pendidikan dasar. Namun, mereka memiliki 
anak-anak yang tahu kehendak Tuhan, memiliki hubungan keluarga yang 
erat, dan dibesarkan untuk melayani Tuhan dengan setia.

Banyak anak sekarang dimanjakan dengan pemberian yang berlebihan. 
Mereka tidak menghargai apa yang telah diberikan untuk mereka dan 
tumbuh dengan pola pikir bahwa dunia berutang kehidupan kepada mereka.

Ulangan 18:10 - "Janganlah ada di antaramu yang mempersembahkan 
anaknya laki-laki atau perempuan sebagai kurban bakaran, seorang ahli 
tenung, ahli ramal, ahli nujum, atau ahli sihir." (AYT DRAFT) 
Kebanyakan orang tua tidak akan berpikir mengorbankan anak untuk 
menyembah berhala. Namun, ketamakan adalah penyembahan berhala (Kolose 
3:5). Terlalu banyak orang tua lebih menekankan pengejaran materi: 
harta, mainan, pendidikan, popularitas, kecantikan, olahraga, dll. 
sehingga tanpa sadar, orang tua tersebut mengorbankan anak-anak mereka 
untuk berhala ketamakan dan keduniawian.

III. Sasaran Utama Orang Tua Adalah Mendidik untuk Anak Melayani Tuhan 
     (Anak-Anak Menerima Hidup yang Kekal)

A. Pertimbangkan Tujuan Allah bagi Orang Tua

Amsal 22:6 - Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, 
maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.

Anak-anak Anda tidak akan selalu memiliki orang tua di sampingnya 
untuk membimbing mereka dalam mengambil keputusan. Anda harus 
menanamkan dalam diri mereka pemahaman dan kebiasaan untuk melakukan 
hal yang benar sehingga mereka akan melayani Allah ketika mereka 
membuat keputusan mereka sendiri.

- Efesus 6:4 - Didik anak-anak Anda dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

- Kejadian 18:19 - Abraham memerintahkan anak-anaknya untuk tetap 
  dalam jalan Tuhan, melakukan kebenaran dan keadilan. Hal ini harus 
  menjadi tujuan dari semua ayah yang benar-benar beriman kepada 
  Allah.

- Mazmur 34:11 - "Anak-anak, marilah dengarkan aku, takut akan Tuhan 
  akan kuajarkan kepadamu." (AYT DRAFT) Untuk mencapai hal ini, Anda 
  harus memberi anak-anak Anda hal-hal yang tidak dapat dibeli dengan 
  uang, yaitu waktu, cinta, arahan dalam firman Allah, bimbingan dalam 
  menangani masalah hidup, teladan hidup saleh, dan melatih anak-anak 
  memiliki moral yang murni.

- Yosua 24:15 - Yosua menyatakan, "Tetapi aku dan seisi rumahku, kami 
  akan beribadah kepada TUHAN!" Anda harus fokus untuk mencapai tujuan 
  ini terus-menerus. Dalam setiap keputusan yang Anda ambil, Anda 
  harus bertanya, "Apakah hal ini akan berdampak pada kekekalan anak 
  saya?"

Maleakhi 2:15 - Apa yang Tuhan cari ketika Dia menyatukan laki-laki 
dan perempuan dalam pernikahan? Keturunan yang saleh. Allah tidak 
memberikan anak-anak kepada orang tua untuk menyenangkan hati orang 
tuanya. Mereka adalah anak-anak milik Allah yang diberikan kepada Anda 
untuk Anda rawat dan pelihara. Jadi, Anda harus membesarkan mereka 
untuk menjadi seperti yang Allah inginkan.

Bisa saja anak-anak kita bertambah besar, mendapatkan pekerjaan yang 
baik, memiliki pernikahan bahagia, dan menjadi tetangga dan warga 
negara yang baik, tetapi mereka tidak hidup sebagai orang Kristen yang 
setia. Jika demikian, mereka gagal dan Anda juga telah gagal untuk 
menyelesaikan tujuan Anda sebagai orang tua Kristen.

Di sisi lain, misalkan anak-anak kita tidak menerima pendidikan 
perguruan tinggi, hidup di bawah standar Amerika kelas menengah, dan 
tidak terlalu atletis atau memiliki penampilan lahiriah yang indah, 
tetapi mereka melayani Tuhan dengan setia; jika demikian, mereka 
sukses, dan kita telah menjadi orang tua yang sukses pula.

Dalam bagian-bagian firman Tuhan di bawah ini ditekankan prinsip-
prinsip yang akan menolong orang tua mengarahkan anak-anak untuk 
mengutamakan Allah dalam hidup mereka. Anda sedang belajar tentang 
membesarkan anak yang saleh.

[Ulangan 4:10, 6:7, 11:18; Titus 1:6; Mazmur 78:4; Yeremia 32:39; 2 
Timotius 3:15; Matius 19:13]

B. Pertimbangkanlah Keseriusan Tanggung Jawab Ini

Pilihan orang tua dapat menentukan kekekalan anak-anak mereka.

Amsal 23:13,14 - Jangan menahan diri untuk memberikan koreksi terhadap 
anak Anda. Anda harus memukulinya dengan rotan dan membebaskan jiwa 
mereka dari neraka.

Amsal 22:6 - "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, 
maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan 
itu." Karena ada begitu banyak anak yang tidak berubah menjadi lebih 
baik, orang sering menekankan bahwa ada pengecualian-pengecualian 
terhadap ayat ini.

Ketika anak-anak ternyata tidak berubah menjadi lebih baik, Anda pasti 
merasa sedih. Orang tua perlu memerhatikan, kalau-kalau mereka telah 
melakukan kesalahan. Jika ternyata mereka melakukan kesalahan, mereka 
harus bertobat dan memohon pengampunan. Apakah orang tua tidak 
melakukan kesalahan? Kenyataannya, Amsal 22:6 merupakan pernyataan 
umum dari kebenaran! Ayat ini ditulis untuk memberikan keyakinan 
kepada orang tua bahwa jika mereka menaati firman Allah, mereka dapat 
membesarkan anak-anak untuk melayani Tuhan dan diselamatkan! Dalam 
upaya untuk menghibur orang tua dari anak-anak yang tidak saleh, Anda 
perlu berhati-hati agar tidak memberikan kesan bahwa membesarkan anak 
yang saleh adalah hal yang mustahil.

Saya tahu seorang pendeta yang berkata berulang kali, "Setiap keluarga 
memiliki `kambing hitam.`" Adakah bagian dalam firman Tuhan yang 
mengajarkan hal itu? Tidak ada! Namun, dia percaya hal itu, dan tentu 
saja dia membesarkan dua "kambing hitam" dalam rumahnya. Jika Anda 
berpikir Anda tidak bisa membesarkan anak-anak yang saleh, Anda kalah 
sebelum mulai!

Terlepas dari pengecualian, aturannya adalah jika Anda melakukan tugas 
Anda dengan benar, anak-anak Anda akan diselamatkan. Kenyataannya, 
begitu banyak orang ingin berbicara tentang pengecualian terhadap 
bagian ini dengan mengungkapkan tentang banyaknya masalah dalam gereja 
Tuhan. Alih-alih membuat alasan, mari kita hanya mengakui bahwa banyak 
orang tua tidak melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Mari kita 
belajar dari kesalahan kita dan mulai mempelajari firman Allah untuk 
mengetahui bagaimana melakukannya dengan benar!

"Bukankah lebih mengerikan memiliki anak yang lahir dengan cacat 
fisik, atau cacat mental yang serius, atau anak yang meninggal dalam 
usia muda?" Ya. Namun, betapa sangat mengerikan bagi orang tua yang 
mengetahui bahwa sang anak akan mengalami siksaan di neraka Iblis! 
Saya tidak bisa membayangkan tragedi yang mengerikan ini bisa terjadi 
pada anak-anak saya.

1 Samuel 3:12-14 - Perhatikan bahwa Eli sendiri ditolak karena dosa-
dosa anak-anaknya karena ia telah gagal sebagai orang tua!

Pengkhotbah 12:14 - Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan, 
dan itu termasuk pekerjaan kita sebagai orang tua. Ketika kita berdiri 
di hadapan Allah untuk memberikan pertanggungjawaban hidup kita, Dia 
akan menghakimi kita untuk ketekunan kita sebagai orang tua.

Pekerjaan saya sebagai orang tua adalah untuk membesarkan anak-anak 
saya melayani Tuhan. Jika saya tidak memprioritaskan membesarkan anak-
anak untuk melayani Tuhan, Dia akan menuntut pertanggungjawaban dari 
saya. Masa depan anak-anak Anda bergantung pada apakah Anda mendidik 
anak-anak Anda sesuai dengan kebenaran firman Tuhan atau tidak.

Kesimpulan

Janganlah membuat kesalahan seperti tim pemain bola yang lupa dengan 
tujuan mereka yang sebenarnya. Marilah kita menyadari keseriusan 
tanggung jawab kita sebagai orang tua, dan menjaga mata kita tetap 
pada tujuan. Jika kita keluar jalur dan menempatkan terlalu banyak 
penekanan pada hal-hal duniawi, mari kita bertobat. Dan, mari kita 
semua menerima tantangan untuk membesarkan anak-anak yang saleh.

Filipi 4:13 - Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang 
memberi kekuatan kepadaku. (t/Davida)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Gospel Way
Alamat URL: http://www.gospelway.com/family/children-purpose.php
Judul asli artikel: Raising Godly Children
Penulis artikel: David E. Pratte
Tanggal akses: 20 Juli 2015


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org