Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/705

e-BinaAnak edisi 705 (20-5-2015)

Melayani Generasi "Digital Native" (II)


e-BinaAnak -- Melayani Generasi "Digital Native" (II)
Edisi 705/Mei/II/2015

Salam sukacita,

Seorang guru adalah seorang pembelajar. Dia dapat belajar dari mana 
saja, termasuk dari muridnya. Banyak guru bisa mengatasi gagap 
teknologi karena membuka diri untuk belajar dari para generasi digital 
yang adalah murid-muridnya sendiri. Kesenjangan teknologi antara guru 
dan murid bisa dijembatani, yang penting para guru yang melayani anak-
anak mau menerima hal tersebut sebagai fakta, dan bersedia belajar 
dari anak-anak layannya.

Minggu ini, kami hadirkan tip yang merupakan sambungan dari artikel 
pada edisi e-BinaAnak 704 yang lalu. Kiranya tip ini makin memberikan 
pencerahan kepada kita, para pelayan anak, dalam melayani para 
generasi digital abad ini. Simak pula bahan mengajar yang dapat 
menolong Anda untuk menggunakan teknologi digital dalam pengajaran 
firman Tuhan. Kiranya ini menjadi berkat.

Pemimpin Redaksi e-BinaAnak,
Davida
< evie(at)in-christ.net >
< http://pepak.sabda.org/>


"Teknologi digital dapat menolong para pelayan anak untuk mengajarkan 
firman Tuhan kepada para generasi digital. Jangan takut untuk 
menggunakan teknologi dalam kelas Anda."


       TIP: MENGAJAR GENERASI DIGITAL: MENJEMBATANI PEMISAHAN

Perhatikanlah, pesan dari orang-orang yang terbiasa maupun yang tidak 
terbiasa dengan gagasan generasi digital. Mereka menyatakan bahwa 
anak-anak zaman sekarang tersistem untuk belajar dengan cara yang 
berbeda dari orang dewasa sebelum mereka. Mereka mendesak agar orang-
orang dewasa yang melayani anak-anak menerima hal tersebut sebagai 
fakta, dan bersedia belajar dari anak-anak yang ingin mereka didik.

Gunakan petunjuk ini untuk menciptakan lingkungan tempat anak-anak 
tidak akan menjadi "loyo" ketika mereka memasuki pintu Anda -- bahkan, 
jika Anda tidak memiliki akses kepada teknologi terbaru atau terhebat.

1. Biarkan anak-anak mengajarkan Anda.

Mengakui bahwa Anda tidak menguasai teknologi terbaru akan mendorong 
anak-anak untuk menunjukkan benang merahnya, menunjukkan mainan 
teknologi mereka yang keren, dan menemukan cara untuk membawa 
teknologi baru dan firman Tuhan secara bersama-sama. Anda mungkin 
memiliki aturan tentang penggunaan ponsel selama Anda sedang bersama-
sama (dan Anda harus melakukannya, selama aturan tersebut disepakati 
bersama), tetapi hal ini mengharuskan Anda mencari cara untuk 
membiarkan anak-anak menggunakan alat-alat teknologi mereka selama 
pelajaran berlangsung dengan cara yang menguntungkan semua orang.

2. Biarkan anak-anak belajar dengan melakukan.

"Kebanyakan teknologi yang ditawarkan kepada guru adalah gambar dan 
video, yang tidak ada peningkatan sama sekali," keluh Prensky. 
Sebaliknya, ia menganjurkan untuk membiarkan anak-anak belajar secara 
mandiri. Hal ini meminta kita melepaskan kontrol dan menjadi pemandu, 
bukan ahli. Ajukan pertanyaan, paparkan tantangannya, dan berikan 
studi kasus. Kemudian, biarkan anak-anak berkolaborasi untuk mengatasi 
tantangan.

3. Pembelajaran yang terpupuk.

Berilah anak-anak tantangan yang memungkinkan mereka mengeksplorasi 
dan memanfaatkan peralatan dan waktu yang mungkin tidak Anda miliki di 
kelas. Jika Anda menantang anak-anak untuk menemukan banyaknya 
aplikasi ponsel yang berhubungan dengan Musa sesuai kemampuan mereka 
dalam satu minggu, atau menulis pesan kepada seseorang dengan kata-
kata iman yang menguatkan setiap hari selama sebulan, Anda membuat 
mereka mengeksplorasi iman dengan cara yang alami dan menarik bagi 
mereka.

4. Sering-seringlah berubah.

Otak anak-anak terprogram untuk mengalami perubahan yang cepat, berkat 
teknologi. Jadi, jangan mengharapkan mereka memperhatikan sesuatu 
selama lebih dari beberapa menit. Dale Hudson, rekanan-penulis 
"Turbocharged: 100 Simple Secrets to Successful Children`s Ministry" 
(100 Rahasia Sederhana untuk Pelayanan Anak yang Sukses - Red.), 
menyarankan untuk "merancang format Anda dalam bagian-bagian yang 
berlangsung selama 1 -- 5 menit. Dengan menciptakan bagian singkat, 
Anda sedang menciptakan permulaan yang banyak dan menghentikan bagian-
bagian sepanjang waktu itu. Setiap beberapa menit, Anda menghitung 
mundur kembali jangka perhatian internal anak-anak".

5. Kembangkan lingkungan yang kolaboratif.

Anak-anak Anda sepertinya sangat membutuhkan hubungan satu sama lain. 
Jadi, mintalah anak-anak bekerja sama dalam kelompok atau berpasang-
pasangan ketika mereka belajar dari firman Tuhan. Carilah sumber-
sumber dari media sosial yang dapat menolong mereka untuk belajar 
firman Tuhan secara daring. Anak-anak dapat membentuk kelompok 
tertutup untuk mengobrol dan bertatap muka secara daring. Pasanglah 
pesan di website gereja Anda untuk anak-anak, atau izinkan mereka 
membuat konten untuk halaman pelayanan anak-anak Anda.

6. Menyusup.

Anda mungkin tidak memiliki komputer di kamar. Anda mungkin tidak 
memiliki gawai yang canggih. Anda mungkin tidak tahu bagaimana 
mengirim SMS. Tidak masalah. Anda tidak perlu menjadi ahli dalam 
segala hal, tidak ada persyaratan pekerjaan semacam itu. Hal yang Anda 
butuhkan adalah kemauan untuk belajar, atau setidaknya kemauan untuk 
hidup berdampingan bersama teknologi dengan rukun. Jika Anda merasa 
sangat menginginkannya, luangkanlah waktu untuk menemukan teknologi 
yang ada. Buatlah akun Facebook. Cermatilah teknologi yang 
bermunculan. Carilah informasi tentang dunia tempat anak-anak hidup.

7. Libatkan anak-anak Anda.

Terlepas dari keahlian dan ketersediaan teknologi yang terlihat di 
kamar Anda, ada satu denominator umum yang perlu diingat: Semua anak 
ingin dan perlu dilibatkan. Selain teknologi, selain cara yang Anda 
ketahui. Otak anak-anak "lapar" untuk terlibat aktif dalam banyak hal, 
itulah cara terbaik mereka dalam belajar. Jadi, kerahkanlah semua 
untuk memancing anak-anak dan membuat mereka tetap berada di jalur --
dalam pilihan kurikulum, gaya mengajar, pengalaman-pengalaman, dan 
misi Anda. Asah fokus Anda sehingga Anda dapat belajar dan 
bereksplorasi bersama-sama.

Tidak ada keraguan: Anak-anak saat ini menguasai teknologi secepat 
perubahan inovasi. Mereka siap mempelajari lapisan program baca tulis 
yang tidak terbayangkan beberapa dekade yang lalu. Sebagai pemimpin 
dan guru mereka, pergilah bersama mereka -- berusahalah tanpa takut ke 
dalam bentangan yang berkembang sangat pesat dan menakjubkan ini 
bersama anak-anak Anda. Jangan takut untuk membiarkan mereka memimpin 
langkah ini, rayakanlah ketika mereka berjalan dengan "bersemangat" 
menuju pintu Anda. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Children Ministry
Alamat URL: http://childrensministry.com/articles/teaching-digital-natives/
Judul asli artikel: Teaching Digital Natives
Penulis artikel: Jennifer Hooks
Tanggal akses: 17 April 2015


            BAHAN MENGAJAR: MENIKMATI PEMELIHARAAN ALLAH
                         Ditulis oleh: Davida

Bacaan Alkitab: Matius 6:25-34

Tujuan:
1. Mengajar anak untuk mengamati pemeliharaan Allah melalui hal-hal 
   sederhana yang mungkin mereka lewatkan setiap hari.
2. Mengajarkan tentang berharap kepada Allah setiap waktu.
3. Mendorong anak-anak untuk selalu percaya kepada Allah, apa pun 
   keadaan hidup mereka.

Materi untuk Persiapan Guru:
Secara garis besar, Matius 6:25-34 merupakan penjabaran mengenai 
perintah Allah untuk jangan khawatir. Menurut Matthew Henry, nyaris 
tidak ada satu pun dosa yang diperingatkan Yesus, Tuhan kita, kepada 
murid-murid-Nya dengan lebih panjang lebar dan lebih sungguh-sungguh, 
atau yang untuknya Ia mempersenjatai mereka dengan penjelasan-
penjelasan yang lebih beragam, daripada dosa mengkhawatirkan 
kebutuhan-kebutuhan hidup yang membuat gelisah, bingung, dan waswas. 
Sikap seperti ini merupakan pertanda buruk bahwa baik harta maupun 
hati berada di bumi. Oleh sebab itu, Ia sangat menekankan masalah ini.

Dalam era digital ini, salah satu bahaya yang mengancam anak-anak 
adalah pola hidup yang konsumtif karena membanjirnya iklan produk-
produk yang menggiurkan mereka. Hal-hal yang sebenarnya tidak mereka 
butuhkan justru membuat mereka khawatir dan gelisah karena tidak bisa 
memiliki barang seperti yang dimiliki oleh teman-teman mereka. Oleh 
karena itu, kita perlu membawa anak-anak kembali kepada Alkitab bahwa 
Allah memelihara mereka dengan memenuhi kebutuhan hidup mereka. Bila 
untuk hal-hal yang menjadi kebutuhan hidup saja anak-anak tidak boleh 
khawatir, apalagi untuk hal-hal yang bukan kebutuhan hidup untuk 
memuaskan nafsu materialisme mereka. Kiranya hal ini juga menjadi 
pelajaran dan peringatan penting bagi para guru sendiri.

Untuk penggalian Alkitab khusus perikop ini, Anda bisa menyimak dalam 
situs Alkitab SABDA di URL: 
http://alkitab.sabda.org/verse_commentary.php?book=40&chapter=6&verse=25

Persiapan Aktivitas:

1. Bagilah anak-anak ke dalam beberapa kelompok, dan dalam setiap 
   kelompok pastikan ada anak-anak yang membawa gadget/gawai yang bisa 
   dipakai untuk memotret (jika perlu, umumkan seminggu sebelumnya 
   untuk anak-anak membawanya).

2. Siapkan beberapa gambar di slides show (jika ada fasilitas LCD 
   proyektor) atau potongan gambar dari kalender/majalah/dsb.:

   - Gambar makanan pokok (nasi, lauk, sayur) dan gambar makanan cepat 
     saji (burger, es krim, pizza, dsb.).
   
   - Gambar minuman (air putih, susu, teh) dan gambar minuman bersoda.
   
   - Gambar pakaian-pakaian biasa yang sederhana dan gambar pakaian-
     pakaian mewah.
   
   - Gambar permainan tradisional dan gambar permainan elektronik yang 
     canggih.

   (Anda bisa tambahkan gambar lebih banyak lagi yang dapat 
   menunjukkan perbandingan antara barang-barang yang kita butuhkan 
   dengan barang- barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan 
   anak-anak dalam hidup sehari-hari.)

Garis Besar Kegiatan Bercerita Interaktif:

1. Mintalah anak-anak membaca bersama-sama dari Matius 6:25-34 melalui 
   Alkitab cetak atau gawai mereka.

2. Setelah itu, guru bisa memutarkan Alkitab Audio dari Matius 6:25-34 
   yang sudah disiapkan filenya dalam HP guru. Jika belum punya, Anda 
   bisa mendapatkan filenya di: 
   http://media.sabda.org/alkitab_audio/tb/pb/mp3/mobile/01_matius/01_mat06.mp3

3. Tanyakan kepada anak-anak pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, dan 
   jelaskan dengan rinci setiap kali anak-anak selesai menjawab 
   pertanyaan Anda.

   - Larangan apa yang Tuhan Yesus perintahkan kepada murid-murid-Nya?
   
   - Apa yang Tuhan Yesus minta untuk diperhatikan oleh murid-murid-Nya? 
     Mengapa?
   
   - Menurutmu, mengapa Tuhan Yesus memberikan perintah tersebut kepada 
     murid-murid-Nya?
   
   - Apakah kamu sanggup melakukannya dalam hidupmu?

Catatan: Anda bisa menambahkan pertanyaan yang lain lagi untuk 
menggali lebih dalam ayat-ayat ini (sesuaikan dengan usia anak).

4. Setelah memberikan penjelasan tentang perikop Matius 6:25-34, 
   ajaklah anak-anak untuk keluar dari ruang kelas. Dengan gawai 
   mereka, mintalah mereka untuk memotret bunga-bunga atau binatang 
   apa pun yang dapat mereka ambil gambarnya. Setelah itu, mintalah 
   mereka untuk mengamati hasil foto mereka.

5. Mintalah setiap kelompok untuk menuliskan hasil pengamatan mereka 
   terhadap tumbuhan/binatang yang mereka ambil gambarnya. Dan, mereka 
   bisa menuliskan ucapan syukur mereka atas pelajaran tentang Allah, 
   dihubungkan dengan firman Tuhan hari itu setelah mengamati gambar 
   yang mereka ambil.

6. Jika ada akses internet, salah satu anak diperbolehkan mengunggah 
   (upload) hasil foto mereka di Facebook pribadi dan menuliskan 
   berkat firman Tuhan sehubungan dengan foto yang mereka ambil 
   tersebut sebagai keterangan pada foto.

Penutup:
1. Tutuplah dengan memberikan aplikasi kepada anak, seperti:
   a. Ketika mereka khawatir tentang sesuatu hal dalam hidup, mereka 
      harus segera berdoa dan mengungkapkan perasaan mereka kepada 
      Tuhan.
   b. Ketika melihat iklan di televisi/barang miliki teman dan mereka 
      juga ingin memilikinya, mereka harus mempertimbangkan apakah 
      barang tersebut merupakan kebutuhan atau hanya keinginan. [Untuk 
      lebih mempertajam aplikasi ini, tampilkan gambar-gambar yang 
      sudah Anda siapkan dalam persiapan aktivitas yang kedua di atas. 
      Minta mereka untuk menentukan mana yang merupakan kebutuhan dan 
      mana yang hanya keinginan.]
   c. Setiap hari, mengucap syukurlah kepada Tuhan atas berkat 
      makanan, minuman, pakaian, dan pendidikan yang boleh mereka 
      terima.
2. Ajak anak-anak untuk menghafalkan: Matius 6:33.
3. Tutuplah dengan doa.


            STOP PRESS: BERGABUNGLAH DI FACEBOOK E-JEMMI

Bergabunglah menjadi penggemar Facebook e-JEMMi untuk mendapatkan 
informasi mengenai dunia pelayanan misi dan juga artikel-artikel yang 
terkait dengan pelayanan Amanat Agung. Tidak hanya mendapatkan 
informasi seputar dunia misi, di sini Anda juga dapat saling mendoakan 
dan meneguhkan dengan sesama orang percaya yang lain.

Jangan tunda lagi, segeralah bergabung di:

==> http://fb.sabda.org/misi


Kontak: binaanak(at)sabda.org
Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly
Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org