Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/452

e-BinaAnak edisi 452 (7-10-2009)

Peran Gereja Terhadap Pertumbuhan Rohani Anak

 
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____

  DAFTAR ISI EDISI 452/OKTOBER/2009

  - SALAM DARI REDAKSI: Pelayanan Anak dalam Gereja
  - ARTIKEL 1: Gereja dan Pertumbuhan Rohani Anak
  - ARTIKEL 2: Pelayanan Anak dalam Gereja
  - MUTIARA GURU
  - AKTIVITAS: Permainan untuk Anak-Anak Kecil di Gereja
  - STOP PRESS: Perayaan 15 Tahun SABDA 1 -- 9 Oktober 2009

______________________________________________________________________
   Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi:
  <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
SALAM DARI REDAKSI

                     PELAYANAN ANAK DALAM GEREJA

  Shalom,

  Jika anak-anak menjadi bagian yang penting dalam pelayanan Yesus
  selama di dunia, maka dalam gereja, anak-anak seharusnya juga
  menjadi bagian yang penting. Kemurnian dan kepolosan seorang anak
  jangan sampai menjadi alasan untuk beranggapan bahwa mereka belum
  saatnya mendapatkan perhatian yang besar dari gereja. Justru dengan
  kemurnian, kepolosan, dan ketulusan mereka, gereja berkesempatan
  membangun fondasi yang kuat bagi pembangunan gereja pada masa-masa
  mendatang.

  Anak-anak adalah masa depan gereja. Dan hal itulah yang mendorong
  redaksi untuk mengangkat tema Pelayanan Anak dalam Gereja sepanjang
  bulan Oktober ini. Pada edisi pertama bulan Oktober, kami suguhkan
  topik Peran Gereja Terhadap Pertumbuhan Rohani Anak. Ya, gereja juga
  turut bertanggung jawab atas tumbuh kembang kehidupan seorang anak,
  terutama hidup rohani mereka. Apa saja yang dapat gereja lakukan dan
  apa arti penting peranan gereja? Kami mengajak Anda menyimak dua
  artikel yang kami harap dapat memperkuat panggilan Anda untuk
  memaksimalkan pelayanan anak dalam gereja. Jangan lewatkan pula
  ide-ide aktivitas yang dapat Anda terapkan dalam pelayanan anak di
  gereja. Kiranya menjadi berkat.

  Selamat melayani!

  Pimpinan Redaksi e-BinaAnak,
  Davida Welni Dana
  http://www.sabda.org/publikasi/arsip/e-binaanak/
  http://pepak.sabda.org/

            "Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,
        demikianlah anak-anak pada masa muda." (Mazmur 127:4)
            < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Mazmur+127:4 >

______________________________________________________________________
ARTIKEL 1

                  GEREJA DAN PERTUMBUHAN ROHANI ANAK

  Masa Anak-Anak

  Untuk mengembangkan anak, kita harus memahami ciri-ciri khusus anak
  sesuai dengan kelompok usianya. Secara khusus, usia anak dibagi
  dalam tiga masa.

  1. Masa Kanak-Kanak (Di Bawah 7 Tahun)
     - Ciri mental: Rasa ingin tahunya besar dan daya khayalnya
                    tinggi.
     - Ciri sosial: Peka terhadap perasaan orang lain dan suka meniru.
     - Ciri rohani: Mudah percaya akan segala sesuatu. Jadi, inilah
                    masa terbaik untuk mengarahkan anak-anak kepada
                    kebenaran-kebenaran moral dan rohani.

  2. Masa Pratama (7 -- 9 Tahun)

     - Ciri mental: Rasa ingin tahunya besar, mulai bisa membedakan
                    antara yang nyata dan yang khayal, yang baik dan
                    yang buruk, yang benar dan yang salah.
     - Ciri sosial: Suka meniru tetapi tidak lagi asal meniru
                    perbuatan siapa saja, namun hanya meniru perbuatan
                    orang yang dia sukai saja.
     - Ciri rohani: Sudah mulai dapat menerima pemikiran tentang Allah
                    walaupun hanya dalam hal-hal yang praktis.

     Bagi mereka, Allah ialah Yang Mahakuasa dan Mahamengasihi kita
     semua. Mereka juga dapat diajar menjadi seperti Yesus atau
     menirukan Yesus dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari, asalkan
     diajarkan secara praktis.

  3. Masa Madya (10 -- 12 Tahun)

     - Ciri mental: Haus akan bacaan, bersikap lebih realistis, dan
                    mulai kritis.
     - Ciri sosial: Mulai suka berkelompok dengan teman sejenisnya,
                    sangat memuja orang yang menjadi pahlawannya.
     - Ciri rohani: Mulai sanggunp memahami hal-hal serius dalam
                    kehidupan, dan mudah menerima Injil. Sebab itu,
                    masa ini sangat tepat untuk mempersiapkan mereka
                    menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat mereka.
                    Usahakanlah agar Yesus menjadi pahlawan dalam
                    hidup mereka.

  "Umur 0 -- 12 tahun adalah penentu utama kerohanian seseorang untuk
  seumur hidupnya." Sebesar 85% kepribadian orang dewasa dibentuk pada
  6 tahun pertama dalam hidupnya. Setelah itu, sisanya yang 15%,
  tinggal dipoles agar menjadi remaja Kristen yang ideal. Sampai usia
  11 tahun, anak-anak hanya dapat berpikir secara konkret, sementara
  konsep abstrak belum dapat dipahami.

  Orang dewasa di sekitar anak-anak menjadi alat peraga yang
  memperjelas siapa diri Allah sebenarnya bagi anak-anak itu.
  Anak-anak butuh perhatian yang lebih besar daripada kelompok usia
  mana pun karena masa anak-anak butuh perhatian yang lebih besar
  daripada kelompok usia mana pun dan masa anak-anak akan cepat
  berakhir.

  Berdasarkan piramida luasnya pengaruh orang dewasa terhadap
  anak-anak, ternyata yang terbesar adalah melalui: teladan (karena
  anak dapat melihatnya). Sebab itu, diperlukan konsistensi dan
  konsekuensi dari apa yang kita ucapkan dan lakukan. Berikutnya,
  disusul oleh hubungan yang baik dengan si anak (karena anak dapat
  merasakannya). Dan yang terakhir adalah pengajaran/penjelasan (di
  mana anak dapat mendengarkannya).

  Anak dan Gereja

  Mengingat semua hal di atas, maka gereja (secara khusus) dan
  orang-orang percaya (secara umum) punya peran yang sangat vital
  dalam pembentukan seorang anak menjadi manusia yang utuh di hadapan
  Tuhan dan sesama manusia -- bdk. Lukas 2:52, "Dan Yesus makin
  bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya dan makin
  dikasihi oleh Allah dan manusia." Yesus telah bertumbuh dalam segi
  hikmat, jasmani, rohani, dan pergaulan dengan sesama manusia. Setiap
  anak manusia perlu mengalami pertumbuhan yang sehat seperti itu.

  Mendidik anak-anak sebagai generasi penerus akan menjamin
  pertumbuhan gereja secara alamiah. Kualitas gereja kita pada masa
  mendatang ditentukan oleh bagaimana kita mendidik anak-anak kita
  sekarang. Pertumbuhan gereja secara kualitas dan kuantitas
  tergantung pada pendidikan generasi penerusnya. Bila pendidikan bagi
  generasi penerus diutamakan, gereja dapat meletakkan dasar yang
  kokoh untuk hakikat kerohanian jemaat Tuhan yang akan datang. Mereka
  tidak akan mudah terbawa arus. Selain itu, hal ini akan memengaruhi
  pertumbuhannya dari segi kuantitas juga.

  Inilah daftar yang harus gereja sediakan bagi anak-anak: makanan
  rohani, pemuridan, kasih dan perhatian, kesempatan melayani, ruang
  kelas yang layak, guru yang berkualitas, kelas dan kurikulum
  berbasis usia dan kompetensi, perlindungan/pembelaan, dan usaha
  memperlengkapi atau melatih orang tua mereka.

  Anak dan Misi

  Bill Bright berkata: "Pekerjaan terbesar yang dapat dilakukan orang
  Kristen adalah memperkenalkan Yesus Kristus kepada orang lain."

  Mengapa kita harus memiliki misi bagi anak-anak?

  1. Amanat agung Tuhan Yesus mencakup anak-anak sebagai targetnya.

  2. Anak-anak punya sifat lebih mudah menerima Injil dibandingkan
     kelompok usia sesudahnya.

  3. Kepribadian seorang dewasa terbentuk pada saat ia masih
     kanak-kanak.

  4. Hampir 50% penduduk kita terdiri dari anak-anak berusia di bawah
     18 tahun.

  5. Anak-anak adalah generasi penerus masa depan kita.

  6. Saat kita memenangkan seorang anak, kita punya kesempatan besar
     untuk memenangkan orang tuanya juga.

  Bukan saja kita harus memiliki misi bagi anak-anak, tetapi anak-anak
  pun juga harus memiliki misi bagi sesamanya. Banyak cara dapat kita
  lakukan demi membuat anak-anak terbiasa untuk bersaksi. Walaupun
  mereka masih kecil, mereka juga punya pengalaman pribadi dengan
  Tuhan. Jika kita, sebagai pendidik, tidak "memancing" mereka untuk
  menyaksikan pengalaman-pengalaman pribadi mereka, maka letupan
  pertumbuhan rohani mereka dalam hal bersaksi perlahan-lahan dapat
  memudar, bahkan akhirnya bisa padam. Inilah cara praktis yang
  guru-guru SM lakukan dalam membiasakan atau mendorong anak-anak
  untuk bersaksi.

  1. Menyanyi di depan kelas: membiasakan anak mengucapkan pujian bagi
     Tuhan.

  2. Ayat hafalan: selain membiasakan menghafalkan ayat suci,
     anak-anak juga perlu diajar untuk "merefleksikan" ayat-ayat
     tersebut dalam hidup sehari-hari mereka.

  3. Menggambar dan menulis: anak akan belajar mengekspresikan
     perasaannya tentang Tuhannya.

  4. Anak diajar untuk memberi persembahan bagi misi penjangkauan
     jiwa.

  5. Anak diajar untuk berdoa bagi jiwa-jiwa yang terhilang, mulai
     dari anggota keluarganya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama situs: Charismatic Worship Service Kelapa Gading
  Judul asli artikel: Anak Gereja dan Misi
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Alamat URL: http://cwsgading.com/2009/01/07/anak-gereja-dan-misi/

______________________________________________________________________
ARTIKEL 2

                    PELAYANAN ANAK DALAM GEREJA
                    Ditulis oleh: Diah Rahayu A.

  Mengapa anak harus mendapatkan fasilitas di gereja? Sepenting apakah
  seorang anak bagi gereja? Apakah yang akan diperbuat oleh gereja
  bagi anak-anak? Pertanyaan di atas akan bersambung terus-menerus dan
  mungkin tiada habisnya.

  Jika Anda membaca pertanyaan di atas, kira-kira Anda bertanya
  sebagai pribadi siapa? Sebagai gereja, sebagai orang tua, atau
  sebagai anak-anak?

  Begitu juga dengan pertanyaan di bawah ini.

  Tanpa gereja, apakah seorang anak dapat bertumbuh? Apakah tolok ukur
  keberhasilan gereja dalam memberi pengaruh bagi kehidupan seorang
  anak? Saya adalah anak-anak, bisakah saya memilih?

  Tanpa kita sadari, semakin banyak pertanyaan yang muncul, itu
  artinya semakin banyak kebutuhan akan suatu jawaban. Sebagai siapa
  pun Anda bertanya, tetap saja Anda akan membutuhkan suatu jawaban.
  Dan semakin banyak pertanyaan dan jabawan, hal tersebut menunjukkan
  bahwa ada suatu kepentingan dan kebutuhan. Anak-anak membutuhkan
  gereja, dan gereja membutuhkan anak-anak. Anak-anak butuh dibangun
  oleh gereja, dan gereja butuh dibangun oleh anak-anak. Keberhasilan
  anak-anak adalah keberhasilan gereja.

  Di Mazmur 139:16, pemazmur berkata bahwa Tuhan telah membentuk
  dirinya dan hari-harinya sejak di dalam kandungan. Bagi Allah,
  kehidupan manusia adalah indah. Jika Tuhan telah membentuk kehidupan
  kita sejak di dalam kandungan, berarti kita masing-masing sudah
  menikmati fasilitas dari Tuhan sebelum kita hadir di dalam dunia,
  demikian juga anak-anak kita. Jika pada saat di dalam kandungan saja
  Tuhan telah membentuk kita, terlebih lagi jika kita sudah hadir di
  dalam dunia. Tanpa kita sadari, jati diri kita sebagai manusia
  adalah adanya pertumbuhan. Pada saat manusia di dalam kandungan,
  manusia diberikan Tuhan fasilitas untuk dapat bertumbuh. Kemudian
  anak pun lahir untuk bertumbuh. Demikianlah keberadaan pelayanan
  anak dalam gereja. Ini adalah suatu fasilitas untuk menunjang
  pertumbuhan rohani seorang anak. Mulai dari usia dini, anak
  diajarkan untuk mengerti ke mana arah ia harus bertumbuh, sehingga
  ia mengenali fungsinya sebagai manusia, yang diciptakan Tuhan
  segambar dan serupa dengan Allah, dan untuk dapat menjalankan misi
  Kristus.

  Pernahkah Anda mengamati anak-anak Anda lebih cermat lagi? Tentang
  bagaimana mereka berpikir, bagaimana mereka bertindak, dan bagaimana
  mereka memunyai iman yang besar, yang terkadang seorang dewasa pun
  tidak dapat memahaminya.

  Suatu kali seorang teman bersaksi tentang anaknya, teman saya
  menceritakan bahwa dia menanamkan persekutuan keluarga tiap hari di
  rumahnya. Teman saya ini memunyai 2 orang anak. Anak pertama sudah
  remaja dan anaknya yang kedua masih duduk di sekolah dasar. Dalam
  memimpin persekutuan keluarga, masing-masing anggota keluarga akan
  mendapat giliran, termasuk anak bungsunya yang baru berusia 9 tahun.
  Teman saya mengatakan salah satu tujuan utama persekutuan keluarga
  ini adalah agar iman anak-anak sudah dibangun dari usia dini. Saat
  si anak harus bergaul dalam komunitas yang tidak seiman, dia tetap
  percaya bahwa keselamatan hanya ada pada Tuhan Yesus.

  Brithney, seorang gadis kecil, memunyai gerak lebih banyak dari
  teman-temannya. Karena dia seorang anak tunggal, ia sudah terbiasa
  bebas melakukan apa saja yang ia mau. Suatu kali saya sangat gembira
  ketika melihat Brithney mengikuti paduan suara anak, di mana semua
  anak dituntut untuk seirama dalam gerak dan suara. Bagi saya,
  mungkin tipe si Brithney ini akan sulit untuk menyesuaikan
  peraturan, namun sungguh di luar dugaan, dengan antusias ia
  mengikuti kelas ini, dan Brithney yang saya kenal sulit untuk
  dikendalikan, kali ini jauh berbeda. Dia tampak berusaha untuk
  menyesuaikan dengan peraturan yang telah dibuat oleh pelatih,
  sekalipun mungkin sulit baginya. Jika Anda menjadi orang tua
  Brithney, apakah yang Anda pikirkan?

  Dari kedua kisah di atas, saya melihat pelayanan anak di gereja pun
  tidak hanya membangun secara "rohani" keimanan yang tidak tampak,
  akan tetapi EQ (kecerdasan emosi) seorang anak juga dibangun di
  dalamnya. Jelas dari cerita di atas bahwa anak dituntut untuk
  bersosialisasi dengan baik. Dengan memulai dari hal yang sederhana,
  sekolah minggu yang merupakan sarana pelayanan anak di gereja, dapat
  mengubah kebiasaan seorang anak. Jika EQ terbentuk, maka karakter
  juga akan terbentuk.

  Jadi apakah gereja, melalui sekolah minggu, dapat membentuk karakter
  seorang anak? Tentu saja. Karakter yang bagaimana yang akan
  dihasilkan? Sekali lagi, bukan karena kuat dan gagah gereja jika
  pada akhirnya dapat mencetak generasi muda gereja yang takut akan
  Tuhan, akan tetapi ini semua adalah kasih karunia Tuhan kepada
  setiap anaknya, dan Tuhan memakai gereja sebagai alat-Nya.

  Saya melihat saat ini gereja saya memunyai banyak inovasi dalam
  penyediaan fasilitas untuk berbagai pelayanan, ketika saya melihat
  siapa orang-orang yang terlibat di dalamnya, ternyata mereka adalah
  teman-teman saya pada saat saya masih anak-anak di sekolah minggu
  dulu. Waktu berlalu dan kami bersama-sama bertumbuh sebagai remaja,
  pemuda, dan saat ini dewasa. Kami saling mengenal satu sama lain
  dengan baik, dan sebagian besar dari kami memunyai karakter yang
  hampir sama, dan semua itu kami dapatkan dalam sekolah minggu,
  pembinaan remaja, dan pembinaan gerejawi lainnya. Rata-rata rekan
  sepelayanan saya menjadi seorang yang sukses dalam pekerjaan,
  organisasi, dan tentunya keluarga mereka. Dan semangat pelayanan itu
  masih belum pudar hingga saat ini, sampai-sampai jika saya berjumpa
  pada saat teman-teman melayani, saya lupa kalau saat ini usia kami
  sudah cukup jauh dewasa dibanding dulu saat kami masih anak-anak dan
  remaja, karena saya melihat semangat mereka masih tetap hingga saat
  ini.

  Ke depannya, gereja akan menghadapi lebih banyak tantangan. Itu
  artinya gereja semakin butuh mencetak karakter-karakter muda yang
  mencintai Kristus untuk memberi dampak lebih besar bagi pertumbuhan
  gereja dan masyarakatnya. Seperti halnya kita tahu bahwa iman tumbuh
  dari pendengaran dan pendengaran akan firman Kristus, jika
  pembelajaran ini berlaku bagi orang dewasa terlebih lagi bagi
  anak-anak, semakin dini pembelajaran dimulai, semakin banyak
  kesempatan untuk dapat bertumbuh di dalam Kristus dan semakin banyak
  kesempatan untuk saling melayani pertumbuhan iman sesama anak Tuhan.

  Bagaimana cara gereja dapat memengaruhi karakter anak?

  Pertanyaan ini pasti muncul, mengingat pelayanan anak di gereja
  masih harus terbagi dengan pelayanan-pelayanan lain. Sekolah minggu
  pun hanya seminggu sekali. Namun, meski terbatas, gereja, melalui
  sekolah minggu, tetap dapat menjadi sarana pendidikan iman bagi
  anak. Seperti yang kita ketahui, bahwa keberhasilan seseorang bukan
  bergantung pada IQ semata, namun banyak orang berhasil karena mereka
  memunyai EQ dan SQ yang baik. EQ adalah kemampuan manusia untuk
  bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Akan tetapi
  bagi kita orang percaya, seseorang akan mempunyai EQ yang baik jika
  ia memunyai SQ yang baik pula. SQ adalah jalinan hubungan kedekatan
  kita dengan Tuhan. Dan kita percaya, semakin kita melakukan apa yang
  ada dalam firman Tuhan, semakin seseorang akan diberikan Tuhan
  kemampuan untuk dapat bersikap dan mengendalikan diri, dan itulah
  yang membuahkan EQ yang baik bagi anak-anak Tuhan.

  Rick Warren, dalam bukunya "The Purpose Driven Life", membahas
  tentang bagaimana Allah membentuk karakter setiap manusia, Rick
  mengatakan bahwa sasaran utama Allah bagi anak-anaknya adalah
  pengembangan karakter karena cara seseorang berpikir menentukan
  caranya untuk merasa, dan cara seseorang merasa memengaruhi caranya
  untuk bertindak. Melalui pelayanan anak dalam gereja, anak-anak
  diberikan latihan-latihan dan kegiatan yang berhubungan dengan
  pengenalannya akan Kristus dan mereka juga belajar bersosialisasi
  dengan sesamanya. Dalam pembelajaran mereka, mereka dituntut untuk
  belajar mengenali berkat Tuhan, membagikannya kepada teman mereka,
  dan satu hal yang penting adalah mereka belajar mengatasi masalah.
  Secara sederhana, mereka belajar bagaimana mereka bertumbuh melalui
  permasalahan mereka.

  Dari pelayanan anak di gereja, seorang anak juga dapat mengenali
  talentanya. Jika sejak dini mereka sudah belajar untuk melayani
  dalam berbagai hal, mereka akan dapat mengenali dan menggali talenta
  yang Tuhan berikan kepadanya.

  Bagaimana para orang tua menangkap bola dari pembelajaran rohani
  bagi anak di gereja?

  Pertumbuhan iman, kebiasaan, dan karakter juga tidak lepas dari
  peran serta keluarga. Masing-masing keluarga memunyai tugas untuk
  saling membangun karakter dan iman anggota keluarga yang lain, oleh
  karena itu marilah kita mencermati hal ini. Keberhasilan gereja
  bukan hanya membangun gereja yang megah lengkap dengan segala
  kegiatannya, akan tetapi keberhasilan gereja adalah bagaimana
  mencetak generasi yang takut akan Tuhan dan berpusat pada Tuhan,
  sehingga dapat menjadi garam dan terang bagi sekitarnya.

  Referensi:
  Rick Warren, The Purpose Driven Life. Gandum Mas: Malang.
  Hlm. 199 -- 204.

______________________________________________________________________
MUTIARA GURU

                  Anak-anak adalah masa depan gereja.

______________________________________________________________________
AKTIVITAS

             PERMAINAN UNTUK ANAK-ANAK KECIL DI GEREJA

  Gereja anak adalah tempat anak belajar tentang penyembahan, Alkitab,
  dan sekaligus bersenang-senang. Setiap gereja anak memerlukan
  persediaan permainan yang banyak untuk mereka mainkan. Di antara
  mengajar dan duduk, guru yang cerdas perlu memvariasikan kurikulum.
  Permainan untuk gereja anak harus menarik dan aman.

  1. Berdandan Estafet

     Untuk permainan ini, Anda membutuhkan dua tas besar. Setiap tas,
     isilah dengan pakaian lengan panjang pria, pilihlah yang
     menggunakan kancing dari atas ke bawah bila ada, tetapi kaos
     biasa pun juga bisa. Sepasang sepatu pria, sebuah topi, dan dasi
     seharusnya juga ada di dalam tas. Anda juga memerlukan garis
     mulai dan akhir (start dan finish). Gunakan selotip pipa untuk
     membuat garis di lantai. Bagilah anak-anak dalam dua kelompok.
     Lebih menarik bila anak perempuan melawan anak laki-laki.
     Letakkan tas di garis mulai. Suruhlah anak-anak untuk mulai bila
     musik mulai terdengar. Mereka harus membuka tas dan mengenakan
     semua pakaian. Kemudian mereka harus membawa tas itu ke garis
     akhir (finish), melepaskan pakaian, dan meletakkannya lagi di
     tas. Kemudian mereka memberikan tas itu kepada teman berikutnya.
     Lakukan hal ini sampai seluruh anggota tim selesai melakukannya.

  2. Atas dan Bawah

     Ini adalah permainan yang menyenangkan yang dimainkan dengan
     menggunakan balon. Anda harus membagi lagi anak-anak menjadi dua
     kelompok. Hanya saja, pada permainan ini Anda harus mengaturnya
     menjadi dua barisan. Mereka semua harus menghadap pada arah yang
     sama. Kemudian Anda akan memberi tiap tim satu balon yang sudah
     ditiup. Anak pertama dalam barisan meletakkan balonnya di antara
     kakinya dan memberikannya ke anak berikutnya. Anak berikutnya
     mengambil balon itu dan memberikan balon itu melewati kepalanya
     kepada anak di belakangnya. Meskipun demikian, dia harus tetap
     berputar. Atas dan bawah terus berlanjut hingga anak terakhir
     dalam barisan itu menerima balon. Ketika anak terakhir menerima
     balon, dia harus berlari menuju garis depan dan memberikan balon
     tersebut ke anak pertama. Tim pertama yang menyelesaikan tugas
     ini menjadi pemenangnya.

  3. Gurita

     Permainan ini dimulai dengan satu anak di tengah-tengah. Anak itu
     menjadi gurita. Harus ada dua baris di lantai kira-kira 6 kaki
     panjangnya. Gunakan selotip pipa untuk membuat garis-garis.
     Anak-anak berdiri di belakang salah satu garis. Kemudian gurita
     berkata, "Aku lapar." Dengan isyarat ini, anak-anak harus berlari
     ke garis yang lain. Siapa pun yang gurita sentuh menjadi tangan
     gurita dan memegang tangan gurita. Gurita kemudian berkata,
     "Aku lapar." Kemudian dia melakukan hal yang sama lagi, dia dan
     anak lainnya berpegangan dan meraih lebih banyak anak ketika
     mereka melewati garis. Setiap anak yang mereka raih harus
     menggandeng tangan seseorang yang sudah ada di garis. Akhirnya,
     Anda akan mendapatkan anak-anak yang membentuk garis yang besar
     yang berputar untuk meraih anak-anak yang masih di belakang
     garis. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs: e-How
  Judul asli artikel: Games for Kids in Junior Church
  Penulis: Monica Patrick
  Alamat URL: http://www.ehow.com/way_5210542_games-kids-junior-church.html

______________________________________________________________________
o/ STOP PRESS o/

             PERAYAAN 15 TAHUN SABDA 1 -- 9 OKTOBER 2009

  Puji Tuhan, tepat tanggal 1 Oktober 2009 yang lalu, SABDA genap
  berusia 15 tahun. Sebagai rasa syukur kami atas penyertaan Tuhan dan
  kesetiaan Anda mendukung pelayanan kami, maka selama bulan Oktober
  2009, YLSA telah mempersiapkan rangkaian kegiatan untuk memeriahkan
  15th SABDA. Adapun kegiatan yang telah kami laksanakan, yaitu:
  1 Oktober 2009 = Peluncuran Facebook SABDA (http://fb.sabda.org/)
  1 Oktober 2009 = Informasi Lomba ",15 Tahun SABDA" (http://fb.sabda.org/lomba)
  1 Oktober 2009 = Posting Blog "Perayaan 15 Tahun SABDA" di Blog
                   SABDA (http://blog.sabda.org/2009/10/01/perayaan-15-tahun-sabda/)
  2 Oktober 2009 = Peluncuran SABDA Labs (http://labs.sabda.org/)
  2 Oktober 2009 = Peluncuran Gadget "Search SABDA Alkitab"
                   (http://labs.sabda.org/index.php/Search_Alkitab)
                   (http://alkitab.sabda.org/download.php)
  Untuk minggu berikutnya, kami meminta dukungan doa dari Anda semua,
  agar kegiatan yang telah kami persiapkan dapat berjalan dengan baik.
  Adapun kegiatan yang akan kami lakukan selama seminggu ke depan
  adalah:
  5 -- 9 Oktober 2009 = Situs SABDA Alkitab Pindah ke Server Baru
  7 Oktober 2009 = Peluncuran SABDA exe
  9 Oktober 2009 = Peluncuran Fitur Baru di Situs SABDA Alkitab
                   (expository)
  9 Oktober 2009 = Peluncuran Tutorial "SABDA Alkitab", 9 Oktober 2009 = Info SABDA.net

  Jika Anda ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang perayaan
  ",15 Tahun SABDA" dan bagaimana Anda bisa berpartisipasi, silakan
  berkunjung ke:
  ==> http://fb.sabda.org/info.php

  atau menulis email ke:
  ==> < fb(at)sabda.org >

______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih
Kontributor: Diah Rahayu A.
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
copyright(e) e-BinaAnak 2009 -- YLSA
http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org>
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/

Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net:
http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak

Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org/

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org