Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/169

e-BinaAnak edisi 169 (19-3-2004)

Disiplin

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><

Daftar Isi:                                       Edisi 169/Maret/2004
~~~~~~~~~~~
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL              : Membina Disiplin dengan Memberi Teladan
    o/ TIPS MENGAJAR        : Menanamkan Disiplin Secara Alkitabiah
    o/ BAHAN MENGAJAR       : Belajar tentang Disiplin
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Surat untuk Tim PEPAK
    o/ MUTIARA GURU

=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus,

  Pembahasan kita mengenai "Menanamkan Sikap Positif pada Anak" masih
  kita lanjutkan minggu ini. Setelah kita membicarakan tentang
  bagaimana mengajarkan anak memiliki sikap bersyukur dan jujur,
  minggu ini kita akan membicarakan tentang sikap disiplin.

  Disiplin sering diartikan dengan "ketegasan" dan "kekerasan". Banyak
  yang menganggap bahwa satu-satunya cara untuk mendisiplin seorang
  anak adalah dengan menggunakan "rotan" atau dengan kata-kata kasar
  yang keras. Mungkin itu bisa berhasil, tapi cara menanamkan disiplin
  seperti itu bisa menimbulkan luka batin dalam hati anak-anak kita.
  Akibatnya bukan rasa disiplin yang tumbuh dalam diri mereka tetapi
  malah menimbulkan jiwa pembrontakan atau gangguan emosi lainnya.

  Dalam edisi ini kita akan belajar tentang bagaimana seharusnya kita
  sebagai orangtua maupun pelayan anak menanamkan disiplin dalam diri
  anak-anak. Kapan kita dapat menggunakan "rotan" atau kekerasan dan
  kapan kita harus menggunakan kata-kata yang lemah lembut? Bagaimana
  mendidik anak disiplin dengan cara Alkitab? Untuk mendapatkan
  jawaban-jawabannya, simaklah seluruh sajian kami minggu ini dan
  dapatkan wawasan baru di dalamnya.

  Selamat mengajar dan menjadi teladan!

  Tim Redaksi

        "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,
          maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang
                  dari pada jalan itu." (Amsal 22:6)
          < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Amsal+22:6 >


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ ARTIKEL

                MEMBINA DISIPLIN DENGAN MEMBERI TELADAN
                =======================================

  Pada hakekatnya, manusia itu adalah merupakan "kesatuan". Apalagi
  seorang anak, ia selalu membuktikan bahwa dirinya selalu bereaksi
  sebagai suatu keutuhan, suatu kesatuan. Jika phisiknya dirangsang
  segenap pribadinya beraksi. Namun demikian kita juga dapat menarik
  kesimpulan, jika ada salah satu peristiwa yang menarik perhatiannya,
  ini dengan sendirinya merupakan pusat segala kegiatannya.

  Pendidikan yang baik, adalah pendidikan yang seimbang, di mana
  sekolah dan rumah tangga yang mendidik anak dalam ilmu pengetahuan
  saja tidaklah ideal, sebab suatu saat si anak akan mengalami
  kesukaran dalam hidupnya.

  Kesabaran adalah modal besar bagi orangtua dalam mendidik anak.
  Seorang sabar akan lebih berhasil dalam mendidik anaknya daripada
  seorang pemarah, walaupun ia mempunyai alat peraga yang lengkap.
  Karena walau bagaimanapun juga tidaklah tepat kalau anda hanya
  menyuruh atau memarahi mereka saja tanpa memberikan bimbingan, atau
  tuntutan langsung kepada mereka.

  Kalau kita perhatikan, tidak jarang anak-anak yang sulit mengikuti
  atau mematuhi cara hidup teratur yang telah ditetapkan. Dalam hal
  semacam ini, orangtua haruslah menginstrospeksi diri, apakah
  merekapun sudah berbuat atau sudah menunjukkan pola hidup yang
  teratur? Seandainya orangtua menghendaki agar putera-puterinya
  menyimpan tas, pakaian, sepatu dan alat-alat main pada tempat yang
  telah disediakan, maka sebagai orangtua, mereka juga harus melakukan
  hal yang sama. Sebab tanpa teladan orangtua secara konsisten, akan
  sangat sukar diharapkan keteraturan hidup dari anak.

  Pada dasarnya mencegah timbulnya bentuk pelanggaran itu lebih baik
  daripada menjatuhkan hukuman atas suatu pelanggaran. Untuk itu
  setidak-tidaknya anak perlu tahu dan mematuhi peraturan dasar.

  Orangtua seyogyanya dapat memberikan pertolongan yang maksimal
  kepada anak, dan pertolongan yang kita berikan itu hendaklah bisa
  menjadi bantuan atau dorongan bagi si anak untuk melakukan sesuatu
  yang berguna untuk dirinya. Hal seperti ini akan dapat menimbulkan
  perasaan dalam diri si anak, bahwa daripadanya diharapkan sesuatu.
  Tetapi apa yang kita harapkan itu adalah hal-hal yang sesuai dengan
  apa yang sanggup mereka lakukan. Dengan perkataan lain, bantulah
  anak anda paling tidak untuk bisa mengurus dirinya sendiri.

  Pada umumnya mendidik atau mengajar anak dengan memberikan suatu
  teladan akan lebih berhasil daripada sekedar memberitahukan segala
  peraturan dan nasihat tanpa memberi contoh langsung dari
  orangtuanya. Sebaliknya orangtua akan lebih tidak berhasil dalam
  mendidik seorang anak, jika isi perkataannya bertentangan dengan
  perbuatan atau sikap hidupnya.

  Sebagai misal, ibu dan bapak Subagio melarang anak-anak mereka untuk
  membakar petasan. Tetapi bilamana bapak Subagio pergi ke luar kota,
  ibu Subagio memperbolehkan anak-anak tersebut membakar petasan
  dengan satu syarat, mereka tidak boleh memberitahukan hal ini kepada
  ayah, jika seandainya ayahnya nanti pulang dari luar kota.

  Barangkali di sinilah mulai diterapkan satu pelajaran "penipuan"
  yang diajarkan dengan cukup berhasil kepada anak-anaknya, maka
  akibatnya, si anak akan mulai belajar menipu, dengan mulai menutup-
  nutupi kesalahan, si anak akan mulai memberitahukan segala sesuatu
  kepada orangtuanya yang sangat berlainan dengan hal yang sebenarnya.
  Semuanya ia lakukan dengan tidak mempunyai perasaan bersalah
  sedikitpun. Inilah satu hal yang nyata-nyata harus kita hindari,
  sebelum si anak lebih jauh melakukan hal-hal yang akan merugikan
  dirinya sendiri.

  Anak-anak adalah bagaikan sebuah cermin kecil yang sempurna, yang
  akan membayangkan bayangan segala sesuatu yang terjadi di
  sekelilingnya. Kebisaan dan tingkah laku orangtua akan kelihatan
  oleh mereka.

  Kalau orangtua tersenyum tatkala ia bicara, besar kemungkinan anak
  itupun akan tersenyum ketika ia menjawab. Kalau orangtua banyak
  mengomel dan cerewet, maka anak itu mungkin akan merajuk dan
  cengeng.

  Pokoknya segala apa yang dilihat, didengar, dan dialami si anak,
  maka sedikit demi sedikit akan mempengaruhi sikap dan perbuatannya.

  Sebaiknya hindarkan keterlaluan dalam disiplin. Sedikit demi sedikit
  pimpinlah anak itu supaya berpikir dan menimbang buat dirinya
  sendiri, hingga dapat memerintahkan dirinya dengan selamat.

  Anak-anak yang memasuki usia remaja membutuhkan sekali petunjuk dan
  bimbingan dari orangtua. Mereka sedang dalam masa mencari jalan
  mereka sendiri, sedang mencari identitas diri mereka sendiri, oleh
  karena itu kalau mereka tidak mendapatkan petunjuk dari orangtua,
  maka mereka akan mencari petunjuk dari luar, yang justru biasa
  berakibat fatal.

  Untuk itu orangtua yang bijaksana akan senantiasa memberikan
  bimbingan serta mengarahkan putera-puterinya ke arah lebih baik,
  tentunya dengan disertai perbuatan yang nyata dan positif, guna
  diteladani oleh anak-anak mereka.

  Sumber:
  Judul Buku: Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga
  Penulis   : Alex Sobur
  Penerbit  : Kanisius, Yogyakarta, 1987
  Halaman   : 53 - 55


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ TIPS MENGAJAR

  Bagaimana cara menanamkan disiplin dengan cara yang benar dan
  berpedoman pada firman Tuhan? Temukan jawabannya dalam tips berikut
  ini.

                 MENANAMKAN DISIPLIN SECARA ALKITABIAH
                 =====================================

  Alkitab menguraikan dengan jelas tentang prinsip disiplin, khususnya
  kitab Amsal. Di bawah ini dikutip ayat-ayat yang berhubungan dengan
  konsep mendisiplin anak.

  1. Amsal 23:13-14:
        "Jangan menolak didikan dari anakmu, ia tidak akan mati kalau
        engkau memukulnya dengan rotan. Engkau memukulnya dengan
        rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang
        mati.", 2. Amsal 29:15:
        "Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang
        dibiarkan mempermalukan ibunya.", 3. Amsal 22:15:
        "Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat
        didikan akan mengusir itu dari padanya.", 4. Amsal 3:11-12:
        "Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan, dan
        janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena Tuhan
        memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah
        kepada anak yang disayangi.", 5. Wahyu 3:19:
        "Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu
        relakanlah hatimu dan bertobatlah.", 6. Ibrani 12:7:
        "Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu
        seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar
        ayahnya?", 7. Ibrani 12:10,11:
        "..., tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya
        kita beroleh bagian di dalam kekudusan-Nya.", 8. Amsal 22:6:
        "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka
        pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu."

  KONSEP ALKITAB

  1. Dasarnya adalah kasih.
     ----------------------
     Mendisiplinkan anak harus didasari atas kasih, mendisiplin di
     luar kasih hanyalah sekadar sikap emosional dan motivasi yang
     jahat. Jika tidak ada petunjuk yang tepat, itu hanya sikap
     negatif dan bukan positif. Kasih harus merupakan pusat dari
     segala disiplin.

  2. Memukul dengan tepat.
     ---------------------
     Alkitab mengizinkan orangtua untuk memukul anak, tetapi bukan
     melukai. Pukulan yang berlebihan akan merusak anak dan itu bukan
     ajaran Tuhan Yesus.

  3. Jangan mengutuk.
     ----------------
     Mengutuk anak ditentang oleh Alkitab, sebab membuat anak
     dikelabui oleh kebodohan. Lebih baik dengan tongkat memukul
     mereka untuk mencegah mereka melakukan hal yang jahat. Jangan
     mengutuk anak untuk melakukan yang bobrok. Mengasihi anak harus
     juga mendisiplin mereka.

  4. Menghormati dengan sikap.
     -------------------------
     Pendidik harus sadar bahwa ia bukanlah orang yang sempurna.
     Kadang ia dapat melakukan keputusan yang salah, akan tetapi
     seorang anak masih polos, murni, dan lucu. Tuhan Yesus
     mengajarkan bahwa kita harus seperti anak-anak, jika tidak, kita
     tidak akan masuk Kerajaan Surga. Dengan rela merendahkan diri,
     kita akan dapat banyak belajar dari anak-anak. Mengajarlah dengan
     sikap yang hormat, dan itu akan mengurangi banyak kesalahan.

  5. Mengajar dengan utuh.
     ---------------------
     Mendisiplinkan anak adalah proses mendidik dan membina, serta
     mengarahkan melalui perkataan, pembinaan, pendampingan,
     penginsafan, dan pemberian contoh.

  6. Memberi petunjuk jalan mana yang harus dijalani.
     ------------------------------------------------
     Amsal memberitahukan, "Didik anak di jalan yang benar." Apakah
     yang dimaksud dengan jalan yang benar itu? Inti ajaran Taurat
     menyimpulkan supaya kita "mengasihi Allah dengan segenap hati,
     segenap jiwa dan segenap akal budi" dan "mengasihi sesamamu
     manusia seperti dirimu sendiri" (Markus 12:30,31). Tidak ada
     hukum yang lebih besar dari hukum ini. Anak harus diajar terlebih
     dahulu untuk mengasihi dan menghormati Allah sebab takut akan
     Allah merupakan segala sumber dari hikmat (Amsal 9:10). Mendidik
     mereka untuk mengasihi dan menghormati orang lain, orang dewasa,
     penguasa, dan yang lemah, mengajar mereka mengasihi diri sendiri.
     Seorang yang mengasihi diri sendiri dan menghormati orang lain
     akan menjadi manusia yang bertanggung jawab dan dengan sehat ia
     bertumbuh.

  7. Menyerahkan segala sesuatu pada Tuhan.
     --------------------------------------
     Alkitab berjanji, apabila anak dididik dengan baik dan dalam
     jalan yang benar, mereka tidak akan menyeleweng. Ini adalah satu
     hiburan yang menguatkan, dorongan yang besar untuk menyerahkan
     anak kepada Tuhan, berdoa untuk mereka dan yakin seperti yang
     dikatakan dalam Efesus 3:20 -- "Bagi Dialah yang dapat melakukan
     jauh lebih banyak daripada yang kita doakan dan pikirkan, seperti
     ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita."

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku        : Menerobos Dunia Anak
  Judul Artikel Asli: Prinsip Disiplin -- Prinsip Alkitab
  Penulis           : Dr. Mary Go Setiawan
  Penerbit          : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 2000
  Halaman            : 65 - 67


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ BAHAN MENGAJAR

  Pelajaran berikut ini merupakan pelajaran berseri selama 6 hari yang
  dapat dipakai orangtua dan juga para pelayan anak dalam usaha
  menanamkan sikap disiplin dengan cara lain, bukan hanya dengan
  hukuman dan kemarahan.

                       BELAJAR TENTANG DISIPLIN
                       ========================

  Refleksi untuk Orangtua:
  ------------------------
  Banyak orang mengira disiplin adalah kata lain dari hukuman. Ini
  tidak benar karena hukuman mengarah kepada perubahan perilaku,
  sedangkan disiplin diberikan agar terjadi perubahan hati. Kita tahu
  bahwa perubahan hati pada akhirnya akan mengarah pada perubahan
  perilaku, namun perubahan perilaku belum tentu membawa perubahan
  hati. Kita dapat melarang Anthony kecil menuang susu (hukuman), atau
  kita dapat membeli susu dengan kemasan lebih kecil, menandai gelas
  dengan garis tanda sudah penuh dan menunjukkan kepadanya di mana
  kita menyimpan lap dan cairan pembersih meja (disiplin).

  Dalam bukunya "Making All Things New" (Menjadikan Segala Sesuatu
  Baru), Henri Nowen mengatakan bahwa "disiplin adalah sisi lain dari
  pemuridan. Melakukan kedisiplinan secara rohani membuat kita lebih
  peka terhadap suara Allah yang merdu dan lembut." Kita begitu sibuk
  sehingga kita tidak lagi sempat mencari hal-hal yang rohani. Kita
  perlu disiplin karena kita perlu belajar mendengarkan Allah.

  Refleksi untuk Seluruh Anggota Keluarga:
  ----------------------------------------
  Berapa lama kamu dapat menahan napas? Dapatkah kamu tidak berbicara
  satu patah kata pun selama lima menit? Apakah kamu segera
  mengerjakan semua pekerjaan rumah sepulang dari sekolah? Dapatkah
  kamu bermain lompat tali atau mengendarai sepeda? Dapatkah jari
  jarimu membuat bunyi-bunyian tertentu, dapatkah kamu bersiul atau
  meniup permen karet? Mempelajari semua ketrampilan ini membutuhkan
  kedisiplinan. Membutuhkan banyak latihan, sedikit frustrasi dan
  mungkin lecet-lecet di lutut hingga dapat berhasil.

  Disiplin diterapkan dengan maksud agar kamu dapat melakukan hal-hal
  indah yang selalu ingin kamu lakukan dan agar kamu puas terhadap
  diri sendiri apabila berhasil melakukannya. Selain itu juga untuk
  mempersiapkan dirimu menjadi seseorang yang dikehendaki Allah.
  Kadang-kadang kedisiplinan sukar diterapkan, tetapi itulah jalan
  yang menjamin kita sampai ke tujuan.

  Pelajaran:
  ----------

  HARI KE-1: ALLAH MEMPERLENGKAPI MUSA
  (Keluaran 3:9-12, 4:1-5, 10-17)

  Allah menampakkan diri kepada Musa dalam semak duri yang menyala di
  GunungHoreb, dan memanggil Musa untuk pergi ke Mesir dan membebaskan
  Bangsa Israel dari perbudakan.

  1. Bagaimana tanggapan Allah setiap kali Musa menyatakan ketakutan
     dan ketidakpastiannya?

  2. Terkadang kita merasa bahwa pekerjaan yang harus kita lakukan
     terlalu sukar. Pekerjaan apa yang saat ini kamu rasa terlalu
     sukar? Diskusikanlah bagaimana Anda sekeluarga dapat saling
     membantu agar pekerjaan itu bisa diselesaikan.

  HARI KE-2: ANAK YANG BIJAK
  (Amsal 13:1-4)

  Amsal memuat banyak pepatah. Tujuan penulisan kitab ini adalah untuk
  memberi pengertian kepada orang muda agar mampu mengarungi
  kehidupan.

  1. Nafsu siapakah yang dipuaskan dalam ayat-ayat ini? Apa makna ayat-
     ayat ini bagimu?

  2. Hal-hal apa yang orang lain kerjakan untukmu, yang seandainya
     kamu tahu bagaimana melakukannya maka kamu ingin mengerjakannya
     sendiri? Bagaimana kamu akan belajar untuk mengerjakannya?

  HARI KE-3: PERKATAAN KITA DIPERHITUNGKAN
  (Amsal 15:1-5)

  1. Apa perbedaan antara lidah orang bijak dengan mulut orang bebal?

  2. Pernahkah kamu kehilangan kesabaran dan mengucapkan kata
     kata yang sebenarnya tidak ingin kamu ucapkan?
     Apa yang terjadi antara kamu dengan orang yang mendengar ucapanmu
     itu? Adakah cara lain yang dapat kamu pakai untuk menanganinya?

  HARI KE-4: YESUS DICOBAI
  (Lukas 4:1-13)

  1. Bagaimana tanggapan Yesus setiap kali Iblis mencobai Dia?

  2. Yesus telah mempersiapkan diri untuk menghadapi segala sesuatu
     yang akan dihadapi-Nya di dunia. Bagaimana kamu mempersiapkan
     dirimu?

  HARI KE-5: MURID-MURID BERTENGKAR
  (Markus 9:33-37)

  Yesus baru saja menyembuhkan seorang anak yang bisu dan tuli. Dia
  dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan menuju ke Kapernaum.

  1. Apa yang dipertengkarkan oleh murid-murid?

  2. Yesus lebih memperhatikan masalah yang dipertengkarkan dan bukan
     sikap para murid. Bicarakanlah mengenai pertengkaran yang kamu
     alami akhir-akhir ini. Apa yang lebih kamu perhatikan, sikap
     orang yang bertengkar denganmu atau masalah yang dipertengkarkan?

  HARI KE-6: DISIPLIN DALAM PELAYANAN KRISTEN
  (1Timotius 4:1-16)

  1. Apa yang harus kita pegang teguh dan kita ajarkan pada orang
     lain?

  2. Bagaimana keluarga Anda dapat memperlengkapi diri untuk hidup
     dekat dengan Allah? Apa hal-hal lain yang dapat Anda gali
     bersama?

  Aktivitas Khusus: Menulis Buku Harian
  -------------------------------------
  Salah satu dari latihan kedisiplinan yang banyak membantu dan telah
  saya kembangkan adalah menulis buku harian. Saya memulai setiap
  halaman dengan "Allah terkasih." Kadang-kadang ada derai air mata
  sementara saya menuangkan ketakutan serta kerinduan saya yang
  terdalam. Buku harian saya merupakan rekaman doa-doa dan pergumulan
  saya bersama Allah.

  Minggu ini, berikan pada setiap orang beberapa lembar kertas untuk
  dipakai sebagai catatan harian. Setiap hari tulislah atau buatlah
  gambar mengenai kehidupanmu. Ungkapkanlah apa yang ada dalam hatimu
  kepada Bapa Surgawi dengan cara yang paling cocok untukmu. Pada
  akhir minggu, bicarakanlah pengalaman Anda menulis buku harian. Beri
  kesempatan kepada setiap anggota keluarga yang ingin membagikan apa
  yang ditulisnya.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Belajar Bersama
  Penulis   : Janice Y. Cook
  Penerbit  : Yayasan Gloria, Yogyakarta, 1999
  Halaman   : 64 - 66


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: Eva Regar <evaregar9257@>
  >terima kasih atas pelajaran yang telah saya dapatkan tentang
  >kegiatan dengan memakai alkitab. Tuhan memberkati pelayanan
  >pepak, jika boleh saya kan belajar lebih banyak lagi melalui
  >pelayanan pepak
  >
  >salam dalam Tuhan

  Redaksi:
  Tujuan dibangunnya Situs PEPAK memang untuk melengkapi para pelayan
  anak agar dapat melakukan tugas pelayanan dengan lebih baik. Kami
  sangat bersyukur situs PEPAK telah menolong Anda, kami harap ada
  lebih banyak pelayan anak lain yang bisa mendapatkan berkat darinya.
  Sudahkah Anda membagikan berkat yang Anda terima ke rekan-rekan Anda
  yang lain?


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ MUTIARA GURU

                    Rencana pelajaran harian saya:
                     Hari ini saya mengerti bahwa
            perbuatan saya jelas akan berbicara lebih jelas
                    dibandingkan kata-kata saya --
                  mudah-mudahan perbuatan saya mulia.


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
                 Staf Redaksi: Davida, Oeni, dan Ratri
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                  Copyright(c) e-BinaAnak 2004 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org